1 PENDAHULUAN
2 ANALISIS KEBUTUHAN
KESIMPULAN STUDI
LATAR BELAKANG
DUKUNGAN PERATURAN PERUNDANGAN
TUGAS DAN WEWENANG
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 PEMERINTAH DAERAH
Perpres 39 Tahun 2015 tentang KPBU
dalam penyediaan infrastruktur
PERAN SERTA MASYARAKAT
Permen PPN 4 Tahun 2015 tentang
Panduan Umum KPBU
DAN DUNIA USAHA
SASARAN
01 02 03 04 05
RENCANA RENCANA STUDI PENDAHULUAN; REKOMENDASI REKOMENDASI
BENTUK KPBU; PENAWARAN • Analisis Kebutuhan BENTUK KRITERIA
Skema Pembiayaan KERJASAMA; • Kriteria Kepatuhan KERJASAMA UTAMA
Proyek dan Sumber Jadwal, Proses, dan • Kriteria Faktor penentu manfaat uang dan skema dalam pemilihan
• Analisis bentuk kerja sama, potensi pembiayaan BADAN USAHA
Pendanaan Cara Penilaian pendapatan dan proyek
• Rekomendasi dan rencana tindak lanjut
RUANG LINGKUP
3
Kepentingan
Kepastian KPBU mendapat dukungan dari pemangku kepentingan
yang berkaitan, salah satunya melalui konsultasi publik
• kesesuaian dengan peraturan
perundang-undangan
4
• kesesuaian KPBU dengan
Kriteria kepatuhan (compliance criteria) RPJMN/RPJMD/Renstra Dinas/RKPD
• kesesuaian lokasi KPBU dengan
RTRW
• keterkaitan antar sektor infrastruktur
KONDISI EKSISTING Kesesuaian dengan Perhitungan Biaya Kemampuan pengguna Rekomendasi bentuk
PERUMAHAN & PERMUKIMAN: peraturan perundang- Dasar (Base Cost) untuk membayar KPBU
▪ Lokasi dan fungsi undangan yang berlaku
perumahan
▪ Jenis perumahan yang Kemampuan fiskal
Kesesuaian KPBU dengan Analisis Pembiayaan
telah ada di sekitarnya pemerintah daerah, Rekomendasi kriteria
(Financing)
▪ Pengelola rumah susun Rencana Pembangunan BUMD dalam utama dalam pemilihan
▪ Pengguna rumah susun • RPJPN melaksanakan KPBU badan usaha
▪ Manfaat rumah susun • RPJMN
• RPJMD
▪ Kualitas rumah susun Analisis Biaya Lain-
• Renstra Dinas Perumahan lain (Ancillary Cost)
▪ Biaya atau tarif sewa
& Permukiman
rumah susun • Rencana bisnis BUMN/
Identifikasi potensi Rencana jadwal
pendapatan lainnya kegiatan penyiapan dan
BUMD
Analisis Competitive transaksi KPBU
Neutrality
TREN PENYEDIAAN DEMOGRAFI DAN
PERUMAHAN SAAT INI KEBUTUHAN Perkiraan bentuk
Kesesuaian lokasi KPBU dukungan pemerintah
• Pergeseran paradigma dari • Jumlah penduduk dengan RTRW & RDTR
penyediaan landed houses eksisting & proyeksi
menjadi vertikal • kajian kebutuhan
• Rendahnya keterjangkauan perumahan
MBR dalam memiliki rumah
• Ketimpangan antara pasokan
• gap antara perumahan
eksisting dengan Konsultasi Publik menjadi pelengkap dari Studi
(supply) dan kebutuhan
(demand)
kebutuhan penyediaan
perumahan Pendahuluan dalam rangka
• Penerimaan tanggapan dan masukan dari pemangku
INISIATIF PEMERINTAH
kepentingan
DAERAH • Evaluasi terhadap hasil yang didapat dari Konsultasi
• alokasi anggaran untuk
perumahan Publik dan implementasinya dalam KPBU.
• program yang sedang
atau akan dijalankan
Dilakukan pada tahapan berikutnya
JUMLAH ASN PROVINSI JAWA BARAT
BERDASARKAN GOLONGAN
Luas Lahan
34.815 m
+
2
RUSUN
GEDE
BAGE
KONDISI FISIK TAPAK
Keterangan :
(1) Eksisting lahan Sawah;
(2) Akses Masuk Jalan
Rancanumpang;
(3) Sungai Cinambo;
(4) Batas Site Selatan
(Saluran Drainase Kota);
(5) Batas Site Barat.
KONDISI FASOS FASUM
DI SEKITAR TAPAK
DASAR PERTIMBANGAN EKONOMI
AGLOMERASI DAGO ATAS DSK.
Tinjauan Lokasi Tempat Kerja
ASN PROVINSI JAWA BARAT
AGLOMARESI CICENDO
DSK.
AGLOMERASI OPD
Provinsi Jawa Barat
di Kota Bandung
AGLOMARESI MARTADINATA
DSK.
Lokasi
Rusunawa
ASN
Rincian OPD NO AGLOMERASI OPD
Provinsi Jawa Barat AGLOMERASI DAGO ATAS DSK.
Berdasarkan 1. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Aglomerasi 2. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
3. Bappeda Provinsi
AGLOMARESI CICENDO DSK.
4. Dinas Kesehatan
5. Dinas Pendidikan
AGLOMARESI ASIA AFRIKA DSK.
6. Dinas Kelautan dan Perikanan
7. Dinas Sumber Daya Air
8. Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang
9. Dinas Perindustrian dan Perdagangan
10. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
AGLOMARESI MARTADINATA DSK.
11. Badan Kepegawaian Daerah
12. Satuan Polisi Pamong Praja
13. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
14. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
15. Dinas Perhubungan
PENJAMINAN PEMERINTAH
• Peraturan Presiden No. 78/2010
• PMK 260/PMK.011/2010
DEFINISI & TUJUAN KPBU
PERPRES NO.38/2015
Definisi KPBU adalah kerjasama antara pemerintah dan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur untuk kepentingan umum
dengan mengacu pada spesifikasi yang telah ditetapkan
sebelumnya oleh Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah/Badan
Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah, yang sebagian
atau seluruhnya menggunakan sumber daya Badan Usaha
dengan memperhatikan pembagian risiko diantara para pihak
(pasal 1 ayat 6).
Tujuan KPBU (pasal 3) :
a. Mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan dalam
Penyediaan Infrastruktur melalui pengerahan dana swasta;
b. Mewujudkan Penyediaan Infrastruktur yang berkualitas, efektif, efisien,
tepat sasaran, dan tepat waktu;
c. Menciptakan iklim investasi yang mendorong keikutsertaan Badan Usaha
dalam Penyediaan Infrastruktur berdasarkan prinsip usaha secara sehat;
d. Mendorong digunakannya prinsip pengguna membayar pelayanan yang
diterima, atau dalam hal tertentu
e. mempertimbangkan kemampuan membayar pengguna; dan/atau
f. Memberikan kepastian pengembalian investasi Badan Usaha dalam
Penyediaan Infrastruktur melalui mekanisme pembayaran secara
berkala oleh pemerintah kepada Badan Usaha.
Prinsip KPBU - PERPRES NO.38/2015
PENGENDALIAN
DAN
KEMITRAAN KEMANFAATAN BERSAING EFISIEN EFEKTIF
PENGELOLAAN
RISIKO
❑ Kemitraan,
Kerjasama antara pemerintah dengan Badan Usaha dilakukan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan persyaratan yang mempertimbangkan kebutuhan kedua belah pihak;
❑ Kemanfaatan,
Penyediaan Infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah dengan Badan Usaha untuk memberikan
manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat;
❑ Bersaing,
Pengadaan mitra kerjasama Badan Usaha dilakukan melalui tahapan pemilihan yang adil, terbuka, dan
transparan, serta memperhatikan prinsip persaingan usaha yang sehat;
❑ Efisien,
Kerja sama Penyediaan Infrastruktur mencukupi kebutuhan pendanaan secara berkelanjutan dalam
Penyediaan Infrastruktur melalui dukungan dana BADAN USAHA.
❑ Efektif,
Kerja sama Penyediaan Infrastruktur mampu mempercepat pembangunan sekaligus meningkatkan
kualitas pelayanan pengelolaan dan pemeliharaan infrastruktur; dan
❑ Pengendalian dan pengelolaan risiko,
Kerja sama Penyediaan Infrastruktur dilakukan dengan penilaian risiko, pengembangan strategi
pengelolaan, dan mitigasi terhadap risiko;
POKOK-POKOK PERPRES NO.38/2015
tentang KPBU dalam penyediaan infrastruktur
PEMERINTAH BADAN USAHA
Termasuk
OBYEK
Infrastruktur Ekonomi dan Infrastruktur Sosial Infrastruktur
KERJASAMA Perumahan Rakyat
▪ Tahap Perencanaan
TAHAPAN ▪ Tahap Penyiapan
▪ Tahap Transaksi
TATA CARA PELAKSANAAN KPBU SECARA UMUM
PERENCANAAN PENYIAPAN TRANSAKSI PELAKSANAAN
KPBU KPBU KPBU KPBU
Pengajuan Dukungan
& Jaminan Pemerintah Konstruksi dan
Financial Close
Operasi
Penyusunan Kajian
Akhir Prastudi Penandatanganan Perjanjian KPBU
Kelayakan (FBC) Pra-kualifikasi Perjanjian KPBU Berakhir
Konsultasi Publik
Capacity & Request Pendirian Badan
Building Market Sounding Proposal Usaha Pelaksana
KPBU Perumahan
a. infrastruktur Transportasi
b. infrastruktur …………….
c. ………………….
r. Infrastruktur perumahan rakyat, antara lain:
1. perumahan rakyat untuk golongan rendah; dan/ atau
2. rumah susun sederhan sewa
Sumber: Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015
JENIS-JENIS INFRASTRUKTUR KPBU
Berdasarkan Permen PUPR No. 21/2018
Sumber Air
Jalan Minum
Daya Air
Infrastruktur perumahan
rakyat, antara lain: - perumahan
rakyat untuk golongan rendah -
rumah susun sederhana sewa
(Permen PPN No.4/2015)
Pengelolaan Pengelolaan Perumahan
Limbah Persampahan Rakyat
Domestik
Sumber: Infrastruktur →
Permen PUPR No. 21/2018 Dapat Di-Bundling
TAHAPAN PELAKSANAAN KPBU → Berdasarkan Permen PPN No.4/2015
TAHAP I: TAHAP II: TAHAP III:
PERENCANAAN PROYEK KERJA SAMA PENYIAPAN PROYEK KERJA SAMA TRANSAKSI PROYEK KERJA SAMA
Output :
Dokumen Perjanjian KPBU
Dokumen Pelelangan Umum
Output: Output:
Dokumen Persetujuan Prinsip
Studi Pendahuluan Daftar Prioritas Proyek Prastudi Kelayakan Dokumen Persetujuan Prinsip Dukungan Kelayakan
Dokumen Perjanjian Penjaminan
Dokumen Perjanjian Regres
BAPPENAS, Menteri/Kepala Lembaga/Kepala BAPPENAS, PJPK, BKPM, Kemenkeu, BUPI, BAPPENAS, PJPK, KEMENKEU, BUPI, BKPM, KEMEN.
Daerah/ Direksi BUMN/Direksi BUMD BPN, KLH AGRARIA DAN TATA RUANG, dan KLH
ORGANISASI DALAM PELAKSANAAN KPBU
Menteri/Kepala
Lembaga/Kepala
Daerah/Kepala BUMN/ BUMD
RENCANA
LOKASI RUSUN
GEDE BAGE
LOKASI RUSUN
Berdasarkan arahan RDTR SWK Gedebage
KEWENANGAN PROVINSI DALAM BIDANG PKP
Berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Pendataan Penyediaan dan Rehabilitasi Rumah Korban Bencana atau Relokasi Program Provinsi
1. Identifikasi Perumahan di Lokasi Rawan Bencana atau Terkena Relokasi Program Provinsi
2. Identifikasi Lahan-lahan Potensial sebagai Lokasi Relokasi Perumahan
3. Pengumpulan Data Rumah Korban Bencana Kejadian Sebelumnya yang Belum Tertangani
4. Pendataan Tingkat Kerusakan Rumah Akibat Bencana
5. Pendataan dan Verifikasi Penerima Rumah bagi Korban Bencana Alam atau Terkena Relokasi Program Provinsi
6. Pendataan Rumah Sewa Milik Masyarakat, Rumah Susun dan Rumah Khusus
Sosialisasi dan Persiapan Penyediaan dan Rehabilitasi Rumah Korban Bencana atau Relokasi Provinsi
1. Sosialisasi Standar Teknis Penyediaan dan Rehabilitasi Rumah kepada Masyarakat/Sukarelawan Tanggap Bencana
2. Sosialisasi tentang Mekanisme Penggantian Hak Atas Tanah dan Bangunan
3. Sosialisasi Pengembangan Perumahan Baru dan Mekanisame Akses Perumahan KPR-FLPP
4. Pembentukan dan Pelatihan Tim Satgas, Pendamping dan Tim Fasilitator
5. Rembug Warga untuk Menentukan Calon Penerima Rumah bagi Korban Bencana
6. Koordinasi untuk Menyepakati Penerima dan Jenis Pelayanan
Pembangunan dan Rehabilitasi Rumah Korban Bencana atau Relokasi Program Provinsi
1. Rehabilitasi Rumah bagi Korban Bencana
2. Penyusunan Site Plan dan/atau Detail Engineering Design (DED) bagi Rumah Korban Bencana atau Relokasi Program Provinsi
3. Pengadaan Lahan untuk Pembangunan Rumah bagi Korban Bencana
4. Pembangunan Rumah bagi Korban Bencana
5. Pembangunan Rumah Khusus beserta PSU bagi Korban Bencana atau Relokasi Program Provinsi
6. Operasional dan Pemeliharaan Lingkungan Perumahan pada Relokasi Program Provinsi
Pendistribusian dan Serah Terima Rumah bagi Korban Bencana atau Relokasi Program Provinsi
1. Pelaksanaan Pembagian Rumah bagi Korban Bencana Kabupaten/Kota atau Relokasi Program Provinsi
2. Penatausahaan Serah Terima Rumah bagi Korban Bencana Provinsi atau Relokasi Program Provinsi
KEWENANGAN PROVINSI DALAM BIDANG PKP
Permendagri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah
Pasal 14 ayat (1) : Pembiayaan Proyek Strategis Nasional yang bersumber dari pembiayaan
lain yang sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf c dapat dilakukan
melalui KPBU dan/atau bentuk pembiayaan lainnya melalui kerja sama sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 15 : Kategori Proyek Strategis Nasional yang penyediaannya dapat dilakukan melalui
prakarsa Badan Usaha, meliputi:
a. Penyediaan infrastruktur pelayanan publik;
b. optimasi barang milik negaraf barang milik daerah;
c. optimasi aset BUMN; dan/atau
d. meningkatkan pendapatan negara d.anlata.u daerah.
Pasal 18 ayat 2 : Jaminan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan
terhadap:
a. kredit atau pembiayaan syariah;
b. kelayakan usaha;
c. KPBU; dan/atau
d. risiko politik.
UU No.23/2014 ttg Pemerintahan Daerah → Perumahan UU No.1/2011 ttg Rumah Susun →
Rakyat dan Kawasan Permukiman merupakan Urusan Kewenangan Pemerintah Provinsi terkait
Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar, namun pembangunan Rumah Susun :
SINTESA HASIL KAJIAN Pemerintah Provinsi tidak ada kewenangan dalam • Menyusun rencana dan program
penyediaan perumahan. pembangunan dan pengembangan
• Kewenangan dari aspek pertanahan → Pemberian izin rumah susun
lokasi lintas kab/kota, Penetapan lokasi pengadaan • Mengalokasikan dana dan/atau biaya
tanah untuk kepentingan umum provinsi, pembangunan untuk mendukung
Perencanaan penggunaan tanah yang hamparannya terwujudnya rumah susun umum,
lintas daerah kab/kota. rumah susun khusus, dan rumah
• Kewenangan dari aspek PSU → Penyelenggaraan PSU susun negara;
permukiman. • Memfasilitasi penyediaan rumah
UU No.1/2011 ttg Perumahan dan Kawasan Permukiman susun bagi masyarakat, terutama bagi
→ Kewenangan Pemerintah Provinsi terkait penyediaan MBR;
perumahan : • Memfasilitasi penyediaaan prasarana,
• Menyusun rencana pembangunan dan pengembangan sarana, dan utilitas umum bagi rumah
perumahan dan kawasan permukiman lintas susun yang disediakan untuk MBR;
kabupaten/kota; • Melakukan pencadangan atau
• Memfasilitasi pengelolaan prasarana, sarana, dan utilitas pengadaan tanah untuk rumah susun
umum perumahan dan kawasan permukiman pada tingkat umum, rumah susun khusus, dan
provinsi; rumah susun negara yang sesuai
dengan peruntukan lokasi
• Mengalokasikan dana dan/atau biaya pembangunan untuk
pembangunan rumah susun.
mendukung terwujudnya perumahan bagi MBR;
• Memfasilitasi penyediaan perumahan dan kawasan
permukiman bagi masyarakat, terutama bagi MBR.
Beberapa Opsi/Peluang Pemerintah Provinsi dalam Penyediaan Perumahan melalui
Skema KPBU:
SINTESA HASIL KAJIAN Dengan adanya batasan kewenanganan, opsi yang bisa dilakukan :
1. Pengembangan instrumen pada setiap tahapan penyelenggaraan KPBU : Identifikasi Proyek KPBU,
penyusunan rencana anggaran dan sumber pembiayaan, identifikasi Badan Usaha potensial, Studi
Pendahuluan KPBU, Penyusunan Kajian Awal Prastudi Kelayakan (OBC), Penyusunan Kajian Akhir
Prastudi Kelayakan (FBC)
2. Pengembangan infrastruktur hanya di PSU permukiman
3. Fasilitasi penyediaan perumahan (Rusun KPBU) tanpa dukungan fasilitas AP (APBD) → konsekuensi perlu
pengembangan blok komersial atau memperbanyak hunian Non MBR (non ASN) atau menaikkan harga
sewa dengan asumsi ASN Jabar memiliki tingkat keterjangkauan pembiayaan perumahan lebih tinggi
dari MBR biasa
4. Fasilitasi penyediaan perumahan (Rusun KPBU) dengan tetap mempertahankan dukungan fasilitas AP
(APBD), dengan memperkuat landasan regulasi terkait kewenangan Pemerintah Provinsi :
Undang-Undang No. 1/ 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman
Undang-Undang No. 20/ 2011 tentang Rumah Susun
PP NO. 42 tahun 2O21 tentang Kemudahan Proyek Strategis Nasional, yang secara eksplisit
menyatakan proyek (dalam hal ini penyediaan perumahan) yang berlokasi/masuk dalam list PSN, bisa
diselenggarakan melalui skema KPBU → Mendukung PSN KCIC
• Pasal 15 : Kategori Proyek Strategis Nasional yang penyediaannya dapat dilakukan melalui
prakarsa Badan Usaha, meliputi: Penyediaan infrastruktur pelayanan publik
• Pasal 18 ayat 2 : Jaminan Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan
terhadap : KPBU
KAJIAN SKEMA PEMBIAYAAN
Kebutuhan Investasi
Biaya Konstruksi
Sumber Pembiayaan
• Pematangan Lahan,
• Pembangunan Rusun 4 Tower,
Modal Badan Usaha AP APBD VGF APBN • Pembangunan Sarana
Prasarana (Mesjid, Shelter, Taman
AP PLUS VGF bermain, Pos Jaga, Gedung
Ekuitas Pinjaman Bank
Serbaguna),
VGF (non AP) • Infrastruktur kawasan (jalan,
drainase, jaringan air bersih, gedung
transformator dan genset, PJU, TPS)
Modal Badan Usaha VGF APBN
22 lantai 18 lantai 14 lantai 12 lantai 10 lantai 8 lantai
Rp. 648,70 M Rp. 535,17 M Rp. 421,64 M Rp. 364,87 M Rp. 308,11 M Rp. 251,34 M
Potensi dan Sumber Pendapatan
Cash In Cash Out
Sewa Hunian Pembayaran
Sewa Komersil Sewa Komersil Pinjaman Modal
Pembayaran Pembayaran OM & Administrasi
Sewa Hunian Layanan dari AP Layanan dari AP
MODEL INVESTASI (ITERASI AWAL – AP & VGF)
Maks. 18 %
Maks. 30 %
Maks. 40 %
Maks. 49 %
SIMULASI INVESTASI (ITERASI AWAL – AP & VGF)
• Masa konsensi 25 tahun, Skema : VGF (49%) dan AP (20%),
• Pinjaman modal bank, tenor 15 tahun, Bunga efektif : 10% per tahun
• Tarif Sewa; Hunian per bulan : ASN = Rp. 700.000, non ASN = Rp. 2.000.000; Komersil per tahun : Rp. 50 juta
• Tingkat hunian : tahun 1-3 : 60%, tahun 4-5 : 70%, tahun 6 – 25 : 95%
• Tingkat hunian komersil : tahun 1-3 : 20%, tahun 4-5 : 50%, tahun 6 – 25 : 90%
• Tingkat pengembalian investasi minimum (MARR) : 12,5%
A. Perbandingan ASN – non ASN = 60 : 40
Lantai Type Biaya Investasi AP APBD pertahun IRR NPV Payback Periode
22 lantai A 648.700.686.470 5.189.605.492 #NUM! (8.181.485.701) - tahun
B 12,68% 1.906.571.196 24 tahun
18 lantai A 535.171.086.470 4.281.368.692 11,76% (6.267.280.512) - tahun
B 12,37% (1.103.445.469) - tahun
14 lantai A 421.641.486.470 3.373.131.892 11,89% (4.113.462.134) - tahun
B #NUM! 6.214.207.952 21 tahun
12 lantai A 364.876.686.470 2.919.013.492 11,98% (3.036.552.945) - tahun
B 13,69% 7.291.117.141 20 tahun
10 lantai A 308.111.886.470 2.464.895.092 12,11% (1.959.643.756) - tahun
B 14,09% 8.368.026.330 18 tahun
8 lantai A 251.347.086.470 2.010.776.692 12,28% (882.734.567) - tahun
B 14,65% 9.444.935.519 17 tahun
SIMULASI INVESTASI (ITERASI AWAL – AP & VGF)
B. Perbandingan ASN – non ASN = 50 : 50
AP APBD Payback
Lantai Type Biaya Investasi pertahun IRR NPV Periode
22 lantai A 13,08 % 5.791.071.970 22 tahun
B 648.700.686.470 6.822.264.162 13,95 % 15.445.179.456 19 tahun
18 lantai A 13,11 % 5.250.639.948 22 tahun
B 535.171.086.470 4.281.368.692 13,66 % 10.077.693.691 20 tahun
14 lantai A 13,19 % 4.710.207.926 22 tahun
B 421.641.486.470 3.373.131.892 14,52 % 14.364.315.412 17 tahun
12 lantai A 13,25 % 4.439.991.915 21 tahun
B 364.876.686.470 2.919.013.492 14,77 % 14.094.099.401 17 tahun
10 lantai A 13,33 % 4.169.775.904 21 tahun
B 308.111.886.470 2.464.895.092 15,10 % 13.823.883.390 16 tahun
8 lantai A 13,44 % 3.899.559.893 21 tahun
B 251.347.086.470 2.010.776.692 15,56 % 13.553.667.379 15 tahun
SIMULASI INVESTASI (ITERASI AWAL – AP & VGF)
Perbandingan IRR dengan MARR
20 %
• Investasi dinilai layak pada
15 % batas yang wajar bila IRR
diatas MARR
10 % • Investasi dinilai sangat
5% layak bila IRR lebih besar 5%
dari MARR
0% • IRR berbanding lurus dengan
22 lantai 18 lantai 14 lantai 12 lantai 10 lantai 8 lantai besaran investasi dan
pendapatan yang diterima
= MARR = Type A = Type B = Sangat• Pada umumnya IRR di atas
(komersil 1 lt) (komersil 2 lt) Layak
angka MARR namun belum
PAYBACK PERIODE
pada batas > 5% dari MARR
• Investasi pada type A : 22 sampai 20 tahun
• Investasi pada type B : 19 sampai 15 tahun
• Payback Periode paling cepat diperoleh pada investasi Rusun 8 lantai dengan jumlah
ruang komersil 2 lantai, yaitu selama 15 tahun
• Bila dibandingkan dengan masa konsensi selama 25 tahun dan masa pinjaman modal
dari bank selama 15 tahun, payback periode dinilai terlalu lama
SIMULASI INVESTASI (ITERASI KEDUA – VGF , non AP)
• Masa konsensi 25 tahun, Skema : VGF (49%)
• Pinjaman modal bank, tenor 15 tahun, Bunga efektif : 10% per tahun
• Tarif Sewa; Hunian per bulan :
Alt 1 : ASN = Rp. 700.000, non ASN = Rp. 2.000.000; Komersil per tahun : Rp. 50 juta
Alt 2 : ASN = Rp. 1.000.000, non ASN = Rp. 2.000.000; Komersil per tahun : Rp. 50 juta
• Perbandingan ASN dan non ASN : (alt 1) 40 : 60, (alt 2) 30 : 70
• Jumlah tower : 4, masing-masing 8 lantai
• Simulasi ruang komersil 2 lantai sd 7 lantai
• Tingkat hunian : tahun 1-3 : 60%, tahun 4-5 : 70%, tahun 6 – 25 : 95%
• Tingkat hunian komersil : tahun 1-3 : 20%, tahun 4-5 : 50%, tahun 6 – 25 : 90%
• Tingkat pengembalian investasi minimum (MARR) : 12,5%
SIMULASI INVESTASI (ITERASI KEDUA – VGF , non AP)
Jumlah Lantai Perbandingan Payback
Sewa ASN/bulan IRR NPV
Komersil / % of total ASN : Non ASN Periode
700.000 5,93% -42.916.923.584 -
40 : 60
1.000.000 #NUM! -41.051.673.307 -
2 lantai / 25%
700.000 #NUM! -38.875.547.984 -
30 : 70
1.000.000 7,06% -36.077.672.569 -
700.000 7,57% -33.936.378.698 -
40 : 60
1.000.000 8,05% -30.827.628.237 -
3 lantai / 37,5%
700.000 #NUM! -30.568.565.698 -
30 : 70
1.000.000 8,44% -28.237.002.852 -
700.000 9,04% -24.955.833.812 -
40 : 60
1.000.000 9,40% -22.468.833.443 -
4 lantai / 50%
700.000 9,43% -22.261.583.413 -
30 : 70
1.000.000 9,69% -20.396.333.136 -
700.000 10,38% -15.975.288.927 -
40 : 60
1.000.000 #NUM! -14.110.038.650 -
5 lantai / 62,5%
700.000 #NUM! -13.954.601.127 -
30 : 70
1.000.000 #NUM! -12.555.663.419 -
700.000 11,61% -6.994.744.041 -
40 : 60
1.000.000 11,77% -5.751.243.856 -
6 lantai / 75%
700.000 11,78% -5.647.618.841 -
30 : 70
1.000.000 11,90% -4.714.993.702 -
700.000 12,75% 1.985.800.845 23 tahun
40 : 60
1.000.000 12,82% 2.607.550.937 23 tahun
7 lantai / 87,5%
700.000 12,83% 2.659.363.445 23 tahun
30 : 70
1.000.000 12,89% 3.125.676.014 23 tahun
Nilai Manfaat Uang (Value for Money)
“ konsep penilaian kinerja suatu organisasi sektor publik berdasarkan tingkat keberhasilan
suatu program kerja mengacu kepada tiga elemen utama : ekonomi, efisiensi dan efektivitas”
• Ekonomi, sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input resources yang digunakan yaitu
dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak efektif. ```
Dari sisi pemerintah provinsi dipandang ekonomis dibandingkan dengan membangun sendiri (tanpa
kerja sama), namun bila dibandingkan skema Kerjasama lain (misalnya Kerjasama pemanfaatan) dapat
dinilai tidak ekonomis
• Efisiensi, Berdaya guna dalam penggunaan sumber daya, yaitu pencapaian output yang maksimum
dengan input tertentu atau penggunaan input yang terendah untuk mencapai output tertentu.
Efisiensi investasi APBD; dengan besaran yang wajar dapat menyediakan hunian rusunawa bagi ASN
pada lahan milik Pemda dengan lokasi yang cukup strategis
• Efektivitas, Berhasil guna dalam mencapai tujuan, yaitu tingkat pencapaian hasil program dengan target
yang telah ditetapkan secara sederhana, efektivitas merupakan perbandingan outcome dengan output.
Investasi APBD yang sangat efektif, tidak hanya menyediakan hunian bagi ASN, tetapi juga
meningkatkan nilai ekonomi lahan serta mengintegrasikan perkembangan ekonomi di kawasan pusat
pertumbuhan Gedebage
Rencana dan Tahapan KPBU RUSUNAWA ASN JABAR
APBD
APBN
Pinjaman Bank
PEMERINTAH
PROVINSI
BUMD
PEMERINTAH
PUSAT
Rencana Bentuk KPBU RUSUNAWA ASN JABAR
APBD
APBN
Pinjaman Bank
PEMERINTAH
PROVINSI
BUMD
PEMERINTAH
PUSAT
KRITERIA BUMD DALAM PELAKSANAAN KPBU BIDANG PERUMAHAN
1. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjalankan kegiatan/usaha
2. Memiliki pengalaman dalam pelaksanaan proyek KPBU perumahan
3. Memiliki kapasitas keuangan dan kekuatan modal usaha dalam pembiayaan dan pelaksanaan
proyek KPBU perumahan serta memiliki manajemen keuangan yang sehat
4. Dalam hal peserta berbentuk Konsorsium :
• Pengalaman dan kemampuan dalam pelaksanaan proyek KPBU sekurang-kurangnya dimiliki
oleh salah satu anggota Konsorsium
• pengalaman dan kemampuan dalam pembiayaan dinilai secara agregat.
5. Memenuhi kewajiban peroajakan
6. Tidak sedang dalam pengampuan, pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan
7. Tidak memiliki pertentangan kepentingan
8. Peserta dapat berbentuk sebagai badan usaha tunggal atau konsorsium
9. Dalam hal peserta melakukan konsorsium, harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :
a. Peserta memiliki perjanjian Konsorsium
b. Perjanjian konsorsium memuat sekurang-kurangnya:
• Kewajiban dan tanggung jawab masing-masing Badan Usaha
• Penunjukan pimpinan konsorsium
• Kewajiban dan tanggung jawab pimpinan Konsorsium
• Pimpinan konsorsium bisa lebih dari 1 Badan Usaha
• Pimpinan konsorsium harus menguasai mayoritas ekuitas dari Badan Usaha pelaksana
yang dibentuk apabila ditetapkan sebagai pemenang/ditunjuk dalam pemilihan.
• Dalam hal pimpinan konsorsium lebih dari 1, maka ditunjuk perwakilan resmi konsorsium.
10. Bukan badan usaha atau lembaga/institusi/organisasi yang melakukan penyiapan dan/atau
transaksi pada proyek KPBU yang sama.
NO KABUPATEN/ KOTA NAMA BUMD ALAMAT NO TELEPON NO KABUPATEN/ KOTA NAMA BUMD ALAMAT NO TELEPON
97
7 KABUPATEN SUKABUMI PT LKM Sukabumi
BHAGASASI Masnaga Kec Cibangkong
PT BINA BANGUN 8 KABUPATEN CIANJUR PDAM TIRTA MUKTI Jl. Siliwangi No. 34 Cianjur (0263) 261157
59 KABUPATEN BEKASI Jl. Jend, Ahmad Yani No. 3 Bekasi (021) 88962606
infrastruktur
Jl Raya Barat No 506 Kompleks
72 KOTA BANDUNG PDAM TIRTA WENING Jl. Badak Singa No. 10 Bandung (022) 2506581 24 KABUPATEN CIAMIS PT LKM Ciamis (0265) 7549045
Pasar Cidalang
PT TIRTA GEMAH
73 KOTA BANDUNG Jl Belitung No 7 (022) 20512887 PDAM TIRTA Jl. RE Martadinata No. 529 (0232) 873927,
RIPAH 25 KABUPATEN KUNINGAN
KAMUNING Kuningan 871190
PT Agronesia 26 KABUPATEN KUNINGAN PD BPR KUNINGAN Jl. Jend Sudirman No. 88 (0232) 8880207-8
and infrastructures
Cirebon Kesambi Jl. Raya Sumedang Cirebon Km
41 KABUPATEN SUMEDANG PDAM TIRTA MEDAL (0261) 202627
PD BPR PASAR KOTA 4,5 Serang Cimalaka
88 KOTA CIREBON Jl. Talang No. 43 (0231) 204150
CIREBON 42 KABUPATEN SUMEDANG PD BPR SUMEDANG Jl. Mayor Abdurahman No. 78 (026) 202667
PD FARMASI CIREMAI Jl Raya Ujung Jaya No 25
89 KOTA CIREBON Jl. Siliwangi No. 171 Cirebon (0231) 203700 43 KABUPATEN SUMEDANG PT LKM Sumedang
Sumedang
CIREBON
PDAM TIRTA DARMA Jl. Letjend Suprapto 25/E
Jl Perjuangan No 99 Kel Marga 44 KABUPATEN INDRAMAYU (0234) 271311
90 KOTA BEKASI PDAM Tirta Patriot (021) 88966161 AYU Indramayu
Mulya Kec Bekasi Utara PD BPR Karya Remaja Jl Raya Kongsi Naga No 24
45 KABUPATEN INDRAMAYU (0234) 351530
Jl Legong Raya No 1 Depok II Widasari Widasari Indramayu
91 KOTA DEPOK PDAM TIRTA ASASTA (021) 77820897
Tengah Kel Mekarjaya PD BPR Karya Remaja Jl Raya Eretan Wetan Kandang
46 KABUPATEN INDRAMAYU
92 KOTA CIMAHI PDAM TIRTA RAHARJA Jl. Kolonel Masturi Km 3 Cimahi (022) 6654184 Kandang Haur Haur
PD BPR Karya Remaja Jl Jend A Yani No 161 Anjatan
Jl. Noenoeng Tisnasaputra No. 5 47 KABUPATEN INDRAMAYU (0234) 610614
93 KOTA TASIKMALAYA PD PASAR RESIK (0265) 7294444 Anjatan Indramayu
Tasikmalaya
PD BPR Karya Remaja
Jl. Sutisna Senjaya No. 99 48 KABUPATEN INDRAMAYU Jl. MT Haryono No. 46 Sindang (0234) 271486
Sindang
94 KOTA TASIKMALAYA PT BPRS AL-MADINAH (0265) 325033
Tasikmalaya PD Bumi Wira Lodra Jl Jend Sudirman No 52 Lemah
49 KABUPATEN INDRAMAYU (0234) 272719
Jl A Yani No 124-138 Kota Indramayu Abang Indramayu
95 KOTA TASIKMALAYA PD BPR Artha Sukapura (0265) 330960 (0260) 412301,
Tasikmalaya 50 KABUPATEN SUBANG PDAM TIRTA RANGGA Jl. Darmodiharjo No. 2 Subang
412052
Jl. Perintis Kemerdekaan No. 29
96 KOTA BANJAR PDAM TIRTA ANOM (0265) 743987
Banjar 51 KABUPATEN SUBANG PD BPR PASAR SUBANG Jl. Pejuang 45 No. 13 Subang (0260) 414750
Unit Hunian
• Type A (TNI) : 15 lt, 247 unit (T-36)
• Type B (MBR) : 15 lt, 420 unit (T-36 &
T24)
• Type C (komersil) : 15 lt, 420 unit (T-36
& T24) LAPAS KEBON WARU
2016 2018
Terkait kewenagan→Kemenkeu
FS Kerjasama LELANG INVESTASI dan penetapan
memperbolehkan Walikota jd
Pemanfaatan pemenang lelang→PT Adhi Karya
Setelah Kaji Ulang PT Adhi Karya Arahan untuk PJPK karena Rusun Paldam
Studi Lanjutan diperuntukkan bagi relokasi
mengundurkan diri karena tidak
warga yg terdampak program
sesuai dgn Business Plan
pemerintah