Anda di halaman 1dari 36

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

PROVINSI JAWA BARAT

TAHUN
ANGGARAN
2017
 UMUM

 DESKRIPSI WILAYAH TUGAS

 SURVEY LAPAN GAN

 METODE SURVEI LAPANGAN

 KEGIATAN PERENCANAAN
Adanya persoalan pembangunan kabel serat optik udara dan bawah tanah yang selama ini
dilakukan oleh masing-masing pelaku usaha telekomunikasi (provider) secara tersendiri yang
disatu sisi tanpa memperhatikan kaidah tata ruang dan estetika kota

Pemerintah belum siap menerima banyaknya permintaan tersedianya kabel fiber optik oleh
masing-masing provider

Perlu dilakukan pengaturan pembangunan saluran kabel fiber optik


secara bersama sehinga tercipta efesiensi dan efektifitas

PENYUSUNAN PROGRAM DUCTING BERSAMA OLEH DINAS


KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT
MAKSUD PEKERJAAN
 Diperoleh usulan dan rekomendasi aspek teknis dan
biaya pembangunan sarana saluran serat optik
(ducting) bersama di wilayah kajian

TUJUAN PEKERJAAN
 Tersedianya dokumen Detail Engineering Design
(DED) Ducting Bersama Provinsi Jawa Barat Tahap II
untuk proses pembangunan saluran serat optik
bersama (Shared Duct), di wilayah Kota Cirebon,
Kabupaten Kuningan, Kabupaten Majalengka,
Kabupaten Ciamis, Kabupaten Indramayu, Kabupaten
Sumedang, Kabupaten Garut dan Kabupaten Cirebon
SASARAN YANG DIHARAPKAN DARI
KEGIATAN INI ADALAH :
 Tersedianya bentuk dan konsep desain
konstruksi Saluran Serat Optik Bersama
 Tersusunnya metode pelaksanaan
konstruksi Saluran Serat Optik Bersama
 Tersedianya perkiraan anggaran biaya
dan spesifikasi teknis
Nama Paket Pekerjaan : Belanja Jasa Konsultansi Penyusunan Program
Ducting Bersama

Nama Pengguna Jasa : Dinas Komunikasi dan Informatika


Provinsi Jawa Barat

Nama Konsultan : CV. BAGUS DARAJAT


Lokasi Kegiatan : Tersebar di 8 Kota dan Kabupaten di Jawa Barat
(Kota Cirebon, Kab. Kuningan, Kab.
Majalengka, Kab. Ciamis, Kab. Indramayu, Kab.
Sumedang, Kab. Garut, dan Kab. Cirebon)
Jadwal Pelaksanaan : 120 Hari Kalender (4 Bulan)

Nilai Pagu Kontrak : Rp 574.557.500,-


 Persiapan atau penyusunan konsep kegiatan
pelaksanaan
 Penyusunan rencana kerja survei lapangan
 Mengumpulkan data sekunder (dokumen
eksisting)
 Perumusan desain awal As Plan engineering
dokumen daerah atau jalan yang masuk
penyusunan ducting bersama
 Revisi dan Persetujuan As Plan engineering
dari pihak owner daerah atau jalan yang
masuk penyusunan ducting bersama
 Menyusun laporan akhir pekerjaan
perencanaan penyusunan ducting bersama
Lokasi Kegiatan Penyusunan Program Ducting Bersama yang tersebar di 8 Kota dan Kabupaten di Jawa Barat

Garis Hitam adalah Rencana Ducting Bersama yang terdapat pada Ruas Jalan Nasional yang ditangani

Garis Biru adalah Rencana Ducting Bersama yang terdapat pada Ruas Jalan Provinsi yang ditangani
Contoh Jalan Propinsi situasi persimpangan sebidang;

Jalan Veteran Kabupaten Kuningan (1.000 m)


Contoh Jalan Propinsi situasi Jalan lurus; Jalan

Talaga Kabupaten Majalengka (23.310 m)


Contoh Jalan Nasional situasi Jalan lurus; Jalan

Tanjungsari Kabupaten Sumedang (3.350 m)


Contoh Jalan Nasional situasi Jalan lurus, melewati

jembatan ada median; Jalan Prabu Gajah

Agung/Pangeran Sugih Kabupaten Sumedang (4.281 m)


Sebelum melakukan pekerjaan survei lapangan kita
melakukan persiapan pekerjaan yang meliputi :
 Perijinan ; ini dimaksudkan untuk
mengkoordinasikan atau memberitahukan kepada
pihak terkait terutama di daerah yang akan kita survei
 Persiapan Operasional; ini dimaksudkan untuk
mempersiapkan alat-alat yang akan dibutuhkan
dalam pekerjaan dan juga tenaga kerja/tim survei
yang akan ke lapangan
Pada Pre Site Survei ini kita sudah mempunyai peta keseluruhan wilayah atau
daerah yang akan dilintasi atau masuk perencanaan ducting bersama.

Peta wilayah ini yang nantinya secara garis besar menentukan rute dan jarak
dimana jaringan ducting bersama akan dibuat. Peta harus detail dan
menggambarkan tentang daerah yang akan kita survei seperti keadaan sungai,
jaringan jalan, perumahan dan unsur-unsur lainnya, sebagai refrensi awal
sehingga dapat mengkalkulasi jaringan ducting bersama ini.
Setelah menentukan rute instalasi serat optik yang akan dibangun, maka
selanjutnya membuat peta rute pemasangan kabel serat optik dan letak titik
pembuatan manhole dan handhole untuk keperluan penyambungan sehingga
dapat diketahui berapa banyak manhole sebagai terminasi dan panjang rencana
kebutuhan kabel serat optik.

Dalam survei ini kita bisa mencatat situasi dan kondisi yang sebenarnya sepanjang
jalan yang masuk rencana ducting bersama baik itu struktur tanah, temperatur,
utilitas lain yang ada di bawah tanah dan lain-lainnya
Dalam survei ini juga ditentukan trase galian untuk mendapatkan trase galian
selurus mungkin. Untuk itu diperlukan tes mengetahui ada tidaknya utilitas
eksisting (Tekom, PLN, PAM, Gas dan lain-lain) pada trase tersebut yaitu dengan
tes deteksi GPR (Ground Penetrating Radar) yaitu pendeteksian objek yang
terkubur di dalam tanah dengan kedalaman tertentu tanpa harus menggali tanah
selain itu tes ini digunakan untuk mengetahui kondisi dan karakteristik
permukaan tanah
Site Survei Report yaitu laporan tentang situasi dan kondisi yang sebenarnya
tentang keadaan yang terdapat di lapangan. Pada site survei report ini harus
ditulis sebenarnya keadaan tersebut. Hal ini untuk memudahkan jalannya
pekerjaan dan persiapan pelaksanaan nantinya termasuk menentukan alat-alat
yang dibutuhkan
PEKERJAAN SURVEI ANALISIS OUTPUT
PERSIAPAN LAPANGAN

Tahap 1 Tahap 3 Tahap 4

Pekerjaan Persiapan (Tahap 1)


Dalam tahap ini dilakukan persiapan pekerjaan sebelum dilakukan survei ke
lapangan terutama penyiapan data sekunder dan peta wilayah yang akan disurvei
Pekerjaan Lapangan (Tahap 2)
Survey lapangan adalah survey yang harus dilakukan guna memperoleh data-data
yang diperlukan dalam kegiatan perencanaan,
Adapun Kegiatan yang dilakukan pada tahapan survey lapangan yaitu:
+ Survey Trase Jalan yang masuk perencanaan ducting bersama
+ Survey mengetahui kondisi utilitas di bawah tanah dengan tes GPR
+ Survey penentuan titik Manhole dan utilitas pelengkap lainnya
Untuk menentukan jalur ducting sedapat mungkin harus lurus dan
kalau ada penghalang atau utilitas seperti tiang atau bangunan
yang tidak bisa dibongkar dipastikan tidak ada jalur yang menekuk
tajam yang bisa mengakibatkan blok pada saat penarikan kabel
sehingga bisa diakali dengan membuat Manhole atau Handhole.

Dalam penentuan jalur ducting ini digunakan alat Theodolit TS


sebagai alat pengukurannya sehingga tercatat pula titik
koordinatnya
Pada saat survei untuk jalur ducting kita tidak mengetahui utilitas
apa saja yang ada dibawah tanah yang nantinya dapat
mengganggu jalur ducting itu sendiri, sehingga diperlukan tes
mengetahui keberadaan kabel bawah tanah atau utilitas lainnya

Dalam hal ini kita menyarankan untuk menggunakan tes GPR


(Ground Penetrating Radar) yaitu pendeteksian objek yang terkubur
di dalam tanah dengan kedalaman tertentu serta mengetahui
kondisi dan karakteristik permukaan bawah tanah.

Selain itu teknologi radar ini memiliki beberapa kelebihan diantara


metode geofisika lainnya, yaitu : biaya operasional lebih murah,
resolusi yang sangat tinggi karena menggunakan frekuensi tinggi
(brodband atau wideband), pengoperasian yang cukup mudah dan
merupakan metoda non destruktif sehingga aman digunakan
GPR terdiri dari sebuah pembangkit sinyal, antena trasmitter dan
receiver sebagai pendeteksi gelombang EM yang dipantulkan.
Signal radar ditransmisikan sebagai pulsa-pulsa yang tidak
terabsorbsi oleh bumi tetapi dipantulkan dalam domain waktu
tertentu. Mode konfigurasi antene transmitter dan receiver pada
GPR terdiri dari mode monostatik dan bistatik. Mode monostatik
yaitu bila transmitter dan receiver digabung dalam satu antene,
sedangkan mode bistatik bila kedua antene memiliki jarak pemisah.

Alat yang digunakan untuk tes ini berupa :


1. Alat GPR yang mengoperasikan antene yang berperan sebagai
transmitte dan receivernya;
2. Laptop yang telah dilengkapi software tertentu yang
mengoperasikan dan ataupun mengatur data akuisisi;
3. Alat ukur Meteran ; untuk menentukan panjang spasi tiap
pengukuran yang dilakukan;
4. Headphone digunakan untuk mendengarkan impuls (alat bantu
timer);
5. Connector Kabel, kabel ini berfungsi sebagai medium sinyal
gelombang Elektromagnetik dari transmitter dan receiver ke
unit kontrol (laptop) dan juga untuk menyambungkan unit ke
power supply (accumulator);
6. Satu buah batang penghubung probe, dipasang pada probe,
digunakan untuk memudahkan kita dalam memegang atau
mengoperasikan probe saat akuisisi
7. Satu USB bluetooth dongle, dihubungkan pada laptop, untuk
mentrasfer data hasil akuisisi pada kontrol unit;
8. Power Supply, sebagai sumber tegangan dan dihubungkan
dengan kontrol unit dengan menggunakan kabel;
9. Probe vertikal dan horizontal sebagai alat untuk mengukur
gelombang elektromagnetik
Penentuan Frekuensi Antena
OUTPUT
Output yang diharapkan dari kegiatan
penyusunan ducting bersama ini adalah
tersedianya Detail Engineering Desain (DED)
saluran serat optik bersama dan rumusan-
rumusan kebijakan pengembangan strategis
dan taktis implementasi Ducting Bersama di
seluruh Kabupaten/Kota di Jawa Barat yang
terintegrasi dan berkesinambungan

Anda mungkin juga menyukai