Anda di halaman 1dari 14

KERANGKA ACUAN KERJA(KAK)

JASA KONSULTANSI PERENCANAAN PEMBANGUNAN IPAL PASAR KECAMATAN CIBEUREUM


PADA KEGIATAN PENYELENGGARAAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PASAR

DINAS KOPERASI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH


PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
KOTA TASIKMALAYA

Uraian Pendahuluan

1. Latar Belakang Pengembangan dan Pembangunan Pasar Rakyat dapat


meningkatkan sektor Perekonomian Kota Tasikmalaya dalam ruang
lingkup regional. Pasar Rakyat Kecamatan Cibeureum sebagai
salah satu kawasan Perdagangan dalam pembangunan
infrastruktur/sarana dan prasarana setiap bangunan Pemerintah
harus dikelola secara optimal, direncanakan secara seksama,
sehingga mampu memenuhi secara maksimal akan fungsi
bangunan. Salah satunya adalah drainase dan IPAL (Instalasi
Pengelolah Air Limbah) dimana akan terintegrasi ke dalam satu
sistem Sebagai langkah awal, akan melakukan penyusunan detail
engineering design (DED) atau Perencanaan drainase dan IPAL
(Instalasi Pengelolah Air Limbah) Pasar Rakyat Cibeureum Kota
Tasikmalaya.

2. Maksud dan Maksud dari pekerjaan ini adalah untuk melaksanakan perencanaan
Tujuan Pembangunan IPAL (Instalasi Pengelolah Air Limbah), sedangkan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah tersedianya Perencanaan Sistem
Pengolahan Air Limbah Domestik dan drainase yang dapat
digunakan untuk pelaksanaan konstruksi sehingga tercapai Sarana
Sistem Pengolahan Air Limbah yang memenuhi kaidah daya dukung
lingkungan yang lebih baik dan meningkatkan kesehatan
masyarakat.
3. Sasaran Sasaran kegiatan Jasa Konsultansi Perencanaan IPAL yang ingin
dicapai dari pekerjaan Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah
Domestik (saiig) adalah tersedianya 1 (satu) Dokumen Perencanaan
Pengelolaan air limbah domestik terpusat skala lingkungan yang
terdiri dari DED untuk pembangunan IPAL
4. Lokasi Pekerjaan Pasar Rakyat Kecamatan Cibeureum Kota Tasikmalaya

5. Sumber Pekerjaan ini dibiayai dari sumber pendanaan: APBD Kota


Pendanaan Tasikmalaya, dengan pagu sebesar Rp 10.000.000,- (sepuluh juta
rupiah).
6. Nama dan Organisasi pelaksanaan kegiatan Jasa Konsultansi Perencanaan
Organisasi Pejabat Pembangunan IPAL (Instalasi Pengelolah Air Limbah), sebagai
Pembuat berikut :
Komitmen
1. Pengguna Anggaran : Dinas Koperasi, Usaha Mikro
Kecil dan Menengah Perindag

Nama : R. Dadang Ginanjar, ST,.MSi

Jabatan : Kepala Seksi Industri Agro


Selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Alamat : Jl. Ir. H. Juanda (Komplek Perkantoran) Kota


Tasikmalaya

Data Penunjang

7. Data Dasar a. Data Primer dari survey di lapangan dan data Penunjang antara
lainya:
- Survey dan pengukuran terhadap lokasi yang akan
direncanakan.
- Data tentang status tanah berserta luasan yang sebenarnya.
b. Data Fisik meliputi :
- Data Fisik Tapak : Permukaan tanah di lokasi relative datar atau
kondisi tanah kategori labil terletak di tepi jalan lingkungan
dengan sisi menghadap jalan kearah pemeukiman penduduk
c. Rencana Sarana yang akan dibangun meliputi :
- Sarana penunjang berupa drainase dan IPAL (Instalasi
Pengelolah Air Limbah)

8. Standar Teknis 8.1 PERSIAPAN DESAIN

8.1.1 Tujuan Persiapan Desain


Pekerjaan Persiapan Desain bertujuan mempersiapkan bahan
dasar perencanaan sebelum ke lapangan melaksanakan
survey Pendahuluan antara lain :
1. Mempersiapkan data-data awal;

2. Membuat Desain Sementara dari data-data awal


untuk dipakai sebagai panduan Survey Pendahuluan /
Recon di lapangan.

8.1.2 Lingkup Pekerjaan Persiapan Desain

Lingkup pekerjaan persiapan desain terdiri dari:


1. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status
bangunan existing.

2. Mempersiapkan peta-peta dasar.

3. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi


terkait di pusat maupun di daerah termasuk juga
mengumpulkan informasi harga satuan / upah untuk
di sekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang
sedang berjalan.

4. Mengumpulkan dan mempelajari laporan-laporan


yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi atau
mempengaruhi jalan / jembatan yang akan
direncanakan.

8.1.3 Persyaratan
Hasil Persiapan Desain harus dipersentasikan untuk
mendapat Persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan
bila perlu mengadakan perbaikan-perbaikan / saran-saran
yang nantinya akan dipakai sebagai panduan kegiatan
selanjutnya.
Hasil Persiapan Desain disajikan dalam Laporan
Pendahuluan.
8.2 SURVEY PENDAHULUAN
8.2.1 Tujuan Survey Pendahuluan
Survey Pendahuluan atau Reconnaisance Survey adalah
survey yang dilakukan pada awal pekerjaan di lokasi
pekerjaan, yang bertujuan untuk memperoleh data awal
sebagai bagian penting bahan kajian kelayakan teknis dan
untuk bahan pekerjaan selanjutnya.
Survey ini diharapkan mampu memberikan saran dan bahan
pertimbangan terhadap kegiatan (survey detail) lanjutan antara
lain survey topografi, survey geologi dan geoteknik, survey
bahan quarry, survey hidrologi / hidrolik, jenis konstruksi serta
metode pelaksanaan, maka hasil dari kegiatan survey
pendahuluan harus dibuat laporan sebagai data awal
perencanaan.

8.2.2 Lingkup Pekerjaan Survey Pendahuluan


Survey Pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil persiapan
desain yang sudah disetujui sebagai panduan pelaksanaan
survey recon di lapangan yang meliputi kegiatan :

a. Studi Literatur
Pada tahapan ini Team harus mengumpulkan data pendukung
perencanaan baik data sekunder misalnya data laporan Studi
Kelayakan (FS), laporan Studi Amdal, laporan-laporan lain
yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi /
mempengaruhi yang direncanakan.

b. Koordinasi dengan instansi terkait


Telah melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan
instansi/unsur-unsur terkait di daerah sehubungan dengan
pelaksanaan kegiatan.

c. Diskusi perencanaan di lapangan


Team bersama-sama melaksanakan survey dan
mendiskusikannya dan membuat usulan perencanaan di
lapangan bagian demi bagian sesuai dengan bidang
keahliannya masing-masing serta membuat sketsa dilengkapi
catatan-catatan dan kalau perlu membuat tanda di lapangan
berupa patok beserta dilengkapi foto-foto penting dan
identitasnya masing-masing yang akan difinalkan di kantor
sebagai bahan penyusunan laporan setelah kembali.

d. Survey Pendahuluan Geometrik

1) Menentukan awal dan akhir pengukuran yang tepat


menetapkan perkiraan koridor pengukuran untuk
menentukan titik awal dan akhir dan menetapkan
koridor pengukuran untuk mendapatkan data yang
cukup dalam merencanakan geometric.

Pada peninjauan titik awal dan titik akhir pekerjaan,


diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik
awal dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan seperti
disajikan dalam Gambar 1 berikut :
2) Mengidentifikasi medan secara stationing/urutan jarak
dengan mengelompokkan kondisi : medan datar,
rolling, perbukitan, pegunungan / bukit curam dalam
bentuk tabelaris.

3) Mengidentifikasikan / memperkirakan secara tepat


penerapan desain geometric ( Alinemen horizontal dan
vertikal ) berdasarkan pengalaman dan keahlian
yang harus dikuasai sepenuhnya oleh Tenaga Ahli
Perencana Jalan (Highway Engineer) yang
melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan
pengukuran-pengukuran secara sederhana dan benar.

4) Didalam penarikan desain alinemen horizontal dan


vertical harus sudah diperhitungkan dengan cermat
sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi :
galian/timbunan, bangunan pelengkap jalan, gorong-
gorong dan jembatan (oprit jembatan),
persimpanganyang bisa terlihat dengan dibuatnya
sketsa serta tabelaris di lapangan dari identifikasi
kondisi lapangan secara stationing dari awal s/d akhir
proyek yang nantinya akan diasistensikan dan
mendapatkan persetujuan dari team teknis kegiatan
(asisten recon).

5) Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan


sewaktu mengambil keputusan dalam pemilihan trase
dengan anggota team yang saling terkait dalam
pekerjaan ini.

6) Di lapangan harus diberi / dibuat tanda tangan berupa


patok dan tanda banjir dengan diberi tanda bendera
sepanjang daerah rencana dengan interval 50 m untuk
memudahkan tim pengukuran, serta pembuatan foto-
foto penting untuk pelaporan dan panduan dalam
melakukan survey detail selanjutnya.

e. Recon Survey Topografi

Kegiatan dilakukan oleh Geodetic Engineer pada survey


pendahuluan adalah :
1) Menentukan awal dan akhir pengukuran serta
pemasangan patok beton Bench mark diawal dan akhir
proyek.

2) Mengamati kondisi topografi

3) Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan khusus


serta morpologi dan lokasi yang perlu dilakukan
perpanjangan koridor.

4) Membuat rencana kerja untuk survey detail


pengukuran.

5) Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi /


titik yang akan dijadikan referensi.

f. Recon Survey Geologi dan Geoteknik

Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi


dan geoteknik adalah :
1) Mengamati secara visual kondisi lapangan yang
berkaitan dengan karakteristik dan sifat tanah dan
batuan.

2) Mengamati perkiraan lokasi sumber material (quarry)


sepanjang lokasi pekerjaan.

3) Membuat rencana kerja untuk tim survey detail.

g. Recon Survey Hidrologi / Hidraulik

Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan hidrologi /


hidraulik adalah :
1) Pengumpulan data curah hujan.

2) Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment Area).

3) Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan


sehubungan dengan bentuk dan kemiringan yang akan
mempengaruhi pola aliran.

4) Mengamati tata guna lahan.

5) Menginventarisasi bangunan drinase existing.

6) Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting.

h. Recon Survey Dampak Lingkungan

Kegiatan yang dilakukan pada Survey Amdal adalah :


1) Menginventarisasi terhadap zona lingkungan awal yang
bertujuan untuk mengidentifikasi komponen lingkungan
yang sensitive, yang meliputi :

a. Aspek fisik, kimia dan biologi

b. Aspek social ekonomi dan budaya masyarakat

2) Pencatatan lokasi bangunan bersejarah, kuburan,


fasilitas umum, dsb.

i. Recon Survey Harga Bahan, Upah dan Alat

Mengumpulkan harga bahan, upah dan alat dengan cara


koordinasi dengan instansi terkait.

3.2.3. Persyaratan
Seluruh kegiatan survey pendahuluan dalam proses
pengambilan data harus menggunakan format standar.
Hasil kegiatan survey pendahuluan dicantumkan dalam
laporan pendahuluan.

3.3 PENGUKURAN TOPOGRAFI


3.3.1 Tujuan
Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah
mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan
tanah sepanjang rencana di dalam koridor yang ditetapkan
untuk penyiapan peta topografi dengan skala : 1 : 1000, yang
akan digunakan untuk perencanaan.
3.3.2 Lingkup Pekerjaan Pengukuran Topografi
a. Pemasangan patok-patok

1) Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran


10x10x75 cm atau pipa paralon ukuran 4 inci yang diisi
dengan adukan beton dan diatasnya dipasang neut dari
baut, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah
terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan
pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang minimal
3, masing-masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai /
alur dan 1 (buah) disekitar sungai yang posisinya aman
dari gerusan air sungai.

2) Patok BM dipasang / ditanam dengan kuat, bagian


yang tampak diatas tanah setinggi 20 cm, dicat warna
kuning, diberi notasi dan nomor BM dengan warna
hitam. Patok BM yang sudah dipasang, kemudian difoto
sebagai dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai
koordinat serta elevasi.

3) Untuk setiap titik polygon dan sifat datar harus


digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus dengan
diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50
cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas
diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian
yang masih nampak diberi nomor dan dicat warna
kuning. Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan
patok Bantu.

4) Untuk memudahkan pencarian patok, sebaliknya pada


daerah sekitar patok diberi tanda-tanda khusus.

5) Pada lokasi-lokasi khusus di mana tidak mungkin


dipasang patok, misalnya di atas permukaan jalan
beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-titik
polygon dan sifat dasar ditandai dengan paku seng
dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

b. Pengukuran Titik Kontrol Horizontal

1) Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan


system polygon dan semua titik ikat (BM) harus
dijadikan sebagai titik polygon.

2) Sisi polygon atau jarak antar titik polygon maksimum


100 meter, diukur dengan meteran atau dengan alat
ukur titik secara optis ataupun elektronis.

3) Sudut-sudut polygon diukur dengan alat ukur theodolite


dengan ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk
menggunakan theodolite jenis T2 atau yang setingkat.

4) Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik


akhir pengukuran dan untuk setiap interval 5 km
disepanjang trase yang diukur. Apabila pengamatan
matahari tidak bisa dilakukan, disarankan pengamatan
matahari harus dilakukan dalam 2 seri (4 biasa dan 4
luar biasa)

5) Untuk pengukuran titik kontrol horizontal menggunakan


format standar.

c. Pengukuran Titik Kontrol Vertikal

1) Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali


berdiri / pembacaan pergi pulang.

2) Pengukuran sifat dasar harus mencakup semua titik


pengukuran (polygon, sifat datar, dan potongan
melintang) dan titik BM.

3) Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan


baik, berskala benar, jelas dan sama.

4) Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan


pembacaan ketiga benangnya, yaitu benang atas (BA),
benang tengah (BT) dan benang bawah (BB), dalam
semua millimeter. Pada setiap pembacaan harus
dipenuhi : 2T = BA + BB.

5) Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam


jumlah slag (pengamatan) yang genap.

6) Untuk pengukuran titik kontrol vertikal menggunakan


format standar.

d. Pengukuran Situasi

1) Pengukuran situasi dilakukan dengan system


tachimeteri, yang mencakup semua obyek yang
dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada, di
sepanjang jalur pengukuran seperti alur, sungai, bukit,
jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.

2) Dalam pengambilan data agar diperhatikan


keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang
cukup, sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar.
Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya : sungai,
persimpangan dengan jalan yang sudah ada)
pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan
yang lebih tinggi.

3) Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat


theodolite.

e. Pengukuran Penampang Melintang

Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan


persyaratan :
Interval
Lebar Koridor Interval (m)
Kondisi (m)
(m) Jembatan /
Jalan Baru
Longsoran
- Datar, landai
dan lurus 75 + 75 50 25
- Pegunungan 75 + 75 25 25
50 (luar) + 100
- Tikungan 25 25
(dalam)

Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan


alat theodolite. Untuk pengukuran penampang melintang
menggunakan format standar.
3.3.3 Persyaratan
a. Pemeriksaan dan koreksi Alat Ukur

Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang


akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi sebagai
berikut :
1) Pemeriksaan Theodolite :

- Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo


tabung.

- Sumbu II tegak lurus sumbu I

- Garis bidik tegak lurus sumbu II

- Kesalahan kolimasi horozontal = 0

- Kesalahan indeks vertikal = 0

2) Pemeriksaan alat sifat datar :

- Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo


tabung.

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.

Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan


dilampirkan dalam laporan.

b. Ketelitian dan Pengukuran

Ketelitian untuk pengukuran polygon adalah sebagai berikut


:
1) Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10” kali
akar jumlah titik polygon dari pengamatan matahari
pertama dan kedua.

2) Kesalahan azimuth pengontrol titik lebih dari 5”.

c. Perhitungan Matahari

1) Dasar perhitungan pengamatan matahari harus


mengacu pada table almanak matahari yang
diterbitkan oleh Direktorat Topografi TNI-AD untuk
tahun yang sedang berjalan dan harus diberikan
berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang
lebih pendek mendapatkan koreksi yang lebih besar),
dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.

2) Perhitungan Koordinat

Perhitungan koordinat polygon dibuat setiap seksi, antara


pengamatan matahari yang satu dengan pengamatan
berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar
nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan
panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek
mendapatkan koreksi yng lebih besar), dan harus dilakukan
di lokasi pekerjaan.

3) Perhitungan Sifat Datar

Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal


(ketelitian 0,5 mm), dan harus dilakukan kontrol
perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan
menjumlahkan beda tingginya.

4) Perhitungan Ketinggian Detail

Ketinggian detail perhitungan berdasarkan ketinggian patok


ukur yang dipakai sebagai titik pengukuran detail dan
dihitung secara tachimetris.

d. Penggambaran

1) Penggambaran polygon harus dibuat dengan skala :


1: 1000 untuk jalan dan 1 : 500 untuk jembatan.

2) Garis-garis dibuat setiap 10 cm.

3) Koordinat grid terluar (dari gambar) harus


dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y) – nya.

4) Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 1 meter


panjang gambar harus dicantumkan petunjuk arah
utara.

5) Penggambaran titik polygon harus berdasarkan hasil


perhitungan dan tidak boleh dilakukan secara grafis.

6) Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X, Y, Z-


nya dan diberi tanda khusus.

Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi,


dan penampang melintang harus digambarkan pada
gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi
dengan interval garis ketinggian (kontur) 1 (satu) meter.

a. Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Pelaksanaan Fisik

a. Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (per item)


harus sesuai dengan spesifikasi yang dipakai.

b. Perhitungan kuantitas pekerjaan harus dilakukan


secara keseluruhan. Table perhitungan harus
mencakup lokasi dan semua jenis mata
pembayaran (pay item).

c.

b. Spesifikasi

1. Spesifikasi harus mengacu pada spesifikasi yang


berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Bina
Marga, Kementerian Pekerjaan Umum.

2. Bila diperlukan, tim harus menyusun spesifikasi


khusus untuk mata pembayaran yang tidak
tercakup dalam spesifikasi tersebut diatas.

3. Penomoran untuk mata pembayaran yang baru


harus disetujui oleh Pengguna Jasa.

9. Studi-Studi ...............................................................
Terdahulu
10. Referensi Hukum 1. Undang-Undang RI No. 18 Tahun 1999 Tentang Jasa
Konstruksi.

2. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2002


Tentang Bangunan Gedung;

3. Undang-undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang


Lingkungan Hidup.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang


Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;

5. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang


PelaksanaanPengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11


Tahun 2006 Tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan yang
Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup;

7. .Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86


Tahun 2002Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup;

8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pasar Sehat

Ruang Lingkup

a. Melaksanakan perencanaan teknis Pembangunan Drainase dan


IPAL (Instalasi Pengelolah Air Limbah) Pasar Rakyat Cibeureum
Kota Tasikmalaya
b. Tahapan kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan Penyusunan
sebagai berikut:
1) Persiapan Desain

2) Survey Pendahuluan

3) Pengukuran Topografi

4) Inventarisasi Geometrik

5) Survey Kondisi Existing

6) Penyelidikan Tanah

7) Penyelidikan Hidrologi / Hidraulik

8) Survey UKL/UPL

9) Perencanaan Site Plant

10) Penggambaran

11) Pembuatan Laporan

12. Keluaran Keluaran kegiatan ini terdiri dari:


Gambar Pembangunan Drainase dan IPAL (Instalasi Pengelolah Air
Limbah) Pasar Rakyat Cibeureum Kota Tasikmalaya
13. Peralatan, Pengguna Anggaran membentuk tim yang akan bekerjasama
Material, Personil dengan Pejabat Pembuat Komitmen dalam rangka pelaksanaan
dan Fasilitas dari kegiatan, yaitu:
Pejabat Pembuat 1. Tim Pelaksanaan Kegiatan
Komitmen
2. Tim Teknis Pembahasan Laporan

3. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)

4. Pembantu Administrasi

14. Peralatan dan Penyedia Jasa Konsultansi menyediakan peralatan sebagai berikut:
Material dari 1. Peralatan untuk survey topografi
Penyedia Jasa
Konsultansi 2. Peralatan untuk survey geoteknik

3. Peralatan lainya yang mendukung pekerjaan ini.

Penyedia Jasa Konsultansi menyediakan material sebagai berikut:


1. Material pembuatan Benchmark.

2. Material lainnya yang diperlukan

15. Lingkup Lingkup kewengangan penyedia jasa harus sesuai dengan Kerangka
Kewenangan Acuan Kerja (KAK). Apabila ada sesuatu yang perlu
Penyedia Jasa disesuaikan/diubah diluar konteks KAK ini maka harus mendapat
persetujuan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan dituangkan
dalam berita acara.

16. Jangka Waktu Jangka waktu penyelesaian pekerjaan jasa konsultansi adalah 30
Penyelesaian (tiga puluh) hari kalender.
Pekerjaan
Minggu ke-
Kegiatan
1 2 3 4
1. Persiapan desain
2. Survey pendahuluan
3. Pengukuran tofografi
4. Survey geoteknik
5. Laboratorium
6. Pelaporan

17. Personil Tujuan dibuat ketentuan mengenai keahlian yang diperlukan, adalah
untuk mendapatkan hasil pekerjaan perencanaan yang optimal dan
sesuai dengan standar yang berlaku di lingkungan Direktorat
Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.

17.1 Tugas dan Fungsi Tenaga Ahli

1) Ahli Teknik Sipil (Team Leader)

Tugas utama tim Leader adalah bertanggung jawab pada hal-


hal berikut :

a) Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan


semua kegiatan dan personil yang terlibat dan dalam
pekerjaan ini sehingga pekerjaan dapat diselesaikan
dengan baik serta mencapai hasil yang diharapkan.

b) Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik


dalam tahap mengumpulkan data, pengelolan dan
penyajian akhir dari hasil keseluruhan pekerjaan

Persyaratan minimal :
 Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil.

 Pernah menduduki posisi Ketua Tim (Tim Leader)


dalam pekerjaan perencanaan, dibuktikan dengan surat
keterangan dari pemberi kerja,

 Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Madya


Perencana Sipil.

2) Tenaga Teknisi dan Pendukung

- Surveyor : 1 (satu) orang.


- CAD Draftman : 1 (satu) orang.
- Teknisi Lapangan : 1 (satu) orang.
- Administrasi : 1 (satu) orang.

Laporan
Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan
serta sebagai bahan pelaksanaan, setiap tenaga ahli
diwajibkan untuk membuat laporan secara detail dan
lengkap.

18. Laporan 1) Laporan Pendahuluan berupa ringkasan yang berisi metodologi


Administrasi dan rencana kerja, yang dapat berfungsi sebagai umpan
balik/feed back untuk perbaikan.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 14 (empst


belas) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5
(lima) buku laporan dan cakram padat (compact disc).

2) Laporan Akhir (Final Report)

Berupa rangkuman kegiatan yang telah dilakukan, berisi uraian


pelaksanaan survey pendahuluan, pengolahan data,
perhitungan perencanaan beserta rumus-rumus dan asumsi
yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 30 (sembilan
puluh) hari kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5
(lima) buku laporan dan cakram padat (compact disc).

19. Laporan Teknis

1) Laporan Perencanaan

Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan-


pekerjaan masing-masing laporan berisi :
a) Daftar isi
b) Peta lokasi proyek
c) Daftar bangunan lengkap.
d) Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan
struktur bangunan bawah beserta pondasinya, drainase,
jalan dan lain-lain.

e) Gambar rencana dibuat pada kertas kalkir ukuran A1,


untuk kemudian diperkecil menjadi A3.

2) Laporan perkiraan kuantitas dan biaya

Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk
tiap item pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai
esimpulan perkiraan biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya
ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan dengan
isi sebagai berikut :
a) Daftar isi
b) Peta lokasi proyek
c) Daftar bangunan pelengkap/jembatan
d) perkiraan kuantitas
a) Analisa longsoran sepanjang trase jalan,
b) Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan perkiraan
volume cadangan),

c) Rekomendasi.

Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya: 60 (enam puluh) hari


kerja/bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 11 (sebelas) buku laporan
dan cakram padat (compact disc) kecuali laporan teknis yang berkaitan
dengan design.

21. Penutup Semua Pekerjaan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan
di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, dengan semaksimal
mungkin memanfaatkan produk dalam negeri (jika diperlukan
penunjang).
Tasikmalaya, Juni 2019
Pejabat Pembuat Komitmen

R. Dadang Ginanjar, ST,.M.Si


NIP. 19751026 200312 1 006

Anda mungkin juga menyukai