Anda di halaman 1dari 27

SKEMA UMUM KPBU

Direktorat Kerjasama Pemerintah Swasta dan Rancang Bangun


Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional

Februari 2019
Pembangunan Infrastruktur:
Mendukung Keseluruhan Prioritas Nasional
Penyediaan Infrastruktur
Pelayanan Dasar Mendukung Sektor Unggulan Infrastruktur Perkotaan
Akses Air Konektivitas Sektor
Membangun Angkutan Massal Berbasis
Minum 100% Unggulan Jalan , Rel & Intermoda
Tol Laut intermoda
Akses Sanitasi + Meningkatkan kapasitas dan kualitas
jaringan jalan perkotaan
100%

Konsep Pengembangan Transportasi Perkotaan


Rasio Pertanian
Elektrifikasi
96.6%

Akses
Avoid Shift Improve
Perumahan
Layak Huni Jaringan yang Peningkatan
Mendukung Peningkatan
Industri Pangsa
Efisiensi Pemanfaatan
Aksesibilitas Pengolahan Angkutan
Perjalanan Teknologi
Perbatasan & Umum
Tertinggal
Pembangunan TIK:
• Palapa Ring Mengembangkan
Keamananan Energi untuk
• Rencana pita lebar: E-government, E-pendidikan, transportasi
dan Transportasi
E-Kesehatan, E-commerce, E-logistik, E-pengadaan perkotaan yang
Keselamatan Perkotaan
berkelanjutan
Transportasi
Jasa &
Pengendalian Pembangunan Energi 35 GW Pariwisata Mengembangkan infrastruktur perkotaan
Banjir • Sasaran 1.200 kWh/Kap. di 2019 (saat ini Vietnam melalui pemanfaatan TIK untuk menuju kota
1.300 kWh/Kap, Malaysia 4.400 kWh/Kap.) cerdas

22
Aspek Pendanaan dalam PP 17/2017
... integrasi sumber-sumber pendanaan ...

Alokasi Pada Prioritas


Pasal 1 Holistik
Proyek Prioritas adalah proyek yang dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Integratif
Pemerintah Daerah, dan/atau badan usaha yang memiliki sifat strategis dan
jangka waktu tertentu untuk mendukung pencapaian prioritas pembangunan. Tematik
Spasial

Integrasi Sumber-Sumber Pendanaan


Pasal 4 ayat 1
Kerangka Pendanaan dilakukan melalui pengintegrasian sumber pendanaan,
baik sumber pendanaan pemerintah maupun non-pemerintah, yang
dimanfaatkan dalam rangka pencapaian Sasaran Pembangunan Nasional. Kerangka
Pendanaan

Hal baru di RKP 2019


Integrasi pendanaan yang bersumber dari : Sumber
APBN PINA
• Subsidi/Hibah (kebijakan) lain
• BUMN (proyek prioritas)
• KPBU (proyek prioritas) Subsidi, Transfer ke
K/L daerah, BUMN KPBU
• PINA (proyek prioritas) Hibah dana desa
Skema Pembiayaan Infrastruktur di Indonesia
Perbedaan Skema Konvensional dan Skema KPBU
Investasi Infrastruktur
Skema Konvensional Skema KPBU

Anggaran
Negara
USD 148.2 Bn Design
(Rp. 1.978,6 Tn)

Total Investasi (41,3%)


Alokasi resiko ke
Pengadaan Lahan
Infrastruktur Resiko
Pemerintah

Tahun Konstruksi

2015-2019: BUMN:
USD 79.8 Bn Penetapan Tarif Pengadaan
Peraturan Politik Lahan
USD 359.2 Bn (Rp. 1.066,2 Tn)
Semua Resiko
(IDR 4,796.2 teralokasi ke
Alokasi resiko ke
(22,2%) Pihak Swasta
Tn) Pemerintah
Kenaikan Biaya
Pendanaan Operasional
Swasta:
USD 131.1 Bn
Kenaikan Biaya Kenaikan Biaya
(Rp. 1.751,5 Tn) Pembiayaan Design Resiko
KOnstruksi Operasional
Konstruksi
(36,5%) Kenaikan Biaya
Konstruksi

5
Pengertian KPBU
KONVENSIONAL KPBU
• Bukan privatisasi tetapi
KEWAJIBAN PEMERINTAH pengelolaan aset KEWAJIBAN PEMERINTAH
melalui konsesi
MELAYANI MASYARAKAT MELAYANI MASYARAKAT
• Dapat berupa
kegiatan yang:
memiliki arus
pendapatan (palapa
ring), tidak memiliki
pendapatan (jalintim)
PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

PEMBENTUKAN
ASET PELAYANAN PERUBAHAN
MASYARAKAT PARADIGMA
(Pemerintah)
DISERAHKAN SETELAH
KERJASAMA SELESAI
PENGADAAN ASET

Manfaat KPBU:
• On schedule, on budget, on service
• Kesinambungan perencanaan , konstruksi, operasi
dan pemeliharaan.
• Mengatasi keterbatasan kapasitas pelaksanaan.
• Dengan dana yang sama, bisa me-leverage proyek yang
lebih banyak

5
Regulasi KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur
Aspek Pengaturan
PERPRES 38/2015
Pemerintah Badan Usaha
1. Menteri 1. BUMN/BUMD
Subyek Kerjasama 2. Kepala Lembaga 2. Badan Usaha Asing PERMEN PPN NO. 4/2015
TENTANG PANDUAN UMUM
3. Kepala Daerah 3. Perseroan Terbatas
4. BUMN/BUMD 4. Koperasi PERATURAN LKPP NO 19 TAHUN 2015 DAN
29 TAHUN 2018 TENTANG PENGADAAN
Infrastruktur Ekonomi dan Infrastruktur Sosial BADAN USAHA
Obyek Kerjasama
(19 Jenis Infrastruktur)
PEMBAYARAN KETERSEDIAAN LAYANAN
1. Pembiayaan Sebagian KPBU
Kontribusi
2. Dukungan pemerintah
Pemerintah
3. Jaminan pemerintah PMK NO. 260/2016
1. Pembayaran oleh pengguna dalam bentuk tarif
(User Charge).
Pengembalian PERMENDAGRI No. 96/2016
2. Pembayaran ketersediaan layanan (Availability
investasi Badan
Payment).
Usaha PENJAMINAN PEMERINTAH
3. Bentuk lain sepanjang tidak bertentangan
• Peraturan Presiden No. 78/2010
dengan Perundang-undangan. • PMK 260/PMK.011/2010 Jo. PMK 8/PMK.08/2016
DUKUNGAN PEMERINTAH
1. Tahap Perencanaan 4. Konstruksi PMK No. 223/PMK.11/2012 (VGF)
Tahapan 2. Tahap Penyiapan 5. Masa Konsesi
KERJASAMA DAERAH
3. Tahap Transaksi PP No. 28/2018
6
19 Jenis Sektor Infrastruktur
Transportasi Jalan Ketenagalistrikan Konservasi Energi Telekomunikasi &
Migas dan EBT
Informatika
Kebandarudaraan

Jalan Pembangkit
Kepelabuhanan
Listrik Fiber Optic
Penerangan
Perkeretaapian Jalan Tol
Transmisi Jalan Umum
Jembatan Tol
e-Gov
Darat dan
penyeberangan

Dapat merupakan gabungan dari 2 sektor


dengan PJPK ditentukan berdasarkan besaran KONEKTIVITAS
Peran
FASILITAS PERKOTAAN FASILITAS SOSIAL

Pengelolaan Limbah Pengelolaan Limbah Perumahan Lembaga


Air Minum Pariwisata Fasilitas Pendidikan
Setempat Terpusat Rakyat Pemasyarakatan

Dapat
mengajukan
kepada
Pasar Menteri
Tradisional Bappernas
Pengelolaan Fasilitas Perkotaan Sarana Olah Raga,
SDA & Irigasi Kawasan Kesehatan
Sampah Kesenian dan Budaya

7
Manfaat KPBU

On Schedule: Badan usaha


melakukan upaya terbaik
agar tidak terjadi
keterlambatan konstruksi
dan operasi

On Service: Terjadi
kesinambungan
(perencanaan, konstruksi,
operasi dan pemeliharaan
dilakukan satu kesatuan
dalam kontrak jangka
panjang)

On Budget: Dengan alokasi


yang relatif sama,
pemerintah dapat
menyediakan infrastruktur
dengan jumlah yang relatif
lebih banyak
Outline Bussiness mengkaji
aspek hukum, komersil,
risiko, dan lingkungan

Pembagian risiko antara


pemerintah dan swasta
Manfaat KPBU
Manfaat dari kebijakan pemanfaatan skema KPBU:
Contoh Manfaat KPBU

Efisiensi Anggaran: adanya analisis Value for Money • Pembangunan Jembatan


memakai skema APBN, ada
kerusakan sedikit harus
Kepastian Penyelesaian: swasta dibayar setelah menunggu revisi anggaran kalau
pekerjaan selesai tidak dianggarkan. Kalau
dengan skema KPBU, ada
Insentif Bagi Swasta : Pihak swasta diberi insentif kerusakan ditalangi oleh swasta
agar dapat memberikan layanan terlebih dahulu.

• Mengenai risiko pembengkakan


Fleksibel dan Inovasi: Pihak swasta memiliki ruang biaya operasional dan biaya
untuk berinovasi pada spesifikasi aset perawatan. Jika dengan KPBU,
risiko ditanggung oleh badan
Ada Pembagian Risiko: ada pembagian risiko usaha, kalau APBN oleh
seperti risiko konstruksi, risiko operasi, risiko pemerintah. Termasuk risiko
pendanaan dan risiko kepemilikan aset. keterlambatan.

9
Struktur Umum KPBU
Perjanjian Regres Perjanjian Penjaminan
Pasal 26 Perpres 38/2015
PT PII
• PJPK menganggarkan dana
perencanaan , penyiapan, Pengaturan mengenai
transaksi dan manajemen KPBU Pemanfaatan BMN untuk
infrastruktur
Dukungan Pemerintah
Kementerian
(Kementerian Keuangan) Skema Pengembalian
Keuangan
Investasi
Project Development Fund
1. Membantu PJPK mengatasi keterbatasan
dana dan ekspertis infrastruktur dalam Biaya
penyiapan dan transaksi proyek KPBU Kontrak
2. Memastikan proses lelang dilakukan KPBU
Pengguna Tarif/User Payment
berdasarkan azas adil, kompetitif, dan
Proyek
transparan PJPK KPBU Pengguna
Pembayaran
Badan
Dukungan Kelayakan (VGF) Usaha Ketersediaan Layanan
Untuk meningkatkan kelayakan finansial Pelaksana (Availability Payment)
Lahan/ Layanan
proyek KPBU, diberikan dukungan fiskal Dukungan Infrastruktur Pembayaran berkala kepada Badan
untuk sebagian dana konstruksi / AP Usaha oleh Pemerintah (PJPK)
“melalui anggaran BUN” Ekuitas Debt berdasarkan ketersediaan layanan
infrastruktur yang diberikan
Penjaminan Pemerintah
Bentuk lain sepanjang
Diberikan pemerintah melalui PT PII
Sponsor Pemberi tidak bertentangan dengan
Infrastructure Financing Fund Equitas Dana Perundang-undangan
Melalui PT SMI dan PT IIF
10
Prakarsa KPBU:
Solicited
PERENCANAAN MASA KONSESI
PRAKARSA PEMERINTAH

PENYIAPAN TRANSAKSI KONSTRUKSI

Identifikasi Studi Outline Business Final Business Pra- Request for Tandatangan Financial Akhir Penyerahan
Bid Award Konstruksi
(SOLICITED)

Proyek Pendahuluan Case (OBC) Case (FBC) kualifikasi Proposal Perjanjian Close Operasi
Kontrak Aset

Bappenas
mengamankan
alokasi
Disiapkan oleh PJPK (K/L/Pemda) Disiapkan oleh K/L
Didampingi Bappenas Kemenkeu sebagai penyedia fasilitas PDF • Mulai
pembayaran
AP
BKPM memastikan kelayakan • LKPP bertindak sebagai transaction probity
investor dan proses market sounding • PT PII melakukan proses penjaminan pemerintah • VGF
Kemenkeu
Kemendagri • DAK
Pertimbangan terhadap dokumen • Dukungan
rencana kegiatan KPDBU terkait AP sebagian
konstruksi
Capacity Building oleh Contoh:
SPAM
Kantor Bersama KPBU
Umbulan
Dalam Pasal 26 Perpres 38/2015, perencanaan, penyiapan dan transaksi disiapkan oleh K/L/D
11
Skema Prakarsa KPBU:
Unsolicited
PERENCANAAN PENYIAPAN TRANSAKSI KONSTRUKSI MASA KONSESI

Pemrakarsa proyek mengajukan Badan Usaha Akhir Kontrak


Pemrakarsa Tandatangan
proposal dan dokumen pra-studi dan Penyerahan
menyerahkan FS Perjanjian KPBU Konstruksi
kelayakan (FS) ke PJPK Aset

.
Evaluasi dokumen Pra-FS untuk Evaluasi FS Penerbitan Surat Financial
Pengadaan Operasi
mendapat persetujuan. Persetujuan Close
PRAKARSA BADAN

(UNSOLICITED)

Disiapkan oleh Pemrakarsa • Dilakukan oleh K/L


USAHA

• PT PII melakukan proses penjaminan pemerintah


Sesuai dengan rencana kerja
Pemerintah

Pilihan Pemberian Kompensasi


Layak secara ekonomi dan financial kepada Badan Usaha Pemrakarsa
12

Perusahaan yang mengajukan memiliki


Pemberian tambahan Pembelian
kapasitas yang memadai. nilai 10% pada Right to match prakarsa KPBU
dokumen pengadaan oleh PJPK

12
Solicited PPP Project Pipeline
2 under operation project, 12 under construction projects, and 40 on progress projects

PLANNING PREPARATION TRANSACTION


Preliminary Outline Business Case Final Business Case Tender Request for PPP Agreement
PQ Bid Award Financial Close
study (OBC) (FBC) Preparation Proposal Signing
CONSTRUCTION OPERATION

1. Road and Bridge in 1. Yogya - Bawen Toll Road 1. Riau Non-Toll Road 1. South Sumatera 1. Makassar – 1. Manado - Bitung Toll 1. West Palapa
Road Ring
Central and Western 2. Proving Ground BPLJSKPB 2. Medan Municipal Non-Toll Road Parepare Railway
2. Balikpapan - Samarinda 2. Central Palapa
Sumatera Road Corridor 3. Jatibarang Waste to Transport (LRT) 2. Labuan Bajo Airport
Toll Road Ring
2. Bridges in Trans Java Energy 3. Patimban Port 3. Hang Nadim Airport
3. Pandaan - Malang Toll
Main Corridor 4. National Integrated 4. Baubau Port 4. Sidoarjo General
Road
3. West Papua Crossing Welfare System 5. Pekanbaru Regional Hospital 1. Jakarta -
4. Batang - Semarang Toll
Port 5. Relocation of Salemba Water Supply 5. Gorontalo Hospital Cikampek
Road
4. Anggrek Port correctional facility to 6. Legok Nangka Regional South Toll Road
5. Serpong - Balaraja Toll
5. LRT Semarang Ciangir Waste Treatment 2. Probowangi
Road
6. Kamijoro Water Supply 6. Ciputat Market 7. University of Sam 1. Semarang – Demak Toll Road Toll Road
6. Cisumdawu Toll Road
7. Piyungan Sanitary 7. Bintuni Industrial Zone Ratulangi Teaching 2. Multifunction Satellite 3. West Semarang
7. Serang -Panimbang Toll
Landfill 8. Motor Vehicle Weighing Hospital Water Supply
Road
8. Zainoel Abidin Regional Implementation Unit 8. Pirngadi Hospital 8. Umbulan Water Supply
Hospital (UPPKB) 9. Indonesia National 9. Bandar Lampung Water
9. Jogja Agro Techno Park 9. Institut Teknologi Cancer Center Dharmais
Supply
10.Tanjung Adikarto Bandung’s Cirebon Hospital
10. Nambo Regional Waste
Fishery Zone Campus Development 10.Surakarta Street Lighting Management
11. Central Java Power Plant
12. East Palapa Ring
Included in PPP Book 2018
National Strategic Project (PSN)
Data per 29/01/2019
TOTAL: USD 3,196
2,786 M + 10
11 Projects Under Calculation TOTAL: USD 4,727
4,400 M TOTAL: USD 8,802M TOTAL: USD 159.1M

13
Unsolicited* PPP Project Pipeline
2 under construction projects and 11 on progress projects

Project proponent submits PPP


a proposal and pre-FS Business Entity Issuing approval Agreement Financial
Procurement
document to GCA submits FS FS evaluation letter Signing Close
Construction
.
Pre-FS document evaluation
to get pre-FS approval Construction

1. 1. 1.
2.2 Billion USD
Tanjung Jabung Bridge (US$
13.5 million)
TOD Poris Plawad
(US$ 125.9 million)
Semanan – Balaraja Toll
Road
1. Jatiluhur I Water Supply
(US$ 142.2 million)
2 Toll Road Projects
1. Krian-Legundi-Bunder-Manyar
2. Karian Water Supply (under 2. Kamal – Teluknaga – Rajeg (US$ 0.9 billion)
calculation) Toll Road 2. Jakarta – Cikampek Elevated II
(US$ 1.3 billion)
3. Marine Observation and 3. Patimban Port Access Toll
Modeling (US$ 95.9 million) Road
4. Gedebage – Tasikmalaya –
Evaluation Criteria: Cilacap Toll Road
5. Balikpapan – Penajam Paser
Technically integrated with the Utara Toll Bridge
sector’s master plan
6. Solo – Yogyakarta – NYIA
Kulon Progo Toll Road
Economically and financially viable Total: US$ 2,891 million
Include in PPP Book 2018
National Strategic Project (PSN)
The business entity that proposes the
initiative has adequate financial
capability to finance the project. *The unsolicited project is when the project is initiated by the private sector
Data per 29/01/2019
TERIMA KASIH

Koordinasi

Percepatan Kantor Bersama KPBU Republik


Indonesia
Fasilitasi Pelaksanaan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia
KPBU di (Persero)
Capital Place, 7th & 8th Floor
Indonesia Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 18,
Jakarta 12710 - Indonesia
Capacity
Building
15
LAMPIRAN
Availability Payment (AP) dengan Revenue berupa USO yang disetor ke BLU
KPBU Menambah Ruang Kapasitas Fiskal Daerah, Mengurangi Risiko, dan Meningkatkan Kualitas Pelayanan
…meningkatkan kualitas pelayanan, menghemat 20,3%, meratakan beban anggaran…
CAPEX Cost
Overrun
Analisis Potensi Government Saving pada Proyek Palapa Ring
PSC PPP

Pengadaan Infrastruktur dengan Government Expenditure


Belanja Modal -CAPEX 4,743,922,993,248 0
-OPEX 3,369,789,444,263 0
OPEX Cost -Availability Payment 0 8,823,556,862,337
Overrun
-Financing 332,074,609,527 0
s/d 32 tahun -Ancillary 474,392,299,325 711,588,448,987
Risk Value

• Masa konstruksi tepat waktu -Competitive Neutrality 0 - 792,398,870,316


• Kinerja pelayanan terjamin -Retained Risk 2,049,442,259,087

Profil Belanja Pemerintah jika Total Government Expenditure


10,969,621,605,450 8,742,746,608,165
Proyek dibangun dengan skema AP Including Risk
Government Saving 20.30%
• Untuk Ancillary cost, yang sebagian besar dari biaya penyiapan proyek. Untuk
PPP perkirakan 1.5 kali lebih besar dari PSC
• Competitive Neutrality, pada PPP terdapat potensi pembayaran PPh 25
dari Earning Before Tax (EBT) berdasarkan proyeksi keuangan untuk masing-
masing Paket.
s/d 32 tahun
• RETAINED RISK = CAPEX Cost Overrun + OPEX Cost Overrun
PSC = Public Sector Comparator Suku bunga obligasi 2017 7.5%
Masa konstruksi Masa operasi PPP = KPBU - AP
Inflasi 2010-2017 5.4%
BENCHMARK DUCTING
TIPE INSTALASI KABEL SERAT OPTIK (1/2)

Interbuilding / Outside Plant

• Pemasangan kabel umumnya di luar ruang yang bervariasi aplikasi panjangnya (kasus sederhananya untuk menghubungkan
2 bangunan dengan panjang segmen 20 meter)
• Digunakan untuk aplikasi kabel telekom atau telepon

Direct Burial

• Pemasangan kabel serat optik dengan cara dikubur memungkinkan jika kabel didesain dengan tabung longgar untuk
menahan tekanan, diisi gel untuk mencegah migrasi air, serta jaket yang digunakan harus tahan abrasi dan UV.
• Penggalian lubang hanya untuk penempatan kabel di dalamnya, kemudian ditimbun kembali. Penggalian parit hanya
dilakukan untuk pemeriksaan visual apakah ada batu atau puing yang berpotensi merusak kabel. Selain itu, disarankan untuk
mengisi lubang dengan 20cm pasir di bawah dan di atas kabel.
• Meskipun prosesnya rumit dan tidak cepat, cara instalasi ini paling efisien untuk pengaplikasian jarak pendek.

Underground Conduit

• Diaplikasikan melalui serangkaian saluran yang ditempatkan di bawah jalan dilengkapi manholes untuk aksesnya.
• Pemasangan kabel dengan metode ini menguntungkan karena dapat bongkar pasang kabel tanpa merusak jalan, trotoar,
bangunan, dan sebagainya.
• Keunggulan metode ini dibandingkan Outside Plant adalah kemudahan dalam terminasinya (serta kemudahan dalam
pemasangan konektor secara langsung tanpa menggunakan pigtails. Metode ini juga lebih aman karena terlindung dari
hewan pengerat dimana penyambungan ke kabel lapis baja tidak ekonomis dan pemasangan kabel dapat dilakukan sewaktu
waktu tanpa mengganggu lingkungan.
• Diameter saluran harus minimal 2 kali dari diameter kabel serat optik.
• Pemasangan kabelserat optik dengan metode ini dapat dilakukan dengan 2 cara: cable pulling (paling sering digunakan) dan
cable blowing (membutuhkan bahan khusus dan mahal).
TIPE INSTALASI KABEL SERAT OPTIK (2/2)

Aerial

• Kabel serat optik yang terletak di aliran udara rentan terpengaruh


oleh angin dan es sehingga kabel dapat meregang, melorot, dan
menarik serat; sehingga kabel serat optik udara ini harus
memiliki external support, pegas suspense, atau “messenger”.

Intrabuilding

• Saluran intrabuilding dapat diinstall melalui langit – langit, dinding


atau di bawah lantai.
• Sistem ini digunakan untuk ruang kerja yang bersifat permanen,
tidak memerlukan fleksibilitas, dan memiliki kepasatan rendah.
Saluran di bawah lantai sering tertanam dalam beton sehingga
sulit untuk melakukan penambahan, perubahan atau pergerakan.
DUCTING
Ducting utilitas adalah „sistem struktur bawah tanah yang memuat satu atau lebih layanan utilitas yang memungkinkan
penempatan, pembaruan, pemeliharaan, perbaikan, atau revisi layanan tanpa perlu membuat penggalian; ini
menyiratkan bahwa struktur dapat dilalui oleh orang dan, dalam beberapa kasus, dapat dilalui oleh beberapa jenis
kendaraan.

Ducting multi-utilitas memuat lebih dari dua layanan, utilitas. Bebeberapa penyebutan nama secara internasional untuk
ducting multi-utilitas:
• „UTILIDORS‟ (USA),
• CSTs or Common Service Tunnels (Singapore),
• CUTs or Common Utility Tunnels (Malaysia),
• CUEs or Common Utility Enclosures (Hong Kong),
• CUDs or Common Utility Ducts (Taiwan),
• Les galeries multiréseaux (France).

Sebagian besar pengaplikasian difasilitasi oleh Kebijakan Pemerintah (misalnya terkait penggalian) dan fakta bahwa utilitas
dimiliki oleh Pemerintah.
Jenis, Pemasangan, Bentuk dan Bahan Ducting Multi-Utilitas
IMPLEMENTASI DUCTING MULTI-UTILITAS (MUT) DUNIA
• Ada banyak jenis MUT yang berbeda yang beroperasi di seluruh dunia dan belum ada upaya untuk menstandardisasi bagian atau
ukuran untuk terowongan multi-utilitas. Karena itu ketika mempertimbangkan adopsi MUT, ada banyak keputusan yang harus dibuat.
• Dengan menempatkan kredit tidak tertimbang terhadap masing-masing biaya ini, dapat dilihat bahwa MUT menawarkan keuntungan
jangka panjang yang signifikan (+30 kredit) dibandingkan teknologi trenchless (+8 hingga +18 kredit) dan metode trenching (+6 kredit).
• Adopsi MUT menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk penyediaan utilitas dan memerlukan perencanaan detil, khususnya
perhitungan manfaat jangka panjang dibandingkan metode penggalian parit tradisional.
IMPLEMENTASI DI BELANDA
• Ducting multi-utilitas adalah struktur bawah tanah yang berisi lebih dari dua
jenis utilitas publik dan mencakup drainase, ventilasi, penerangan, komunikasi,
daya, sistem pemantauan, fasilitas akses dll.
• Sering kali sulit bagi pihak-pihak yang terlibat untuk menyepakati membangun
saluran ini. Pemerintah kota dan perusahaan utilitas harus menyepakati hal-
hal seperti penerimaan teknis, desain dan manajemen ducting, pembagian
liabilitas yang menguntungkan, siapa yang membayar biayanya, dan
sejenisnya.
• Literatur dan standar internasional tidak memberikan informasi dan peraturan
tentang masalah bundling kabel dan kabel utama pada saluran utilitas.
Peraturan yang ada tidak melarang penggunaan saluran utilitas.
• Dengan menggunakan keahlian yang tersedia, 'semua' risiko yang berlaku
untuk saluran utilitas diidentifikasi, dijelaskan secara kuantitatif. Juga,
kemungkinan tindakan pencegahan diidentifikasi. Ini menyediakan basis data
umum untuk semua yang terlibat dalam pengambilan keputusan pada desain
saluran utilitas. Dengan cara ini, semua yang terlibat dalam proses
pengambilan keputusan berbagi pengetahuan yang sama.
IMPLEMENTASI DI KANADA
• Umumnya, parit terbuka di permukaan beraspal tidak diizinkan di daerah di mana bagian
jalan raya yang terlibat memiliki struktur perkerasan yang dibangun atau direkonstruksi
dalam periode waktu tertentu ditentukan oleh otoritaS jalan atau ketika jalan memiliki
pertimbangan aspek keselamatan. Pembongkaran dan / atau pemboran mungkin
diperlukan di area ini kecuali teridentifikasi ada bongkahan padat atau batu besar.
• Secara umum, tidak ada penggalian terbuka diizinkan dalam jalan bebas hambatan
kecuali diizinkan secara khusus oleh otoritas jalan.
• Ketika metode parit digunakan untuk menginstal utilitas lintas jalan raya, restorasi trotoar
dapat diperumit dengan rincian yang terlibat dengan restorasi dan dibutuhkan Rencana
Kontrol Lalu Lintas yang terperinci. Jika parit terbuka diizinkan oleh jalan otoritas, utilitas
harus memberikan jaminan kualitas pekerjaan yang mencakup periode waktu yang
ditentukan oleh otoritas jalan. • Semua instalasi bawah tanah non-
logam harus dilengkapi dengan kawat
jejak, pita logam atau metode lain
untuk menandai instalasi bawah
tanah.
• Pita peringatan harus tahan lama,
dirancang untuk menahan paparan
bawah tanah yang diperluas dan
dicetak dengan peringatan atau pesan
PS: yang sesuai.
Dalam menyediakan layanan publik, perusahaan utilitas sering memasang fasilitas mereka di jalan umum.
Apabila mereka tidak dapat menggunakan jalan umum, mereka dapat diminta untuk membeli tanah sendiri. Akan
tetapi, hal ini dapat meningkatkan biaya yang secara tidak langsung akan ditanggung oleh publik.
IMPLEMENTASI DI UK
• Utilitas Inggris telah sangat berkembang dalam hal jenis dan kapasitas utilitas dimulai sejak tahun 1807 dimana gas kota (diproduksi
dari batu bara) merupakan utilitas pertama yang diperkenalkan untuk menyalakan lampu jalan di Pall Mall London. Infrastruktur utilitas
(mis. pipa gas) ditempatkan di dalam parit (digali dengan tangan) dan kemudian ditimbun kembali menggunakan bahan yang digali.
• Sedangkan konsep ducting multi-utilitas pertama di UK diperkenalkan pada tahun 1866 untuk pengolahan air minum dan air limbah
kota London. Pipa gas, kabel listrik, dan pipa udara terkompresi kemudian ditambahkan ke terowongan Parisian.
• Pada awal abad ke-21, kapasitas infrastruktur tumbuh dan utilitas lebih lanjut diperkenalkan (misalnya kebijakan energi Inggris yang
membutuhkan infrastruktur bawah tanah baru), lokasi utilitas, pemeliharaan, peningkatan dan perluasan akan menjadi semakin kompleks
dan konflik ini tidak akan diselesaikan jika metode penggalian tradisional tetap ada digunakan. Metode tradisional menjadi tidak
ekonomis, mengganggu sosial dan merusak lingkungan, atau secara luas tidak berkelanjutan. Instalasi utilitas dipilih dengan
penggunaan terowongan multi-utilitas (MUT), yang 'pintar' (memfasilitasi instalasi utilitas, pemeliharaan, pembaruan, pemantauan
kondisi, lokasi aset dan deteksi kebocoran) dan berakhir (memungkinkan untuk penambahan).
• Instalasi biasanya dilakukan di tanah ‘virgin’ (misalnya di mana infrastruktur utilitas belum ada sebelumnya) dan wajib
mempertimbangkan biaya berkelanjutan.
PERTIMBANGAN PENENTUAN PENGGUNAAN DUCTING
MULTI-UTILITAS (MUT) di UK

Melalui penggunanaan ducting multi-utilitas, kualitas tidak diragukan lagi akan meningkat dan risiko berkurang. Namun, basis pengetahuan
yang baik tidak ada untuk MUT di Inggris dan oleh karena itu dalam jangka pendek dianggap kurang berisiko menggunakan penggalian.
• Ada 1 juta streetwork yang perlu dilakukan pemeliharaan setiap tahunnya oleh perusahaan utilitas di Inggris (DfT 2003), yang
mengharuskan lebih dari 4 juta lubang digali di jalan raya dan jalan setapak dengan biaya langsung £ 1 miliar (UKWIR, 2005 ).
Pemeliharaan membutuhkan bahan bangunan, tenaga kerja, mesin, penghalang dan sinyal lalu lintas dan biaya ini akan berkurang
secara signifikan dalam jangka panjang melalui penggunaan MUT.
• Kemampuan pekerja untuk melakukan pemeliharaan utilitas dengan penggalian parit dapat sangat dipengaruhi oleh cuaca. Batasan
terkait jenis tanah, jenis utilitas dan kedalaman, gangguan dari objek di dekatnya juga menjadi bahan pertimbangan.
• Dalam jangka panjang diasumsikan bahwa MUT akan menyingkirkan kebutuhan untuk penggalian jalan, oleh karena itu kemacetan
yang disebabkan oleh pekerjaan utilitas akan minimal.
• Identifikasi kebocoran - Badan Lingkungan Inggris melaporkan bahwa laju abstraksi untuk Inggris dan Wales pada 2002-03 adalah
sekitar 40.000 Ml / per hari dengan kerugian 10% (Ofwat 2004), sedangkan di Skotlandia angka kebocoran setinggi 45% (untuk 2000-
01). Selain itu, kebocoran gas juga berpotensi berbahaya. Hal ini dapat dicegah dengan menggunakan sensor, pemantauan berkala,
isolasi dan perbaikan dini.
• Penggalian dapat menyebabkan kerusakan langsung pada struktur permukaan jalan dan secara tidak langsung ke struktur yang
berdekatan, menyebabkan pengurangan masa hidup jalan dan biaya lebih lanjut.
INDIKATOR BIAYA BERKELANJUTAN UNTUK MEMBANDINGKAN
PEMASANGAN UTILITAS
Biaya ekonomi jangka pendek untuk pemasangan utilitas
awal tergantung pada ukuran, bentuk, bahan, dan
kedalamannya. Biasanya dalam bentuk £/km penggalian
serta termasuk perhitungan mesin (excavator,
penghalang, sinyal lalu lintas) dan tenaga kerja.

Biaya sosial seperti saat pemeliharaan, pembaruan, atau


perluasan utilitas rutin jangka panjang tidak terhindarkan
yang akan menimbulkan risiko bagi masyarakat (yaitu
publik dan pekerja). Risiko bagi publik termasuk
keamanan dan keselamatan situs, serta saat penggalian
parit; kemacetan lalu lintas dan masalah parkir; kehilangan
waktu dan perdagangan bisnis; kebisingan, getaran dan
emisi peralatan (termasuk debu) yang dapat memengaruhi
kesehatan; berkurangnya kualitas ruang terbuka (misalnya
jalan setapak dan taman) di dalam kota perlu menjadi
perhatian.
Biaya lingkungan termasuk penggunaan energi seperti
mesin yang menggunakan bahan bakar yang digunakan
selama pekerjaan dan konsumsi bahan bakar yang akan
meningkat melalui kemacetan lalu lintas perlu
diperhitungkan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
Selain itu, pertimbangan ekologi seperti adanya akar
pohon yang dapat merusak utilitas dan sebaliknya
kerusakan pada akar pohon karena penggalian utilitas
yang berdekatan dapat terjadi.

Anda mungkin juga menyukai