KEGIATAN PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR PERUMAHAN DAN
PERUMUKIMAN BERBASIS
KEWILAYAHAN
Februari 2021
Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur Wilayah II
63
97%
Jaringan
Pelabuhan
Utama
Terpadu
15%
43 Rute
1.400 Kwh
PRIORITAS NASIONAL INFRASTRUKTUR
PRIORITAS NASIONAL (PN) 5
Infrastruktur Infrastruktur Ekonomi Infrastruktur Perkotaan
Peningkatan Cakupan Pelayanan dan Peningkatan Cakupan Pelayanan Dan Kualitas Peningkatan Kapasitas Pemangku Kepentingan
Pemenuhan Standar Kualitas Air Minum Sistem Pengelolaan Sanitasi Terkait Penyelenggaraan Kawasan Permukiman
Peningkatan Kapasitas Dan Peran Peningkatan Peran Masyarakat Dan Dunia Pengembangan Instrumen Perencanaan Kawasan
Penyelenggara SPAM Usaha/Swasta Dalam Penyelenggaraan Sanitasi Permukiman Secara Terpadu
Peningkatan Kemampuan Pendanaan Dan Pengembangan perangkat peraturan perundangan Pengembangan Kawasan Permukiman Secara
Komitmen Stakeholder Terkait Pendanaan penyelenggaraan pengelolaan sanitasi Komprehensif, Inklusif, Dan Berkelanjutan
DITJEN PERUMAHAN
Sistem Regulasi, Pemanfaatan Teknologi, Sistem Regulasi, Pemanfaatan Teknologi,
Program Sejuta Rumah, antara lain: Kolaborasi Stakeholder, antara lain: Kolaborasi Stakeholder, antara lain:
Pembangunan Rumah Khusus Pembentukan balai perumahan di tingkat provinsi Optimalisasi Perumahan Berskala Besar
500.000 Ha
Pembangunan Daerah Irigasi 31.053 m 100% 262.345 Unit
Pembangunan Fly Over/Underpass Hunian Dengan Akses Sampah Terkelola Baik PSU Perumahan
di Perkotaan
2.000.000 Ha
Rehabilitasi Jaringan Irigasi
5.555 Unit
50 m3/detik Pembangunan & Rehabilitasi Sarana
Ketersediaan Air Baku Prasarana Pendidikan, Olahraga, dan
Pasar
1.982 Km
Pengendali Banjir dan
Pengaman Pantai
TARGET OUTCOME UTAMA RENSTRA
SDA, BM, CK, PERUMAHAN
58,5 m3/kapita
Kapasitas tampung per kapita
98,57% 59,48%
Persentase peningkatan pelayanan infrastruktur permukiman Persentase pemenuhan kebutuhan rumah layak huni
yang layak dan aman melalui pendekatan smart living
• Provinsi Banten memiliki tingkat kesenjangan yang relatif rendah dibanding rata-
rata Pulau Jawa dan Nasional
• Kabupaten Lebak merupakan kabupaten dengan tingkat pendapatan perkapitan
paling rendah di Provinsi Banten
PENGEMBANGAN SEKTOR
PARIWISATA
Rencana induk sektor pariwisata menetapkan Kawasan wisata utama, dan RPJMD menetapkan
peningkatan LOS menjadi 1,6 hari dan peningkatan pengeluaran wisatawan
Pengembangan Wisata
1 Kawasan Wisata Pantai Utara:
Pantai Tanjung Kait & Pantai
Tanjung Pasir
Kawasan Wisata Pantai Barat:
2
Anyer, Labuan/Carita, Tanjung
Lesung, & Sumur
Kawasan Wisata Pantai
3
Selatan: sepanjang pantai
selatan dan Pantai Muara
Binuangeun-Panggaragan-
Bayah
4
Kawasan Wisata Banten Lama:
wisata adat, religi, kuliner, dan
kesenian
5
Kawasan Wisata Alam Ujung
Kulon
Kawasan Permukiman Badui:
6
wilayah Leuwidamar dan
Cimarga
SUMBER: BAPPENAS 2020
PENGEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI
Pengembangan Kawasan Industri terpusat di Bagian Utara Provinsi Banten dengan total luasan
Kawasan Peruntukan Industri sebesar 42.373 ha yang dikembangkan berbasis logam, kimia, tekstil
Kawasan Industri
1 Kawasan Industri Krakatau
Industrial Estate Cilegon
(KIEC) seluas 1.030 ha
2 Kawasan industri (Kawasan
Industri Terpadu Wilmar
(KITW) seluas 992 ha
3 Kawasan Industri Modern
Cikande Industrial Estate
(MCIE) seluas 3.175 ha
Kawasan industri Kawasan
Industri & Pergudangan
4 Cikupa (KIPC/MIE) seluas
1.800 ha
Pengembangan Kawasan Industri
terkonsentrasi di Sepanjang Jalan
Tol Jakarta-Merak dengan total
luasan KI 6.997 ha
SUMBER: BAPPENAS 2020
PROFIL INFRASTRUKTUR SDA
PROFIL INFRASTRUKTUR BM
PROFIL INFRASTRUKTUR
PERMUKIMAN
Informasi Umum
Provinsi Banten
Arahan Kebijakan Prov. Banten Kebijakan Nasional
RPJMN 2020-2024 (Perpres 18/2018)
1. Pengembangan sektor unggulan yaitu kopi, lada,
pala, dan perikanan budidaya.
Koridor Pertumbuhan
KI Wilmar 2. Pengembangan KEK Tanjung Lesung
Koridor Pemerataan 3. Pembangunan Jalan Tol Serang–Panimbang.
Pelabuhan Merak Kota Baru 4. Pembangunan Kota Baru Maja.
PKN
Pelabuhan Ciwandan Cilegon
Kebijakan Provinsi
LEGENDA Wilayah Kerja Pembangunan
05. Permukiman
Merupakan KSPN
sesuai dengan PP 50
Tahun 2011 dan
meliputi KEK serta
Taman Nasional
KEK Tanjung
Lesung berdasarkan
RPJMN merupakan
KEK Prioritas yang
siap menerima
investasi
KEK Tanjung
Lesung didukung
rencana Tol Serang-
Panimbang (83 km)
PUSAT PERTUMBUHAN: KLASTER INDUSTRI CILEGON
Klaster Industri Cilegon dikembangkan sebagai
kawasan industri dengan sektor unggulan
pertambangan dan petrokimia yang didukung
dengan outlet pelabuhan Ciwandan dan Merak
KI CILEGON
Tahap 2
Kebutuhan Pengembangan :
Tahap 1 • Pengembangan akses regional
Kebutuhan Pengembangan : • Pembangunan IPA kapasitas
Penataan Staiun Maja 200
(Penerapan Konsep TOD) liter/detik dari Waduk Karian
Peningkatan jalan akses Maja • Pembangunan Jaringan
(dari tol dan jalan provinsi) Distribusi
Pembangunan intake dan Utama air minum dari Waduk
jaringan transimisi Karian
utama dari Waduk Karian • Pembangunan RUSUN MBR
Pembangunan Perumahan MBR
Pembangunan IPLT
ar
Sund
Bandara di Banten
atu
nR Selatan
ab uha
Pel
ISU & KEBUTUHAN
INFRASTRUKTUR BANTEN
ISU DAN POTENSI PENGEMBANGAN
Key Infrastructure
1) Pemulihan Pasca Bencana Kawasan Pesisir Selat
Sunda1
2) Pembangunan jalan tol Serang-Panimbang1
3) Jalan Akses KEK Tanjung Lesung1
BANTEN 4) Pembangunan dan peningkatan tanggul laut dan
bangunan pengamanan pantai Pantura Jawa1
5) Penyediaan air baku di kawasan strategis KEK
KI Cilegon Tanjung Lesung1
Cilegon 6) Pembangunan Prasarana Air BakuTirtayasa dan
Tanara Kab. Serang*
Serang 7) Pembangunan prasarana pengendali banjir
DKI Jakarta Ciberang Banten*
Pandeglang
Rangkasbitung