Anda di halaman 1dari 54

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA

RUANG/ BADAN PERTANAHAN NASIONAL


Direktorat Jenderal Tata Ruang
Direktorat Perencanaan Tata Ruang Nasional

RENCANA TATA RUANG


KAWASAN STRATEGIS
NASIONAL BITUNG,
MINAHASA, MANADO
(BIMINDO)
Manado, 27 Juni 2022

Disusun Oleh :
Direktorat Perencanaan Tata Ruang
Nasional Direktorat Jenderal Tata
Ruang
Outline Paparan
01 PENDAHULUAN


Memuat Nilai dan Isu Strategis di Kawasan Perkotaan
BimindoBimindo

02 MUATAN RTR KSN


Memuat Rencana Struktur Ruang, Pola Ruang, Indikasi Arahan
Zonasi Sistem Nasional, dan Indikasi Program

03 DAFTAR KONFIRMASI
Memuat Pending Isu yang perlu di konfirmasi ke daerah

2
1.
Pendahuluan
Nilai Strategis Wilayah

Pintu gerbang Indonesia Destinasi Pariwisata Super


menuju kawasan Asia Pasifik Prioritas (KEK Likupang)

Pusat Kawasan
Merupakan Jalur ALKI III
Industri
(KEK Bitung, KI
Bitung)

Destinasi wisata internasional Merupakan Barometer


(Taman Laut perkotaan di Indonesia Timur
Bunaken)
JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN

Potensi Jumlah kunjungan wisatawan di Provinsi


Sulawesi Utara Meningkat 513,04%
Pariwisata dalam kurun 5 Tahun (2013-
2018)

Pada tahun 2017 kunjungan wisatawan


di Kota Manado : 92.729 meningkat
83,06% dari tahun 2016

Pariwisata menjadi Peningkatan kunjungan wisata juga


Jiwa Jumlah Wisatawan Sulawesi Utara didorong dengan dibukanya
sektor unggulan
dalam pembentukan
140000 penerbangan langsung Manado –
122.100
9 Kota di Tiongkok
nilai PDRB baik di 120000

tingkat provinsi 100000


Sulawesi Utara 80000
79 .377
maupun di
60000
kota/kabupaten yang 40.624
termasuk dalam BIMINDO. 40000 17.279
19.917 19.465
20000

0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 Tahu
2019 n
Isu Strategis
LINGKUNGAN SOSIAL KEPENDUDUKAN
1) Dalam 13 tahun (2002-2015) terjadi penuru 1) Potensi ledakan penduduk (migrasi masuk) d
nan luas hutan : 6.510 Ha. ampak pembangunan KEK Bitung, KEK Likupa
2) Kerusakan DTA Danau ng, & Kota Baru.
• Erosi dan sedimentasi (20, 01 ton/hari)  2) munculnya permukiman kumuh khususnya di K
Pendangkalan Danau ota Manado (25 titik di 27 Kelurahan : luas 1
• Lahan kritis  11,5% dari total luas DTA D 57,3 Ha) dan Kota Bitung (sekitar Pelabuhan
anau Tondano Bitung)
3) Kerusakan Sempadan Danau 3) Tingkat kemiskinan di kawasan perkotaan (K
Konflik pemanfaatan lahan di Sempadan  r ota Manado dan Kota Bitung meningkat dari 3
umah tinggal, perdagangan, dsb tahun sebelumnya)
 Kota Manado 2014 (20.380 jiwa)  2016 (22
INFRASTRUKTUR .410 jiwa)
1) Kemacetan pusat kota (CBD), ruas jalan p  Kota Bitung 2015 (14.130 jiwa)  2018 (14.3
enghubung antar kota di kaw. Bimindo; 40 jiwa)
2) Overcapacity TPA Sumompo;
3) Kebutuhan air bersih untuk permukiman d
an industri; dan KEBENCANAAN
4) Kebutuhan sumber energi listrik.
4) Banjir di Kawasan Perkotaan Manado
5) Kawasan Rawan bencana Gempa bumi Tinggi
URBAN SPRAWL 6) Probabilitas kejadian tsunami di pantai Sulawes i
Perubahan guna lahan ke arah luar kawasan Utara dengan tinggi >3 m dalam satu tahun pa da
inti kota kisaran 0.8 – 1.1%
2.
Muatan RTR
Kawasan
Perkotaan
Bimindo
Muatan RPerpres RTR KSN
Bimindo RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN
TENTANG
RENCANA TATA RUANG KAWASAN
PERKOTAAN BITUNG – MINAHASA –
MANADO
13 BAB DAN 153 PASAL

ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN BIMINDO


BAB I KETENTUAN UMUM BAB VII
ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN
BAB VIII PERKOTAAN BIMINDO
BAB II CAKUPAN KAWASAN PERKOTAAN BIMINDO

PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN BIMINDO


BAB IX
BAB III PERAN DAN FUNGSI KAWASAN PERKOTAAN BIMINDO
BAB X PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG

BAB IV TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG KAWASAN


PERKOTAAN BIMINDO JANGKA WAKTU DAN PENINJAUAN KEMBALI
BAB XI

BAB V RENCANA STRUKTUR RUANG KAWASAN PERKOTAAN BIMINDO


BAB XII KETENTUAN PERALIHAN

BAB VI RENCANA POLA RUANG KAWASAN PERKOTAAN BIMINDO BAB XiII KETENTUAN PENUTUP

8
Muatan RPerpres RTR KSN
1 BAB I KETENTUAN UMUM Bimindo
2 BAB II CAKUPAN KAWASAN PERKOTAAN BIMINDO
3 BAB III PERAN DAN FUNGSI RENCANA TATA RUANG
4 BAB IV TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN BIMINDO
I. Tujuan Penataan Ruang
II. Kebijakan Penataan Ruang
III. Strategi Penataan Ruang
5 BAB V RENCANA STRUKTUR RUANG KAWASAN PERKOTAAN BIMINDO
I. Umum
II. Rencana Sistem Pusat Permukiman
III. Rencana Sistem Jaringan Prasarana
6 BAB VI RENCANA POLA RUANG KAWASAN PERKOTAAN BIMINDO
I. Umum
II. Kawasan Lindung
III. Kawasan Budi Daya
IV. Alur Migrasi Biota Laut
7 BAB VII ARAHAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN PERKOTAAN BIMINDO
I. Umum
II. Arahan Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
III. Indikasi Program Utama
8
BAB VIII ARAHAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG
I. Umum
II. Indikasi Arahan Zonasi Sistem Nasional
III. Arahan Insentif dan Disinsentif
IV. Arahan Sanksi
V. Arahan Penilaian Pelaksanaan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang
9 BAB IX PENGELOLAAN KAWASAN PERKOTAAN BIMINDO

10 BAB X PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG


11 BAB XI JANGKA WAKTU DAN PENINJAUAN KEMBALI
12 BAB XII KETENTUAN PERALIHAN
13 BAB XIII KETENTUAN PENUTUP
9
Delineasi Wilayah

59 Kecamatan 1.256.246 Jiwa (2018)


Kab. Minahasa Utara
279.342,48 Ha (Darat) 1.575.719 Jiwa (2040)
Kota Manado 426.694,49 Ha (Laut)
Kota Bitung
TOTAL 706.036,97 Ha LPP 1.20%

Kota Tomohon

Jumlah Jumlah Luas


Kab. Minahasa
Penduduk Kecamatan Wilayah
Kota Manado 430.133 11 16.236,1
Kota Bitung 212.409 8 32.989,3
Kota Tomohon 103.711 5 16.910
Kab. Minahasa 200.985 10 112.887,9
Kab. Minahasa 335.321
Pemen ATR/BPN No. 10 Tahun 2021 tentang Utara 25 100.319,1
Dasar Pertimbangan
Pedoman Penyusunan KSN dan Pemen KP No. 28
Penetapan Delineasi Tahun 2021 tentang Penyelenaggaran Penataan Ruang Wilayah Laut 426.694,49
Laut
Penataan Ruang

“mewujudkan Kawasan Perkotaan


sebagai pusat pertumbuhan ekonomi
berskala internasional di wilayah
timur Indonesia berbasis
pariwisata, perdagangan dan
jasa, kelautan, serta industri
pengolahan yang berdaya saing,
adaptif terhadap bencana dan
berwawasan lingkungan”
dan Strategi Penataan Ruang

01 02 03
Pemantapan sistem kota pengembangan kawasan peningkatan kualitas dan
secara hierarkis dan perkotaan di pesisir yang jangkauan pelayanan
terintegrasi yang didukung mendorong kegiatan ekonomi jaringan transportasi, energi,
dengan sistem jaringan kelautan yang berdaya saing telekomunikasi, sumber
infrastruktur yang handal global dan berkelanjutan daya air, serta prasarana

Strategi:
Strategi: Strategi:
a. menetapkan kawasan Perkotaan Inti dan
Kawasan Perkotaan di Sekitarnya yang a. mengembangkan keterpaduan sistem jaringan
a. mengembangkan pusat-pusat
memiliki fungsi khusus, berhierarki, dan transportasi darat, perkeretaapian, transportasi
pertumbuhan kelautan;
mendukung peran satu sama lain; laut dan transportasi udara untuk menjamin
b. mendorong pembangunan industri strategis
b. meningkatkan keterkaitan antara Kawasan aksesibilitas;
kawasan dengan pemanfaatan Sumber Daya
Perkotaan Inti dan Kawasan Perkotaan di b. mengembangkan transportasi massal yang
Kelautan;
Sekitarnya dengan kawasan perdesaan; terintegrasi;
c. mengembangkan pariwisata bahari dan
c. mempertahankan fungsi pusat kegiatan c. meningkatkan kualitas dan jangkauan
destinasi penyelenggaraan MICE; dan
yang sudah ada; pelayanan jaringan energi listrik;
d. mengembangkan pusat pertumbuhan
d. mengendalikan pusat kegiatan yang d. meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber
kelautan baru di kawasan yang memiliki
berkembang tidak sesuai dengan fungsi dan daya air melalui upaya konservasi dan
nilai ekonomi, sosial, budaya, serta yang
peran serta daya dukung dan daya tampung pendayagunaan sumber daya air serta
belum terlayani oleh pusat pertumbuhan
lingkungan; dan pengendalian daya rusak air; dan
yang ada.
e. mendorong berfungsinya pusat kegiatan e. meningkatkan kualitas dan jangkauan
baru. pelayanan air minum, air limbah, drainase,
dan persampahan secara terpadu
antarkawasan.
dan Strategi Penataan Ruang

04 05
penetapan dan peningkatan penetapan dan pemantapan
fungsi, kuantitas, dan kualitas Kawasan Budi Daya sesuai
Kawasan Lindung dan RTH dengan kapasitas daya dukung
dan daya tampung lingkungan

Strategi: Strategi:
a. menetapkan dan memantapkan g. menetapkan dan memantapkan a. menetapkan dan mengembangkan kegiatan budidaya
Kawasan Lindung; RTH paling sedikit 30%; sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan;
b. mengembalikan fungsi Kawasan h. mengidentifikasi dan b. mengembangkan kegiatan pariwisata alam, budaya, dan
Lindung yang telah beralih fungsi mengendalikan pemanfaatan buatan yang berdaya saing dan berkelanjutan serta
menjadi Kawasan Budi Daya; wilayah pesisir; mengangkat kearifan lokal;
c. mengendalikan kegiatan i. mempertahankan dan c. mengembangkan kegiatan perdagangan dan jasa skala
pembangunan di Kawasan Budi merehabilitasi fungsi ekologis internasional, nasional, regional, dan lokal sesuai
Daya yang berbatasan dengan Kawasan Konservasi di Laut; fungsi dan peran masing-masing kawasan perkotaan;
Kawasan Lindung; j. mengatur dan mengendalikan d. mengembangkan kegiatan industri yang berbasis
d. mencegah terjadinya alih fungsi kegiatan pemanfaatan di Kawasan inovasi, berteknologi tinggi, dan ramah lingkungan;
lahan Kawasan Lindung; Konservasi di Laut; dan e. mempertahankan dan merehabilitasi lahan pertanian
e. menyelenggarakan upaya terpadu k. mengembangkan prasarana dan pangan berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan
untuk melestarikan fungsi lingkungan sarana pengawasan di Kawasan fungsi daya dukung lingkungan; dan
berbasis WS dan DAS; Konservasi di Laut a. mempertahankan Kawasan Budi Daya hutan produksi yang
f. menerapkan persyaratan ada untuk menjaga fungsi hidro-orologis dan hidrogeologis
pembangunan sesuai dengan daerah tangkapan air
ketentuan peraturan perundang-
undangan;
dan Strategi Penataan Ruang

06 07
pengembangan ekonomi berbasis peningkatan koordinasi,
pariwisata, perdagangan jasa, sinkronisasi dan keterpaduan
serta industri pengolahan pembangunan melalui
pertanian dan perikanan, kerjasama
kelautan, serta aneka industri

Strategi: Strategi:
a. mendorong pengembangan sentra- a. mengembangkan lembaga kerjasama
sentra kawasan ekonomi baru dalam antardaerah yang berfungsi untuk
bidang pariwisata, perdagangan dan melakukan koordinasi, fasilitasi
jasa, kelautan, pengolahan hasil kerjasama, dan kemitraan dalam
produksi pertanian dan perikanan, serta pemanfaatan ruang dan pengendalian
industri agro dan aneka; dan pembangunan Kawasan Perkotaan
b. mengembangkan dan meningkatkan Bimindo;
kerjasama investasi, peningkatan nilai b. meningkatkan keterpaduan dan
tambah produksi dan pemasaran sinkronisasi pembangunan antara
komoditas unggulan di Kawasan Pemerintah Pusat, pemerintah provinsi,
Perkotaan Bimindo. dan pemerintah kabupaten/kota; dan
c. mendorong penguatan peran Masyarakat
dalam proses perencanaan, pemanfaatan
ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang
perkotaan.
Struktur Ruang

01 1 2 2
1 2
Rencana Sistem 3
Pusat Permukiman 8 3

4
PERKOTAA PERKOTAAN DI PUSAT 7 4
PERTUMBUHAN
N INTI SEKITARNYA
KELAUTAN

1. Kawasan Perkotaan Munte 1. Pelabuhan Perikanan, Sentra


1. Kota Manado 2. Kawasan Perkotaan Likupang
Kegiatan Perikanan
2. Kota Bitung 3. Kawasan Perkotaan Wori
Tangkap, dan Sentra 5 1
Industri Kelautan Bitung
4. Kawasan Perkotaan Tatelu
5. Kawasan Perkotaan Airmadidi
2. Pelabuhan Perikanan
Likupang dan Sentra Kegiatan
9
6. Kawasan Perkotaan Koka Perikanan Tangkap 10
7. Kawasan Perkotaan Pineleng MinahasaUtara
8. Kawasan Perkotaan Tanawangko 3. Pelabuhan Perikanan
9. Kawasan Perkotaan Tomohon Tumumpa
10. Kawasan Perkotaan Tondano 4. Sentra Perikanan Budidaya
Kampung Perikanan Budidaya 6
Desa Warukapas

15
Struktur Ruang
02
A Rencana Sistem B D
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan Sistem Jaringan
Sistem Sumber Daya
Jaringan Energi
Air
Transportasi
PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK SUMBER AIR
TANSPORTASI DARAT TRANSPORTASI LAUT
• 2 Wilayah Sungai
1. Jaringan Jalan 1. Tatanan Kepelabuhanan • 19 Unit Pembangkit
• 33 DAS
Nasional • 19 SDEW
26 Jalan Arteri Primer
24 Jalan Kolektor Primer  1 Pelabuhan Utama JARINGAN TRANSMISI • 4 CAT
4 Jalan Bebas Hambatan  1 Pelabuhan Pengumpul TENAGA LISTRIK
2 Lajur, Jalur, Atau Jalan Khusus  2 pelabuhan pengumpan regional PRASARANA SUMBER
Angkutan Massal  12 pelabuhan lokal DAYA AIR
• 22 Jaringan SUTT
 4 Terminal Tipe A • 14 Unit Gardu Induk
2. Pelabuhan Lainnya
 9 Terminal Tipe B • 2 Daerah Irigasi
 Pangkalan TNI AL
2. Angkutan Sungai dan  Terminal Khusus
Penyeberangan C E
 2 Pelabuhan Sungai/Danau Sistem Jaringan
TRANSPORTASI UDARA Sistem Jaringan
 15 Pelabuhan Penyeberangan Telekomunikasi
 4 Lintas Angkutan Penyeberangan Prasarana Perkotaan
1. Bandar Udara
JARINGAN TETAP
PERKERETAAPIAN  1 Bandar Udara Umum • 7 SPAM
• 6 STO • Jaringan Drainase
1. Jaringan Jalur Kereta Api • Kabel Bawah Laut Primer
• 17 IPAL
 2 jalur kereta api antar kota • 7 TPA
 1 jalur kereta api perkotaan JARINGAN BERGERAK

2. Stasiun Kereta Api • Jaringan Teresterial


• Jaringan Selular
 5 stasiun antar kota
• Jaringan Satelit 16
 14 stasiun perkotaan
Struktur Ruang
01
Rencana Sistem
Pusat Permukiman
PERKOTAA
N INTI
1 2
1. KOTA MANADO
a. pusat pemerintahan provinsi;
b. pusat pemerintahan kota dan/atau kecamatan;
c. pusat perdagangan barang dan/atau jasa skala internasional, nasional, dan regional;
d. pusat pelayanan pendidikan tinggi;
e. pusat pelayanan olahraga skala internasional, nasional, dan regional;
f. pusat pelayanan kesehatan skala internasional, nasional, dan regional;
g. pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang skala regional;
h. pusat pelayanan transportasi laut skala internasional dan nasional;
i. pusat produksi, pengolahan, dan pemasaran perikanan tangkap;
j. pusat pelayanan transportasi udara internasional dan nasional;
k. pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
l. pusat kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif;
m. pusat kegiatan pertanian;
n. pusat kegiatan pertemuan, pameran, dan sosial budaya.

2. KOTA BITUNG
a. pusat pemerintahan kota dan/atau kecamatan;
b. pusat kegiatan industri;
c. pusat kegiatan industri kelutan
d. pusat perdagangan barang dan/atau jasa skala internasional, nasional, dan regional;
e. pusat pelayanan sistem angkutan umum barang skala internasional, nasional, dan regional;
f. pusat kegiatan pariwisata dan ekonomi kreatif;
g. pusat produksi, pengolahan, dan pemasaran perikanan tangkap; dan
h. pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara.
17
Struktur Ruang
01
Rencana Sistem PERKOTAAN DI 1. Kawasan Perkotaan Munte 5. Kawasan 8. Kawasan
Pusat Permukiman SEKITARNYA a. pusat kegiatan perikanan; Perkotaan Perkotaan
b. pusat kegiatan pertanian; Airmadidi Tanawangko
dan a. pusat pemerintahan a. pusat kegiatan
c. pusat kegiatan pertahanan kabupaten; perikanan;
dan keamanan negara. b. pusat perdagangan dan jasa b. pusat kegiatan
skala regional; pertanian;
2. Kawasan c. pusat kegiatan pariwisata; c. pusat kegiatan
1 2 Perkotaan d. pusat kegiatan pertanian; pariwisata;

8 3 Likupang
a. pusat kegiatan
e. pusat pelayanan sistem
angkutan umum
d. pusat perdagangan dan jasa;
9. Kawasan
dan
pariwisata; penumpang dan barang Perkotaan
e. pusat kegiatan pertahanan dan
b. pusat kegiatan regional; dan Tomohon
keamanan negara.
pertanian; f. pusat kegiatan pertahanan a. pusat pemerintahan
c. pusat kegiatan dan keamanan negara. kota;
perikanan; b. pusat kegiatan
4 d. pusat pelayanan sistem
6. Kawasan Perkotaan
Koka
pariwisata; dan
angkutan umum penumpang c. pusat pelayanan sistem
7 3. Kawasan
regional; Perkotaan
dan
a. pusat kegiatan
perdagangan dan jasa;
angkutan umum penumpang
e.Wori
pusat kegiatan pertahanan dan barang regional; dan
b. pusat kegiatan peternakan.; d. pusat kegiatan pertahanan
a. pusat kegiatan negara.
dan keamanan dan
pertanian; dan keamanan
10. Kawasan negara.
Perkotaan
c. pusat kegiatan pertahanan
b. pusat kegiatan Tondano
dan keamanan negara. a. pusat pemerintahan
5 perikanan;
dan kabupaten;
7. Kawasan b. Pusat perdagangan dan jasa
9 c. pusat kegiatan pertahanan
dan keamanan negara.
Perkotaan skala regional;
1 4. Kawasan Perkotaan Pineleng c. pusat kegiatan pariwisata; dan
Tatelu a. pusat pelayanan d. pusat pelayanan pendidikan
0 a. pusat kegiatan pertanian; pendidikan tinggi;
dan tinggi; e. pusat kegiatan pertanian;
f. pusat pelayanan sistem angkutan
b. pusat kegiatan b. pusat pertanian;
umum penumpang dan regional;
pertahanan dan c. pusat perdagangan dan
6 keamanan negara. jasa; dan
dan
g. pusat kegiatan pertahanan dan
d. pusat kegiatan pertahanan
keamanan negara.
dan keamanan negara.
18
Struktur Ruang
01
Rencana Sistem PUSAT PUSAT PERTUMBUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN
Pusat Permukiman PERTUMBUHAN
KELAUTAN 1. Pelabuhan Perikanan yang terdiri atas :
a. Pelabuhan Perikanan Bitung;
b. Pelabuhan Perikanan Likupang;
1 2 c. Pelabuhan Perikanan Tumumpa
1 2. Sentra Kegiatan Perikanan Tangkap yang terdiri atas :
a. Sentra Kegiatan Perikanan Tangkap Bitung;
b. Sentra Kegiatan Perikanan Tangkap Minahasa Utara;
3. Sentra Kegiatan Perikanan Budidaya yang terdiri atas Sentra Kegiatan Perikanan
Budidaya Desa Warukapas, Kec. Dimembe, Kab. Minahasa Utara.

INDUSTRI KELAUTAN
4. Pusat Industri Kelautan Bitung
3

4
19
A Struktur Ruang
02
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan
Transportasi
Jaringan Jalan Arteri
Primer:
1. jalan Kauditan - Batas Kota Bitung;
2. jalan Sompotan (Bitung);
3. jalan Moh Hatta (Bitung);
4. jalan Yos Sudarso (Bitung);
5. jalan W. Maramis (Bitung);
6. jalan Wolter Monginsidi (Bitung);
7. jalan Yos Sudarso (Manado);
24 8. jalan R. Martadinata (Manado);
17
9. jalan Jenderal Sudirman (Manado);
11 7 10. jalan Batas Kota Manado – Tomohon;
9 8 16
11. jalan Suprapto (Lembong) (Manado);
23 12. jalan Samratulangi (Manado);
15 13. jalan Tomohon – Kawangkoan;
12 14. jalanKwangkoan – Kab.
15 Batas
Minahasa/Minahasa Selatan;
18 1 10 15. jalan Batas Kota Manado – Airmadidi;
16. jalan Kairagi – Batas Kota Manado;
17. jalan Kairagi – Mapanget;
18. jalan Airmadidi - Kauditan (By Pass);
13 20 26 19. jalan Airmadidi – Batas Kota Tondano;
21
20. jalanAkses Tol Airmadidi –
Simpang
14
Tondano;
19 5 4 21. jalan Batas Kab. Minahasa/Minahasa Selatan
32
6 – Tumpaan;
22. jalan Imam Bonjol (Tondano);
23. jalan Lingkar Kota Manado (MORR I);
24. jalan Lingkar Kota Manado (MORR II);
SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI 25. jalan W. Maramis (Tondano); dan
22
Jalan Arteri Primer 26. jalan Simpang Sby – Akses Tol Airmadidi.
25
Sumber:
Kepmen PUPR No 430 Tahun 2022 20
A Struktur Ruang
02
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan
Transportasi

Jaringan Jalan Kolektor Primer:


12
1. jalan Batas Kota Manado - Tumpaan;
2. jalan Monginsidi (Manado);
9 3. jalan Bethesda (Manado);
10
7 5
11 4. jalan Pierre Tendean (Boulevard) (Manado);
21 5. jalanZero Point - Jln. Tendean
6 4 Pierre (Manado);
6. jalan Likupang - Girian (Bitung);
8 3 7. jalan Wori - Likupang;
2
8. jalan Batas Kota Manado - Wori;
9. jalan Hasanudin (Manado);
10. jalan Ks. Tubun (Manado);
11. jalan Panjaitan (Manado);
13 12. jalan Pogidon (Manado);
1
13. jalan Girian - Kema (Makalisung);
17
14. jalan Kema – Rumbia;
16
18
15. jalan Rumbia – Buyat;
16. jalan Bts. Kota Tondano – Tomohon;
20 17. jalan Samratulangi (Tondano);
18. jalan Bulovard (Tondano);
14
19. jalan Langowan - Ratahan – Belong;
20. jalan Tondano - Wasian - Kokas – Langowan –
Kawangkoan;
21. jalan Akses Likupang.
19

SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI


15
Jalan Kolektor Primer Satu (JKP-1)
Sumber:
Kepmen PUPR No 430 Tahun 2022
21
A Struktur Ruang
02
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan
Transportasi

Jaringan Jalan Bebas Hambatan:


1. Manado-Bitung;
2. Manado-Tomohon;
3. Kairagi-Mapanget; dan
d
4. Tomohon-Amurang.

Pengembangan Jaringan Jalan


Akses menuju Pusat Pertumbuhan
Kelautan Likupang dan KEK
Likupang 4
a
Terminal Tipe A:
b a
a. Terminal Malalayang di Kec. Malalayang (Kota Manado); c 1 c
b. Terminal Liwas di Kec. Paal Dua (Kota Manado); 2 b
c. Terminal Tangkoko di Kec. Matuari (Kota Bitung); dan g
d. Terminal Beriman di Kecamatan Tomohon Timur (Kota Tomohon).
d
i
Terminal Tipe B: 3
a. Terminal Paal Dua di Kec. Paal Dua (Kota Manado);
b. Terminal Karombasan di Kec. Wanea (Kota Manado);
c. Terminal Airmadidi di Kec. Airmadidi (Kab. Minahasa Utara); SISTEM JARINGAN TR e
d. Terminal Likupang di Kec. Likupang (Kab.Minahasa Utara); h Terminal Barang h
h f
e. Terminal Kawangkoan di Kec. Kawangkoan (Kab. Minahasa); Terminal Penumpang Tipe A

f. Terminal Langowan di Kecamatan Langowan (Kab. Minahasa); h


Terminal Penumpang Tipe B
Jalan Arteri Primer
g. Terminal Tanawangko di Kec. Tombariri (Kab. Minahasa); Jalan Kolektor Primer Satu (JKP-1)

h. Terminal Kakas di Kec. Kakas (Kab. Minahasa); dan Jalan Strategis Nasional
Jalan Tol
i. Terminal Tondano di Kec. Tondano Barat (Kab. Minahasa).
Sumber:
Terminal Barang: Kepmen PUPR No 567 Tahun 2010
- Terminal Liwas di Kec. Paal Dua (Kota Manado). Kepmenhub 109 Tahun 2019
RTRW Prov. Sulawesi Utara Tahun 2014-2034 22
A Struktur Ruang
02
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan
Transportasi
10
12
8 9

11
Sistem Jaringan Transportasi Penyeberangan 7
a. Kota Manado : 3
4
1. Pelabuhan Manado 2
2. Pelabuhan Bunaken
3. Pelabuhan Siladen
4. Pelabuhan Manado Tua 1
a. Kota Bitung : 5
5. Pelabuhan Bitung 6
15
6. Pelabuhan Pulau Lembeh
b. Kabupaten Minahasa Utara :
7. Pelabuhan Likupang 13
8. Pelabuhan Gangga Danau
Linow
9. Pelabuhan Bangka
10. Pelabuhan Talise
11. Pelabuhan Mantehage Danau
Tondano
12. Pelabuhan Naen
13. Pelabuhan Kema
14
c. Kabupaten Minahasa :
14. Pelabuhan Kora-Kora
Transportasi Penyeberangan
15. Pelabuhan Tanahwangko
Pelabuhan Penyeberangan

Sumber:
• Kepmenhub 432 Tahun 2017
• Masukan Daerah

23
A Struktur Ruang
02
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan
Transportasi

Jaringan jalur kereta api antarkota:


a. jaringan jalur kereta api lintas barat Pulau Sulawesi Bagian Utara yang
menghubungkan Manado – Bitung; dan
b. jaringan jalur kereta api yang menghubungkan Manado – Bitung dan
Bitung – Gorontalo – Isimu.

Jaringan jalur kereta api perkotaan:


Jalur Minahasa (Kalasey) – Manado (Bandara) – Minahasa Utara
(Likupang).

Stasiun kereta api antarkota : 4


1 5
1. Stasiun Manado
Jalur Ma nado - Bitung 3
2. Stasiun Airmadidi
3. Stasiun Girian 2

4. Stasiun Bitung Kota


5. Stasiun Pelabuhan Bitung
Stasiun kereta api perkotaan :
1. Stasiun Kalasey 10. Stasiun Ranomuut
2. Stasiun Malalayang 11. Stasiun Liwas
3. Stasiun RSU Kando/Poltekes 12. Stasiun Transmart
4. Stasiun Bahu Mall 13. Stasiun GPI
5. Stasiun Mantos 14. Stasiun Bandara SISTEM JARINGAN
6. Stasiun Megamas TRANSPORTASI
)Æb Stasiun Kereta
7. Stasiun Zero Point
)Æb Stasiun Kereta MRT
8. Stasiun Tikala
Jaringan Jalur Kereta Api (KA) Antarkota
9. Stasiun Paal 2 Jaringan Jalur Kereta Api (KA) Perkotaan

Sumber:
• Kepmenhub 296 Tahun 2020
• Dokumen Perencanaan Transportasi Perkotaan Berbasis Rel 24
A Struktur Ruang
02
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan
Transportasi

Tatanan Kepelabuhanan Nasional:


a. Pelabuhan Utama dan Hub Internasional: Pelabuhan Bitung pada
9
Kota Bitung;
b. Pelabuhan Pengumpul: Pelabuhan Manado pada Kota Manado;
6 7 c. Pelabuhan Pengumpan Regional:
8
1. Pelabuhan Likupang pada Kabupaten Minahasa Utara
5 2. Pelabuhan Munte pada Kabupaten Minahasa Utara; dan
2 1 d. Pelabuhan Pengumpan Lokal:
11 3. Pelabuhan Tanahwangko
12 10 4. Pelabuhan Korakora
5. Pelabuhan Mantehage
6. Pelabuhan Naen
b
7. Pelabuhan Gangga
8. Pelabuhan Bangka
14
a 9. Pelabuhan Talise
13 10. Pelabuhan Bunaken
3
11. Pelabuhan Siladen
12. Pelabuhan Manado Tua
TATANAN KEPELABUHANAN NASIONAL Danau 13. Pelabuhan Lembeh
h Pelabuhan Utama Linow
14. Pelabuhan Bitung.
(Î Pelabuhan Pengumpul
Danau
h Pelabuhan Pengumpan Regional Tondano
h Pelabuhan Pengumpan Lokal
) Pelabuhan Sungai dan Danau
4
0
Sumber:
• Kepmenhub 432 Tahun 2017
• Masukan Daerah
25
A Struktur Ruang
02
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan
Transportasi

Bandar udara umum:


a. Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi di Kecamatan
Mapanget pada Kota Manado sebagai bandar udara
pengumpul.

Bandar udara khusus: diatur sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan.

Sumber:
Kepmenhub 166 Tahun 2019

26
B Struktur Ruang
02
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan
Energi

Pembangkitan Tenaga Listrik:


1. Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas Minahasa di Kecamatan Likupang Timur pada
Kabupaten Minahasa Utara;
2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Likupang di Kecamatan Likupang Timur pada Kabupaten
Minahasa Utara; 1
3. Pembangkit Listrik Tenaga Uap Sulut 3 di Kecamatan Kema pada Kabupaten Minahasa Utara;
2
4. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Airmadidi di Kecamatan Airmadidi pada Kabupaten
Minahasa Utara;
5. Pembangkit Listrik Tenaga Air Tanggari I di Kecamatan Airmadidi pada Kabupaten Minahasa Utara;
6. Pembangkit Listrik Tenaga Air Tanggari II di Kecamatan Airmadidi pada Kabupaten Minahasa Utara; S 13
7. Pembangkit Listrik Tenaga Air Sawangan di Kecamatan Airmadidi pada Kabupaten Minahasa Utara;
8. Pembangkit Listrik Tenaga Air Minahasa Utara I, II dan III di Kecamatan Airmadidi pada 11
Kabupaten Minahasa Utara; 8
8 12
9. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Alam Minahasa di Kecamatan Likupang pada Kabupaten
10
Minahasa Utara;
8
7 3
56
10. Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung di Kecamatan Maesa pada Kota Bitung; 14
11. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Gunung Dua Saudara di Kecamatan Madidir pada Kota
Bitung; 15
12. Pembangkit Listrik Tenaga Samudra Pulau Lembeh di Kecamatan Lembeh Selatan pada Kota Bitung ; 16
18
13. Pembangkit Listrik Tenaga Surya Bunaken di Kecamatan Bunaken Kepulauan pada Kota
SISTEM JARINGAN ENE
Manado;
19
14. Pembangkit Listrik Tenaga Air Tonsea Lama di Kecamatan Tondano Utara pada Kabupaten S Pembangkit Listrik Tenaga Samudera
Minahasa; 17 Pembangkit Listrik Tenaga Air
15. Pembangkit Listrik Tenaga Air Tincep di Kecamatan Sonder pada Kabupaten Minahasa;
16. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Tincep I, II, III, dan IV di Kecamatan Sonder pada S Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

Kabupaten Minahasa;
S Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas

17. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Kecamatan Tompaso pada Kabupaten Minahasa; S Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap
Pembangkit Listrik Tenaga Uap
18. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong I, II, III, dan IV di Kecamatan Sonder pada Sumber: Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Kabupaten Minahasa; dan • Kepmen ESDM 188 Tahun 2021 S Pembangkit Listrik Tenaga Surya
19. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahedong V dan VI di Kecamatan Tompaso pada • RTRW Kab/Kota
Kabupaten Minahasa. S Pembangkit Listrik Tenaga Sampah

S
B Struktur Ruang
02
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan
Energi
e
LAUT SULAWESI GI Likupsng
b Saluran Udara Tegangan Tinggi:
a. SUTT Likupang-Paniki m. SUTT PLTP Lahendong – Kawangkoan
b. SUTT PLTMG Minahasa Peaker —Likupang n. SUTT PLTP Lahendong – Tomohon
a c. SUTT Sario (GIS)/ Manado Kota — Teling o. SUTT Tomohon - Tasik Ria
d. SUTT PLTU Sulut III-Tanjung Merah (Kema) p. SUTT Tonsea Lama – Tomohon
GI Pandu e. SUTT Likupang — Pandu q. SUTT Ranomut – Teling
h f. SUTT PLTA Sawangan-Sawangan r. SUTT Sawangan – Ranomut
g. SUTT Kema — Bitung s. SUTT Sawangan – Bitung
h. SUTT Likupang-Bitung t. SUTT PLTA Tanggari 1 – Sawangan
GI Paniki i. SUTT Teling — Paniki u. SUTT PLTA Tanggari 2 – Sawangan
GI Ranomut i j. SUTT Tonsea Lama — Sawangan v. SUTT Lopana - GIS Teling
c k. SUTT Tomohon – Teling
GI Sario q l. SUTT Tanjung Merah – Paniki
GI Teling-GIS

GI Tasik Ria r g Sebaran Gardu Induk:


s 1. Gardu Induk Pandu di Kecamatan Wori pada Kabupaten Minahasa Utara;
GI Kema
o 2. Gardu Induk Sawangan di Kecamatan Airmadidi pada Kabupaten Minahasa Utara;
f GI Sawangan d
k u
3. Gardu Induk Tonsea Lama di Kecamatan Tondano Utara pada Kabupaten Minahasa;
t j 4. Gardu Induk Tomohon di Kecamatan Tomohon Tengah pada Kota Tomohon;
5. Gardu Induk Tasik Ria di Kecamatan Tombariri pada Kabupaten Minahasa;
GI Tonsealama 6. Gardu Induk Teling-GIS di Kecamatan Wanea pada Kota Manado;
p
7. Gardu Induk Ranomut di Kecamatan Paal Dua pada Kota Manado;
GI Tomohon
8. Gardu Induk Kawangkoan di Kecamatan Kawangkoan pada Kabupaten Minahasa;
n GI Bitung
9. Gardu Induk Paniki di Kecamatan Kalawat pada Kabupaten Minahasa Utara;
GI Tanjung 10. Gardu Induk Bitung (IBT) di Kecamatan Maesa pada Kota Bitung;
Merah 11. Gardu Induk Kema di Kecamatan Kema pada Kota Bitung;
m 12. Gardu Induk Sario-GIS di Kecamatan Sario pada Kota Manado;
13. Gardu Induk Likupang (IBT) di kecamatan Likupang Timur pada Kabupaten Minahasa Utara; dan
LAUT MALUKU 14. Bitung Baru (Gardu Induk Tanjung Merah) di kecamatan Matuari (Bitung Barat) pada Kota
GI Kawangkoan Bitung .
SISTEM JARINGAN ENERGI
8 Gardu Induk
[ [ Saluran Udara Tegangan Tinggi
Sumber:
• Kepmen ESDM 188 Tahun 2021
• RTRW Kab/Kota
C Struktur Ruang
02
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan

Telekomunikas
i Jaringan tetap yang dilayani oleh Sentral Telpon Otomat (STO) →
STO di Kota Manado, Kota Bitung, Kota Tomohon, Kabupaten
Minahasa, dan Kabupaten Minahasa Utara.

Jaringan bergerak yang dapat dilayani oleh menara Base


Transceiver Station telekomunikasi terdiri atas:
a. jaringan teresterial; b. jaringan satelit; dan c. jaringan selular.
ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

Kabel bawah laut berupa kabel bawah laut untuk telekomunikasi


meliputi:
a. Manado-Palu/Makassar di sebagian perairan sekitar Kota
Manado
b. Kauditan-Ternate di sebagian perairan sekitar Kabupaten
Minahasa Utara;
c. Kauditan-Davao-Los Angeles di sebagian perairan sekitar
Kabupaten Minahasa Utara;
d. Palapa Ring broadband yang menghubungkan Manado-
Ondong Siau di sebagian perairan sekitar Kota Manado.
D Struktur Ruang
02
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan
Sumber Daya Air

Sumber air berupa air permukaan pada sungai terdiri atas:


1. WS Strategis Nasional Tondano – Sangihe – Talaud – Miangas meliputi DAS Kalasey, DAS Kolongan,
DAS Malalayang, DAS Sario, DAS Tondano, DAS Maasing, DAS Bailang, DAS Kima, DAS
Talawaan, DAS Walangan, DAS Mansilong, DAS Batu, DAS Likupang, DAS Maen, DAS Batuputih,
DAS Pasondolong, DAS Girian, DAS Bendungan Kema, DAS Sawangan, DAS Bulo, DAS Buraran,
DAS Kaweruan, DAS Manembo, DAS Bunaken, DAS Manadotua, DAS Mantehage, DAS Talise,
DAS Bangka, dan DAS Lembeh; dan
2. WS Poigar – Ranoyapo meliputi DAS Tambala, DAS Ritey, DAS Kumu, dan DAS Nimanga.

Sumber air berupa air permukaan pada waduk, danau, atau embung terdiri atas:
1. Waduk Kuwil Kawangkoan di Kecamatan Kalawat pada Kabupaten Minahasa Utara;
2. Danau Tondano di Kecamatan Remboken, Kecamatan Tondano Selatan, Kecamatan
Tondano Barat, Kecamatan Tondano Timur, Kecamatan Eris, Kecamatan Kecamatan Kakas, dan
1
Kakas Barat pada Kabupaten Minahasa;
3. Danau Linow di Kecamatan Tomohon Selatan pada Kota Tomohon;
6 7 4. Danau Pangolombian di Kecamatan Tomohon Selatan pada Kota Tomohon;
5. Danau Tampusu di Kecamatan Tomohon Selatan pada Kota Tomohon;
9 16 6. Danau Seper di Kecamatan Kauditan pada Kabupaten Minahasa Utara;
8 15 7. Danau Tasik Oki di Kecamatan Kema pada Kabupaten Minahasa Utara;
3 4 10 8. Embung Likit di Kecamatan Tondano Selatan pada Kabupaten Minahasa;
17 18 9.Embung Uluna di Kecamatan Tondano Selatan pada Kabupaten Minahasa; 10.Embung
2
14 Tombakar di Kecamatan Tondano Selatan pada Kabupaten Minahasa; 11.Embung
Minimbongan di Kecamatan Kakas pada Kabupaten Minahasa; 12.Embung Kalawiran di
13 12 11 Kecamatan Kakas pada Kabupaten Minahasa; 13.Embung Sendow di Kecamatan
Langowan Barat pada Kabupaten Minahasa; 14.Embung Pulutan di Kecamatan Remboken
pada Kabupaten Minahasa; 15.Embung Tulang di Kecamatan Tondano Timur pada
Kabupaten Minahasa;
SISTEM JARINGAN SUMBER DAYA
16.Embung Sumesempot di Kecamatan Tondano Timur pada Kabupaten Minahasa;
AIR
>Y Bendungan/Embung
17.Embung Kulo di Kecamatan Remboken pada Kabupaten Minahasa; dan 18.Embung
Danau Tandengan di Kecamatan Eris pada Kabupaten Minahasa.
Sumber: sumber air berupa air tanah pada CAT meliputi:
• Permen PUPR No 4 Tahun 2015 1. CAT Batuputih,
• RTRW Kab/Kota 2. CAT Manado,
3. CAT Bitung – Ratahan, dan
4. CAT Tomohon – Tumpaan.
D Struktur Ruang
02
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan
Sumber Daya Air

Prasarana sumber daya air terdiri atas sistem pengendalian banjir dan rob, sistem
jaringan irigasi, dan sistem pengamanan pantai.

Sistem pengendalian banjir dan rob terdiri atas:


a. sistem pengendalian banjir berupa waduk, danau, atau embung di Kawasan
Perkotaan Bimindo;
b. sistem pengendalian banjir berupa normalisasi aliran sungai di seluruh Kawasan
Perkotaan Bimindo;
c. sistem pengendalian banjir berupa pengembangan kolam tampung air di
kawasan dataran tinggi yang dilalui arus banjir;
d. sistem pengendalian banjir dan rob berupa pengembangan tanggul pantai dan
pengaman pantai di sepanjang pesisir utara Kawasan Perkotaan Bimindo;
e. sistem pengendalian banjir dan rob berupa peningkatan kualitas jaringan drainase di
seluruh Kawasan Perkotaan Bimindo.

Sistem jaringan irigasi meliputi jaringan irigasi primer, jaringan irigasi sekunder, dan
jaringan irigasi tersier yang melayani DI kewenangan pemerintah provinsi utuh
kabupaten/kota meliputi:
a. DI Noongan di Kabupaten Minahasa; dan
b. DI Talawaan Meras di Kabupaten Minahasa Utara.

Sistem pengamanan pantai dilaksanakan dalam rangka mengurangi abrasi pantai melalui
pengurangan energi gelombang yang mengenai pantai, dan/atau penguatan tebing pantai.
Sistem pengamanan pantai dilakukan di seluruh pantai rawan abrasi dan intrusi air laut di
Kawasan Perkotaan Bimindo.
E Struktur Ruang
02
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan
Prasarana Perkotaan

SPAM Jaringan Perpipaan di Kawasan Perkotaan Bimindo:

a. unit produksi air minum meliputi:


1. SPAM Regional Bimatara meliputi Instalasi Pengolahan Air Bimatara di
Kecamatan Kalawat pada Kabupaten Minahasa Utara;
2. SPAM Mapanget di Kecamatan Mapanget pada Kota Manado;
3. SPAM Girian, SPAM Maesa, SPAM Madidir, SPAM Ronowulu pada Kota
Bitung;
4. SPAM Tomohon pada Kota Tomohon;
5. SPAM Likupang Timur dan SPAM Airmadidi pada Kabupaten Minahasa Utara;
6. SPAM Kawasan Rawan Air di Kecamatan Kema, Kecamatan Likupang Barat, dan
Kecamatan Kalawat pada Kabupaten Minahasa Utara; dan
7. SPAM Kali Peneleng, SPAM Sonder, SPAM Kawangkoan, SPAM Tondano Barat
dan Tondano Selatan, SPAM Tondano Timur dan Tondano Utara pada Kabupaten
Minahasa.
b. unit distribusi air minum ditetapkan di Kota Manado, Kota Bitung, Kota Tomohon,
Kabupaten Minahasa, dan Kabupaten Minahasa Utara.

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

N Intalasi Pengolahan Air (IPA)


O
Sumber:
RTRW Kab/Kota
E Struktur Ruang
02
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan
Prasarana Perkotaan

Sistem jaringan drainase adalah saluran drainase primer yang ditetapkan dalam rangka
mengurangi genangan air dan mendukung pengendalian banjir, terutama di kawasan
permukiman, kawasan industri, kawasan perdagangan dan jasa, kawasan perkantoran, kawasan
pertanian, dan kawasan pariwisata.

Saluran drainase dikembangkan melalui saluran pembuangan utama, meliputi:


a. Sungai Tondano, Sungai Sawangan, Sungai Bailang, Sungai Malalayang, dan
Sungai Sario pada Kota Manado;
b. Sungai Girian, Sungai Sagerat, Sungai Tanjung Merah, Sungai Tewaan, Sungai Rinondoran,
Sungai Batuputih, dan Sungai Araren pada Kota Bitung;
c. Sungai Ranowangko pada Kota Tomohon;
d. Sungai Nimanga, Sungai Maroondor, Sungai Rariang, Sungai Bulo, Sungai Rerer, Sungai
Sapana, Sungai Saluwangko, Sungai Tombingon, Sungai Tolour Oki, Sungai Tonsaru,
Sungai Tougela, Sungai Toubeke, Sungai Sumesempot, Sungai Manembo, Sungai Sindoran
Besar, Sungai Sindoran Kecil, Sungai Kaliakel, Sungai Pinisin, Sungai Kayuwatu Oki,
Sungai Kayuwatu Wangko, Sungai Kinamang, Sungai Tarandi, Sungai Atep Oki, Sungai
Raker, Sungai Pakaretan, Sungai Kamenti, Sungai Kora-kora, Sungai Kawis, Sungai
Tuloun, Sungai Kaliawuoki, Sungai Kaliawuwangko, Sungai Kombi, Sungai Tulap, dan
Sungai Buraran pada Kabupaten Minahasa; dan
e. Sungai Tondano, Sungai Papaw, dan Sungai Tumbohon pada Kabupaten Minahasa Utara.
E Struktur Ruang
02
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan
Prasarana Perkotaan

Sistem pengelolaan air limbah (SPAL)meliputi:


a. sistem pembuangan air limbah domestic; dan
b. sistem pengelolaan air limbah non domestik.

Sistem Pengelolaan Air Limbah domestik terdiri atas:


a. Sistem Pengelolaan Air Limbah domestik setempat (SPALD-S) yang ditetapkan
pada ditetapkan pada Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja terintegrasi dengan lokasi tempat
pemprosesan akhir pada Kawasan Perkotaan Bimindo; dan
b. Sistem Pengelolaan Air Limbah domestik terpusat (SPALD-T) berupa:
1) IPAL Wenang, IPAL Kawasan Sario, IPAL Kawasan Malalayang, IPAL Kawasan Singkil,
IPAL Kawasan Tumingting, IPAL Kawasan Tikala dan IPAL Kawasan Mapanget di Kota
Manado;
2) IPAL Kawasan Industri di Kota Bitung;
3) IPAL Kawasan Rurukan, IPAL Kawasan Tara-Tara, IPAL Kawasan Kinilow, IPAL Kawasan
Lahendong, dan IPAL Kawasan Woloan pada Kota Tomohon;
4) IPAL Kawasan Perkotaan Tondano pada Kabupaten Minahasa;
5) IPAL Wori, Kauditan dan Kema pada Kabupaten Minahasa
Utara.

Sistem Pengelolaan Air Limbah non domestik dapat berupa IPAL beserta jaringan
pengumpul air limbah hasil kegiatan industri yang dikembangkan pada Kawasan peruntukan industri
SISTEM JARINGAN AIR LIMBAH
PAL Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
E Struktur Ruang
02
Rencana Sistem
Jaringan Prasarana Sistem Jaringan
Prasarana Perkotaan

Sistem pengelolaan persampahan terdiri atas TPS, TPA, dan TPA regional.
TPA REGIONAL MAMITRANG

TPS → direncanakan pada unit lingkungan permukiman dan pusat-pusat kegiatan


yang ditetapkan dalam rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota.

TPA dan TPA Regional:


a. TPA Regional Mamitarang di Kecamatan Wori pada Kabupaten Minahasa Utara dan
Kecamatan Mapanget pada Kota Manado;
TPA SUMOMPO b. TPA Sumompo di Kecamatan Tuminting pada Kota Manado;
c. TPA Aertembaga di Kecamatan Aertembaga pada Kota Bitung;
d. TPA Tara tara di Kecamatan Tomohon Barat pada Kota Tomohon; dan
TPA AERTEMBAGA
e. TPA Kulo dan TPA Kawangkoan pada Kabupaten Minahasa.

TPA Regional → melayani Kota Manado, sebagian wilayah Kota Bitung, sebagian
TPA REGIONAL ILOILO
wilayah Kabupaten Minahasa, dan sebagian wilayah Kabupaten Minahasa Utara.

Legenda
Tempat Pembuangan Akhir
Ö
A Tempat Pembuangan Setempat

Ö
S
Struktur
Ruang
Penentuan Pola Ruang

 Penggunaan
Lahan Eksisting

 Analisis Daya
Dukung
Lahan

 Kawasan
Hutan

 Kawasan
Pertanian

 Kawasan Pola Ruang


Rawan
Bencana B1

B2
 Arahan Tata
Ruang RTRW
Kab/Kota B3
B4

B5

L1
Pola Ruang

Rencana Pola
Ruan 01
¬(O ¬(O Alur Migrasi Pen
wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
Zona Lindung
L1 Kawasan
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang
L3 mencakup sumber daya alam dan sumber daya
Lindung
buatan

02
Zona
Budidaya wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
B1 Kawasan
Budi Daya untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan
B2
potensi sumber daya alam, sumber daya manusia,
B3 dan sumber daya buatan

B4
03
B5

Alur merupakan alur migrasi penyu di sebagian


U3
U1
U4 Migrasi perairan sekitar Kota Manado, Kabupaten
U11 Biota Laut Minahasa Utara, Kota Bitung, dan Kabupaten
Minahasa.
U 18
Zona
G
Pola Ruang
ZONA LINDUNG KETERANGAN ZONA KETERANGAN
BUDIDAYA
Zona L1 a. Zona L1 yang merupakan kawasan hutan
kawasan yang memberikan lindung; dan Zona B1 zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki
perlindungan terhadap b. Zona L1 yang merupakan kawasan resapan kualitas daya dukung lingkungan tinggi, kualitas pelayanan
kawasan bawahannya air. prasarana dan sarana tinggi, dan bangunan gedung dengan
a. Zona L2 yang merupakan sempadan pantai;
intensitas tinggi.
Zona L2
kawasan perlindungan b. Zona L2 yang merupakan sempadan sungai;
setempat c. Zona L2 yang merupakan kawasan sekitar
Zona B2 zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang
waduk; dan mempunyai kualitas daya dukung lingkungan sedang dan
d. Zona L2 yang merupakan RTH kota. kualitas pelayanan prasarana dan sarana sedang.

Zona L3 a. Zona L3 yang merupakan suaka margasatwa; Zona B3 zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang
kawasan konservasi b. Zona L3 yang merupakan cagar alam; mempunyai kualitas daya dukung lingkungan sedang dan
c. Zona L3 yang merupakan taman hutan raya; dan kualitas pelayanan prasarana dan sarana rendah
d. Zona L3 yang merupakan taman wisata alam
Zona B4 zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki
kualitas daya dukung lingkungan sedang dan mempunyai
Zona L5 Zona L5 yang merupakan kawasan cagar budaya dan
kesesuaian lingkungan untuk budi daya pertanian
Kawasan Lindung Lainnya ilmu pengetahuan; dan
Zona L5 yang merupakan kawasan ekosistem
mangrove
Zona B5 zona dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki
Zona C Zona C yang merupakan Taman Nasional Bunaken di kualitas daya dukung lingkungan sedang dan rendah serta
Kawasan Konservasi di Laut sebagian perairan sekitar Kota Manado. mempunyai kesesuaian lingkungan untuk hutan produksi
Pola Ruang
ZONA BUDIDAYA KETERANGAN ZONA BUDIDAYA KETERANGAN

Zona U18 a. Zona U18.2 yang merupakan daerah pembuangan


Zona U1 Zona a. area pengembangan destinasi Pariwisata
Pertahanan dan Keamanan amunisi di sebagian perairan sekitar Kota Manado,
Pariwisata nasional yang berada di sebagian perairan
Kabupaten Minahasa, dan Kota Bitung; dan
sekitar Kota Manado;
b. Zona U18.4 yang merupakan dermaga untuk
b. area pengembangan destinasi Pariwisata
kepentingan pertahanan dan keamanan di sebagian
nasional yang berada di sebagian perairan
perairan sekitar Kota Bitung.
sekitar Kabupaten Minahasa Utara; dan
c. area pengembangan destinasi Pariwisata Zona G a. Zona G1 merupakan kawasan yang memiliki fungsi
nasional yang berada di sebagian perairan arahan pola ruang perairan pesisir utama untuk kegiatan penangkapan ikan;
sekitar Kota Bitung. untuk rencana tata ruang wilayah b. Zona G2 merupakan kawasan yang memiliki fungsi
provinsi di Kawasan Perkotaan utama untuk kegiatan Pariwisata, hutan
Zona U3 a. pelabuhan utama yaitu Pelabuhan Bitung
Bimindo mangrove, dan pembudidayaan ikan;
Pelabuhan di sebagian perairan sekitar Kota Bitung;
c. Zona G3 merupakan kawasan yang memiliki fungsi
Nasional dan
utama untuk kegiatan industri, perdagangan barang
b. pelabuhan pengumpul yaitu Pelabuhan
dan/atau jasa, pertambangan dan energi;
Manado di sebagian perairan sekitar Kota
d. Zona G4 merupakan kawasan yang berfungsi sebagai
Manado.
penyangga pesisir yang digunakan untuk
Zona U11 Kawasan Ekonomi Khusus Bitung di sebagian pemanfaatan lainnya sesuai dengan karakteristik
Industri perairan sekitar Kota Bitung. biogeofisik lingkungannya; dan
e. Zona G5 merupakan kawasan yang memiliki fungsi
utama untuk mendukung kegiatan perlindungan dan
pelestarian ekosistem dan keanekaragaman hayati.
Pola Ruang
Arahan Zonasi Sistem Nasional – Zona
a.
B1
kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan perumahan kepadatan tinggi, g. ketentuan lain
kegiatan pemerintahan provinsi, kegiatan pemerintahan kota dan/atau kecamatan, 1. ketentuan lain untuk kegiatan industri dan permukiman skala besar antara lain:
kegiatan perdagangan dan jasa skala internasional, nasional, dan regional, kegiatan • kegiatan industri diarahkan pada Kawasan Industri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
pelayanan pendidikan tinggi, kegiatan pelayanan kesehatan skala internasional, undangan;
nasional, dan regional, kegiatan pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan • kegiatan industri harus memenuhi Kajian Lingkungan;
angkutan barang nasional dan regional, kegiatan pelayanan transportasi laut • penyediaan air baku melalui sistem jaringan perpipaan dengan memanfaatkan potensi air permukaan,
internasional dan nasional, kegiatan pelayanan transportasi udara internasional dan dan tidak menggunakan air tanah sebagai sumber air;
nasional, kegiatan industri skala nasional, serta kegiatan pariwisata dan penunjang • penerapan prinsip zero delta Q policy terhadap setiap kegiatan budi daya terbangun;
kegiatan pariwisata; • konstruksi bangunan mempertimbangkan dan memenuhi standar keselamatan bangunan gedung dari
b. kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat meliputi kegiatan pemanfaatan ancaman bencana gempa bumi, gerakan tanah, dan aspek kebencanaan lainnya;
ruang untuk fasilitas penunjang sebagaimana dimaksud dalam huruf a; • fasilitas dan infrastruktur limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) secara mandiri dalam
c. kegiatan yang tidak diperbolehkan meliputi kegiatan yang menghalangi rangka dukungan pelayanan kesehatan; dan
dan/atau menutup lokasi dan jalur evakuasi bencana, serta kegiatan yang mengganggu • fasilitas dan infrastruktur pengelolaan sampah secara mandiri, dengan penentuan lokasi yang
fungsi kawasan pada Zona B1; mempertimbangkan aspek kegeologian.
d. penerapan intensitas pemanfaatan ruang meliputi: 2. ketentuan lain untuk kegiatan permukiman di sempadan sungai antara lain:
1. penerapan ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang meliputi ketentuan • kegiatan penataan kembali kawasan permukiman hanya dapat dilakukan pada kawasan yang sudah ada
KDB, KLB, KDH, KTB, serta ketinggian bangunan dan GSB terhadap jalan; pada sempadan sungai yang tidak bertanggul; dan
2. penerapan ketentuan tata bangunan dan lingkungan yang berbasis • penataan fasade dan penyediaan prasarana pendukung dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
mitigasi bencana; perundang-undangan; dan
3. penerapan rekayasa teknik dengan KWT paling tinggi 70% (tujuh puluh persen); • penyediaan air baku melalui sistem jaringan perpipaan dengan memanfaatkan potensi air
dan permukaan, dan tidak menggunakan air tanah sebagai sumber air.
4. intensitas pemanfaatan ruang pada kawasan keselamatan operasi penerbangan 3. mitigasi bencana pada Zona B1 meliputi:
diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. • mitigasi pada daerah yang berpotensi mengalami gerakan tanah sedang hingga tinggi dilakukan melalui
e. penyediaan RTH kota paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari luas Kawasan pendirian berpondasi kuat, penghijauan dengan tanaman berakar dalam, pembangunan tanggul penahan
Perkotaan; dan untuk runtuhan batuan;
f. penyediaan prasarana dan sarana minimum meliputi: • mitigasi pada daerah yang berpotensi dan/atau pernah mengalami bencana alam banjr melalui
1. fasilitas dan infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi penghijauan, reboisasi, penyediaan sistem penanganan banjir baik struktural maupun non struktural
bertaraf internasional; seperti pendirian bangunan tanggul, pintu air, sumur resapan, dan lubang biopori, penanganan
2. prasarana dan sarana pejalan kaki, angkutan umum, dan kegiatan sektor sedimentasi di muara saluran/sungai, dan penerapan prinsip zero delta Q policy terhadap setiap kegiatan
informal; budi daya terbangun;
3. penyediaan sumur resapan air hujan; • mitigasi pada kawasan sekitar pantai yang rawan terhadap gelombang pasang melalui penanaman
4. tempat parkir untuk pengembangan zona dengan fungsi perdagangan dan jasa, mangrove dan transplantasi terumbu karang, pembuatan pemecah gelombang dan pelindung pantai,
pariwisata, kesehatan, pendidikan, serta perkantoran pemerintah dan swasta; dan pembuatan tanggul pelindung atau sistem polder yang dilengkapi dengan pintu dan pompa sesuai
5. penyediaan lokasi dan jalur evakuasi bencana, serta pendirian bangunan untuk dengan elevasi lahan terhadap pasang surut; dan
kepentingan pemantauan ancaman bencana. • mitigasi pada kawasan yang rawan terhadap bencana gempa bumi melalui konstruksi bangunan tahan
gempa dan pemasangan sistem peringatan dini pada setiap zona rawan gempa bumi; dan
• mitigasi bencana pada kawasan yang rawan terdapat bencana letusan gunung berapi melalui pendirian
bangunan untuk kepentingan pemantauan ancaman bencana letusan gunung berapi dan pemasangan
sistem peringatan dini pada setiap zona rawan letusan gunung berapi.
Indikasi
Program

43
3.
Daftar Konfirmasi
Konfirmasi Data Kawasan Hutan

Hasil Overlay Data Kawasan Hutan Tahun 2021 di Wilayah


Bimindo dengan Rencana Tata Ruang Kab./Kota
menunjukkan adanya beberapa perbedaan. Konfirmasi
data kawasan Hutan yang digunakan dalam RTRW
Kab/Kota saat ini.

Konfirmasi SK Kehutanan yang digunakan dalam Revisi RTRW

Sumber data :
• RTRW Kab/Kota Wilayah Bimindo
• SK 734/Menhut-II/2014
Konfirmasi Data Lahan Pertanian

Dalam penyusunan rencana tata ruang, terdapat zona B4 yaitu zona


dengan karakteristik sebagai kawasan yang memiliki kualitas daya
dukung lingkungan sedang dan mempunyai kesesuaian lingkungan
untuk budi daya pertanian.

Konfirmasi data Kawasan Pertanian (LP2B/LBS/LSD) yang digunakan dalam


revisi RTRW.

Sumber data :
• RTRW Kab/Kota Wilayah Bimindo
• Kepmen ATR/BPN No.686/SK-PG.03.03/XII/2019
Konfirmasi Data Jaringan Kereta Api
Konfirmasi Trase Jaringan jalur kereta api antarkota:

1
a. jaringan jalur kereta api lintas barat Pulau Sulawesi Bagian Utara
yang menghubungkan Manado – Bitung (Kepmen 296/2020); dan
b. jaringan jalur kereta api yang menghubungkan Bitung – Gorontalo –
Isimu (Kepmen 296/2020).

Konfirmasi Jaringan jalur kereta api perkotaan:

2 Jalur Minahasa (Kalasey) – Manado (Bandara) – Minahasa


Utara (Likupang) (Berdasarkan Dokumen Perencanaan
Transportasi Perkotaan Berbasis Rel).

• Konfirmasi jalur Gorontalo-Isimu-Manado dan Jalur Lintas Pantai Utara


• Konfirmasi mengenai tindak lanjut rencana pengembangan LRT dan MRT

SISTEM JARINGAN
TRANSPORTASI
)Æb Stasiun Kereta
)Æb Stasiun Kereta
MRT Jaringan Jalur Kereta
Api (K Jaringa
Sumber data :
KEPMENHUB No 2128 Tahun 2018 Tentang RIPN
TATRALOK Provinsi Sulawesi Utara
Konfirmasi Data Akses Jalan Pelabuhan Perikanan

SISTEM JARINGAN TRANSP


!h P el abuha n U t a m a
!h Pelabuhan Pengumpul
!h Pelabuhan
!h
Jalan Arteri Primer
Jalan Kolektor Primer Satu (JKP-1)
Jalan Strategis Nasional
Jalan Tol

• Pelabuhan Likupang rencananya akan menjadi Pelabuhan Perikanan


Samudra untuk itu diperlukan akses jalan yang memadai untuk mendukung
kegiatan tersebut. Konfirmasi akses jalan menuju pelabuhan Tumumpa dan
pelabuhan Likupang.
Konfirmasi Data Bandara Lembeh
Bandar udara umum: Konfirmasi Rencana Pembangunan Bandar Udara Lembeh
a. Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi di Keca
matan Mapanget pada Kota Manado sebagai
ba ndar udara pengumpul (Kepmen 166/2019);
dan
b. Bandar Udara Lembeh di Pulau Lembeh pada
Kota Bitung sebagai bandar udara pengumpul
(Dokume n Rencana Tata Ruang Aerotropolis
Pulau Lembeh).

SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI

Bandar
o Bandara
Udara Sam Jalan Arteri Primer
Ratulangi
Jalan Kolektor Primer Satu (JKP-1)
Jalan Strategis Nasional
Jalan Tol
Bandar
Udara
Lembeh
Konfirmasi Data Kepemilikan Lahan

Terdapat Hak Atas Tanah berupa Hak Pakai di luar


garis pantai versi KSP 2018 maupun PKLP 2021.

Hasil Pembahasan dengan KKP 26


April 2022
Sudah ada KKRL untuk reklamasi di
Pelabuhan Perikanan Bitung, yaitu
Kepmen KP Nomor B.380/MEN-
KP/VIII/2021. Lokasinya masih masuk
dalam Wilayah Kerja Operasional
Pelabuhan Perikanan (WKOPP) Bitung

• Konfirmasi data Kepemilikan Lahan yang dimilik oleh Pemerintah Daerah.


• Konfirmasi mengenai status rencana pengembangan kawasan reklamasi
Sumber data : pantai di Kec. Malalayang dan Kec. Tuminting
WMS GIS Service Datin DJTR
Konfirmasi Data HGU Marinsow dengan Rencana Pola Ruang
RTRW Overlay HGU Marinsow dengan Overlay Delineasi RDTR Pesisir Likupang Timur
Rencana Pola Ruang RTRW Provinsi dengan Rencana Pola Ruang RTRW Kab Minahasa
SulawesiUtara Utara
Perda No 1 tahun 2014 tentang RTRW Provinsi Sulawesi Perda No 1 tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten Minahasa Utara
Utara Dalam Rencana Pola Ruang Dalam Rencana Pola
RTRW ProvinsiUtara sebagai Ruang RTRW Kab
kawasan: Minahasa Utara
1. Pariwisata sebagai kawasan:
2. Permukiman 1. Lahan Kering
3. Pertanian Tanaman Pangan
Lahan Basah
2. Pariwisata
4. Pertanian Tanaman Pangan 3. Perkebunan
Lahan Kering 4. Permukiman
5. Sempadan pantai 5. Resapan air
6. Sempadan
7. Sempadan pantai
Dengan pola ruang yang
mendominasi adalah
Kawasan Pertanian Dengan pola
Tanaman Pangan ruang yang
Lahan Kering
mendominasi
adalah kawasan
perkebunan

• Konfirmasi data HGU Marinsou dengan Rencana Pola Ruang Rev. RTRW
Konfirmasi Data Pertambangan
Konfirmasi data Pertambangan dan IUP nya

Sumber data :
geoportal.esdm.go.id
Konfirmasi Data Irigasi
Sistem jaringan irigasi meliputi jaringan irigasi
primer, jaringan irigasi sekunder, dan jaringan
irigasi tersier yang melayani DI kewenangan
pemerintah provinsi utuh kabupaten/kota
meliputi:
a. DI Noongan di Kabupaten Minahasa; dan
b.DI Talawaan Meras di Kabupaten Minahasa
Utara.

Konfirmasi rencana pengelolaan Daerah Irigasi di Kawasan


Perkotaan Bimindo, mengingat kawasan ini memiliki potensi
di sektor pertanian

POLA RUANG
Zona B3
Zona B4
LBS Bimindo
Rencana Tata Ruang
Kawasan Strategis Nasional
Kawasan Perkotaan Bimindo

Masukan dan Tanggapan dapat


disampaikan melalui :
• https://bit.ly/RTRKSNBIMIN
DO
• PIC - Riri (0831-8363-6039)
• ksnsatuekonomi@gmail.co
m

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai