Anda di halaman 1dari 25

Inisiasi Tuton ke – 2

Mata Kuliah : Sistem Hukum Indonesia


Program Studi : Ilmu Hukum
Fakultas : FHISIP
HUKUM ADAT
Pengertian Hukum Adat

 Hukum Adat berasal dari istilah “Adat-Recht” yang mula-mula dikemukakan


oleh Snouck Hurgronje dalam bukunya "De Atjehers" = orang Aceh, yang
ditujukan untuk menjelaskan hukum yang hidup di masyarakat Aceh.

 Sebelumnya, orang-orang Belanda mengistilahkan hukum adat itu dengan


"Godsdienstige Wetten" yang artinya perundang-undangan agama.

 Timbulnya istilah Godienstige Wetten dalam perundang-undangan Belanda


adalah akibat adanya teori “Receptio in Complexu” (penerimaan dalam
keseluruhan) yang dikemukakan oleh Van Den Berg dan Salmon Keyzer.
HUKUM ADAT
Pengertian Hukum Adat
 Teori ini dibantah oleh Snouck
Menurut teori Receptio in Hurgronje dan Van Vollenhoven, yang
Complexu, hukum adat suatu mengatakan bahwa tidak seluruhnya
hukum agama dari masyarakat diterima
masyarakat tertentu merupakan
secara bulat-bulat menjadi hukum
penerimaan secara adatnya.
keseluruhan/bulat-bulat dari  Van Vollenhoven melihat alur sejarah
agama yang dianut oleh adanya kompromi masuknya agama
masyarakat yang bersangkutan. Islam dengan adat setempat di
Contoh: Masyarakat tersebut Indonesia. Di sini masalah peribadatan
diatur oleh agama sedang masalah
menganut Agama Islam,
pemerintahan diatur oleh adat.
maka hukum adatnya Sehingga, Van Vollenhoven mengambil
juga adalah hukum suatu kesimpulan bahwa hukum adat itu
Islam. mengandung 2 unsur, yaitu unsur:
1. Agama,
2. Asli.
HUKUM ADAT
Pengertian Hukum Adat

 Van Vollenhoven Dalam bukunya "Het Adatrecht van Nederland Indie”,


memberi pengertian hukum adat sebagai:
keseluruhan aturan tingkah laku positif yang di satu pihak mempunyai
sanksi (oleh karena itu disebut hukum) dan di lain pihak belum
dikodifikasikan.

 B. Terhaar Bzn, yang terkenal dengan teori “Besslisingerleer” (Teori


Keputusan), mengatakan bahwa hukum adat adalah :
keseluruhan peraturan yang menjelma dalam keputusan-keputusan para
fungsionaris hukum yaitu orang-orang yang mempunyai andil dalam
membentuk hukum (eksekutif, legislatif dan yudikatif) yang mempunyai
wibawa (mach/authority) serta pengaruh dan berlaku secara serta
merta/spontan dalam masyarakat.
HUKUM ADAT
Pengertian Hukum Adat

 Menurut Supomo, hukum adat adalah:


sinonim dari hukum yang tidak tertulis dalam peraturan legislatif
(unstatutory law), hidup sebagai konvensi, putusan-putusan hakim (judge
made law) dan merupakan peraturan-peraturan kebiasaan yang dianut oleh
masyarakat (customary law).

 Hazairin mendefinisikan Hukum Adat sebagai suatu endapan atau renapan dari
kesusilaan. Kaidah adat itu merupakan kaidah kesusilaan yang telah diakui
kebenarannya oleh masyarakat umum.

Sukanto dalam bukunya "meninjau Hukum Adat Indonesia", mengatakan bahwa


Hukum Adat adalah kompleks adat-adat yang kebanyakan tidak dikitabkan, tidak
dikodifikasikan dan bersifat paksaan, mempunyai sanksi, jadi mempunyai akibat
hukum.
1. Relio Magis : pembulatan atau perpaduan
kata yang mengandung unsur beberapa sifat
atau cara berfikir.

2. Communal: lebih mementingkan


kepentingan umum dari kepentingan pribadi
Sifat Hukum Adat
3. Kontan : adanya prestasi dan kontra
prestasi berlainan dilakukan sekaligus atau
bersamaan.

4. Konkrit : transaksi dalam hukum adat harus


disaksikan oleh kepala adat
HUKUM ADAT
Hukum Kebiasaan

 Hukum kebiasaan tersebut seluruhnya tidak tertulis karena hukum kebiasaan


yang tertulis disebut hukum undang-undang.

 Sistem hukum adat dan hukum kebiasaan mempunyai konsep yang berlainan.
Perbedaan antara keduanya dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
Dari segi bentuk: Dari segi Asal Usul:
a. Hukum adat: a. Hukum adat: merupakan hukum asli
sebagian besar tidak Indonesia yang berasal dari tradisi dan
agama nenek moyang Indonesia sepanjang
tertulis dan ada sejarah yang diwariskan secara turun
sebagian kecil yang temurun kepada generasi-generasi
tertulis. berikutnya.
b. Hukum kebiasaan: b. Hukum kebiasaan: merupakan hukum asli
tidak tertulis. Indonesia yang diresepsi dari hukum asing
dan menjadi hukum Indonesia asli.
HUKUM ADAT
Sejarah Politik Hukum Adat

 Pemberlakuan hukum di Indonesia, baik hukum adat maupun hukum-hukum


lainnya didasarkan pada penggolongan penduduk di Indonesia yang dibuat
oleh Belanda berdasarkan Pasal 161 Indische Staatsregeling (IS), sebagai
berikut:
HUKUM ADAT
Dasar Sah Berlakunya Hukum Adat Sekarang

 Dasar hukum berlakunya hukum adat sekaligus hukum kebiasaan adalah:


o Pasal 2 Aturan Peralihan UUD 1945 sebagai landasan politik hukum
yang berlaku di Indonesia, yang selanjutnya dijabarkan dalam:
o Dekrit Presiden 5 Juli 1959,
o UU No. 14 Tahun 1970 jo. UU No. 35 Tahun 1999 tentang Pokok-pokok
Kekuasaan Kehakiman, khususnya pada Pasal 23 dan Pasal 27 UU No.
14 Tahun 1970, kemudian diganti dengan UU No. 4 Tahun 2004 yang
berlandaskan Pasal 18 A UUD 1945 hasil Amandemen.
HUKUM ADAT
Perbedaan Sistem Hukum Barat Dengan Sistem
Hukum Adat

Hukum Barat Hukum Adat


1. mengenal adanya zakalijke 1. Tidak mengenal hak-hak tersebut
rechten dan persoonlijke rechten.
2. mengenal hukun publik dan 2. Tidak mengenal hukum publik
hukum privat dan hukum privat
3. Hukum Barat membedakan 3. Tidak membedakan pelanggaran
pelanggaran-pelanggaran hukum itu hukum antara yang bersifat pidana
menjadi dua golonoan yaitu dan perdata.
pelanggaran yang bersifat pidana
dan perdata
HUKUM ADAT
Persekutuan Hukum Adat &
Lingkaran Hukum Adat
 Menurut Van Vollenhoven, persekutuan hukum sebagai suatu masyarakat
hukum, yang,menunjuk pengertian-pengertian kesatuan-kesatuan manusia
yang mempunyai:
1) tata susunan yang teratur;
2) daerah yang tetap;
3) penguasa-penguasa atau pengurus;
4) harta, baik harta berwujud (tanah, pusaka) maupun harta tidak berwujud
(gelar-gelar kebangsawanan).

 Menurut Ter Haar, masyarakat hukum (persekutuan hukum) itu merupakan:


1) kesatuan manusia yang terstruktur;
2) menetap disuatu daerah tertentu;
3) mempunyai penguasa-penguasa, dan
4) mempunyai kekayaan yang berwujud ataupun tidak berwujud.
HUKUM ADAT
Persekutuan Hukum Adat &
Lingkaran Hukum Adat
 Menurut Soerojo, persekutuan hukum merupakan kesatuan manusia yang
mempunyai tata susunan yang teratur dan kekal serta memiliki pengurus dan
kekayaan sendiri baik kekayaan materiil maupun immateriil.
 Contoh persekutuan hukum yang paling kecil, tetapi juga yang paling rapi
adalah famili di Minangkabau.
Ada dua asas terbentuknya persekutuan hukum, yaitu :
1. Asas Genealogis
Asas genealogis, yaitu asas yang melandaskan kepada pertalian darah
pertalian suatu keturunan, dalam kenyataannya tidak menduduki peranan
yang penting dalam timbulnya suatu persekutuan hukum.

2. Asas Teritorial
Asas tertorial, yaitu asas yang terikat pada suatu daerah tertentu, merupakan
faktor yang mempunyai peranan yang terpenting dalam tiap timbulnya
persekutuan hukum.
Persekutuan Hukum Adat &
Lingkaran Hukum Adat

1. Menurut garis Bapak (patrilinial)

3 macam pertalian 2. Menurut garis perempuan


keturunan (matrilinial)

3. Menurut gatis ibu dan bapak


(parental)
Persekutuan Hukum Adat &
Lingkaran Hukum Adat

1. Persekutuan Desa

3 jenis persekutuan
hukum teritorial
2. Persekutuan Daerah

3. Perserikatan
Persekutuan Hukum Adat &
Lingkaran Hukum Adat

 Van Vollenhoven membagi seluruh wilayah Indonesia dalam 19 lingkaran


hukum adat.
 4 (empat) golongan struktur persekutuan hukum menurut Van Vollenhover,
terdiri dari:
1) Persekutuan hukum yang merupakan kesatuan genealogis.
2) Persekutuan hukum yang berupa kesatuan teritorial di dalamnya
termasuk kesatuan genealogis.
3) Persekutuan hukun yang berupa kesatuan teritorial tanpa kesatuan
genealogis di dalamnya melainkan dengan atau tidak dengan kesatuan
teritorial yang lebih kecil.
4) Persekutuan hukum yang berupa kesatuan teritorial yang di dalamya
terdapat persekutuan-persekutuan atau badan-badan hukum yang
sengaja didirikan oleh warganya.
Persekutuan Hukum Adat &
Lingkaran Hukum Adat

 Kesimpulan hasil penelitian Van Vollenhoven dan ter Haar terhadap tata susunan
persekutuan hukum di Indonesia adalah:
1) segala persekutuan hukum dipimpin oleh kepala rakyat;
2) sifat dan susunan pimpinan erat hubungannya dengan sifat dan susunan tiap-tiap jenis
persekutuan yang bersangkutan.

 Sifat pimpinan kepala-kepala rakyat adalah kekeluargaan. Kepala-kepala rakyat


aktivitasnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) tindakan-tindakan mengenai urusan tanah;
2) penyelenggaraan hukum yaitu mencegah adanya pelanggaran hukum (tindakan
preventif).

 Ada tiga jenis masyarakat hukum adat yang strukturnya bersifat teritorial:
1) Masyarakat hukum desa
2) Masyarakat hukum wilayah (persekutuan desa)
3) Masyarakat hukum serikat desa (perserikatan desa)
Persekutuan Hukum Adat &
Lingkaran Hukum Adat

 Diantara tiga jenis masyarakat hukum adat yang teritorial yang disebut diatas tadi, maka
yang merupakan pusat pergaulan sehari-hari adalah desa, huta dan dusun.
 Segala aktivitas masyarakat hukum desa dipusatkan dalam tangan kepala desa, yang
menjadi bapak masyarakat desa dan yang dianggap mengetahui segala peraturan-perataran
adat dan hukum adat masyarakat hukum adat yang dipimpinnya itu - oleh sebab itu kepala
desa adalah juga kepala adat (adathoofd).
 Aktivitas kepala adat umumnya dapat dibagi dalam tiga bidang, yaitu:
1) urusan tanah;
2) penyelenggaraaa tata-tertib sosial dan tatatertib hukum supaya kehidupan dalam
masyarakat hukum desa berjalan sebagai mestinya, supaya mencegah adanya
pelanggaran hukum (preventif);
3) usaha yang tergolong dalam penyelenggaraan hukum untuk mengembalikan
(memulihkan) tata tertib sosial dan tata tertib hukum serta keseimbangan (tevenwich)
menurut ukuran-ukuran yang bersumber pada pandangan yang religio-magis (represif).
Sistem Perkawinan

Di Indonesia dikenal 3 macam sistem perkawinan:


1) Sistem Endogami, dalam sistem ini hanya diperbolehkan kawin dengan
seorang dari suku keluarga sendiri.
2) Sistem Exogami, dalam sistem ini orang diharuskan menikah dengan
orang di luar suku keluarganya.
3) Sistem Eleutherogami, sistem ini tidak mengenal larangan-larangan atau
keharusan-keharusan seperti dalam sistem endogami dan eksogami.

 Larangan-larangan yang terdapat dalam sistem ini adalah larangan-


larangan yang bertalian dengan ikatan kekeluargaan yakni larangan karena
nasab dan musyaharah.
Sistem Perkawinan
Pengaruh agama Islam dan
Kristen terhadap perkawinan
adat
Dalam perkembangan jaman proses pengaruh ini berjalan dan akhirnya
ternyata:
a. bagi yang beragama Isiam, nikah menurut Islam itu menjadi sesuatu
bagian dari perkawinan adat keseluruhan.
b. bagi yang beragama Kristen, hanya unsur-unsur perkawinan adat yang
betul-betul secara positif dapat digabungkan dengan agama Kristen saja
yang masih dapat diturut.
Sistem Perkawinan
Putusnya Perkawinan dan Akibatnya

 Perceraian adalah menurut adat merupakan peristiwa luar biasa,


merupakan gejala sosial dan yuridis yang penting dalam kebanyakan
daerah.
 Sebab-sebab yang oleh hukum adat dibenarkan untuk melakukan
perceraian, sebagai berikut:
1) isteri berzinah;
2) kemandulan isteri;
3) impotensi suami;
4) suami meninggalkan isteri sangat lama atau isteri berkelakuan tidak
sopan;
5) adanya keinginan bersama kedua belah pihak, adanya persetujuan
suami-isteri untuk bercerai.
Hukum Adat Waris

 Sistem Kewarisan Adat


Di Indonesia ini kita menjumpai 3 sistem kewarisan dalam hukum adat di
Indonesia, yaitu sebagai berikut:
a. sistem kewarisan individual
b. sistem kewarisan kolektif
c. sistem kewarisan mayorat.

 Harta peninggalan yang tidak dapat dibagi-bagi berdasarkan atas alasan


tidak dapat dibagi-bagi dapat dibedakan sebagai berikut:
a. karena sifatnya memang tidak mungkin untuk dibagi-bagi;
b. karena kedudukan hukumnya memang terikat kepada suatu tempat/
jabatan tertentu;
c. karena belum bebas dari kekuasaan persekutuan hukum yang
bersangkutan;
d. karena pembagiannya untuk sementara ditunda;
e. karena hanya diwaris oleh seorang saja.
HUKUM ADAT DELIK

 Pengertian Hukum Adat Delik


Pada dasarnya suatu adat delik itu merupakan suatu tindakan yang melanggar
perasaan keadilan dan kepatuhannya yang hidup dalam masyarakat, sehingga
menyebabkan terganggunya ketentraman serta keseimbangan masyarakat yang
bersangkutan, guna memulihkan keadaan ini maka terjadilah reaksi-reaksi adat.
 Jenis Delik dalam Lapangan Hukum Adat
o Delik yang paling berat adalah segala pelanggaran yang memperkosa perimbangan antara
dunia lahir dan dunia gaib serta segala pelanggaran yang memperkosa susunan masyarakat.
o Delik terhadap diri sendiri, kepala adat juga masyarakat seluruhnya, karena kepala adat
merupakan penjelmaan masyarakat.
o Delik yang menyangkut perbuatan sihir atau tenung
o Segala perbuatan dan kekuatan yang mengganggu batin masyarakat, dan mencemarkan
suasana batin masyarakat
o Delik yang merusak dasar susunan masyarakat misalnya incest
o Delik yang menentang kepentinaan umum masyarakat dan menentang kepentingan hukum
suatu golongan famili
o Delik yang melanggar kehormatan famili serta melanggar kepentingan hukum seorang
sebagai suami
o Delik mengenai badan seseorang.
HUKUM ADAT DELIK

Reaksi-reaksi Adat
Reaksi-reaksi adat sebagai koreksi terhadap pelanggaran hukum adat di Indonesia
di berbagai lingkaran hukum yaitu :
a) penggantian kerugian "immateriil” dalam berbagai rupa seperti paksaan
menikahi gadis yang telah dicemarkan
b) bayaran “uang adat” kepada orang-orang yang terkena berupa benda yang
sakti sebagai pengganti kerugian rohani
c) penutup malu, permintaan maaf.
Peranan Hukum Adat

Pada masa sekarang ini hukum adat sudah tercakup dalam sistem hukum nasional
diantaranya dapat dilihat pada beberapa peraturan perundang-undangan, seperti :
 UU Darurat No. 1 Tahun 1955 tentang Penyamaan Peradilan di Indonesia,
menjadikan peradilan adat dihapuskan dan proses peradilan diserahkan kepada
pengadilan negeri.
 Hukum adat juga diakui dalam UU No. 5 Tahun 1960 tentang UU Pokok Agraria,
Pasal 5 yang menyatakan bahwa hukum agraria nasional itu didasarkan pada
hukum adat.
 Konsep hukum adat juga ada yang digunakan secara internasional, diantaranya
adalah konsep bagi hasil (production sharing) atau kontrak karya dan asas
pemisahan horizontal.
SEKIAN &
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai