Anda di halaman 1dari 2

HKUM4306-2

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.1 (2022.2)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4306/Metode Penelitian Hukum
Tugas 2

No. Soal
1. Konsep berfikir seorang peneliti tentunya harus terstuktur dan sistematis agar suatu penelitian yang dihasilkan
dapat bernilai dan mempunyai novelty, kemudian tentunya dapat dipertanggung jawabkan secara akademis
mengenai hasil yang disampaikan. Untuk menjadi seorang pemikir/peneliti yang berorientasi sistematis dan
terstuktur maka perlu adanya reflective thinking.

Pertanyaan:
Jelaskan mengenai reflective thingking yang pernah diperkenalkan oleh Jhon Dewey dan apa yang terjadi bila
salah satu tahapan tersebut tidak dilakukan/dilaksanakan?

2. Hukum yang sekarang belaku (ius contituendum) adalah bentuk hukum positif yang berlaku dan wajib untuk
diketahui dan diindahkan. Begitu juga dalam konsep tujuan hukum yaitu ingin menciptakan kepastian,keadilan dan
kemanfaatan untuk sebesar-besarnya rakyat.

Pertanyaan:
Jelaskan dengan menggunakan contoh mengenai konsep positivisme hukum dalam bentuk silogisme deduksi
hukum agar tercapainya kepastian hukum?

3. LEMBAGA KHUSUS DI BIDANG PEMBENTUKAN PERATURAN


PERUNDANGUNDANGAN: URGENSI ADOPSI DAN FUNGSINYA DALAM
MENINGKATKAN KUALITAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

Saat debat Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019, Pasangan Joko Widodo dan Ma’ruf Amin menjanjikan
membentuk lembaga khusus untuk mengurus pembentukan regulasi. Ide tersebut perlu dikaji urgensi maupun
fungsinya dalam rangka meningkatkan kualitas regulasi di Indonesia. Melalui penulisan gagasan kritis konseptual
dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif, diketahui bahwa urgensi mengadopsi lembaga khusus adalah
pertama, tersebarnya tahapan pembentukan perundang-undangan ke berbagai institusi menyulitkan untuk
memastikan rancangan peraturan perundang-undangan mendukung tujuan pembangunan pemerintah. Kedua,
ketiadaan wewenang lembaga pemerintah untuk melakukan penilaian kebutuhan pembentukan regulasi baru telah
memunculkan obesitas regulasi. Ketiga, untuk menindaklanjuti Pasal 95A Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019
yang telah mengakomodir adanya pemantauan dan peninjauan terhadap undang-undang. Keempat, pasca putusan
Mahkamah Konstitusi yang membatalkan kewenangan pemerintah membatalkan peraturan daerah perlu strategi
baru untuk memastikan agar peraturan daerah tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Fungsi utama lembaga khusus ini ada 3 yaitu melaksanakan perencanaan regulasi yang sesuai dengan perencanaan
pembangunan, harmonisasi rancangan regulasi dengan regulasi lainnya, dan melakukan pemantauan dan evaluasi
terhadap regulasi yang berlaku. Saran penulisan ini agar pemerintah segera melaksanakan perintah Undang-
Undang Nomor 15 Tahun 2019 dengan membentuk kementerian atau lembaga khusus di bidang pembentukan
Peraturan Perundang-undangan. Selanjutnya melakukan revisi lagi Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2011
dengan mengatur lebih lengkap fungsi kementerian/lembaga khusus tersebut.

1 dari
HKUM4306-2

Dikutip dari jurnal “http://e-jurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/download/665/pdf Penulis Bayu Dwi


Anggono/Dosen FH Jember.

Pertanyaan:
Jelaskan tujuan akhir dari penelitian tersebut?

2 dari

Anda mungkin juga menyukai