Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : BENNI OLOAN SIAHAAN

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 031171815

Tanggal Lahir : 05/08/1998

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4205/KRIMINOLOGI

Kode/Nama Program Studi : 311/ILMU HUKUM

Kode/Nama UPBJJ : 47/PONTIANAK

Hari/Tanggal UAS THE : MINGGU/19 DESEMBER 2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN
UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa

Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : BENNI OLOAN SIAHAAN


NIM : 031171815
Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4205/KRIMINOLOGI
Fakultas : FHISIP
Program Studi : ILMU HUKUM
UPBJJ-UT : PONTIANAK

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi
THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS
THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan
dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat
pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi
akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
Sanggau, 19 Desember 2021

Yang Membuat Pernyataan

BENNI OLOAN SIAHAAN


1. A.Ada tiga alasan seseorang melakukan tindak pidana korupsi. Yang paling utama
adalah faktor kebutuhan. Kedua, faktor serakah, dan ketiga adalah faktor lingkungan,
faktor penyebab orang melakukan tindakan pidana korupsi karena sistem. Biasanya,
dalam konteks ini pelaku semula bukan pelaku yang antusias atau berambisi, tetapi
karena sekelilingnya yang sudah korup dan jika ditolak akan dianggap aneh. Benih-
benih ini yang membuat si pelaku harus ikut-ikutan bertindak korup. Prinsip
utilitarian yang artinya bahwa suatu hukuman dirancang untuk mengubah perilaku di
masa depan dibanding hanya sekedar memberikan hukuman untuk saat ini. Dalam
konsep pencegahan marjinal, berkeyakinan bahwa menghukum kejahatan yang lebih
berat akan lebih sulit daripada menghukum kejahatan yang lebih ringan. Asumsinya
di sini adalah hukuman yang lebih berat akan mencegah penjahat melakukan
kejahatan sehingga diharapkan adanya suatu pencegahan. Jika seorang pelaku
potensial tidak tahu hukuman apa yang akan ia terima, itu akan mendorong pelaku
melakukan tindakan kejahatan karena sebuah pilihan rasional tentang apakah potensi
rasa sakit yang diterima terhadap kejahatan tertentu akan melebihi potensi keuntungan
yang dterima dalam melakukan tindak pidana, itulah mengapa kasus korupsi di
Indonesia semakin marak terjadi dan sulit di berantas.
B.Ada keterbatasan dari teori Utilitarian Prevention: Deterrence ini, yaitu bahwa
penjelasannya tidak berlaku bagi emotional crime. Kritik yang ada selalu ditujukan
pada unsur keberlakuannya hanya pada mereka yang taat hukum. Dengan kata lain
teori ini hanya memperkuat rasa ketaatan terhadap hukum.

2. Viktimisasi sendiri merupakan suatu proses penimbulan korban yang dapat


disebabkan oleh berbagai hal, misalnya viktimisasi yang disebabkan oleh kriminal
kekerasan dan hal lainnya. Viktimisasi merupakan suatu kajian dari viktimologi, yang
dimana viktimisasi itu sendiri membahas mengenai proses penimbulan korban. Disini
dapat terlihat bahwa korban sebenarnya juga berperan dalam terjadinya tindak pidana,
walaupun peran korban disini bersifat pasif tapi korban juga memiliki andil yang
fungsional dalam terjadinya kejahatan. Pada kenyataanya dapat dikatakan bahwa tidak
mungkin timbul suatu kejahatan kalau tidak ada si korban kejahatan yang merupakan
peserta utama dan si penjahat atau pelaku dalam hal terjadinya suatu kejahatan dan
hal pemenuhan kepentingan si pelaku yang berakibat pada penderitaan si korban.
Dalam kasus diatas mengapa masyarakat Korea Utara mengabaikan Tindak-tindak
kekerasan karena Mengumpulkan informasi di Korea Utara sangat sulit, dan HRW
mengakui surveinya terlalu terbatas untuk menyediakan sampel umum, mereka
mengatakan kekerasan seperti yang tidak diinginkan merupakan hal yang sangat
umum dan telah diterima sebagai bagian dari kehidupan biasa, Propaganda Kim Jong-
un menyebut Korea Utara sebagai 'surga sosialis' dan menuduh laporan-laporan
pelanggaran HAM sebagai upaya memaksa mereka mengubah rezim dan laporan
tersebut dapat membuat Korea Utara marah karena mereka kerapkali menyebut
laporan tentang pelanggaran hak asasi manusia sebagai bentuk permusuhan.

3. Lingkungan pergaulan turut menentukan pembentukan mental dan karakter seseorang.


Seseorang yang pada awalnya bukan merupakan pelanggar hukum, akibat bergaul
pada lingkungan yang sering melakukan pelanggaran hukum maka orang tersebut
cenderung terdorong oleh lingkungannya dan akan menjadi pelanggar hukum. Fakta
ini memperkuat teori asosiasi diferensial yang dikemukakan oleh Sutherland.
Seseorang yang melakukan kejahatan cenderung diakibatkan oleh kondisi lingkungan
sosialnya dimana pelaku telah belajar atau mendapat pelajaran dari lingkungannya
bahwa tingkah laku kriminal atau perbuatan melanggar hukum lebih baik dan
menguntungkan daripada tingkah laku non-kriminal atau melakukan perbuatan taat
pada hukum.

4. Banyak faktor yang menjadi penyebab maraknya judi online, diantaranya adalah
karena judi adalah perilaku manusia yang tidak dapat dihilangkan dan adanya fasilitas
yang mendukung terjadinya perjudian online. maling (mencuri), madon (main
perempuan), main (berjudi), mendem (mabuk) dan madat (narkoba) sedangkan pada
konsep teori anomie yang dikemukakan oleh Robert K. Merton yaitu teori
ketegangan, menurutnya kejahatan muncul apabila individu tidak dapat mencapai
tujuannya melalui saluran-saluran legal. Kebudayaan dari masyarakat menekankan
pada tujuan yang bersifat material individu menjadi frustasi dan mencoba mencapai
tujuan melalui saluran-saluran yang illegal atau menarik diri dari pergaulan sosial
karena kemarahannya.

Anda mungkin juga menyukai