Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2

TINDAK PIDANA KHUSUS - 09

Nama : Tigor Pakpahan


NIM : 030069534
Mata Kuliah : Tinak Pidana Khusus
Masa Tutorial : 2019.2
Semester : 6 (Enam)

PERTANYAAN

1. Jelaskan perbedaan antara pajak subjektif dan pajak objektif?


2. Jelaskan yang dimaksud dengan wajib pajak dan apakah unsur-unsur dari
tindak pidana perpajakan ?
3. Jelaskan penggolongan narkotika beserta contohnya ?
4. Jelaskan perbedaan depresiva dan halusinogen yang merupakan jenis-jenis
obat yang disalahgunakan?

JAWABAN

1. Perbedaan antara pajak subjektif dan pajak objektif


a. Pajak subyektif adalah pajak yang berdasarkan pada subyeknya yang
selanjutnya dicari syarat obyektifnya, dalam arti memperhatikan keadaan
diri wajib pajak atau pajak subjektif adalah pajak yang pengenaannya
pertama-tama memperhatikan pribadi wajib pajak (subjek), kemudian
menetapkan objek pajaknya. Keadaan pribadi wajib pajak (gaya pikulnya)
sangat mempengaruhi besarnya jumlah pajak yang terutang.

Contoh : PPh.

b. Pajak obyektif adalah pajak yang berdasarkan pada obyeknya, tanpa


memperhatikan keadaan diri wajib pajak atau pajak objektif adalah pajak
yang pengenaannya pertarna-tama memperhatikan kepada objeknya, yaitu
berupa benda, keadaan, perbuatan, peristiwa yang menyebabkan utang
pajak, kemudian ditetapkan subjeknya, tanpa mempersoalkan apakah
subjek tersebut bertempat tinggal di Indonesia atau tidak.

Contoh : PPN dan PPnBM.

2. Yang dimaksud dengan wajib pajak dan apakah unsur-unsur dari tindak
pidana perpajakan

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong
pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Unsur-Unsur Tindak Pidana Perpajakan


Berdasarkan ketentuan di dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 2007 tentang
Perubahan Ketiga atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpjakan (UU No. 28 Tahun 2007), yang termasuk ke dalam
unsur-unsur tindak pidana perpajakan adalah :
a. Siapa saja, baik pribadi maupun badan hukum.
Yang termasuk ke dalam kategori unsur “siapa saja” tersebut adalah Wajib
Pajak dan Pegawai Pajak. Menurut ketentuan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 28
Tahun 2007, wajib pajak adalah pribadi atau badan hukum, meliputi
pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai
hak dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan. Bukan hanya wajib pajak, tetapi juga pegawai pajak
dapat dijatuhi hukuman tindak pidana di bidang perpajakan. Sanksi pidana bagi
pelaku tindak pidana perpajakan meliputi pidana kurungan dan pidana denda
kekurangan pembayaran pajak, yang diatur dalam ketentuan Pasal 37A, 38, 39,
39A, 41, 41A, 41B, dan 41C UU No. 28 tahun 2007.
b. Melakukan perbuatan yang melanggar kewajiban perpajakan.
Sebagai contoh ketentuan pidana kepada wajib pajak yang melanggar
kewajiban pajak adalah ketentuan Pasal 38 UU No. 28 Tahun 2007. Dalam
pasal tersebut disebutkan, setiap orang (wajib pajak) yang karena kealpaannya:
(a) tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan, atau
(b) menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak benar atau tidak
lengkap, atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga
dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan perbuatan
tersebut merupakan perbuatan setelah perbuatan yang pertama kali
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A, denda paling sedikit satu kali
jumlah pajak terhutang yang tidak atau kuarang dibayar dan paling banyak
dua kali jumlah pajak berhutang yang tidak atau kurang dibayar, atau
dipidana kurungan paling singkat tiga bulan atau paling lama satu tahun.

3. Penggolongan narkotika beserta contohnya

Menurut UU No.22 tahun 1997, narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika digolongkan menjadi 3 golongan :
Golongan I
1. Hanya digunakan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan
2. Tidak digunakan dalam terapi
3. Potensi ketergantungan sangat tinggi
4. Contoh : Heroin (putauw), kokain, ganja
Golongan II
1. Untuk pengobatan pilihan terakhir
2. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan
3. Potensi ketergantungan sangat tinggi
4. Contoh : fentanil, petidin, morfin
Golongan III
1. Digunakan dalam terapi
2. Potensi ketergantungan ringan
3. Contoh : kodein, difenoksilat
4. Perbedaan depresiva dan halusinogen yang merupakan jenis-jenis obat
yang disalahgunakan

Depresiva
Pada umumnya membuat pusat saraf menjadi pasif. Obat-obatan tersebut
bekerja sangat mempengaruhi aktivitas otak dan urat saraf santral. Obat ini terkenal
dengan sebutan sebagai obat penenang atau obat tidur.
Yang termasuk golongan depresant antara lain adalah Choral Hydrat,
Barbiturat, Gluethehimeide, Methaqualon, Benzoida Zepin, Narkotika golongan
opiat. Sedangkan yang biasanya disalahgunakan para remaja adaah Rohynol
Magdon, Staurodorm, Valium 5, Cosadon.
Secara medis obat-obatan tersebut dapat berguna untuk membantu mengurangi
rasa cemas dan gelisah, meredakan ketegangan jiwa, pengobatan darah tinggi dan
epilepsi, merangsang untuk segera tidur.

Halusinogen
Obat-obatan ini dapat menimbulkan halusinasi atau daya khayal yang kuat
yaitu salah persepsi tentang lingkungan dan dirinya, baik pendengaran, penglihatan,
maupun perasaan. Termasuk jenis ini adalah LSD (Lysegic Acid Diethylamide).
Obat ini memberikan daya khayal yang kuat. LSD sebesar 50 microgram saja akan
dapat membawa daya khayal bagi pemakainya selama hampir 16 jam.
Dalam dunia pengobatan dipergunakan untuk membuat sistem kerja susunan
syaraf. Penyalahgunaan obat ini akan menimbulkan anak mata yang mengecil, suhu
badan yang merendah, detak jantung yang bertambah, mabok dan mual.
Jenis lainnya adalah Phencyclidine dengan singkatan PCP. Dalam dunia kedokteran
dipergunakan untuk anesthesi. Dipasaran gelap banyak beredar obat ini yang
diproduksi oleh laboratorium-laboratorium gelap. Sebagai efek dari
penyalahgunaan obat ini adalah :
-) adanya perasaan yang melayang-layang
-) hilang perhatian kepada lingkungan sekitarnya
-) berat badan tidak terasa
-) bentuk tubuh terasa berkurang
Meskalin dan Peyote, Amphetamine, Psilocybin dan Psillocyn sesuai efek
farmakologis termasuk juga golongan obat-obatan Halusinogen.

Sumber:

http://yuniasulisno.blogspot.com/2012/12/normal-0-false-false-false-in-x-none-
x_8.html

http://riksaaneh.blogspot.com/2016/09/pajak-subjektif-dan-pajak-objektif.html

https://www.pajak.go.id/id/wajib-pajak-dan-npwp

http://elpardani.blogspot.com/2013/10/tindak-pidana-perpajakan.html

https://agoesnoegraha.wordpress.com/2011/10/08/mengenal-penggolongan-
narkotika-dan-psikotropika/

https://jefrihutagalung.wordpress.com/2009/06/26/obat-obat-psikotropika-dan-zat-
zat-berbahaya-lainnya/

Anda mungkin juga menyukai