Anda di halaman 1dari 9

MAZHAB

UTILITARIANISME
Mazhab Utilitarianisme berpangkal pada
postulat bahwa:
•Alam telah menempatkan manusia di
bawah perintah dua tuan yang berkuasa
yaitu kesenangan dan sengsara.
•Sesuatu yang baik atau jahat dari suatu
tindakan harus diukur dari kuantitas
kesukaan atau sengsara yang ditimbul-kan
oleh perbuatan tersebut.
•Tujuan hukum memberikan manfaat
Tokoh Aliran Utilitarianisme

• Ajaran Jeremy Bentham


• Ajaran John Stuart Mill
• Ajaran Rudolf von Jhering
Pemikiran Betham
1. Tujuan hukum adalah untuk memberikan
jaminan kebahagiaan kebahagiaan yang
sebesar-besarnya untuk sebanyak-banyaknya
orang.
2. Prinsip itu harus diterapkan secara kuatitatif.
3. Kebahagiaan individu dan masyarakat
diwujudkan melalui peraturan perundang-
undangan guna mencapai tujuan:
a. Pemenuhan nafkah hidup
b. Pemenuhan nafkah makanan berlimpah
c. Peemberikan perlindungan
d. Pencapaian persamaan
Pemikiran Mill

• Kualitas kebahagian perlu dipertimbang-


kan, yang diukur secara empiris.
• Kebahagiaan yang menjadi norma etis
adalah kebahagiaan yang terlibat dalam
suatu kejadian, bukan kebahagiaan satu
orang saja yang bertindak sebagai pelaku
utama.
PEMIKIRAN JHERING

Tujuan hukum adalah untuk


melindungi kepentingan-kepentingan,
yaitu sebagai pengejaran kesenangan
dan menghindari penderitaan
MAZHAB SEJARAH
Mazhab ini berpendapat bahwa:
• Hukum itu ditemukan dari sejarah
manusia, jadi tidak dibuat oleh manusia.
• Hukum harus terus berkembang sesuai
dengan perkembangan masyarakat.
• Undang-undang tidak berlaku secara
universal
• Setiap masyarakat memiliki hukum
kebiasaan sendiri.
Tokoh Mazhab Sejarah
• Friedrich Karl von Savigny (1770-1861), menurutnya
hukum timbul bukan karena perintah penguasa atau
karena kebiasaan, tetapi karena perasaan keadilan yang
terletak dalam jiwa bangsa itu.
• Puchta (1798-1846), berpendapat bahwa hukum suatu
bangsa terikat pada jiwa bangsa yang bersangkutan.
• Henry Summer Maine (1822-1888): bahwa  hubungan
hukum antara para anggota masyarakat dilakukan atas
dasar sistem hak dan kewajiban yang tertuang dalam
suatu bentuk yang disebut kontrak, dibuat secara sadar
dan sukareka oleh pihak-pihak yang berkenaan.
Kelemahan ajaran Mazhab Sejarah

• Tidak diberikannya tempat bagi ketentuan


yang sifatnya tertulis (peraturan
perundang-undangan);
• Konsepsinya tentang kesadaran hukum
sifatnya sangat abstrak serta konsepsinya
tentang jiwa rakyat tidak memuaskan
banyak pihak;
• Inkonsistensi sikap mengenai hukum yang
terbaik bagi suatu bangsa.

Anda mungkin juga menyukai