Anda di halaman 1dari 8

Tugas Tutorial Online 2

Mata Kuliah :

Hukum Administrasi Negara

Oleh :

Nama : Muhammad Samsul Alam


Nim : 045177649

Program Studi Ilmu Hukum


Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Terbuka
2022
Tugas 2 Hukum Administrasi Negara

1. Dari contoh artikel diatas jelas bahwa penandatangan pinjam pakai tersebut telah
melalui parameter yang harus dipenuhi BMN yang dapat dijadikan objek pinjam pakai,
simpulkan parameter yang dapat dijadikan objek pinjam pakai, baik yang dapat
dilakukan oleh BMN Maupun pengguna barang.

Jawab : Parameter yang dapat dijadikan objek pinjam pakai, baik oleh BMN maupun
pengguna barang, harus memenuhi persyaratan tertentu yang terkait dengan kondisi
dan karakteristik barang, kebutuhan penggunaan sementara, pengelolaan dan
pemeliharaan barang serta kesepakatan mengenai tanggung jawab, jaminan dan
pengembalian barang yang telah ditetapkan dalam perjanjian pinjam pakai.

Beberapa persyaratan yang terkait dengan kondisi dan karakteristik barang, kebutuhan
penggunaan sementara, pengelolaan dan pemeliharaan barang, serta kesepakatan
mengenai tanggung jawab, jaminan, dan pengembalian barang dapat dijelaskan
sebagai berikut :

1. Kondisi dan Karakteristik BarangParameter yang menjadi objek pinjam pakai harus
memenuhi standar kualitas dan kondisi yang ditetapkan. Ini melibatkan pemeriksaan
dan penilaian atas kondisi fisik barang, kelengkapan, serta fungsi dan kapasitasnya.
Jika barang tersebut tidak memenuhi standar yang ditetapkan, maka kemungkinan tidak
dapat dipinjam pakai.

2. Kebutuhan Penggunaan SementaraPinjam pakai dilakukan ketika pengguna


membutuhkan barang untuk digunakan dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu,
parameter objek pinjam pakai harus sesuai dengan kebutuhan penggunaan sementara
tersebut. Pengguna harus dapat memperkirakan periode waktu yang dibutuhkan dan
dapat mengidentifikasi barang yang paling cocok untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

3. Pengelolaan dan Pemeliharaan BarangObjek pinjam pakai harus dikelola dengan


baik selama masa pinjam pakai. Pengguna harus bertanggung jawab atas
pemeliharaan dan perawatan barang selama digunakan. Hal ini termasuk menjaga
kebersihan, melakukan pemeliharaan rutin, dan melindungi barang dari kerusakan atau
kerusakan yang disebabkan oleh penggunaan yang tidak tepat.
4. Kesepakatan Mengenai Tanggung Jawab, Jaminan, dan Pengembalian
BarangSebelum melakukan pinjam pakai, pihak BMN dan pengguna barang harus
mencapai kesepakatan tertulis yang mengatur tanggung jawab, jaminan, dan
pengembalian barang. Kesepakatan ini meliputi aspek-aspek seperti batasan tanggung
jawab pengguna terhadap kerusakan atau kehilangan barang, jaminan yang diberikan
oleh pengguna sebagai jaminan atas barang yang dipinjam, serta kewajiban
pengembalian barang dalam kondisi yang sama ketika dipinjam. Dalam menjalankan
pinjam pakai, penting untuk memiliki perjanjian yang jelas dan mengikat antara pihak
BMN dan pengguna barang. Perjanjian ini dapat mengatur parameter objek pinjam
pakai, persyaratan penggunaan, pengelolaan barang, dan kewajiban-kewajiban yang
harus dipenuhi oleh kedua belah pihak.
2. Sebelum dilakukan penandatangan atau pembuatan perjanjian, harus ada penilai
terhadap BMN yang dijadikan objek kerjasama, berikan analisis saudara proses
penilaian yang harus dilakukan!

Jawab : Prosedur yang harus ditempuh untuk melakukan pinjam pakai BMN yang
dilakukan pengguna barang tidak jauh berbeda dengan prosedur pakai BMN yang
dilakukan oleh pengguna barang. Pada tahap awal, pihak pengguna barang
mengajukan permintaan kepada pengelola barang yang didalamnya paling tidak harus
berisi pertimbangan yang mendasari diperlukannya pelaksanaan pinjam pakai. Selain
itu, juga informasi perinci mengenai spesifikasi barang serta peruntukan atas barang
tersebut apabila permohonan pinjam pakai dikabulkan.

Berdasarkan kajian atas data yang ada serta usulandari pengguna barang, pihak
pengelola barang dapat memberikan penolakan ataupun persetujuan atas usulan dari
pihak pengguna barang. Jika berdasarkan kajian yang dilakukan pengelola barang
ternyata usulan yang diajukan pengguna tersebut ditolak, maka harus diberitahukan
kepada pihak pengguna barang berserta alasannya. Sementara itu, jika pengelola
barang berkesimpulan bahwa permohonan pengguna barang disetujui maka
persetujuan tersebut harus memuat surat keputusan persetujuan sekurang - kurangnya
harus memuat :

1. Pihak yang akan meminjam pakai

2. Barang yang akan menjadi obyek pinjam pakai

3. Jangka waktu peminjaman

4. Kewajiban peminjam untuk merawat barang yang dipinjam

Selama proses pinjam pakai berlangsung, segala biaya yang timbul baik langsung
maupun tidak langsung, khususnya pembiayaan pemeliharaan BMN negara menjadi
obyek perjanjian menjadi tanggung jawab dari pihak penyewa barang. Pihak pengguna
barang setelah dilakukannya penandatanganan perjanjian pinjam pakai tersebut, wajib
melaporkan kepada pengelola barang.

Dapat dilihat menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014
dengan maksud :

1. Barang Milik Negara (BMN) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau berasal dari perolehan lainnya
yang sah.
2. Pengelola Barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab
menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan Barang Milik
Negara/ Daerah.

3. Pengguna Barang adalah pejabat pemegang kewenangan Penggunaan Barang Milik


Negara/Daerah.

4. Kuasa Pengguna Barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh
Pengguna Barang untuk menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya
dengan sebaik-baiknya.

5. Penilai adalah pihak yang melakukan penilaian secara independen berdasarkan


kompetensi yang dimilikinya.

6. Penilaian adalah proses kegiatan untuk memberikan suatu opini nilai atas suatu
objek penilaian berupa Barang Milik Negara/Daerah pada saat tertentu.

7. Perencanaan Kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan Barang


Milik Negara/Daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan
keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan
datang.

8. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh Pengguna Barang dalam


mengelola dan menatausahakan Barang Milik Negara/Daerah yang sesuai dengan
tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan.

9. Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang Milik Negara/Daerah yang tidak


digunakan untuk penyelenggaraan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga/satuan
kerja perangkat daerah dan/atau optimalisasi Barang Milik Negara/Daerah dengan tidak
mengubah status kepemilikan.

10. Sewa adalah Pemanfaatan Barang Milik Negara/Daerah oleh pihak lain dalam
jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai.

11. Pinjam Pakai adalah penyerahan Penggunaan barang antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah atau antar Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa
menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali
kepada Pengelola Barang.

12. Kerja Sama Pemanfaatan adalah pendayagunaan Barang Milik Negara/Daerah oleh
pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan negara
bukan pajak/pendapatan daerah dan sumber pembiayaan lainnya.
13. Bangun Guna Serah adalah Pemanfaatan Barang Milik Negara/Daerah berupa
tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu
tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta
bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.

14. Bangun Serah Guna adalah Pemanfaatan Barang Milik Negara/Daerah berupa
tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut
fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan
oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.

15. Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur adalah kerja sama antara Pemerintah dan
Badan Usaha untuk kegiatan penyediaan infrastruktur sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.

16. Pemindahtanganan adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara/Daerah

17. Penjualan adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara/Daerah kepada


pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang.

18. Tukar Menukar adalah pengalihan kepemilikan Barang Milik Negara/Daerah yang
dilakukan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah, antar Pemerintah
Daerah, atau antara Pemerintah Pusat/Pemerintah Daerah dengan pihak lain, dengan
menerima penggantian utama dalam bentuk barang, paling sedikit dengan nilai
seimbang.

19. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari Pemerintah Pusat kepada
Pemerintah Daerah, dari Pemerintah Daerah kepada Pemerintah Pusat, antar
Pemerintah Daerah, atau dari Pemerintah Pusat/ Pemerintah Daerah kepada Pihak
Lain, tanpa memperoleh penggantian.

20. Penyertaan Modal Pemerintah Pusat/Daerah adalah pengalihan kepemilikan


Barang Milik Negara/Daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan
menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham negara
atau daerah pada badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan
hukum lainnya yang dimiliki negara.

21. Pemusnahan adalah tindakan memusnahkan fisik dan/atau kegunaan Barang Milik
Negara/Daerah.
22. Penghapusan adalah tindakan menghapus Barang Milik Negara/Daerah dari daftar
barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk
membebaskan Pengelola Barang, Pengguna Barang, dan/atau Kuasa Pengguna
Barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam
penguasaannya.

23. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi,


dan pelaporan Barang Milik Negara/Daerah sesuai dengan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.

24. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan


pelaporan hasil pendataan Barang Milik Negara/Daerah.

25. Daftar Barang Pengguna adalah daftar yang memuat data barang yang digunakan
oleh masing-masing Pengguna Barang.

26. Daftar Barang Kuasa Pengguna adalah daftar yang memuat data barang yang
dimiliki oleh masing-masing Kuasa Pengguna Barang.

27. Kementerian Negara, yang selanjutnya disebut Kementerian, adalah perangkat


Pemerintah yang membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.

28. Lembaga adalah organisasi non Kementerian Negara dan instansi lain pengguna
anggaran yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau Peraturan Perundang-
undangan lainnya.

29. Menteri/Pimpinan Lembaga adalah pejabat yang bertanggung jawab atas


Penggunaan Barang Milik Negara pada Kementerian/Lembaga yang bersangkutan.

30. Pihak Lain adalah pihak-pihak selain Kementerian/Lembaga dan Pemerintah


Daerah.

Perlu diketahui juga dasar atau asas pengelolaan Barang Milik Negara (BMN),
dilaksanakan harus memperhatikan :

1. Asas Fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalah di bidang


pengelolaan BMN yang dilaksanakan oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang,
pengelola barang dan Kepala Daerah sesuai fungsi, wewenang dan tanggung jawab
masing-masing

2. Asas Kepastian Hukum, yaitu pengelolaan BMN harus dilaksanakan berdasarkan


hukum dan peraturan perundang-undangan
3. Asas Transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan BMN harus transparan
terhadap hak masyarakat dalam memperoleh informasi yang benar

4. Asas Efisiensi, yaitu pengelolaan BMD diarahkan agar BMN digunakan sesuai
batasan-batasan standar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjang
penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal

5. Asas Akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan BMN harus dapat


dipertanggungjawabkan kepada rakyat

6. Asas Kepastian Nilai, yaitu pengelolaan BMN harus didukung oleh adanya ketepatan
jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan
pemindahtanganan BMD serta penyusunan neraca Pemerintah Daerah.

Sumber :

Buku materi ADPU4332 modul 4

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Peminjaman Barang Milik Negara

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2007/96~pmk.06~2007perlamp.htm

Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Sebuah Pendekatan Struktural Menuju Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, (2010:
158)

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2014/27TAHUN2014PP.HTM

Anda mungkin juga menyukai