Anda di halaman 1dari 19

YURISDIKSI

RATNA DEWI RAHMAWATI, S.H, L.LM


ASAS TERITORIAL
ASAS TERITORIAL
YANG DIPERLUAS

YURISDIKSI
NEGARA
ASAS TERITORIAL
 Mencakup benda, wilayah, dan orang yang
berada di dalam wilayah suatu negara
harus tunduk pada hukum negara tersebut.
 Berkewajiban menaati seluruh aturan dalam
negara tersebut
 Berhak mendapat hak yang sama dengan
Warga Negara tersebut kecuali hak memilih
dan dipilih dalam kekuasaan negara
tersebut.
ASAS TERITORIAL DIPERLUAS
 Yurisdiksi Negara, kecuali berlaku bagi orang,
perbuatan, dan benda yang ada diwilayahnya
juga berlaku bagi orang, perbuatan dan benda
terkait dengan negara tersebut yang ada atau
terjadi diluar wilayahnya.
 Negara memiliki yurisdiksi atas orang, perbuatan
dan benda tersebut kecuali bila orang perbuatan
dan benda itu sama sekali tidak ada kaitannya
dengan negara tadi
PERLUASAN YURISDIKSI TERITORIAL
Terjadi karena perbuatan hukum,
khususnya perbuatan pidana.
Dirumuskan dengan menetapkan
usnur-unsur tersebut

Negara tidak dapat mengadili


Perbuatan tersebut mengingat
tidak semua unsur perbuatan itu
terjadi diwilayah negaranya

Ada 2 prinsip teritorial


subjektif dan teritorial
objektif
PERLUASAN YURISDIKSI TERITORIAL

Perluasan
Teknik
Perluasan Perluasan
Berdasarkan Berdasarkan
Kewarganegaraan prinsip proteksi

Perluasan
Berdasarkan
prinsip
Universal
ASAS TERITORIAL SUBJKTIF

Membenarkan negara melakukan


yurisdiksi atas perbuatan yang
mulai dilakukan di negara lain
tetapi berakhir atau menimbulkan
akibat diwilayah nya

Ditetapkan oleh Mahkamah


Internasional atas kasus Lotus
ASAS TERITORIAL OBJEKTIF
Membenarkan negara melakukan yurisdiksi atas
perbuatan yang mulai dilakukan diwilayahnya
tetapi berakhir atau menimbulkan akibat di wilayah
negara lain

Meski belum diterima masyarakat


umum tetapi sudah diberlakukan di
beberapa konvensi, exs : Konvensi
Jenewa 1929 tentang penumpasan
perdagangan obat-obatan yang
terlarang
PERLUASAN BERDASARKAN KEWARGANEGARAAN

Prinsip Kewarganegaraan Aktif menetapkan yurisdiksi negara atas


warganegaranya yang melakukan pelanggaran hukum diwilayah
negara lainnya. Tampak pada perjanjian ekstradisi yang yang tidak
mengharuskan suatu negara mengharuskan suatu negara
mengekstradisi warganegaranya yang melakukan pelanggaran
hukum

Prinsip Kewarganegaraan pasif menetapkan yurusdiksi


negara atas orang yang melakukan pelanggaran hukum yang
dilakukan di wilayah negara lain yang akibatnya menimpa
warganegaranya
PERLUASAN BERDASARKAN PROTEKSI
 Berdasarkan prinsip proteksi suatu negara dapat
melakukan yurisdiks atas perbuatan pidana yang
melanggara keamanan dan integritas atau kepentingan
vital ekonominya yang dilakukan di luar negeri.
 Kebanyakan hukum pidana mengatur hal itu.
 Dasar pembenar pelaksanaan yurisdiksi itu ialah bahwa
perbuatan pidana itu menimpa negara tersebut dan
bahwa bila yurisdiksinitu tidak dilaksanakan maka
kejahatan itu akan lepas dari hukuman
 Yang terakhir ini mungkin disebabkan karena perbuatan
ini tidak bertentangan dengan hukum tempat dilakukan
perbuatan tersebut atau tidak mungkin dilakukannya
ekstradisi karena sifatnya politik perbuatan itu
PERLUASAN BERDASARKAN PRINSIP UNIVERSAL
 Suatu
lll negara dapat melakukan yurisdiksinya atas perbuatan
pidananya yang melanggar kepentingan masyarakat
internasional. Perbuatan ini disebut kejahatan hukum
internasional. Semua negara berhak untuk menangkap dan
menghukum pelaku kejahatn itu. Tujuannya adalah yurisdiksi
universal itu ialah untuk menjamin agar kejahatn itu tidak
lepas dari hukuman.

Kejahatan bajak Laut “Ius Gentium” dan penjahat perang


PENGECUALIAN ATAS
YURIDIKSI TERITORIAL
 Negara Asing dan Kepala Negara Asing
 Perwakilan Diplomatik Asing dan Konsul
 Kapal Publik Negara Asing
 Angkatan Bersenjata Asing
 Lembaga Internasional
Negara Asing dan Kepala Negara Asing

Dapat menuntut perkara dipengadilan


suatu negara tetapi biasanya tida dapat
dituntut dipengadilan itu tanpa adanya
penundukan sukarela pada pengadilan
tersebut
PERWAKILAN DIPLOMATIK
 Mendapatkan Kekebalan Mutlak terhadap
Yurisdiksi Kriminal dari Negara Penerima
 Mendapatkan kekebalan terhadap yurisdiksi sipil
dari negara penerima (kegiatan perdagangan)
 Dasar pemberian kekebalan pada perwakilan
diplomatik ialah kebutuhan kebebasan perwakilan
diplomatik itu dalam melaksanakan tugas atas
nama negaranya tanpa adanya gangguan dan
campurtangan negara penerima.
 Kekebalan dari perwakilan diplomatik itu diatur
dalam Konvensi Wina 1961 tenang Hubungan
Diplomatik
Kapal Publik suatu negara adalah Kapal untuk tujuan
kepentingan umum negara tersebut (Mengangkut Tentara
dan peralatan Perang)

Tanda bukti bahwa suatu kapal adalah kapal publik


suatu negara adalah bendera dan dokumen kapal
tersebut.

Kapal publik negara asing di pelabuhan dan di wilayah


laut teritorial suatu negara mendapatkan banyak
kekebalan yurisdiksi negara setempat
2 Teori melandasi kekebalan kapal
publik negara itu :
 Kapal Publik Sebagai Negara terapung, yakni
yurisdiksi negara setempat tertutup bagi
perbuatan yang terjadi di kapal itu atau pelaku
kejahatan yang ada di kapal itu
 Pemberian hukum wilayah setempat, yakni
adanya kekebalan kapal publik negara asing
teersebut diberikan negara setempat.
 Teori kedua tersebut sering dipakai
Angkatan Bersenjata Asing
 Kekebalannya tidak mutlak. Batas kekebalan itu
tergantung pada ada atau tidaknya perjanjian antar negara
pemilik angkatan bersenjata tersebut dengan negara
penerima.
 Bila kehadiran angkatan bersenjata itu diatur dalam
perjanjian yang jelas, kekebalan angkatan bersenjata asing
itu ditetapkan oleh perjanjian tersebut.
 Jika tidak diatur dalam suatu perjanjian yang jelas, ijin
kehadiran angkatan bersenjata asing itu menimbulkan
akibat yang diakui umum oleh hukum internasional, yakni
bahwa negara penerima diam-diam mengakui tidak akan
melakukan yurisdiksi pada anggota angkatan bersenjata
asing yang merugikan integritas dan efisisnsi angkatan
bersenjata tersebut
Lembaga Internasional
 Mendapatkan kekebalan terhadap negara
tersebut.
 Kekebalan itu ditetapkan dalam perjanjian
internasional dan hukum nasional negara
bersangkutan
Kasus
 Kapal Berbendera Indonesia dibajak oleh 10 perompak
Somalia dan 5 perompak Pakistan di Perairan Laut Bebas.
Di dalam Kapal tersebut ada 15 WNI, 25 Warga Negara
Jerman, 40 Warga Negara Inggris, 20 Warga Negara
Amerika.
 ABK dan kapten Kapal merupakan WNI yang berjumlah
20 orang
 Dalam kapal tersebut terjadi perlawanan antar
penumpang dengan perompakj yang menewaskan 2
warga Amerika, 1 warga Inggris, 1 WNI, 1 ABK
 Indonesia menerapkan asas kewarganegaraan aktif,
Jerman menganut asas teritorial objektif. Inggris
menganut asas teritorial subjektif
 Dalam kasus ini perompak dihukum dengan
menggunakan hukum negara mana?

Anda mungkin juga menyukai