Anda di halaman 1dari 3

Beda Legalisir, Legalisasi dan Waarmerking?

simple nya si saya tinggal ketik: legalisir, legalisasi dan waarmerking

yang meski sudah ada di Pasal 15 UUJN, tetep aja saya repot kalo kudu ngejabarinnyaa
lagiihhh.. xixixixixi

ini dia isi pasal 15 UUJN:

(1.) Notaris berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan (hukum),
perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundangundangan dan/atau yang
dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin
kepastian tanggal pembuatan akta, menyimpan akta, memberikan grosse, salinan dan kutipan
akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau
dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh undang-undang.

(2.) Notaris berwenang pula :

a. mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal surat di bawah tangan
dengan mendaftar dalam buku khusus;

b. membukukan surat-surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;

c. membuat kopi dari asli surat-surat di bawah tangan berupa salinan yang memuat uraian
sebagaimana ditulis dan digambarkan dalam surat yang bersangkutan;

d. melakukan pengesahan kecocokan fotokopi dengan surat aslinya;

e. memberikan penyuluhan hukum sehubungan dengan pembuatan akta;

f. membuat akta yang berkaitan dengan pertanahan; atau

g. membuat akta risalah lelang.

(3.) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Notaris
mempunyai kewenangan lain yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

artinyahhh.. hanya ada legalisasi, waarmerking dan copie collationnee

Sebagai ilustrasi seseorang datang ke Kantor Notaris dan menyatakan dia ingin me legalisasi
atau me legalisir dokumen yang dimilikinya. Dokumen itu berisikan perjanjian yang telah dibuat
di bawah tangan dengan tanda-tangan para pihak di atas meterai.

Ternyata yang dimaksudkan orang tersebut dalam istilah kenotariatan adalah bukan legalisasi
melainkan Waarmerking. Memang dalam pengertian yang diketahui secara umum hal yang ingin
dilakukan orang tersebut adalah legalisasi, tapi yang sebenarnya adalah bukan legalisasi
sebagaimana pengertian hukum yang sebenarnya. Tapi Waarmerking. Kenapa Waarmerking ?
karena dokumen perjanjian tersebut dibuat oleh para pihak sendiri dan telah ditanda
tangani para pihak sebelumnya pada suatu saat tertentu. Sehingga apabila di bawa ke
Kantor Notaris maka hanya bisa didaftarkan pada buku daftar Surat di Bawah Tangan
yang ada pada Kantor Notaris tersebut.

Legalisasi dalam pengertian sebenarnya adalah membuktikan bahwa dokumen yang dibuat oleh
para pihak itu memang benar-benar di tanda tangani oleh para pihak yang membuatnya. Oleh
karena itu diperlukan kesaksian seorang Pejabat Umum yang diberikan wewenang untuk itu yang
dalam hal ini adalah Notaris untuk menyaksikan penanda tanganan tersebut pada tanggal yang
sama dengan waktu penanda tanganan itu. Dengan demikian Legalisasi itu adalah me-legalize
dokumen yang dimaksud dihadapan Notaris dengan membuktikan kebenaran tanda
tangan penanda tangan dan tanggalnya.

Selain Waarmerking dan Legalisasi sebagaimana tersebut diatas, biasanya para pihak juga
melakukan pencocokan fotocopy yang kadangkala diistilahkan dengan istilah yang sama yaitu
legalisir.

Pengertian2 tentang ke tiganya

1. Legalisasi

Artinya, dokumen/surat yang dibuat di bawah tangan tangan tersebut ditanda-tangani di


hadapan notaris, setelah dokumen/surat tersebut dibacakan atau dijelaskan oleh Notaris yang
bersangkutan. Sehingga tanggal dokumen atau surat yang bersangkutan adalah sama
dengan tanggal legalisasi dari notaris. Dengan demikian, notaris menjamin keabsahan tanda-
tangan dari para pihak yang dilegalisir tanda-tangannya, dan pihak (yang bertanda-tangan dalam
dokumen) karena sudah dijelaskan oleh notaris tentang isi surat tersebut, tidak bisa menyangkal
dan mengatakan bahwa ybs tidak mengerti isi dari dokumen/surat tersebut.

Untuk legalisasi ini, kadang dibedakan oleh notaris yang bersangkutan, dengan Legalisasi tanda-
tangan saja. Dimana dalam legalisasi tanda-tangan tersebut notaris tidak membacakan isi
dokumen/surat dimaksud, yang kadang-kadang disebabkan oleh beberapa hal, misalnya:
notaris tidak mengerti bahasa dari dokumen tersebut (contohnya: dokumen yang ditulis dalam
bahasa mandarin atau bahasa lain yang tidak dimengerti oleh notaris yang bersangkutan) atau
notaris tidak terlibat pada saat pembahasan dokumen di antara para pihak yang bertanda-tangan.

2. Register (Waarmerking)

Artinya, dokumen/surat yang bersangkutan di daftar dalam buku khusus yang dibuat oleh
Notaris. Biasanya hal ini ditempuh apabila dokumen/surat tersebut sudah ditanda-tangani
terlebih dahulu oleh para pihak, sebelum di sampaikan kepada notaris yang bersangkutan.

Contohnya: Surat Perjanjian Kerjasama tertanggal 1 Januari 2008 yang ditanda-tangani oleh
Tuan A dan Tuan B. Jika hendak dilegalisir oleh Notaris pada tanggal 18 Januari 2008, maka
bentuknya tidak bisa legalisasi biasa, melainkan hanya bisa didaftar (waarmerking) saja.
Jika ditinjau dari sudut kekuatan hukumnya untuk pembuktian, maka tentu saja lebih kuat
Legalisasi daripada Register (waarmerking). Ada dokumen-dokumen tertentu yang akan
digunakan sebagai kelengkapan suatu proses mutlak diminta harus dilegalisir, misalnya: di
kantor Pertanahan, surat persetujuan dari ahli waris untuk menjaminkan tanah dan bangunan,
atau surat persetujuan isteri untuk menjual tanah yang terdaftar atas nama suaminya dan lain
sebagainya. Kalau surat/dokumen tersebut tidak dilegalisir oleh notaris, maka biasanya dokumen
tersebut tidak dapat diterima sebagai kelengkapan proses Hak Tanggungan atau jual beli yang
dimaksud. Terpaksa pihak yang bersangkutan harus membuat ulang persetujuan dan
melegalisirnya di hadapan notaris setempat.

Selain Waarmerking dan Legalisasi sebagaimana tersebut diatas, biasanya para pihak juga
melakukan pencocokan fotocopy (copie Collationnee) yang kadangkala diistilahkan dengan
istilah yang sama yaitu legalisir. (istilah inilah yang salah kaprah)

3. Pencocokan Foto Copy (Copie Collationnee)

Dalam prakteknya hal yang dilakukan untuk istilah legalisir ini adalah mencocokan fotocopy
suatu dokumen dengan aslinya dengan judul Pencocokan Fotocopy. Pada fotocopy tersebut akan
di-stempel/cap disetiap halaman yang di fotocopi dengan paraf Notaris dan halaman
terakhir dari Pencocokan Fotocopy tersebut akan dicantumkan keterangan bahwa
fotocopy tersebut sama dengan aslinya.

Anda mungkin juga menyukai