Anda di halaman 1dari 11

Praktik Kenotariatan

PERTEMUA KE 2  AKTA DI BAWAH


TANGAN
1. Pengertian Akta
Dibawah Tangan
 Pasal 1867 BW  Pembuktian dengan tulisan dilakukan dengan
tulisan otentik atau dengan tulisan di bawah tangan
 Pasal 1868 BW  Suatu akta otentik ialah suatu akta yang dibuat
dalam bentuk yang ditentukan undang-undang oleh atau di hadapan
pejabat umum yang berwenang untuk itu di tempat akta itu dibuat.
 Pasal 1869 BW  Suatu akta yang tidak dapat diperlakukan sebagai
akta otentik, baik karena tidak berwenangnya atau tidak cakapnya
pejabat umum yang bersangkutan maupun karena cacat dalam
bentuknya, mempunyai kekuatan sebagai tulisan di bawah tangan bila
ditandatangani oleh para pihak.
 Pasal 1874 BW  Yang dianggap sebagai tulisan di bawah tangan
adalah akta yang ditandatangani di bawah tangan, surat, daftar, surat
urusan rumah tangga dan tulisan-tulisan lain yang dibuat tanpa
perantaraan seorang pejabat umum
Pasal 1874 BW  Yang dianggap sebagai tulisan di bawah tangan
adalah akta yang ditandatangani di bawah tangan, surat, daftar, surat
urusan rumah tangga dan tulisan-tulisan lain yang dibuat tanpa
perantaraan seorang pejabat umum

 Dari penjelasan pasal d iatas dapat kita ketahui bahwa akta


di bawah tangan hanyalah surat yang melibatkan para pihak
yang terlibat didalam akta tersebut tanpa membawa pejabat
umum yang berwenang untuk itu.

 Bagaimana dengan akta di bawah tangan dan dilegalisasi


atau diwaarmerking oleh Notaris?
Pasal 15 Ayat (2) UUJN

(2) Selain kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),


Notaris berwenang pula:
a. mengesahkan tanda tangan dan menetapkan kepastian tanggal
surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam buku khusus;
b. membukukan surat di bawah tangan dengan mendaftar dalam
buku khusus;
Jenis
Akta Di bawah Tangan
 Akta dibawah tangan dimana para pihak menandatangani kontrak itu tanpa
keterlibatan pejabat umum (biasanya cukup ditandatangani diatas meterai).

 Akta dibawah tangan dimana para pihak menandatangani kontrak itu dan
didaftrakan pada notaris/pejabat yang berwenang. (waarmerking)

 akta dibawah tangan dimana para pihak menandatangani kontrak itu dan
penandatanganan tersebut disaksikan dan disahkan oleh notaris / pejabat
yang berwenang. (legalisasi)
2. PERBEDAAN ANTARA
AKTA DI BAWAH TANGAN DENGAN
AKTA AUTENTIK
 Bentuk akta Autentik sesuai UU sedangkan akta di bawah
tangan bentuknya bebas
 Akta Autentik dibuat di hadapan Pejabat yang berwenang
sedangkan akta di bawah tangan tanpa melibatkan pejabat,
bisa hanya para pihak saja
 Kekuatan pembuktian akta autentik adalah sempurna
sedangkan akta dibawah tangan belum sempurna untuk
kekuatan pembuktiannya
Ciri dan kekhasan Akta Di
Bawah Tangan
 Bentuknya bebas;
 Pembuatannya tidak dihadapan/tanpa perantaraan pejabat
umum;
 Tetap mempunyai kekuatan pembuktian selama tidak
disangkal oleh pembuatnya, artinya bahwa isi dari akta
tersebut tidak perlu dibuktikan lagi kecuali ada yang bisa
membuktikan sebaliknya (menyangkal isinya);
 Dalam hal harus dibuktikan, maka pembuktian tersebut
harus dilengkapi juga dengan saksi-saksi & bukti lainnya.
Ciri dan kekhasan Akta
Autentik
1. Bentuknya sesuai Undang-Undang. Bentuk akta notaris,
perkawinan, kelahiran dan lain-lain. Telah ditentukan formatnya dan
isinya oleh Undang-Undang. Kecuali perjanjian antar pihak, maka
isinya sesuai kesepakatan.
2. Dibuat di depan pejabat umum yang berwenang. Bukan cuma
Notaris, namun ada juga pejabat umum lainnya seperti Pejabat
Pembuat Akta Tanah (PPAT), Pejabat Kantor Urusan Agama
(KUA), Pejabat Lelang dan lain-lain.
3. Kekuatan Pembuktian Sempurna. Dalam hal sebagai keperluan
alat bukti di pengadilan misalnya, akta-akta otentik tersebut
merupakan bukti yang tidak dapat disangkal lagi. Kecuali pihak
lawan memilih bukti lain, yang sama derajatnya.
3. KEKUATAN PEMBUKTIAN

AKTA
 DI BAWAH
Kekuatan pembuktian Akta di bawah TANGAN
tangan :
1. Permulaan pembuktian jika tanda tangan disangkal pihak
lawan.
2. Sempurna, Jika tanda tangan dan isi diakui pihak lawan; (jika
di legalisasi ?)
 Pasal 1875 BW suatu tulisan di bawah tangan yang
diakui kebenarannya oleh orang yang dihadapkan
kepadanya atau secara hukum dianggap telah dibenarkan
olehnya, menimbulkan bukti lengkap seperti suatu akta
otentik bagi orang-orang yang menandatanganinya, ahli
warisnya serta orang-orang yang mendapat hak dari mereka
 Pasal 1877 BW Jika seseorang memungkiri tulisan atau
tandatangannya, ataupun jika para ahli warisnya atau orang
yang mendapat hak dari padanya tidak mengakuinya, maka
hakim harus memerintahkan supaya kebenaran tulisan atau
tanda tangan tersebut diperiksa di muka pengadilan.
Selesai…

SEKIAN DAN
TERIMA KASIH.
 APAKAH ADA PERTANYAAN?

Anda mungkin juga menyukai