Yang dimaksud Perjanjian formal yaitu perjanjian selain dibutuhkan kata sepakat dan
telah ditetapkan juga dibutuhkan dengan formalitas tertentu, sesuai undang undang
Jika akta perjanjian tidak dibacakan dihadapan penghadap, saksi dan notaris maka
akta perjanjian tersebut akan terdegradasi menjadi akta akta dibawah tangan.
Akta notaris dapat terdegradasi terjadi apabila akta Notaris sebagai akta autentik yang
memiliki kekuatan bukti sempurna dan mengikat, serta telah mencukupi batas minimal
alat bukti yang sah tanpa lagi diperlukan alat bukti lain dalam sengketa hukum perdata
mengalami kemunduran, kemerosotan, atau penurunan mutu dalam arti posisinya lebih
rendah dalam kekuatan sebagai alat bukti lengkap dan sempurna menjadi permulaan
pembuktian seperti akta di bawah tangan dan memiliki cacat hukum yang
menyebabkan pembatalan atau ketidakabsahannya akta Notaris tersebut.
Akta Notaris dapat terdegradasi otentitasnya dari akta autentik menjadi akta di bawah
tangan atau akta menjadi batal demi hukum dan dapat digunakan dasar untuk
menggugat ganti kerugian.
Sudah menjadi suatu kewajiban bagi seorang notaris yaitu menjamin kepastian tanggal
pembuatan akta kapan dan dimana membuatnya, supaya para pihak yang membuat
akta merasa aman. Seperti kasusnya seorang notaris yang berada di Yogyakarta, dalam
kejadian tersebut sebenarnya klien menghadap pada hari rabu pukul 08.00 pagi di
rumah makan yang berada disuatu tempat, akan tetapi Salinan akta notaris yang tertera
menghadapnya 3 (tiga) hari setelah itu yaitu pada hari sabtu pukul 07.00 di kantor
notaris, dan akhirnya di Pengadilan Negeri Yogyakarta lah semuanya baru terungkap.
2.
a) Apakah Notaris Itu Juga Penasihat Hukum
Ya, Notaris dapat menjadi penasehat hukum dikarenakan selain untuk membuat akta
otentik, Notaris juga ditugaskan dan bertanggung jawab untuk melakukan pendaftaran
dan mengesahkan surat-surat / akta-akta yang dibuat di bawah tangan.
b) Apa Saja Yang Menjadi Kewajiban Notaris? Bagaimana Usaha Notaris Agar
Dalam Pembuatan Akta Tidak Merugikan Para Pihak Dan Pihak Terkait?
Kewajiban notaris diatur dalam Pasal 16 UUJN Ayat (1)
Dalam menjalankan jabatannya, Notaris wajib:
a. bertindak amanah, jujur, saksama, mandiri, tidak berpihak, dan menjaga
kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan hukum;
b. membuat Akta dalam bentuk Minuta Akta dan menyimpannya sebagai bagian
dari Protokol Notaris;
c. melekatkan surat dan dokumen serta sidik jari penghadap pada Minuta Akta;
d. mengeluarkan Grosse Akta, Salinan Akta, atau Kutipan Akta berdasarkan
Minuta Akta;
e. memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini,
kecuali ada alasan untuk menolaknya;
f. merahasiakan segala sesuatu mengenai Akta yang dibuatnya dan segala
keterangan yang diperoleh guna pembuatan Akta sesuai dengan sumpah/janji
jabatan, kecuali undang-undang menentukan lain;
g. menjilid Akta yang dibuatnya dalam 1 (satu) bulan menjadi buku yang memuat
tidak lebih dari 50 (lima puluh) Akta, dan jika jumlah Akta tidak dapat dimuat
dalam satu buku, Akta tersebut dapat dijilid menjadi lebih dari satu buku, dan
mencatat jumlah Minuta Akta, bulan, dan tahun pembuatannya pada sampul
setiap buku;
h. membuat daftar dari Akta protes terhadap tidak dibayar atau tidak diterimanya
surat berharga;
i. membuat daftar Akta yang berkenaan dengan wasiat menurut urutan waktu
pembuatan Akta setiap bulan;
j. mengirimkan daftar Akta sebagaimana dimaksud dalam huruf i atau daftar nihil
yang berkenaan dengan wasiat ke pusat daftar wasiat pada kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang hukum dalam waktu 5
(lima) hari pada minggu pertama setiap bulan berikutnya;
k. mencatat dalam repertorium tanggal pengiriman daftar wasiat pada setiap akhir
bulan;
l. mempunyai cap atau stempel yang memuat lambang negara Republik
Indonesia dan pada ruang yang melingkarinya dituliskan nama, jabatan, dan
tempat kedudukan yang bersangkutan;
m. membacakan Akta di hadapan penghadap dengan dihadiri oleh paling sedikit 2
(dua) orang saksi, atau 4 (empat) orang saksi khusus untuk pembuatan Akta
wasiat di bawah tangan, dan ditandatangani pada saat itu juga oleh penghadap,
saksi, dan Notaris; dan
n. menerima magang calon Notaris.
Dalam hal pembuatan akta agar tidak merugikan para pihak dan pihak terkait,
notaris harus memperhatikan ketentuan dari syarat sahnya suatu perjanjian
sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
selanjutnya disebut dengan KUHPER yang menyatakan bahwa syarat sahnya suatu
perjanjian terdiri dari 4 (empat) syarat yaitu:
Awal akta atau kepala akta, memuat: judul akta, nomor akta, jam, hari, tanggal, bulan
dan tahun pada waktu akta dibuat oleh/dihadapan notaris dan nama lengkap dan
tempat kedudukan notaris.