Anda di halaman 1dari 5

MATERI TEKNIK PEMBUATAN AKTA

Akta Notaris adalah dokumen resmi yang dikeluarkan oleh notaris menurut KUH Perdata pasal
1870 dan HIR pasal 165 (Rbg 285) yang ada kekuatan pembuktian mutlak dan mengikat. Akta
Notaris merupakan bukti yang sempurna sehingga tidak perlu lagi dibuktikan dengan
pembuktian lain selama ketidak benarannya tidak bisa dibuktikan. Berdasarkan KUH
Perdata pasal 1866 dan HIR 165, akta notaris merupakan alat bukti tulisan atau surat
pembuktian yang utama sehingga dokumen ini merupakan alat bukti persidangan yang ada posisi
yang sangat penting. Pasal 1 ayat (7) UUJN, menyebutkan bahwa akta notaris adalah akta otentik
yang dibuat oleh atau dihadapan notaris menurut bentuk dan tata cara yang ditetapkan dalam
UUJN.

APA SUBSTANSI AKTA


APA ISI AKTA, Dalam Pasal 38 Uujn
(1) Setiap Akta Terdiri Dari
A. Awal Akta Atau Kepala Akta
B. Badan Akta Dan
C. Akhir Atau Penutup Akta
(2) Awal akta atau kepala akta memuat
a. Judul akta
b. Nomor akta
c. Jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun
d. Nama lengkap dan tempat kedudukan Notaris
(3) Badan Akta memuat:
a. Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, kewarganegaraan, pekerjaan, jabatan,
kedudukan, tempat tinggal para penghadap dan orang yang mewakili
b. Keterangan mengenai kedudukan bertindak penghadap
c. Isi akta yang merupakan kehendak dan keinginan dari pihajk yang berkepentingan
d. Nama lengkap, tempat tinggal dan tanggal lahir, serta pekerjaan, jabatan, kedudukan,
dan tempat tinggal dari tiap tiap saksi pengenal.
(4) Akhir atau penutup akta memuat
a. Pembacaan akta sebagaimana dalam pasal 16 ayat (1) huruf I atau pasal 16 Ayat (7)
b. Uraian TTD dan tempat TTD
c. Nama lengkap, TTL, Pekerjaan, jabatan, kedudukan dan tempat tinggal tiap saksi
d. Uraian tentang tidak adanya perubahan yang terjadi pada pembuatan akta

SUBSTANSI AKTA TIDAK BOLEH BEBAS (PSL 1320).


(https://www.pengadaan.web.id/2019/08/pasal-1320-kuh-perdata-syarat-sah-perjanjian-
kontrak.html)
1. Adanya kata sepakat
Dalam hal ini harus ada kata sepakat bagi para pihak dan wewenang yang berbuat)
2. Kecapakan
(Dalam hal ini orang yang membuat akta harus cakap hnukum dan tidak dalam keadaan
sakit jasmani dan rohani)
3. Suatu pokok Tertentu
(Objek harus jelas dalam hal ini objeknya harus jelas)
4. Kausa yang Halal
(Syarat sahnya perjanjian yang keempat adalah tidak boleh memperjanjikan sesuatu yang
dilarang undang-undang atau yang bertentangan dengan hukum,)

SIAPA YANG DIJADIKAN SAKSI SAKSI


Notaris berkewajiban menghadirkan 2 (dua) orang saksi, yang pengenalan tentang identitas dan
kewenangan dari saksi disebutkan secara tegas dalam akta. Disamping itu dalam pasal 40 UUJN
juga menentukan mengenai syarat-syarat untuk dapat menjadi saksi dan seorang saksi harus
dikenal oleh Notaris. SUBSTANSI DARI AKTA AUTENTIK HARUS ADA PERISTIWA
HUKUMNYA (DALAM HAL INI PARA PIHAK)
DAPATKAH AKTA DIBATALKAN??
Suatu akta dapat dibatalkan apabila syarat subyektif sudah tidak terpenuhi, sedangkan apabila
syarat obyektif sudah tidak terpenuhi maka akta itu batal demi hukum. Harus ada akta
pembatalan yang dibuat pada akta sebelumnya. harus ada para pihak yang membuat akta.
NOTARIS TIDAK MEMILIKI WEWENANG MENGUJI PERIHAL OBJEK YANG AKAN
DIPERJUAL BELIKAN BAIK TANAH, DSBNYA..... DALAM TRANSAKSI KITA
BERTANYA BAIK KE PENJUAL DAN PEMBELI PERIHAL OBJEKNYA....

RENVOI ADALAH PERUBAHAN AKTA MENAMBAHKAN ATAU MENGURANGKAN


SEPERTI KALIMAT DALAM AKTA YANG TIDAK PENTING. KENAPA TULISAN AKTA
DI KANAN? KARENA UNTUK MENGISI RENVOI DARI PEMMASALAHAN PERBAIKI.
KENAPA ADA ? KARENA ADA PERUBAHAN DALAM INI PARA PIHAK HARUS ADA
UNTUK MEN TTD DI PERBAIKLAN TERSEBUT

WAARMEKEN adalah proses pendaftaran/register dokumen bawah tangan di buku


khusus yang dibuat oleh Notaris, yang mana dokumen tersebut sudah dibuat dan
ditandatangani oleh Pihak/Para Pihak sebelumnya. DALAM HAL INI
MENDAFTARKAN DAN MEMBERI NOMOR AKTA DAN CAP SESUAI BERKAS
ASLINYA DAN DI CATAT DI BUKU. DALAM ORDONASI STBL 1916-46 DI KENAL
DUA MACAM YAKNI
Legalisir (Copy collationee)
Legalisir atau yang biasa disebut dengan istilah copy col adalah proses pencocokan
dokumen fotocopy dengan dokumen aslinya. Notaris akan memberikan cap/stempel
dan paraf di setiap halaman fotocopy dan pada halaman paling belakang, Notaris akan
memberikan tanda tangan serta keterangan bahwa dokumen fotocopy tersebut sama
dengan dokumen asli yang diperlihatkan di hadapan Notaris.
LEGALISASI
Legalisasi adalah proses pengesahan tandatangan di hadapan Notaris. Dokumen
tersebut biasanya dibuat di bawah tangan oleh pihak/para pihak tetapi
penandatanganannya di hadapan Notaris.

AKTA
1. SIAPA SAJA YANG BOLEH MEMBUAT AKTA
UU No 30 Tahun 2004 dalam Pasal 1 menyebutkan bahwa Notaris adalah
pejabat umum yang berwewenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan
lain sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Jabatan Notaris.

BOLEH NOTARIS MENOLAK PEMBUATAN AKTA


Pasal 16 ayat 1 huruf e UUJN-P menyatakan “ dalam menjalankan jabatannya Notaris wajib
memberikan pelayanan sesuai dengan ketentuan dalam undang-undan ini, kecuali ada alasan
untuk menolaknya ”, pada bagian penjelasan yang dimaksud dengan “alasan untuk menolaknya”
adalah alasan yang mengakibatkan Notaris tidak berpihak, seperti adanya hubungan darah atau
semenda dengan Notaris sendiri atau dengan suami atau istrinya, salah satu pihak tidak
mempunyai kemampuan bertindak untuk melakukan perbuatan, atau hal lain yang tidak
dibolehkan oleh undang-undang.

KENAPA CENDRUNG MEMBVUAT AKTA NOTARIS


1. Akta sebagai fungsi formal yang mempunyai arti bahwa suatu perbuatan hukum
akan menjadi lebih lengkap apabila di buat suatu akta. Sebagai contoh
perbuatan hukum harus dituangkan dalam bentuk akta sebagai syarat formil
yaitu perbuatan hukum yang disebutkan dalam pasal 1767 KUH Perdata
mengenai perjanjian utang piutang. Minimal terhadap perbuatan hukum yang
disebutkan dalam pasal 1767 KUH Perdata, disyaratkan adanya akta bawah
tangan.
2. Akta sebagai alat pembuktian di mana dibuatnya akta tersebut oleh para pihak
yang terikat dalam suatu perjanjian di tujukan untuk pembuktian di kemudian
hari. Akta autentik merupakan alat pembuktian yang sempurna bagi kedua belah
pihak dan ahli warisnya serta sekalian orang yang mendapatkan hak darinya
tentang apa yang di muat dalam akta tersebut. Akta autentik juga merupakan
bukti yang mengikat berarti kebenaran dari hal- hal yang tertulis dalam akta
tersebut harus diakui oleh hakim, yaitu akta tersebut dianggap sebagai benar
selama kebenarannya itu tidak ada pihak lain yang dapat membuktikan
sebaliknya. Sebaliknya akta di bawah tangan dapat menjadi alat pembuktian
yang sempurna terhadap orang yang menandatangani serta para ahli warisnya
dan orang- orang yang mendapatkan hak darinya hanya apabila tanda tangan
dalam akta di bawah tangan tersebut di akui oleh orang terhadap siapa tulisan itu
hendak dipakai (vide pasal 1857 KUH Perdata).

Anda mungkin juga menyukai