Anda di halaman 1dari 16

TEKNIK PEMBUATAN AKTA 2

Helsi Yasin, S.H., M.Kn.


AKTA

Pengertian Akta

Akta adalah tulisan yang sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu
peristiwa (perbuatan, perjanjian, maupun ketetapan) dan ditandatangani.
Jenis-jenis Akta

Akta terdiri dari:


• Akta Autentik
Syarat akta autentik :
a. Akta harus dibuat oleh atau di hadapan seorang pejabat umum
b. Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang.
c. Dibuat di tempat kedudukan pejabat umum tersebut.
Apabila tidak dipenuhi salah satu syarat tersebut, mengakibatkan akta yang bersangkutan
hanya mempunyai kekuatan pembuktian seperti akta yg dibuat di bawah tangan, apabila
ditandatangani oleh para pihak sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1869 KUHPerdata,
yang menentukan :
“suatu akta yang karena tidak berkuasa atau tidak cakapnya pegawai termaksud di atas
atau karena suatu cacat dalam bentuknya, tidak dapat diperlakukan sebagai akta otentik
namun demikian mempunyai kekuatan sebagai tulisan di bawah tangan jika ia
ditandatangani oleh para pihak.
• Akta dibawah tangan
Dibuat oleh para pihak sendiri dan ditandatangani oleh
para pihak dengan tujuan sebagai alat bukti dan
bentuknya tidak diatur oleh undang-undang.
Perbedaan akta autentik dengan akta di bawah tangan berkaitan
dengan kekuatannya sebagai alat bukti:
1. Akta autentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna.
Pasal 1870 KUHPerdata, yang berbunyi : “suatu akta autentik memberikan
diantara para pihak beserta ahli waris-ahli warisnya atau orang-orang yang
mendapat hak dari pada mereka, suatu bukti yang sempurna tentang apa
yang dimuat di dalamnya”.
2. Akta di bawah tangan hanya mempunyai kekuatan pembuktian yang
sempurna, apabila tandatangan dalam akta tersebut diakui oleh para pihak
yang bersangkutan.
Pasal 1875 KUHPerdata, yang berbunyi : “suatu tulisan dibawah tangan yang
diakui oleh orang terhadap siapa tulisan itu hendak dipakai, atau yang
dengan cara menurut undang-undang dianggap sebagai diakui, memberikan
terhadap orang-orang yang menandatanganinya serta para ahli warisnya dan
orang yang mendapat hak dari pada mereka, bukti yang sempurna seperti
suatu akta autentik.
Jika tidak dipenuhi salah satu syarat dapat mengakibatkan akta yang bersangkutan hanya
mempunyai kekuatan pembuktian seperti akta yang dibuat dibawah tangan, apabila
ditandatangani oleh para pihak, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1869 KUHPerdata, yang
menentukan :
“suatu akta yang karena tidak berkuasa atau tidak cakapnya pegawai termaksud di atas atau
karena suatu cacat dalam bentuknya, tidak dapat diperlakukan sebagai akta otentik namun
demikian mempunyai kekuatan sebagai tulisan di bawah tangan jika ia ditandatangani oleh
para pihak.
Ada dua golongan akta Notaris, yaitu :
1. Akta yang dibuat “dihadapan” Notaris atau Akta Partij/Akta Pihak (partij
akten)
Contoh : perjanjian sewa menyewa, akta pendirian PT, akta hibah
2. Akta yang dibuat “oleh” Notaris atau akta Relaas/Akta Pejabat (ambttelijke
akten)
Contoh : Berita Acara Undian,Akta Rapat Umum Pemegang Saham PT
Perbedaan mendasar antara kedua akta tersebut :
Pada akta partij, tandatangan penghadap bersifat mutlak, jika ada penghadap
yang tidak dapat membubuhkan tandatangannya, sementara ia ingin
menandatangani, maka akan dilakukan surrogaat tandatangan yaitu keterangan
yang dicantumkan oleh notaris pada bagian akhir akta yg keterangan mana
berasal dari penghadap bahwa ia ingin menandatangani akta tsb, akan tetapi
karena alasan tertentu ia tidak dapat membubuhkan tandatangannya.
Keterangan tsb merupakan pengganti dari tandatangan penghadap yg
bersangkutan.
Pada akta pejabat, tandatangan para penghadap bukan merupakan syarat
mutlak. Jika ada penghadap yg tidak menandatangani akta yg bersangkutan, baik
krn ia tidak dapat membubuhkan tandatangannya, maupun oleh karena ia
menolak menandatangani, maka hal tsb cukup diterangkan oleh notaris pada
bagian akhir akta.
Bentuk dan Sifat Akta Notaris
Mengenai bentuk dan sifat akta notaris, Pasal 38 UUJN
menetapkan sebagai berikut :
Setiap akta Notaris terdiri atas :
a. Awal akta/kepala akta
b. Badan akta
c. Akhir/penutup akta
Awal akta atau kepala akta memuat :
a. Judul akta : Perjanjian Sewa Menyewa
b. Nomor akta : 01
c. Jam, hari, tanggal dan tahun :
pukul 17.30 WIB (tujuh belas lewat tiga puluh menit
• Awal akta atau kepala
Waktu Indonesia Barat)
pada hari ini Senin tanggal 24-08-2020 (dua puluh
empat Agustus dua ribu dua puluh)
d. Nama lengkap dan tempat kedudukan notaris :
Berhadapan dengan saya, Prada, Sarjana Hukum
Magister Kenotariatan, Notaris yang berkedudukan di
Kota Padang, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang
nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini
atau
Menghadap dihadapan saya …....
Hadir dihadapan saya .........
CUTI NOTARIS DAN NOTARIS
PENGGANTI

Notaris mepunyai hak cuti, yang dapat diambil setelah notaris


menjalankan jabatannya selama 2 (dua) tahun. (Pasal 25 ayat
(1) dan ayat (2) UUJN)
Selama menjalankan cuti, Notaris wajib menunjuk seorang
Notaris Pengganti. (Pasal 25 ayat (3) UUJN)
Hak cuti Notaris dapat diambil setiap tahun atau sekaligus
untuk beberapa tahun. (Pasal 26 ayat (1) UUJN).
Setiap pengambilan cuti paling lama 5 (lima) tahun sudah
termasuk perpanjangannya dan selama masa jabatan Notaris
jumlah waktu cuti keseluruhan paling lama 12 (dua belas)
tahun. (Pasal 26 ayat (2) dan ayat (3) UUJN)
Notaris mengajukan permohonan cuti secara tertulis disertai
usulan penunjukan Notaris Pengganti. (Pasal 27 ayat (1)
UUJN)
Permohonan cuti diajukan kepada pejabat yang berwenang,
yaitu:
a. Majelis Pengawas Daerah, dalam hal jangka waktu cuti
tidak lebih dari 6 (enam) bulan;
b. Majelis Pengawas Wilayah, dalam hal jangka waktu cuti
lebih dari 6 (enam) bulan sampai dengan 1 (satu)
tahun; atau
c. Majelis Pengawas Pusat, dalam jangka waktu cuti lebih
dari 1 (satu) tahun. (Pasal 27 ayat (2) UUJN)
Dalam keadaan mendesak, suami/istri atau keluarga sedarah
dalam garis lurus dari Notaris dapat mengajukan
permohonan cuti kepada Majelis Pengawas (Pasal 28 UUJN)
Notaris yang menjalankan cuti wajib menyerahkan Protokol
Notaris kepada Notaris Pengganti. Notaris Pengganti
menyerahkan kembali Protokol Notaris kepada Notaris
setelah cuti berakhir. Serah terima tersebut dibuatkan berita
acara dan disampaikan kepada Majelis Pengawas Wilayah.
(Pasal 32 UUJN)
Syarat untuk dapat diangkat menjadi Notaris
Pengganti, dan Pejabat Sementara Notaris adalah :
a. warga negara Indonesia;
b. berijazah sarjana hukum; dan
c. telah bekerja sebagai karyawan kantor Notaris
paling sedikit 2 (dua) tahun berturut-turut. (Pasal 33
ayat (1) UUJN)
Ketentuan yang berlaku bagi Notaris sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17
berlaku bagi Notaris Pengganti dan Pejabat Sementara
Notaris, kecuali UUJN menentukan lain. (Pasal 33 ayat (2)
UUJN)
Yang dimaksud dengan ”Notaris Pengganti” adalah seorang
yang untuk sementara diangkat sebagai Notaris untuk
menggantikan Notaris yang sedang cuti, sakit, atau untuk
sementara berhalangan menjalankan jabatannya sebagai
Notaris.
CONTOH AWAL AKTA NOTARIS
PENGGANTI APABILA NOTARIS CUTI
TIDAK LEBIH DARI 6 BULAN

- Berhadapan dengan saya, Prada, Sarjana Hukum, Magister


Kenotariatan berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pengawas
Daerah Kota Padang nomor .........., tanggal 10-08-2020
(sepuluh Agustus dua ribu dua puluh), pengganti dari Gucci,
Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Kota
Padang, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris
kenal, yang nama-namanya akan disebut pada bagian akhir
akta ini:
CONTOH AWAL AKTA NOTARIS PENGGANTI
APABILA NOTARIS CUTI LEBIH DARI 6
BULAN TAPI TIDAK LEBIH DARI 1 TAHUN

- Berhadapan dengan saya, Prada, Sarjana Hukum, Magister


Kenotariatan berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pengawas
Wilayah Propinsi Sumatera Barat nomor ........., tanggal 10-08-
2020 (sepuluh Agustus dua ribu dua puluh), pengganti dari
Gucci, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Kota
Padang, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris
kenal, yang nama-namanya akan disebut pada bagian akhir
akta ini:
CONTOH AWAL AKTA NOTARIS
PENGGANTI APABILA NOTARIS CUTI
LEBIH DARI 1 TAHUN

- Berhadapan dengan saya, Prada, Sarjana Hukum, Magister


Kenotariatan berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pengawas
Pusat Notaris nomor ........, tanggal 10-08-2017 (sepuluh
Agustus dua ribu dua puluh), pengganti dari Gucci, Sarjana
Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Kota Padang,
dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal, yang
nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini:

Anda mungkin juga menyukai