0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
28 tayangan16 halaman
Akta adalah tulisan yang dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa. Terdapat dua jenis akta yaitu akta autentik yang dibuat di hadapan pejabat umum dan akta di bawah tangan yang dibuat oleh para pihak. Akta autentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna sedangkan akta di bawah tangan hanya berlaku jika ditandatangani oleh para pihak.
Akta adalah tulisan yang dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa. Terdapat dua jenis akta yaitu akta autentik yang dibuat di hadapan pejabat umum dan akta di bawah tangan yang dibuat oleh para pihak. Akta autentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna sedangkan akta di bawah tangan hanya berlaku jika ditandatangani oleh para pihak.
Akta adalah tulisan yang dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa. Terdapat dua jenis akta yaitu akta autentik yang dibuat di hadapan pejabat umum dan akta di bawah tangan yang dibuat oleh para pihak. Akta autentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna sedangkan akta di bawah tangan hanya berlaku jika ditandatangani oleh para pihak.
Akta adalah tulisan yang sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu peristiwa (perbuatan, perjanjian, maupun ketetapan) dan ditandatangani. Jenis-jenis Akta
Akta terdiri dari:
• Akta Autentik Syarat akta autentik : a. Akta harus dibuat oleh atau di hadapan seorang pejabat umum b. Akta itu harus dibuat dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang. c. Dibuat di tempat kedudukan pejabat umum tersebut. Apabila tidak dipenuhi salah satu syarat tersebut, mengakibatkan akta yang bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian seperti akta yg dibuat di bawah tangan, apabila ditandatangani oleh para pihak sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1869 KUHPerdata, yang menentukan : “suatu akta yang karena tidak berkuasa atau tidak cakapnya pegawai termaksud di atas atau karena suatu cacat dalam bentuknya, tidak dapat diperlakukan sebagai akta otentik namun demikian mempunyai kekuatan sebagai tulisan di bawah tangan jika ia ditandatangani oleh para pihak. • Akta dibawah tangan Dibuat oleh para pihak sendiri dan ditandatangani oleh para pihak dengan tujuan sebagai alat bukti dan bentuknya tidak diatur oleh undang-undang. Perbedaan akta autentik dengan akta di bawah tangan berkaitan dengan kekuatannya sebagai alat bukti: 1. Akta autentik mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna. Pasal 1870 KUHPerdata, yang berbunyi : “suatu akta autentik memberikan diantara para pihak beserta ahli waris-ahli warisnya atau orang-orang yang mendapat hak dari pada mereka, suatu bukti yang sempurna tentang apa yang dimuat di dalamnya”. 2. Akta di bawah tangan hanya mempunyai kekuatan pembuktian yang sempurna, apabila tandatangan dalam akta tersebut diakui oleh para pihak yang bersangkutan. Pasal 1875 KUHPerdata, yang berbunyi : “suatu tulisan dibawah tangan yang diakui oleh orang terhadap siapa tulisan itu hendak dipakai, atau yang dengan cara menurut undang-undang dianggap sebagai diakui, memberikan terhadap orang-orang yang menandatanganinya serta para ahli warisnya dan orang yang mendapat hak dari pada mereka, bukti yang sempurna seperti suatu akta autentik. Jika tidak dipenuhi salah satu syarat dapat mengakibatkan akta yang bersangkutan hanya mempunyai kekuatan pembuktian seperti akta yang dibuat dibawah tangan, apabila ditandatangani oleh para pihak, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1869 KUHPerdata, yang menentukan : “suatu akta yang karena tidak berkuasa atau tidak cakapnya pegawai termaksud di atas atau karena suatu cacat dalam bentuknya, tidak dapat diperlakukan sebagai akta otentik namun demikian mempunyai kekuatan sebagai tulisan di bawah tangan jika ia ditandatangani oleh para pihak. Ada dua golongan akta Notaris, yaitu : 1. Akta yang dibuat “dihadapan” Notaris atau Akta Partij/Akta Pihak (partij akten) Contoh : perjanjian sewa menyewa, akta pendirian PT, akta hibah 2. Akta yang dibuat “oleh” Notaris atau akta Relaas/Akta Pejabat (ambttelijke akten) Contoh : Berita Acara Undian,Akta Rapat Umum Pemegang Saham PT Perbedaan mendasar antara kedua akta tersebut : Pada akta partij, tandatangan penghadap bersifat mutlak, jika ada penghadap yang tidak dapat membubuhkan tandatangannya, sementara ia ingin menandatangani, maka akan dilakukan surrogaat tandatangan yaitu keterangan yang dicantumkan oleh notaris pada bagian akhir akta yg keterangan mana berasal dari penghadap bahwa ia ingin menandatangani akta tsb, akan tetapi karena alasan tertentu ia tidak dapat membubuhkan tandatangannya. Keterangan tsb merupakan pengganti dari tandatangan penghadap yg bersangkutan. Pada akta pejabat, tandatangan para penghadap bukan merupakan syarat mutlak. Jika ada penghadap yg tidak menandatangani akta yg bersangkutan, baik krn ia tidak dapat membubuhkan tandatangannya, maupun oleh karena ia menolak menandatangani, maka hal tsb cukup diterangkan oleh notaris pada bagian akhir akta. Bentuk dan Sifat Akta Notaris Mengenai bentuk dan sifat akta notaris, Pasal 38 UUJN menetapkan sebagai berikut : Setiap akta Notaris terdiri atas : a. Awal akta/kepala akta b. Badan akta c. Akhir/penutup akta Awal akta atau kepala akta memuat : a. Judul akta : Perjanjian Sewa Menyewa b. Nomor akta : 01 c. Jam, hari, tanggal dan tahun : pukul 17.30 WIB (tujuh belas lewat tiga puluh menit • Awal akta atau kepala Waktu Indonesia Barat) pada hari ini Senin tanggal 24-08-2020 (dua puluh empat Agustus dua ribu dua puluh) d. Nama lengkap dan tempat kedudukan notaris : Berhadapan dengan saya, Prada, Sarjana Hukum Magister Kenotariatan, Notaris yang berkedudukan di Kota Padang, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini atau Menghadap dihadapan saya ….... Hadir dihadapan saya ......... CUTI NOTARIS DAN NOTARIS PENGGANTI
Notaris mepunyai hak cuti, yang dapat diambil setelah notaris
menjalankan jabatannya selama 2 (dua) tahun. (Pasal 25 ayat (1) dan ayat (2) UUJN) Selama menjalankan cuti, Notaris wajib menunjuk seorang Notaris Pengganti. (Pasal 25 ayat (3) UUJN) Hak cuti Notaris dapat diambil setiap tahun atau sekaligus untuk beberapa tahun. (Pasal 26 ayat (1) UUJN). Setiap pengambilan cuti paling lama 5 (lima) tahun sudah termasuk perpanjangannya dan selama masa jabatan Notaris jumlah waktu cuti keseluruhan paling lama 12 (dua belas) tahun. (Pasal 26 ayat (2) dan ayat (3) UUJN) Notaris mengajukan permohonan cuti secara tertulis disertai usulan penunjukan Notaris Pengganti. (Pasal 27 ayat (1) UUJN) Permohonan cuti diajukan kepada pejabat yang berwenang, yaitu: a. Majelis Pengawas Daerah, dalam hal jangka waktu cuti tidak lebih dari 6 (enam) bulan; b. Majelis Pengawas Wilayah, dalam hal jangka waktu cuti lebih dari 6 (enam) bulan sampai dengan 1 (satu) tahun; atau c. Majelis Pengawas Pusat, dalam jangka waktu cuti lebih dari 1 (satu) tahun. (Pasal 27 ayat (2) UUJN) Dalam keadaan mendesak, suami/istri atau keluarga sedarah dalam garis lurus dari Notaris dapat mengajukan permohonan cuti kepada Majelis Pengawas (Pasal 28 UUJN) Notaris yang menjalankan cuti wajib menyerahkan Protokol Notaris kepada Notaris Pengganti. Notaris Pengganti menyerahkan kembali Protokol Notaris kepada Notaris setelah cuti berakhir. Serah terima tersebut dibuatkan berita acara dan disampaikan kepada Majelis Pengawas Wilayah. (Pasal 32 UUJN) Syarat untuk dapat diangkat menjadi Notaris Pengganti, dan Pejabat Sementara Notaris adalah : a. warga negara Indonesia; b. berijazah sarjana hukum; dan c. telah bekerja sebagai karyawan kantor Notaris paling sedikit 2 (dua) tahun berturut-turut. (Pasal 33 ayat (1) UUJN) Ketentuan yang berlaku bagi Notaris sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 15, Pasal 16, dan Pasal 17 berlaku bagi Notaris Pengganti dan Pejabat Sementara Notaris, kecuali UUJN menentukan lain. (Pasal 33 ayat (2) UUJN) Yang dimaksud dengan ”Notaris Pengganti” adalah seorang yang untuk sementara diangkat sebagai Notaris untuk menggantikan Notaris yang sedang cuti, sakit, atau untuk sementara berhalangan menjalankan jabatannya sebagai Notaris. CONTOH AWAL AKTA NOTARIS PENGGANTI APABILA NOTARIS CUTI TIDAK LEBIH DARI 6 BULAN
- Berhadapan dengan saya, Prada, Sarjana Hukum, Magister
Kenotariatan berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pengawas Daerah Kota Padang nomor .........., tanggal 10-08-2020 (sepuluh Agustus dua ribu dua puluh), pengganti dari Gucci, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Kota Padang, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal, yang nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini: CONTOH AWAL AKTA NOTARIS PENGGANTI APABILA NOTARIS CUTI LEBIH DARI 6 BULAN TAPI TIDAK LEBIH DARI 1 TAHUN
- Berhadapan dengan saya, Prada, Sarjana Hukum, Magister
Kenotariatan berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pengawas Wilayah Propinsi Sumatera Barat nomor ........., tanggal 10-08- 2020 (sepuluh Agustus dua ribu dua puluh), pengganti dari Gucci, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Kota Padang, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal, yang nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini: CONTOH AWAL AKTA NOTARIS PENGGANTI APABILA NOTARIS CUTI LEBIH DARI 1 TAHUN
- Berhadapan dengan saya, Prada, Sarjana Hukum, Magister
Kenotariatan berdasarkan Surat Keputusan Majelis Pengawas Pusat Notaris nomor ........, tanggal 10-08-2017 (sepuluh Agustus dua ribu dua puluh), pengganti dari Gucci, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Kota Padang, dengan dihadiri oleh saksi-saksi yang saya, Notaris kenal, yang nama-namanya akan disebut pada bagian akhir akta ini: