TINJAUAN PUSTAKA
adalah:
12
Tri Budiyono, 2011, Hukum perusahaan, Salatiga:Griya Media, halaman35.
16
c. Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalamrangka
e. Modal dasar minimal Rp. 50jt dan modal disetor minimal 25% dari
f. Minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris (ps. 92 ayat 3 &ps. 108
ayat 3)
antara lain:
tahun 2007)
17
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan
tahun 2007)
2007)
tahun 2007)
tahun 2007).
Hukum”
13
Dirjen AHU, Panduan Daftar Online Perseroan Terbatas, dalam : http://panduan.ahu.go.id,
acces tanggal 4 Februari 2017
18
c. Download Tagihan Pada email.
Masukkan Voucher
Masukkan Nama PT
dokumen yang harus dimiliki berupa Akta pendirian dan Asli bukti
j. Halaman Pratinjau
19
m. Maka didaftar transaksi perseroan akan muncul tampilan SK
1. Pengertian Akta
yang memang dengan sengaja dibuat untuk dijadikan bukti tentang suatu
kejadian-kejadian atau hal-hal yang merupakan dasar dari suatu hak atau
sesuatu perjanjian.dapat dikatakan bahwa akta itu ialah suatu tulisan dengan
dibuat untuk dipakai sebagai bukti, dan dipergunakan oleh orang, untuk
“Akta Otentik, yaitu suatu surat yang diperbuat oleh atau di hadapa
pegawai umum yang berkuasa akan membuatnya, mewujudkan bukti yang
cukup bagi kedua belah pihak dan ahliwarisnya serta sekalian orang yang
mendapatkan hak daripadanya,yaitu tentang segala hal yang disebut didalam
surat itu dan juga tentang yang tercantum dalam surat itu sebagai
14
Subekti ,2005, Hukum Pembuktian, Jakarta : PT. Pradnya Paramitha, halaman. 25.
15
R. Tresna, 1993, Komentar HIR, Jakarta: Pranadnya Paramita halaman 142.
16
Daeng Naja, 2012, Teknik Pembuatan Akta, Pustaka Yustisia,Yogyakarta, halaman 1
20
pemberitahuan sahaja, tetapi yang tersebut kemudian itu hanya sekedar yang
diberitahukan itu langsung berhubung dalam pokok akte itu ”
Notaris Pengertian Akta Notaris yang selanjutnya disebut Akta adalah akta
autentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata
bahwa suatu akta otentik adalah suatu akta yang dibuat dalam bentuk yang
Pada hukum acara perdata, akta merupakan alat bukti yang berbentuk
tulisan dan merupakan alat bukti yang diutamakan atau merupakan alat
bukti yang nomor satu jika dibandingkan dengan alat bukti lainnya, didalam
hukum acara perdata ada lima macam alat bukti.17 Pasal 1866 Kitab
Alat bukti tertulis atau surat ialah segala sesuatu yang memuat tanda-
tanda bacaan yang dimaksudkan untuk mencurahkan isi hati atau untuk
pembuktian. Surat sebagai alat bukti tertulis di bagi dua yaitu surat yang
merupakan akta dan surat-surat lainnya yang bukan akta, sedangkan akta
dibagi lagi menjadi akta otentik dan akta di bawah tangan. Sedangkan
17
Teguh Samudera, Op,cit, Hukum Pembutian dalam Acara Perdata, , halaman 36.
21
menurut pasal 1870 KUHPdt kekuatan pembuktian dari akta otentik adalah
berikut:
dibawah tangan, dan akta tersbut batal demi hukum. Akta notariil
22
pembuatan Akta wasiat di bawah tangan, dan di i pada saat itu juga
Notaris.
stempel notaris.
penghadap.
23
f) Pelanggaran pasal 50 UUJN mengenai pencoretan kata, huruf dan
angka.
dalam KUHPerdata.
terpenuhi maka akta dapat dibatalkan, dan apabila syarat ke tiga dan ke
dalam pasal 907, 1468, 1469, 1470 dan 1471 KUHPerdata tentang ketidak
tidak terpenuhinya syarat-syarat formil dan cacat materil dalam Pasal 1869
KUHPerdata.
24
Alasan-alasan yuridis pembatalan suatu akta notaris secara umum
Cacatnya suatu akta notaris dapat menimbulkan kebatalan bagi suatu akta
tersebut:
3. Ketidakwenangan Bertindak
7. Cacat Kehendak
8. Penyalahgunaan Keadaan
berbicara mengenai akta notaris maka bentuk formil suatu akta notaris
18
Peter E Latumenten, 2011, Cacat yuridis Akta Notaris DalamPeristiwa Hukum Konkrit
Dan Implikasi Hukumnya, Jakarta:Tuma Press, halaman 45
25
harus berdasarkan pada Undang-Undang Jabatan Notaris dan perundang-
undangan yang terkait, sebagai contoh apabila akta notaris berupa akta
notaris tidak memenuhi syarat formil maka akta tersebut menjadi batal
demi hukum.19
perbuatan hukum atas keinginan para pihak dan akibat hukumnya adalah
pembatalan, namun akibat hukum dari sejak perjanjian itu lahir sampai
perjanjian maka akta tersebut menjadi batal demi hukum. Batal demi
19
Ibid, halamam 45-50.
20
Habib Adjie, 2011, Kebatalan dan Pembatalan Akta Notaris, Bandung : PT.Refika
Aditama, halaman 173
26
yang dilakukan tidak mempunyai akibat hukum dan perjanjian dianggap
Dibawah Tangan.
Notaris, notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta
21
Ibid, halaman 81-82
27
autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam
salinan dan kutipan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta-akta itu
tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain
jabatannya sebagai notaris dan membuat sebuah akta autentik notaris harus
28
yang dibuatnya, karena sumpah jabatan notaris disini merupakan suatu
seorang Notaris.
sebagai akta di bawah tangan atau suatu akta menjadi batal demi
hukum. Hal ini dapat menjadi alasan bagi pihak yang menderita
29
yang karena kelalaiannya dalam membuat akta telah merugikan orang
dengan pasti oleh pemerintah. Kepastian hukum berarti setiap orang dapat
menuntut agar hukum dilaksanakan dan tuntutan itu pasti dipenuhi, dan bahwa
setiap pelanggaran hukum akan ditindak dan dikenakan sanksi hukum juga .
keadaan tertentu.22
kemanfaatan putusan hakim harus sesuai tujuan dasar dari suatu pengadilan,
22
Sudikno Mertokusumo, 1999, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta: Liberty,
halaman 145
30
autoritatif , artinya memberikan jalan keluar dari masalah hukum yang di
keluar terhadap masalah hukum yang dihadapi oleh para pihak dan putusan ini
Sesuai dengan ketentuan pasal 178 HIR, pasal 189 RBG, apabila
persidangan ada tiga (3) macam. Produk hakim dari perkara permohonan
23
Fence M. Wantu, 2012, Mewujudkan Kepastian Hukum, Keadilan Dan Kemanfaatan
Dalam Putusan Hakim Di Peradilan Perdata, Jurnal Dinamika Hukum Vol. 12, No. 3 September
2012, halaman 483
24
Yahya Harahap, 2009, Hukum Acara Perdata, Jakarta : Sinar Grafika, halaman 797.
25
Abdul Manan,2012, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama,
Jakarta : Prenada Media Grup, halaman 197
31
Dalam beberapa literatur, terdapat beberapa definisi yang berbeda
terkait dengan putusan hakim atau yang biasa disebut dengan ptusan
oleh hakim dalam sidang terbuka untuk umum, sebagai hasil dari
26
Ridwan Syahrani, S.H., 1998,Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Umum,
Jakarta :Pustaka Kartini, halaman. 83.
27
H.A. Mukti Arto, 2008, Praktek Perkara Perdata Pada Pengadilan Agama, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, halaman 251
28
Komariah, Asas-Asas Putusan Hakim, PPT, Materi Kuliah Hukum Acara Perdata Tahun
Akademik 2015/2016, Fakultas Hukum Universitas Muhammadyah Malang, halaman 3
32
yurisprudensi atau doktrin hukum.Bahkan menurut pasal 178 ayat (1)
segala alasan hukum yang tidak dikemukakan para pihak yang berperkara
Asas kedua digariskan dalam pasal 178 ayat (2) HIR, Pasal 189
ayat (2) RGB dan pasal 50 Rv, putusan harus secara total dan menyeluruh
memeriksa dan mengadili setiap segi gugatan yang di ajukan. Tidak boleh
Asas lain, digariskan pada pasal 178 ayat (3) HIR dan Pasal 189
ayat (3) RBG Dan Pasal 50 Rv. Putusan tidak boleh mengabulkan
29
Yahya Harahap, Op,Cit, Hukum Acara Perdata , Halaman 797
30
Ibid, halaman 800
33
“ultra petitum partium” hakim yang mengabulkan melebihi posita maupun
yang diminta dalam hal ada hubungan erat satu sama lainnya, dalam hal
ini pasal 178 (3) HIR tidak berlaku mutlak, sebab hakim dalam
memetus lebih dari yang digugatkan tetapi masih sesuai dengan kejadian
materiil.32
dan putusan di ucapkan dalam sidang penadilan yang terbuka utuk umum,
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari asas fair trial menurut asas
fair trial berdasarkan proses yang jujur sejak awal sampai akhir. Dengan
trial. Dalam literatur disebut the open justice principle .tujuan utamanya
31
Ibid, halaman 801
32
Komariah, Op,cit, halaman 2
34
proses pemeriksaan sejak awal sejak awal sampai putusan dijatuhkan
pasti atau tetap, terhadap putusan tersebut tidak dapat ditarik kembali.
Apabila terhadap putusan hakim tersebut tidak lagi diakukan upaya hukum
maka putusan tersebut menjadi pasti atau tetap dan memperoleh kekuatan
yang mengikat. Hukum acara perdata dikenal res judicata pro veritate
33
Yahya Harahap, Op,Cit, Hukum Acara Perdata, halaman 803
34
Soepomo, 2002, Hukum Acara Perdata Pengadilan Negeri, Jakarta : Pradanya Paramita,
halaman 94.
35
Abdulkadir Muhammad, 2008, Hukum Acara Perdata Indonesia, Bandung : Citra Aditya
Bakti, halaman 175.
35
2. Putusan pengadilan tingkat banding yang tidak diajukan kasasi dalam
Pidana; atau
3. Putusan kasasi.
putusan perdata yang telah berkekuatan hukum tetap adalah serupa dengan
36