Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ALAM SYAH HAKIM

NIM : 2018200125
KELAS : C
MATKUL : HUKUM PERUSAHAAN

TUGAS HUKUM PERUSAHAAN


17/10/2020

1. Jelaskan bahwa PT memenuhi syarat-syarat sebagai Badan Hukum, baik materiel


maupun syarat formil, kemukakan ketentuan dalam UU No. 40 tahun 2007 yang
mengatur hal tersebut.
2. Jelaskan secara singkat prosedur pendirian PT menurut UU No. 40 Tahun 2007
3. Apakah Direksi PT yang belum menjadi badan hukum dapat melakukan perbuatan
hukum atas nama PT dan bagaimana akibat hukumnya. Jelaskan

JAWABAN

1. Syarat formil dan material pendirian PT adalah :


Perseroan Terbatas sebagai badan hukum yang merupakan persekutuan modal.
 Merupakan badan hukum yang didalamnya merupakan kumpulan atau asosiasi modal
yang bertujuan menggerakkan kegiatan usaha perusahaan yang bersifat ekonomis dan
tujuan tujuan lain perusahaan.
 Pemanfaatan kumpulan modal ini bertujuan untuk melakukan perbuatan hukum dalam
hubungan hubungan hukumnya yang merupakan esensi badan hukum tersebut yaitu
persona standi in judicio.
 Kumpulan modal ini harus dipergunakan manfaatnya sesuai dengan maksud dan tujuan
PT yang tertuang dalam anggaran dasar PT
Berdasarkan Perjanjian
 Adanya suatu akta otentik oleh notaris berupa akta pendirian yang berisi perjanjian
perjanjian terhadap pendirian PT.
 Akta pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan lain berkaitan dengan pendirian
perseroan, termasuk didalamnya anggaran dasar PT.
 Akta Pendirian memuat sekurang-kurangnya nama lengkap, tempat dan tanggal lahir,
pekerjaan, tempat tinggal, dan kewarganegaraan tiap pendiri. Nama, tempat kedudukan,
dan alamat lengkap serta nomor dan tanggal pengesahan oleh KepMen dari Pendiri.
 Nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan, tempat tinggalm kewarganegaraan
anggota Direksi dan Komisaris yang pertama kali diangkat.
 Nama pemegang saham yang telah mengambil bagian saham, rincian jumlah saham, dan
nilai nominal saham yang telah ditempatkan dan disetor.
 Dalam Pembuatan Akta Pendirian dapat diwakili oleh orang lain berdasarkan perbuatan
hukum.
 Didirikan oleh 2 subjek hukum atau lebih yang memiliki kecakapan dan kewenangan
berdasarkan hukum. Berbahasa Indonesia, dan tunduk kepada kaidah memaksa Hukum
Indonesia dan memperhatikan asas-asas perjanjian dalam KUHPerdata.
Adanya Modal Dasar
 Modal dasar perusahaan terdiri atas seluruh nilai nominal saham (dalam pasar modal
mengatur modal PT atas saham tanpa nominal)
 Modal dasar PT adalah paling sedikit Rp 50.000.000,-
 Paling sedikit 25% dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh melalui bukti
penyetoran yang sah.
Harus disampaikan kepada Menteri Hukum dan HAM dalam jangka waktu 60 Hari terhitung
sejak tanggal penandatanganan akta pendiriannya untuk memperoleh pengesahan.
Perseroan Terbatas memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkan KepMen mengenai
pengesahan badan hukum perseroan. Pada saat terbentuk badan hukum, pada saat itulah
Perusahaan berhak menggunakan PT.

2. Berbeda dengan perjanjian pada umumnya yang bersifat Konsensualisme, Perjanjian


Pendirian PT merupakan Perjanjian Formal. Dalam Pasal 7 ayat (1) UUPT dinyatakan
bahwa Perseroan didirikan oleh 2 (dua) orang atau lebih dengan akta notaris, yang dibuat
dalam bahasa Indonesia.
UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, menerangkan yang disebut Akta Notaris
adalah akta otentik yang dibuat oleh atau di hadapan Notaris menurut bentuk dan tata cara yang
ditetapkan dalam UU ini (UU tentang Jabatan Notaris)
Pasal 8 UU PT menyatakan bahwa akta pendirian memuat anggaran dasar dan keterangan
lain yang berkaitan dengan pendirian perseroan.

3. Menurut Pasal 14 UU PT, perbuatan hukum atas nama PT yang belum berstatus badan
hukum hanya boleh dilakukan oleh semua Direksi bersama semua Pendiri dan Komisaris
PT.Perbuatan hukum yang dimaksud adalah perbuatan hukum yang menyebutkan PT sebagai
pihak maupun sebagai pihak yang berkepentingan.

Pendiri, Direksi dan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas perbuatan
hukum tersebut. Perbuatan hukum yang melibatkan pendiri, semua Direksi dan Komisaris
menjadi tanggung jawab PT setelah sah menjadi badan hukum secara otomatis.

Direksi tidak dapat melakukan perbuatan hukum atas nama PT yang belum memperoleh
status badan hukum secara sepihak. Perbuatan hukum tersebut tidak bisa dilakukan tanpa
persetujuan semua pendiri, anggota Direksi lainnya dan anggota Dewan Komisaris.

Jika perbuatan tersebut dilakukan oleh pendiri saja, maka akibat hukumnya menjadi
tanggung jawab pendiri bukan PT. Oleh karena itu, tanggung jawab perbuatan hukum
tersebut bisa beralih ke PT jika disetujui oleh semua pemegang saham dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) Pertama PT tersebut.

Anda mungkin juga menyukai