NAMA KELOMPOK :
Nur rahma hidayah (10400121142)
Adinda putri (10400121143)
Muh ikrar (10400121144)
Ryan hidayat (10400121145)
1. Pengertian Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas (PT) yang dulunya disebut juga dengan Naamloze Vennootschaap
(NV) adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri
dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya.
Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan
kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.
Perseroan Terbatas (PT) merupakan perserikatan beberapa pengusaha swasta menjadi
satu kesatuan untuk mengelola usaha bersama, dimana perusahaan memberikan
kesempatan kepada masyarakat luas untuk menyertakan modalnya ke perusahaan dengan
cara membeli saham perusahaan.
Selain itu, Perseroan terbatas (PT) adalah badan hukum perusahaan yang paling banyak
digunakan dan diminati oleh para pengusaha2 . Undang – Undang No. 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas mendefenisikan perseroan terbatas (PT) sebagai berikut:
“Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian yang
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham,
dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya.”
Dari pengertian di atas dapat kita kemukakan hal-hal penting sebagai berikut3 :
1. Bahwa Perseroan Terbatas merupakan suatu badan hukum perusahaan untuk
melakukan suatu kegiatan.
2. Pendirian Perseroan Terbatas dilakukan atas dasar suatu perjanjian antara pihak-pihak
yang ikut terlibat di dalamnya.
3. Pendirian Perseroan Terbatas didasarkan atas kegiatan atau ada usaha tertentu yang
akan dijalankan.
4. Pendirian Perseroan Terbatas dengan modal yang terbagi dalam bentuk saham.
5. Perseroan Terbatas harus mematuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam undang-
undang serta peraturan pemerintah lainnya.
1) Perjanjian dua orang atau lebih. Menurut Pasal 7 ayat (1) UUPT, Perseroan harus
didirikan oleh dua orang atau lebih.ketentuan minimal dua orang ini menegaskan
prinsip yang dianut oleh Undang-Undang Perseroan Terbatas, yaitu perseroan
sebagai badan hukum dibentuk berdasarkan perjanjian.Oleh karena itu, Perseroan
Terbatas mempunyai lebih dari satupemegang saham
2) Dibuat dengan Akta Autentik dimuka Notaris. Perjanjian untuk membuat suatu
atau mendirikan suatu perseroan harus dengan akta autentik notaris dan harus
berbahasa Indonesia (Pasal 7 ayat (1)).Perjanjian merupakan suatu akta pendirian
yang sekaligus memuat anggaran d dasar yang telah disepakati.
3) Modal Dasar Modal dasar perseroan paling sedikit adalah 50 ( lima puluh ) juta
rupiah, tetapi untuk bidang usaha tertentu diatur tersendiri dalam suatu Undang-
Undang Perseroan Terbatas Pasal 32 ayat (1) yang bisa atau boleh melebihi
ketentuan ini.
4) Pengambilan Saham saat Perseroan Didirikan. Setiap pendiri perseroan wajib
mengabil bagian saham pada saat perseroan didirikan (Pasal 7 ayat (2)).Ketentuan
pasal inimerupakan wujud pernyataan kehendak pendiri ketika membuat
perjanjian pendirian perseroan.
1. Pembuatan perjanjian tertulis. Perjanjian tertulis dilakukan oleh dua orang atau lebih
dan di dalam perjanjian tersebut berisi tentang kewajiban, hak dan saham atau modal
yang disepakati oleh pendiri Perseroan Terbatas.
2. Pembuatan akta pendirian. Akta yang dibuat harus di notariskan dan dibuat dalam
bahasa Indonesia, sesuai dengan Pasal 7 ayat (1) UUPT.
3. Pengesahan oleh Menteri Kehakiman; Pendirian Perseroan Terbatas harus
mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman.
4. Pendaftaran Perseroan. Pendirian Perseroan Terbatas harus didaftarkan terlebih
dahulu di Menteri Kehakiman agar memperoleh keputusan keputusan Menteri
mengenai pengesahan badan hukum Perseroan sebagaimana dimaksud dalam pasal &
ayat (4) UUPT.
5. Pengumuman dalam tambahan Berita Negara. Pengumuman pengesahan Perseroan
Terbatas ditambahkan dalam tambahan Berita Negara.
Bentuk badan usaha Perseroan Terbatas (PT) memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun
kelebihan dan kekurangan Badan Usaha Perseroan Terbatas (PT) itu sebagai berikut4 :
a. Pajak yang besar karena PT merupakan subjek pajak tersendiri sehingga bukan
perusahaan yang kena pajak, tetapi dividen yang dibagikan kepada pemegang saham
juga kena pajak.
b. Penanganan aspek hukum yang rumit karena dalam pendirian PT memerlukan akta
notaris dan izin khusus untuk usaha tertentu.
c. Biaya pembentukan yang relatif tinggi dibandingkan dengan badan usaha lain.
d. Kerahasiaan perusahaan kurang terjamin karena setiap aktivitas perusahaan harus
dilaporkan kepada pemegang saham.
7. Tanggung Jawab Organ Perseroan Terbatas
1) Tanggung Jawab Direksi
Menurut Pasal 97 ayat (2) UUPT, setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh
secara pribadi atas kerugian Perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai
dalam menjalankan tugasnya. Apabila Direksi terdiri dari atas 2 (dua) anggota Direksi
atau lebih, tanggung jawab sebagaimana dimaksud diatas, berlaku secara tanggung
renteng bagi setiap anggota Direksi. Berdasarkan Pasal 97 ayat (3) UUPT, anggota
Direksi tidak dapat dipertanggung jawabkan atas kerugian sebagaimana yang
dimaksud diatas, apabila dapat membuktikan:
Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya
Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk
kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan
Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak
langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian
Telah mengambil tindakan untuk mencagah timbul atau selanjutnya kerugian
tersebut.
Menurut Pasal 142 ayat (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
(“UUPT”), berakhirnya perseroan karena:
Pembubaran perusahaan berdasarkan keputusan RUPS diajukan oleh Direksi, Dewan Komisaris
atau 1 (satu) pemegang saham atau lebih yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh)
bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara. Keputusan RUPS tentang pembubaran
perusahaan adalah sah apabila diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat dan/atau paling
sedikit dihadiri oleh (tiga perempat) bagian dari seluruh saham dengan hak suara hadir atau
jumlah perwakilan dalam RUPS dan disetujui paling sedikit ¾ (tiga perempat) bagian dari
jumlah suara yang dikeluarkan.
Dalam hal pembubaran perseroan terjadi berdasarkan keputusan RUPS, jangka waktu
berdirinya yang ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir atau dengan pencabutannya
berdasarkan keputusan pengadilan niaga dan RUPS menunjuk likuidator, maka Direksi bertindak
sebagai likuidator. Pembubaran perusahaan wajib diikuti dengan likuidasi yang dilakukan oleh
likuidator atau kurator; dan perseroan tersebut tidak dapat melakukan perbuatan hukum, kecuali
dalam hal semua perusahaan yang berkaitan dengan.likuidasi. Dan jika ternyata anggota Direksi,
Dewan Komisaris dan Perseroan melanggar hal tersebut, maka dapat dikenakan tanggung jawab
secara hukum.
Pembubaran perusahaan yang terjadi karena pencabutan kepailitan, maka pengadilan niaga
dapat sekaligus memutuskan memberhentikan kurator sesuai dengan ketentuan dalam Undang-
Undang tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang.
Likuidator memiliki kewajiban untuk semua kreditor mengenai pembubaran perseroan dengan
cara mengumumkan pembubaran perseroan dalam Surat Kabar dan Berita Negara Republik
Indonesia dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal
pembubaran perseroan. Pemberitahuan kepada kreditor tersebut memuat:
Selama pemberitahuan pembubaran perseroan tidak dilakukan sesuai dengan Pasal 147 UU PT,
maka pembubaran perseroan tidak berlaku bagi pihak ketiga dan pembubaran perseroan tidak
akan mengakibatkan hilangnya status badan hukumnya sampai dengan selesainya likuidasi dan
pertanggungjawaban likuidator yang diterima oleh RUPS atau pengadilan. Akibat dari
pembubaran perseroan, maka setiap surat keluar perseroan dicantumkan kata “ dalam likudasi”
dibelakang nama perseroan tersebut