HUKUM INVESTASI
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS
UDAYANA DENPASAR
2022
1. Facts atau fakta Hukum
Tuan A adalah seorang warga negara Indonesia yang bermaksud untuk membuka usaha
hotel dan restaurant di Indonesia. Salah satu usaha Tuan A akan dibuka di daerah
Canggu, Bali. Saat ini, Tuan A telah memiliki sebidang tanah seluas 20 Are di daerah
Canggu yang tercatat sebagai miliknya, namun Tuan A masih membutuhkan dana untuk
pembangunan hotel dan restaurant tersebut. Untuk mewujudkan usaha tersebut, Tuan A
bermaksud untuk mengajak Mr. B yang merupakan warga negara Singapura dan Tuan C
yang merupakan warga negara Indonesia untuk ikut memberikan modal masingmasing
sebesar Rp 5.000.000.000,- Dalam kasus tersebut diketahui adanya penanaman modal
asing karena melibatkan Tuan A selaku WNI, Mr.B selaku WNA, dan Tuan C selaku
WNI untuk melakukan penanaman modal di Indonesia.
2. Issue atau Permasalahan Hukum
1. Apakah bentuk badan usaha yang dapat dibentuk dalam kegiatan penanaman
modal tersebut?
2. Apa saja tahapan-tahapan pembentukan badan usaha tersebut?
3. Apakah kelebihan dan kekurangan atas pembentukan badan usaha tersebut?
3. Rules atau Dasar Hukum
Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal:
a. Pasal 1 angka 1 UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, yang menyebutkan
bahwa Penanaman modal adalah segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh
penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di
wilayah negara Republik Indonesia.
b. Pasal 1 angka 3 UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang menyebutkan
bahwa, Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan
usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing,
baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan
penanam modal dalam negeri.
Pasal 5 ayat (2) UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang
menyebutkan bahwa Penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas
berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah negara Republik
Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang
Berdasarkan uraian badan usaha diatas jika dilihat dari kepemilikan modal, maka badan
usaha yang didirikan oleh Tuan A termasuk ke dalam Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
karena Tuan A mengajak Mr. B yang merupakan warga negara Singapura (WNA) dan Tuan
C yang merupakan warga negara Indonesia (WNI) untuk ikut memberikan modal dalam
pembangunan Hotel dan restaurantnya. Jenis-jenis BUMS dibagi menjadi 3 (Tiga) yaitu
sebagai berikut:
1. Perusahaan Swasta Nasional
Perusahaan ini merupakan perusahaan yang modalnya berasal dari masyarakat dalam
negeri atau WNI.
2. Perusahaan Swasta Asing
Perusahaan swasta asing modalnya berasal dari masyarakat luar negeri atau warga
negara asing (WNA).
3. Perusahaan Swasta Campuran
Perusahaan swasta campuran merupakan perusahaan yang modalnya berasal dari dua
sumber yaitu dari pengusaha WNI dan pengusaha WNA.
Dilihat dari jenis-jenis perusahaan swasta di atas, maka sesuai kasus Tuan A maka badan usaha
Tuan A termasuk ke dalam perusahaan swasta campuran. Kemudian, berdasarkan Pasal 5 ayat
(2) UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang menyebutkan bahwa, Penanaman
modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan
berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh
undang-undang. Maksud dari ketentuan tersebut maka badan usaha yang melakukan penanaman
modal asing harus berbentuk Perseroan Terbatas dengan modal dasar paling sedikit Rp
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), (Pasal 32 ayat (1) UU PT). Pasal 1 angka 1 UU PT,
menjelaskan pengertian dari Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan, adalah
badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan
kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam Undang- Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. Oleh
karena itu, jika dilihat dari ketentuan dasar hukum diatas dan uraian mengenai penjelasan badan
usaha, maka badan usaha yang ingin didirikan oleh Tuan A yang melibatkan Mr. B dan Tuan C
termasuk ke dalam BUMS yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT).
2. Tahapan-tahapan Pendirian PT
Adapun tahapan dalam mendirikan PT yaitu:
1. Mempersiapkan Data Pendirian PT
Data pendirian PT yang harus dipersiapkan yaitu seperti nama PT, domisili PT, tujuan
PT,Struktur permodalan PT, dan pengurus PT.
2. Pembuatan Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) Sementara
Surat keterangan ini bertujuan untuk memperkuat profil perusahaan yang tercatat pada
akta pendirian badan usaha, surat keterangan ini bisa didapatkan di kelurahan atau
kecamatan tempat perusahaan didirikan.
3. Pembuatan Akta Pendirian PT melalui Notaris
Dalam mengurus akta pendirian badan usaha terdapat beberapa dokumen yang harus
disiapkan melalui notaris, yaitu nama perusahaan, jenis perusahaan, tujuan perusahaan
tersebut didirikan, profil perusahaan lainnya, dan surat permohonan izin pemberian
kuasa perusahaan.
4. Pengesahan SK Menteri Pendirian PT
Setelah pembuatan Akta Pendirian PT, Notaris akan mengajukan pengesahan badan
hukum atas PT kepada Menteri Hukum dan HAM. Sehingga PT yang didirikan lahir
sebagai badan hukum yang diakui negara.
5. Mendaftarkan perusahaan di Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan yang didirikan wajib
memiliki Nomor Pajak Wajib Pajak (NPWP) sebagai identitas perusahaan untuk
membayar pajak secara rutin.
6. Pembuatan SKDP
Jika NPWP sudah selesai, maka proses selanjutnya adalah mengurus SKDP sekali lagi.
7. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
SIUP merupakan surat izin yang wajib dimiliki perusahaan untuk bisa
melaksanakan usaha perdagangan.
8. Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
TDP adalah Tanda Daftar Perusahaan yang bisa didapatkan dari
kota/kabupaten setempat.
Badan usaha yang termasuk dalam kasus diatas jika dilihat dari kepemilikan modal, maka badan
usaha tersebut termasuk ke dalam Badan Usaha Milik Swasta (BUMS), yaitu Perusahaan
Swasta Campuran yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) karena Tuan A selaku warga
negara Indonesia yang ingin membuka usaha hotel dan restaurant di Indonesia mengajak Mr.
B yang merupakan warga negara Singapura (WNA) dan Tuan C selaku warga negara Indonesia
(WNI) untuk bekerjasama memberikan modal masing-masing sebesar Rp 5.000.000.000,- untuk
pembangunan hotel dan restaurantnya tersebut. Berdasarkan kasus tersebut diperkuat dengan
adanya penanaman modal asing oleh Mr. B seorang WNA dan Tuan C seorang WNI
berdasarkan Pasal 1 angka 3 UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang
menyebutkan bahwa, Penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal
asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan
penanam modal dalam negeri. Kemudian bentuk usaha diperkuat dengan ketentuan Pasal 5
ayat
(2) UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal yang menyebutkan bahwa Penanaman
modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas berdasarkan hukum Indonesia dan
berkedudukan di dalam wilayah negara Republik Indonesia. Beserta jumlah modal dasar yang
diatur dalam Pasal 32 ayat (1) UU PT yang menyebutkan bahwa, Modal dasar Perseroan paling
sedikit Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Sementara, modal yang akan diberikan oleh
masing-masing pihak dalam kasus Tuan A adalah sebesar Rp 5.000.000.000,- (Lima miliar
rupiah), sehingga modal tersebut memenuhi persyaratan badan usaha sebagai Perseroan
Terbatas.
2. Tahapan-tahapan pembentukan Badan Usaha
Adapun tahapan dalam mendirikan PT yaitu:
1) Mempersiapkan Data Pendirian PT
2) Pembuatan Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) Sementara
3) Pembuatan Akta Pendirian PT melalui Notaris
4) Pengesahan SK Menteri Pendirian PT
5) Mendaftarkan perusahaan di Wajib Pajak (NPWP)
6) Pembuatan SKDP
7) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
8) Tanda Daftar Perusahaan (TDP)