Disusun oleh :
1. RAHEL HELLA SAFIRA ( B.131.23.0299 )
2. AN-NISA SEPTIANA DEWI (B.131.23.0321)
3. RISMA AFIFAH RAHMAWATI (B.131.23.0331)
Badan usaha berbadan hukum adalah badan usaha yang terdapat pemisahankekayaan pemilik
dengan kekayaan badan usaha, sehingga pemilik hanya bertanggung jawab sebatas harta yang
dimilikinya. Badan hukum merupakan pendukung hak dan kewajiban, sama seperti manusia
pribadi. Sebagai pendukunghak dan kewajiban, dia dapat mengadakan hubungan bisnis dengan
pihak lain.Untuk itu dia memiliki kekayaan sendiri, yang terpisah dari kekayaan pengurus atau
pendirinya. Segala kewajiban hukumnya dipenuhi dari kekayaan yang dimilikinyaitu. Apabila
kekayaannya tidak mencukupi untuk menutup kewajibannya, itu puntidak akan dapat dipenuhi
dari kekayaan pengurus atau pendirinya gunamenghindarkannya dari kebangkrutan atau
likuidasi. Kendatipun mendapat pinjaman dana dari pengurus atau pendirinya atau jika Badan
Usaha Miliki Negaramendapat suntikan dana dari Negara, pinjaman atau suntikan dana
tersebut tetapdihitung sebagai hutang badan.
Perusahaan badan hukum ada yang dimiliki oleh pihak swasta, yaitu perseroanterbatas (PT)
dan koperasi, ada pula yang dimiliki oleh Negara, yaitu perusahaanumum (Perum) dan
perusahaan perseroan (Persero). Badan Usaha yang berbentuk Badan Hukum terdiri dari:
C. Dasar Hukum yang Mengatur Tentang Badan Usaha Yang Berbentuk Badan Hukum
Perseroan Terbatas (PT)
1. Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas
3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal Dasar
Perseroan Terbatas
4. Pasal 1653 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Yayasan
1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2001 Tentang Yayasan.
Koperasi
1. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
2. Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata CaraPengesahan
Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
3. Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi olehPemerintah.
4. Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan SimpanPinjam
oleh Koperasi.
5. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.
D. Syarat yang Diperlukan Dalam Mendirikan Badan Usaha yang Berbentuk Badan
Hukum
Syarat-Syarat Sahnya Pendirian Perseroan Terbatas di Indonesia
Adapun syarat t syarat sahnya pendirian suatu perseroan terbatas di Indonesiayang diatur
dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas, yaitu:
1. Akta Pendirian.
Menurut UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, prosedur pendirianPT
juga tidak banyak berubah dengan prosedur pendirian PT yang ditentukanoleh UU No.
1 Tahun 1995. Prosedur pendirian PT di dalam UU No. 40 Tahun2007 tentang PT diatur
di dalam Pasal 7 sampai dengan Pasal 14 (delapan pasal). Menurut Pasal 7 ayat ( 1 )
UU No. 40 Tahun 2007 tentang PT, dikatakan bahwa “Perseroan didirikan minimal
oleh 2 ( dua ) orang atau lebih dengan aktanotaris yang dibuat dalam bahasa Indonesia”.
Akan tetapi, menurut Pasal 7 ayat( 7 ) UU No. 40 Tahun 2007, ketentuan pemegang
saham minimal 2 (dua) orangatau lebih tidak berlaku bagi:
a. Perseroan yang sahamnya dimiliki oleh negara.
b. Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan,lembaga
penyimpanan dan penyelesaian, dan lembaga lain sebagaimana diatur dalam Undang-
Undang tentang Pasar Modal.
2. Pengesahan Oleh Menteri.
Dimaksud dengan Menteri adalah menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang
hukum dan hak asasi manusia. Dalam mendirikan perseroanterbatas tidak cukup
dengan cara membuat akta pendirian yang dilakukandengan akta otentik. Akan tetapi
harus diajukan pengesahan kepada Menteri,guna memperoleh status badan hukum.
Pengajuan pengesahan dapat dilakukanoleh Direksi atau kuasanya. Jika dikuasakan
hanya boleh kepada seorang Notarisdengan hak substitusie. Agar Perseroan diakui
secara resmi sebagai badanhukum, akta pendirian dalam bentuk akta notaris tersebut
harus diajukan oleh para pendiri secara bersama-sama melalui sebuah permohonan
untuk memperoleh Keputusan Menteri ( Menteri Hukum dan HAM ) mengenai
pengesahan badan hukum Perseroan.
3. Pendaftaran.
Berdasarkan UU No. 1 Tahun 1995 tentang PT yang melakukan pendaftaransetelah
diperoleh pengesahan dibebankan kepada Direksi Perseroan maka didalam UU No. 40
Tahun 2007 tentang PT ini maka yang menyelenggarakandaftar perseroan setelah
diperoleh pengesahan adalah Menteri yang memberikan pengesahan badan hukum dan
memasukkan data perseroan secara langsung.Daftar perseroan memuat data tentang
Perseroan yang meliputi :
a. Nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha, jangkawaktu
pendirian, dan permodalan.
b. Alamat lengkap Perseroan
c. Nomor dan tanggal akta pendirian dan Keputusan Menteri mengenai pengesahan
badan hukum Perseroan.
d. Nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan persetujuan Menteri.
e. Nomor dan tanggal akta perubahan anggaran dasar dan tanggal penerimaan
pemberitahuan oleh Menteri.
f. Nama dan tempat kedudukan notaris yang membuat akta pendirian dan akta
perubahan anggaran dasar.
g. Nama lengkap dan alamat pemegang saham, anggota Direksi dan anggotaDewan
Komisaris Perseroan.
h. Nomor dan tanggal akta pembubaran atau nomor dan tanggal penetapan pengadilan
tentang pembubaranPerseroan yang telah diberitahukan kepadaMenteri.
i. Berakhirnya status badan hukumPerseroan.
j. Neraca dan laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan bagiPerseroan yang
wajib diaudit.
3) Harus dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia.
Syarat yang ketiga mengenai keharusan membuat akta untuk mendirikan yayasantelah
lama dilakukan jauh sebelum Undang-Undang No. 28 Tahun 2004
diundangkan.Pembuatan akta pendirian yayasan dilakukan oleh pendiri atau orang lain
yangmendapatkan kuasa dari pendiri. Akta pendirian yayasan membuat anggaran dasar
danketerangan lain yang dianggap perlu. Seperti: nama, alamat, pekerjaan, tempat
dantanggal lahir, serta kewarganegaraan pendiri, pembina, pengurus dan pengawas.
7) Nama Yayasan harus didahului dengan kata Yayasan. Persyaratan ini dimaksudkan
untuk lebih memberikan penegasan identitas bagiyayasan. Ketentuan ini sama dengan
penyebutan untuk Perseroan Terbatas (PT),Firma (Fa), atau Perseroan Komanditer
(CV). Dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 jo Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2004, pengumuman dilakukan oleh Menteri Hukum dan HAM, bukan
lagi dilakukan oleh pengurusyayasan. Hal ini dikarenakan pada masa lalu banyak
yayasan yang dengan sengajatidak mengajukan permohonan untuk menjadi badan
hukum juga tidak melakukan pengumuman pada Lembaran Berita Negara Republik
Indonesia.
Kesimpulan
Karakteristik suatu badan hukum yaitu terdapat pemisahan kekayaan pemilik dengan kekayaan
badan usaha, sehingga pemilik hanya bertanggung jawab sebatas hartayang dimilikinya.
Perusahaan badan hukum dapat menjalankan usaha dalam semua bidang perekonomian, yaitu
perindustrian, perdagangan, perjasaan, dan pembiayaan.Perusahaan ini mempunyai bentuk
hukum perseroan terbatas (PT) dan koperasi yangdimiliki oleh pengusaha swasta. Badan
hukum merupakan pendukung hak dankewajiban, sama seperti manusia pribadi. Sebagai
pendukung hak dan kewajiban, diadapat mengadakan hubungan bisnis dengan pihak lain.
Untuk itu dia memiliki kekayaansendiri, yang terpisah dari kekayaan pengurus atau pendirinya.
Segala kewajibanhukumnya dipenuhi dari kekayaan yang dimilikinya itu. Apabila
kekayaannya tidak mencukupi untuk menutup kewajibannya, itu pun tidak akan dapat dipenuhi
darikekayaan pengurus atau pendirinya guna menghindarkannya dari kebangkrutan
ataulikuidasi.
DAFTAR PUSTAKA
P R S . 2 0 2 0 . “ B a d a n U s a h a ( T i d a k B e r b a d a n H u k u m d a n B e r ba d a n H u k u
m ) ” , https://menuruthukum.com/2020/01/15/badan-usaha-tidak-berbadan-hukum-
dan- berbadan-hukum/, Diakses pada 16 Oktober 2020 pukul 20.15