Anda di halaman 1dari 7

PERSEROAN TERBATAS

Dasar Hukum :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang
Perseroan Terbatas;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2011 tentang Pemakaian Nama
Perseroan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2016 tentang Perubahan Modal
Dasar Perseroam Terbatas
d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2018 Tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik;
e. Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Hukum
Dan Hak Asasi Manusia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pengajuan
Permohonan Pengesahan Badan Hukum Dan Persetujuan Perubahan
Anggaran Dasar Serta Penyampaian Pemberitahuan Perubahan Anggaran
Dasar Dan Perubahan Data Perseroan Terbatas;
f. Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2018 tentang Penerapan Prinsip
Mengenali Pemilik Manfaat Korporasi dalam rangka pencegahan tindak
pidana pencucian uang dan terorisme;

Pengertian :
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas (UUPT) Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan
persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan
pelaksanaannya. Organ Perseroan dari organ RUPS, Direksi dan Dewan Komisaris.
Sebagai Badan Hukum, Perseroan Terbatas dianggap layaknya orang-
perorangan secara individu yang dapat melakukan perbuatan hukum sendiri,
memiliki harta kekayaan sendiri, dan dapat dituntut serta menuntut di depan
Pengadilan.
Untuk menjadi badan hukum, Perseroan Terbatas harus memenuhi
persyaratan dan tata cara pengesahan Perseroan Terbatas sebagaimana yang
diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas, yaitu pengesahan dari
Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia.
Tata cara tersebut antara lain pengajuan dan pemeriksaan nama PT yang
akan didirikan, pembuatan anggaran dasar, dan pengesahan anggaran dasar oleh
Menteri.
Sebagai persekutuan modal, kekayaan perseroan terbatas terdiri dari modal
yang seluruhnya terbagi dalam bentuk saham. Para pendiri perseron terbatas
berkewajiban untuk mengambil bagian modal itu dalam bentuk saham dan
mereka mendapat bukti surat saham sebagai bentuk penyertaan modal.
Tanggung jawab para pemegang saham terbatas hanya pada modal atau saham
yang dimasukkanya ke dalam perseroan (limited liability). Segala hutang
perseroan tidak dapat ditimpakkan kepada harta kekayaan pribadi para
pemegang saham, melainkan hanya sebatas modal saham para pemegang saham
itu yang disetorkan kepada perseroan.
Perseroan yang telah didirikan oleh para pendiri dalam akta Notaris
tersebut, harus diajukan pengesahannya kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari sejak
ditandatanganinya akta tersebut.
Pasal 9 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
menyatakan:
(1) Untuk memperoleh Keputusan Menteri mengenai pengesahan badan
hukum Perseroan sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 7 ayat (4), pendiri
bersama-sama mengajukan permohonan melalui jasa teknologi informasi
sistem administrasi badan hukum secara elektronik kepada Menteri
dengan mengisi format isian yang memuat sekurangkurangnya:
a. nama dan tempat kedudukan Perseroan;
b. jangka waktu berdirinya Perseroan;
c. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan;
d. jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor;
e. alamat lengkap Perseroan

Nama Perseroan
Pengajuan Permohonan Nama Perseroan agar memperhatikan ketentuan
sebagai berikut :
 UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
 Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2011 tentang Pemakaian Nama
Perseroan;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera,
Bahasa, Dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan;
 Peraturan terkait lainnya.

Contoh Kasus :
YAYASAN

Dasar Hukum :
a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2001 tentang
Yayasan.
b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
c. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang
Undang Tentang Yayasan.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 Tentang Pelaksanaan
Undang Undang Tentang Yayasan.

Pengertian :
- Didirikan oleh : “1 / lebih orang”, dg akta notaris & disahkan Menkumham
RI;
- Dikelola & diurus oleh : “Pengurus & Pengawas sesuai AD”;
- Kegiatan : non profit berupa sosial, keagamaan kemanusiaan & modal awal
berupa pemisahan harta kekayaan pendiri utk menjadi milik yayasan.
- Penanggung jawab kegiatan : “Pengurus sesuai AD”

Jenis Yayasan :
a. Yayasan dg modal awal dalam negeri
b. Yayasan dg modal awal asing

Tanggung Jawab :
a. Pengurus : bertindak atas nama Yayasan, sesuai AD;
b. Pengawas : Pengawas operasional Pengurus, sesuai AD;
c. Pembina : menetapkan kebijakan
d. Kegiatan Yayasan, sesuai AD;
e. Dapat mempunyai karyawan/pegawai;
f. Sebagai subjek hukum pemilik hak atas tanah.

Kegiatan :
1. Sosial.
2. Kemanusiaan.
3. Keagamaan.
ORGANISASI MASYARAKAT / PERKUMPULAN

Dasar Hukum :
a. Undang-Undang Republik Indonesia. Nomor 17 Tahun 2013 Tentang
Organisasi Kemasyarakatan.
b. Staatblad 1870 Nomor 64 PERKUMPULAN-PERKUMPULAN. BERBADAN
HUKUM. (Rechtspersoonlijkheid van Vereenigingen)

Pengertian :
Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) atau Perkumpulan adalah organisasi
yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat secara sukarela berdasarkan
kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan
tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
NON PROFIT (Ormas bersifat sukarela, sosial, mandiri, nirlaba, dan
demokratis)

KEGIATAN :
1. SOSIAL.
2. KEMANUSIAAN.
3. KEAGAMAAN.
Organ “kepengurusan” dalam ormas dipilih berdasarkan musyawarah untuk
mufakat :
a. Ketua, atau sebutan lain
b. Sekretaris, atau sebutan lain
c. Bendahara, atau sebutan lain

Contoh Kasus :

KOPERASI

Dasar Hukum :
a. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian;
b. Peraturan Pemerintah RI Nomor 24 Tahun 2018 Tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi secara elektronik;
c. Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Nomor 14 Tahun 2019
tentang Pengesahan Koperasi.
Pengertian :
Pengertian koperasi secara sederhana berawal dari kata ”co” yang berarti
bersama dan ”operation” (operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian koperasi
adalah kerja sama. Sedangkan pengertian umum, Koperasi adalah suatu
kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu
organisasi yang berasaskan kekeluargaan dengan maksud mensejahterakan
anggota.
Pengertian Koperasi Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992
(Perkoperasian Indonesia), Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan
orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan atas dasar asas kekeluargaan.
Koperasi terdiri dari dua bentuk, yaitu Koperasi Primer dan Koperasi
Sekunder. Koperasi Primer adalah Koperasi yang beranggotakan orang seorang,
yang dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang. Koperasi primer
memiliki otonomi untuk mengatur sendiri jenjang tingkatan, nama dan norma-
norma yang mengatur kehidupan koperasi sekundernya.
Koperasi Sekunder adalah Koperasi yang beranggotakan badan-badan
hukum koperasi yang dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) Koperasi yang
telah berbadan hukum. Koperasi sekunder didirikan dengan tujuan untuk
meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan mengembangkan kemampuan koperasi
primer dalam menjalankan peran dan fungsinya. Oleh sebab itu, pendirian
koperasi sekunder harus didasarkan pada kelayakan untuk mencapai tujuan
tersebut.
a. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar
asas kekeluargaan.
b. Pendiri adalah orang-orang atau beberapa Koperasi yang memenuhi
persyaratan keanggotaan dan menyatakan diri menjadi anggota serta hadir
dalam rapat pendirian Koperasi.
c. Kuasa pendiri adalah beberapa orang diantara para pendiri yang diberi
kuasa oleh para pendiri untuk menandatangani akta pendirian dan
mengurus permohonan pengesahan akta pendirian Koperasi.
Sistem Administrasi Badan Hukum adalah perangkat pelayanan jasa
teknologi informasi pengesahan akta pendirian koperasi, perubahan
anggaran dasar dan pembubaran koperasi secara elektronik yang
diselenggarakan oleh Menteri.

Didirikan oleh : “20 / lebih orang”, dg akta notaris & disahkan Menkop & UKM RI;
Dikelola & diurus oleh : “Pengurus (Ketua , Sekretaris, Bendahara) & Pengawas
sesuai AD”;
Kegiatan : profit & modal koperasi dari setoran pendiri dan iuran anggota.
Penanggung jawab kegiatan : “Pengurus sesuai AD”
Tanggung Jawab :
a. Pengurus : bertindak atas nama Koperasi, sesuai AD;
b. Pengawas : Pengawas operasional Pengurus, sesuai AD;
c. Rapat Anggota : menetapkan kebijakan
d. Kegiatan Koperasi, sesuai AD;
e. Dapat mempunyai karyawan/pegawai;
f. Sebagai subjek hukum pemilik hak atas tanah.

Contoh Kasus :

Anda mungkin juga menyukai