Anda di halaman 1dari 4

Diskusi 8 Hukum Perusahaan

Bapak Zamiral merupakan seorang yang memiliki jiwa sosial yang tinggi dan peka terhadap
persoalan-persoalan sosial yang terjadi di sekitarnya. Suatu ketika terbesit keinginannya untuk
mendirikan sekolah gratis bagi penyandang disabilitas yang tidak mempunyai akses dalam
menempuh Pendidikan formal. Beberapa orang anak-anak disabisilitas dilingkungannya ia amati
hanya berdiam diri di rumah karena keterbatasan beraktivitas dan ada beberapa yang dimanfaatkan
untuk meminta-minta dijalanan. Padahal menurut bapak zamiral, mereka juga berhak untuk masa
depan dan kehidupan yang lebih baik. Dengan berbekal keinginan untuk bisa berkontribusi
membantu anak-anak disabilitas tersebut, dan dengan segala kemampuan yang ia miliki, bapak
zamiral memutuskan untuk mendirikan sekolah disabilitas dibawah naungan suatu Yayasan.

Pertanyaan:

1. Untuk mendirikan suatu Yayasan yang berbadan hukum, Langkah-langkah apa sajakah yang harus
ditempuh oleh Bapak Zamiral? Jelaskan analisis anda!

2. Berikanlah sebuah kasus nyata tentang yayasan lainnya yang menarik untuk dikaji. Cari kasus
yayasan yang dalam praktiknya memiliki tujuan dan atau kegiatan pendiriannya tidak sesuai dengan
UU Yayasan!

Jawab

1. Pada dasarnya ada 3 tahapan dalam proses pendirian yayasan menurut Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan dan perubahannya. Tahapan tersebut ialah pendirian,
pengesahan, dan pengumuman.
Proses pendiriannya sendiri dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa
Indonesia, kecuali untuk pendirian yayasan oleh orang asing atau bersama-sama dengan
orang asing yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008
tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan dan perubahannya. Status badan
hukum bagi yayasan baru timbul setelah akta pendirian yayasan memperoleh pengesahan
dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia. Akta pendirian yayasan yang telah disahkan
sebagai badan hukum wajib diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.

Sebelum disahkannya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (“UU


Yayasan”), di Indonesia tidak ada peraturan perundang-undangan yang secara khusus
mengatur tentang yayasan. Kata yayasan memang terdapat dalam beberapa pasal
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Pasal 365, 899, 900, 1680) dan Rv (Pasal 6
ayat 3, dan pasal 236), namun dalam pasal-pasal tersebut tidak terdapat definisi ataupun
"aturan main" yang jelas tentang yayasan.
Pendirian Yayasan dilakukan dengan akta notaris dan memperoleh status badan hukum
setelah akta pendirian memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia atau pejabat yang ditunjuk. Ketentuan tersebut dimaksudkan agar penataan
administrasi pengesahan suatu Yayasan sebagai badan hukum dapat dilakukan dengan baik
guna mencegah berdirinya Yayasan tanpa melalui prosedur yang ditentukan dalam Undang-
undang ini.
Namun demikian karena UU Yayasan sudah mulai berlaku, maka kami memilih untuk
menjawab pertanyaan ini sesuai dengan undang-undang tersebut. Dalam perkembangannya,
UU Yayasan telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (“UU 28/2004”).

Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan
untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan kemanusiaan, yang tidak
mempunyai anggota.
Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas pembina, pengurus, dan pengawas

Pada dasarnya ada 3 tahapan dalam proses pendirian yayasan. Tahapan tersebut ialah:

1. Pendirian
Pendirian yayasan dapat dilakukan oleh satu orang atau lebih ("orang" di sini dapat berarti
perseorangan ataupun badan hukum), dengan memisahkan sebagian harta kekayaan
pendirinya sebagai kekayaan awal.
Dasar pendirian yayasan ini dapat berupa kesepakatan para pendiri yayasan untuk
melakukan kegiatan sosial, keagamaan, dan kemanusiaan ataupun dapat berdasar kepada
suatu surat wasiat. Proses pendiriannya sendiri dilakukan dengan akta notaris dan dibuat
dalam bahasa Indonesia, kecuali untuk pendirian yayasan oleh orang asing atau bersama-
sama dengan orang asing akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Dalam hal
ini telah diatur dalam Bab V Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan (“PP Yayasan”) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang
Yayasan (“PP 2/2013”).

2. Pengesahan
Status badan hukum bagi yayasan baru timbul setelah akta pendirian yayasan memperoleh
pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Untuk memperoleh pengesahan, pendiri atau kuasanya mengajukan permohonan
pengesahan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui notaris yang membuat
akta pendirian yayasan tersebut. Notaris wajib menyampaikan permohonan pengesahan
kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam jangka waktu paling lambat 10
(sepuluh) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian yayasan ditandatangani.[11]

Pengesahan terhadap permohonan tersebut diberikan atau ditolak dalam jangka waktu
paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima secara
lengkap
3. Perlu dipahami bahwa perbuatan hukum yang dilakukan oleh pengurus atas nama yayasan
sebelum yayasan memperoleh status badan hukum menjadi tanggung jawab pengurus
secara tanggung renteng. Pengumuman
Akta pendirian yayasan yang telah disahkan sebagai badan hukum wajib diumumkan dalam
Tambahan Berita Negara Republik Indonesia. Pengumuman tersebut dilakukan oleh Menteri
Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari
terhitung sejak tanggal akta pendirian Yayasan disahkan. Pengumuman dikenakan biaya yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Dasar Hukum:

>. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan sebagaimana telah diubah oleh Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001
tentang Yayasan;

>. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang
Yayasan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-
Undang tentang Yayasan.

2. Didirikan Tidak Sesuai Dengan Tujuan Yayasan Sesungguhnya UU Yayasan telah mengatur
secara tegas, bahwa tujuan dari pada yayasan itu sendiri adalah untuk tujuan yang bersifat
sosial, keagamaan, dan kemanusiaan. Sayangnya, seringkali yayasan oleh Yayasan Pembina
Universitas Maria Kudus pada tahun 2019. Dimana kedua terdakwa terbukti melakukan
penggelapan dalam jabatannya dengan menggunakan uang yayasan hahnaz didirikan tidak
untuk tujuan tersebut, Melainkan terdapat tujuan lain, seperti untuk dijadikan sebagai
sumber mendapatkan pendapatan ataupun dalam kasus yang lebih berbahaya,yakni
dijadikan sebagai media pencucian

Sehubungan dengan hal-hal di atas mengenai yayasan, salah satu contoh permasalahan yang
terjadi secara nyata ialah dialami. Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia Walaupun pada
hakikatnya yayasan ini tidak untuk mengejar keuntungan, tetapi karena banyaknya
kemudahan yang diberikan kepada yayasan, baik dari segi prosedur pendiriannya maupun
operasionalnya, sehingga banyak orang atau badan yang sengaja mendirikan yayasan.
padahal, pendirian yayasan ini hanya merupakan kedok untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas
lain seperti menghindari pajak. Dengan kata lain, banyak yayasan melakukan bisnis
terselubung dengan dalih untuk mencapai suatu tujuan. bagaimana peran dan tanggung
jawab pengurus dalam mengelola kekayaan yayasan, bagaimana pengalihan kekayaan
yayasan menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 dan bagaimana akibat hukum dari
pengalihan kekayaan yayasan menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 sebagaimana
diputus oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jakarta dalam perkara Nomor
01/PDT/2016/PT.DKI. dan Kepengurusan Yayasan yang tidak berjalan efektif karena tidak
dikelola berdasarkan azas-azas tata pengelolaan yang baik dan terjadi perbedaan prinsip
mendasar antar organ yayasan sehingga terjadi penyalahgunaan wewenang pengurus
yayasan. Pengurus yayasan sebagaimana disebutkan diatas menyalahgunakan wewenang
dan terbukti melanggar pasal 5 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004.

Sumber Referensi keseluruhan :


>. https://www.hukumonline.com/klinik/a/prosedur-pendirian-yayasan-di-indonesia-cl587
>. https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-16-2001-yayasan
>. https://media.neliti.com/media/publications/35044-ID-pertanggungjawaban-hukum-
yayasan-yang-tidak-memenuhi-ketentuan-pasal-71-ayat-2-u.pdf
>. https://www.ppatk.go.id/siaran_pers/read/967/yayasan-sebagai-media-tindak-pidana-
pencucian-uang.html
>. https://www.antaranews.com/foto
>. https://repository.uir.ac.id/7928/1/131010218.pdf
>. https://news.detik.com/berita/d-5519643/konflik-yayasan-keagamaan-di-jakbar-sangat-
rumit-bagaimana-solusinya/2
>. https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4463

Anda mungkin juga menyukai