Anda di halaman 1dari 5

1).

Berdasarkan pnuturan yang ada di laman WikiPedia, domain adalah nama unik yang ditentukan
sebagai identitas nama server komputer seperti web server atau email server yang dibangun pada
jaringan internet/komputer. Saat ini domain bisa terdiri dari banyak ekstensi (jenis) bahkan hampir
setiap negara di dunia memiliki ekstensi domain tersendiri untuk mengakomodir kebutuhan pengguna.
Misalnya, .ID untuk negara Indonesia, .US untuk Amerika Srikat, .SG untuk pasar Sngapura, serta .CO
untuk nama negara Colombia.

Secara umum, domain sendiri lebih mudah dipahami sebgai nama unik yang tidak berbeda jauh
dbandingkan dengan alaman fisik rumah maupun perusahaan. Dengan berbekal domain / alamat yang
jelas, pengunjung tentu lebih mudah dalam mengakses dan mengunjungi website kita tanpa harus
mengingat kode protokol IP yang terdiri dari beberapa susunan angka.

pengertian domain name dalam UU ITE diartikan sebagai sebagai alamat internet penyelenggara negara,
Orang, Badan Usaha, dan/atau masyarakat, yang dapat digunakan dalam berkomunikasi melalui
internet, yang berupa kode atau susunan karakter yang bersifat unik untuk menunjukkan lokasi tertentu
dalam internet.

Berikut ini adalah beberapa pengertian mengenai domain, di antaranya adalah :

● Domain banyak diartikan sebagai alamat dari suatu tempat.

● Domain terdiri dari : nama website (Contohnya adalah Codeva) dan ekstensi dari nama domain
tersebut (Contohnya adalah .co.id)

● Semua registrasi dari nama domain tersebut dikelola oleh ICANN, yaitu singkatan dari Internet
Corporation for Assigned Names and Numbers, ICANN ini merupakan sebuah organisasi nirlaba yang
didalamnya bertugas sebagai mengerahkan para pengelolaan dan juga prosedur dari pangkalan data
ruang nama dan juga ruang numerik internet, dan juga ICANN akan menjamin kestabilan dan keamanan
operasi dari jaringan internet tersebut.

● domain akan mengarahkan para pengunjung website atau situs ke dalam server yang tepat

● Domain dari “.com” adalah nama domain yang paling populer dan juga sudah digunakan oleh
sebanyak 46.5% website di seluruh dunia.

● CcTLDs, yang menggunakan kode negara asal dan juga mengacu kepada area geografis (contohnya,
“.cn” , “.id”, dan lain sebagainya)

● gTLD, yaitu domain yang nantinya akan digunakan untuk suatu tujuan spesifik, misalnya adalah untuk
keperluan organisasi “.org”

Domain memiliki fungsi krusial dalam sebuah website. Berikut merupakan beberapa fungsi domain yang
perlu Anda ketahui:

1. Sebagai alamat unik penghubung Server


Seperti yang sudah disampaikan sebelumnya. Domain yang sejatinya merupakan nama alias dari ip
address komputer server berperan untuk menghubungkan antara server dan client. Tanpa adanya
domain, client atau pengguna bisa saja mengakses website yang disimpan pada web server tapi harus
menghafal baris kode beberapa digit angka bukan berupa susunan satu atau dua kata seperti alaman
URL website pada umumnya.

2. Menjadi Perwakilan Identitas Pemilik Website

Tak dipungkiri lagi jika domain merupakan bagian penting dari proses branding. Jadi, jangan sepelekan
urusan memilih domain karena bisa mencerminkan visi misi bisnis yang sedang Anda kembangkan.

3. Memudahkan Pengguna Untuk Mengakses Website

Domain berfungsi menyediakan akses yang lebih sederhana kepada pengguna. Nama domain biasanya
terdiri dari satu atau beberapa kata unik dan mudah diingat. Domain yang baik biasanya bakal membuat
pengunjung tertarik untuk membuka website.

2).Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015
Tentang Register Nama Domain Instansi Penyelenggara Negara

BAB III KLASIFIKASI NAMA DOMAIN Pasal 4

(1) Instansi wajib mendaftarkan dan menggunakan Nama Domain sebagai alamat elektronik resmi
Instansi.

(2) Instansi vertikal dari Instansi pusat yang berada di daerah, atau perwakilan di luar negeri, atau
perangkat kewilayahan pada Pemerintah Daerah termasuk Pemerintah Desa, dapat menggunakan Nama
Domain sebagai alamat elektronik resmi Instansi.

(3) Unit kerja pada Instansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus menjadi subdomain
dari Nama Domain Instansi.

(4) Nama Domain Instansi harus dibuat sesuai format yang tertuang dalam Lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 5

(1) Instansi yang memiliki Pelayanan Publik dapat mengajukan permohonan Nama Domain sebagai
alamat elektronik resmi sesuai nomenklatur Pelayanan Publik yang dimiliki sebagai Nama Domain
Pelayanan Publik.

(2) Pelayanan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-undangan.

(3) Nama Domain Pelayanan Publik harus dibuat sesuai format yang tertuang dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 6

(1) Instansi yang menyelenggarakan kegiatan berskala nasional dan/atau internasional dapat
mengajukan Nama Domain sebagai Nama Domain Khusus.

(2) Kegiatan berskala nasional dan/atau internasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Nama Domain Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus dibuat sesuai format
yang tertuang dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Hanya mengingat kepentingan hukum para pihak, maka ia dibedakan dalam dua klasifikasi, yakni: (a)
generic Top Level Domain (gTLD,s) dan (b) Country Code Top Level Domain (ccTLD,s). Terhadap
penyelenggaraan gTLD,s selanjutnya sistem membedakan atas dua jenis yakni yang bersifat open
(contoh : .com, .org, .net), dan yang bersifat restricted (contoh ; .edu, . gov, . mil). Sementara itu,
terhadap penyelenggaraan Country Code Top Level Domain (ccTLD's) yang dapat dikatakan
berfungsi sebagaimana layaknya indikasi geografis dari suatu nama domain (indications to the
countery). Namun tentunya hal tersebut pada hakekatnya adalah bersifat restricted.

Nama domain tunduk pada pengaturan yang dipakai oleh dunia internasional ICANN (Internet
Corporation for Assigned Names and Numbers), otoritas internet yang berwenang menangani masalah
IP Addres, serta manajemen sistem domain name. Sehingga segala akibat hukum yang timbul dari
penggunaan nama domain sudah sepatutnya tunduk pada ketentuan yang telah ditetapan oleh badan
tersebut tersebut. Pengaturan detail mengenai sengketa domain name diatur lebih lanjut dalam PP
No.82/2012.

3). Masih menjadi perdebatan apakah Nama Domain dapat dipersamakan dengan Merek menurut
Hukum Merek Indonesia, meskipun secara fungsi Merek dapat dipersamakan dengan Nama Domain,
sedangkan secara hakikat keduanya jelas berbeda.

Perkembangan pemakaian Nama Domain oleh perusahaan di jaringan Internet, berkembang pula gejala
pelanggaran Merek di jaringan tersebut. Pelanggaran ini terjadi saat pihak lain yang tidak ada sangkut
pautnya dengan sebuah perusahaan atau dengan sebuah Merek perusahaan mendaftarkan Merek
tersebut sebagai Nama Domainnya dijaringan Internet. Terdapat perbedaan pendapat di antara para
ahli mengenai kaitan antara Nama Domain dengan Merek. Pertama, Nama Domain dari segi aspek
fungsi memang mirip dengan Merek karena menjual komoditas barang dan jasa, Selain itu Nama
Domain sama seperti Merek memiliki daya pembeda, asalkan memiliki tanda yang digunakan dalam
kegiatan perdagangan barang atau jasa. Kedua, Nama Domain berbeda dengan Merek karena adanya
perbedaan asas. Nama Domain menganut asas first come first serve, sedangkan Merek menganut asas
first to file principle, sehingga dalam beberapa hal misalnya tindakan Cyberquatters, Typosquatters, sulit
untuk dijangkau dengan sistem Hukum Merek Indonesia. Terkecuali apabila sistem Hukum Merek
Indonesia mengalami amandemen dengan memasukkan norma yang mengatur masalah Nama Domain,
maka tindakan tersebut akan dapat dicegah.
4). Misalnya pada kasus Channel 5 vs. PT Pancawana Indonesia, panelis yang memeriksa sengketa
memastikan terlebih dahulu apakah pihak yang di-complaint terikat dengan ketentuan UDPR dari
ICANN. Caranya, dengan meminta keterangan dari pihak registrar (IAREgistry.com) sebagai tempat
pendaftaran. Belum ada satu tanda-tanda bahwa Indonesia akan meratifikasi UDRP sebagai undang-
undang. Dalam kasus Mustika-Ratu.com, seorang bernama Chandra Sugiono (ketika itu menjabat
Manajer Internasional Marketing di Martina Berto) mendaftarkan nama domain tersebut pada bulan
Oktober 1999. Padahal, nama domain itu identik dengan merek Mustika Ratu yang notabene adalah
pesaing tempat Chandra bekerja.

Kasus lain yang pernah terjadi di dunia internasional juga cukup menarik perhatian. Misalnya, kasus
McDonalds.com yang dibeli oleh seorang wartawan teknologi informasi dari majalah Wired.

Kasus itu akhirnya diselesaikan di luar pengadilan dengan McDonalds (jaringan waralaba restoran)
mendapatkan nama domain itu kembali. Namun sang wartawan berhasil membujuk McDonalds untuk
menyumbangkan sejumlah uang ke sebuah organisasi sosial.

Kasus lain terjadi pada nama domain Candyland.com, yang merupakan nama produk mainan anak-anak
dari Hasbro. Nama domain itu didaftarkan terlebih dulu oleh sebuah perusahaan pornografi. Dalam
kasus Candyland, Hasbro akhirnya berhasil 'merebut' domain itu melalui pengadilan.

Microsoft, raksasa piranti lunak asal AS, juga sempat mendapati kasus nama domain. Ketika itu sebuah
perusahaan bernama Zero Micro Software mendaftarkan domain micros0ft.com. Tanpa panjang-panjang
melakukan somasi atau gugatan, Microsoft mengajukan protes ke lembaga nama domain dan berhasil
membuat nama domain micros0ft.com dibekukan.

Kasus Sengketa Nama Domain di Indonesia

Salah satu lembaga internasional yang berhak menangani kasus sengketa nama domain adalah World
Intellectual Property Organization (WIPO). Menurut data WIPO, sejauh ini sudah ada 17204 kasus
sengketa nama domain yang ditanganinya, dengan jumlah nama domain mencapai 31.570 nama
domain.

Indonesia, menurut data WIPO, mencantumkan 4 (empat) dokumen pengaduan. Sedangkan untuk
penerima aduan (responden), tercatat ada 41 dokumen kasus yang tersimpan di WIPO.
Salah satunya, adalah kasus nama domain dari Peter F. Saerang, penata rambut ternama. Pada tahun
2007, WIPO memutuskan bahwa nama domain peterfsaerang.com harus dikembalikan pada sang
penata rambut. Sebelumnya, nama domain tersebut didaftarkan oleh sebuah perusahaan di Australia.

Kasus lainnya, adalah nama domain philips-indo.com yang akhirnya harus diserahkan ke produsen
elektronik asal Belanda, Phillips Electronics. Keputusan serupa juga terjadi pada domain bluesclues.com,
mtv-girl.com, mtv-girl.net dan mtv-girl.org --semuanya didaftarkan oleh pihak di Indonesia-- yang
diputuskan untuk diserahkan ke Viacom.

Penyelesaian sengketa domain name dapat dilakukan oleh Registri Nama Domain (Pasal 75 ayat (3) PP
82/2011). PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) selaku registri nama domain diberikan
kewenangan untuk menyelesaikan sengketa domain, melalui panel PPND (Penyelesaian Perselisihan
Nama Domain).Merujuk pada referensi PANDI, sengketa domain diartikan “suatu keadaan dimana satu
pihak merasa hak-haknya dilanggar oleh pihak lain atas Nama Domain terdaftar namun tidak termasuk
perselisihan mengenai konten dan/atau Pengelolaan atas nama domain tersebut”. Namun demikian,
tidak seluruh sengketa domain name dapat diselesaikan melalui PANDI.

Proses penyelesaian dilakukan dengan proses mediasi terlebih dahulu, kecuali para pihak tetap pada
pendapatnya masing-masing, maka pemeriksaan materi perselisihan sepenuhnya menjadi kewenangan
panel PPND. Apabila salah satu pihak meneruskan keberatan ke pengadilan terhadap pihak yang lain
pada saat panel telah melakukan proses pemeriksaan materi perselisihan maka terhadap kondisi
demikian, panel dapat menghentikan proses pemeriksaan dan menutup perselisihan dengan penetapan.
Hasil PPND menjadi rekomendasi PANDI untuk mengeluarkan keputusan.Registrar membatalkan,
mengalihkan atau mengubah pendaftaran domain name 21 hari sejak keputusan PANDI. Pemeriksaan
materi perselisihan yang telah diputus oleh Panel tidak menghalangi para pihak untuk mengajukan
gugatan secara perdata melalui Pengadilan Negeri meskipun materi gugatan sama. (***)

Anda mungkin juga menyukai