Mediasi adalah sebuah intervensi terhadap proses negosiasi atau atas suatu konflik
yang dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak memihak.
Istilah mediasi secara luas mengacu pada setiap contoh di mana pihak ketiga
membantu orang lain mencapai kesepakatan. Lebih khusus lagi, mediasi memiliki
struktur, jadwal, dan dinamika yang tidak dimiliki negosiasi "biasa". Prosesnya
bersifat pribadi dan rahasia, mungkin ditegakkan oleh hukum. Partisipasi biasanya
bersifat sukarela. Mediator bertindak sebagai pihak ketiga yang netral dan
memfasilitasi daripada mengarahkan proses. Mediasi menjadi solusi yang lebih
damai dan diterima secara internasional untuk mengakhiri konflik. Mediasi dapat
digunakan untuk menyelesaikan perselisihan sebesar apa pun.
Istilah mediasi, bagaimanapun, karena bahasa serta standar dan peraturan hukum
nasional tidak identik dalam konten di semua negara melainkan memiliki konotasi
khusus, dan ada beberapa perbedaan antara definisi Anglo-Saxon dan negara lain,
terutama negara-negara dengan tradisi hukum perdata.
Dasar pengaturan Mediasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 Ayat (2) UU No.
30 Tahun 1999 tentang Arbritase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa
menyebutkan:
“Penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui alternatif penyelesaian
sengketa diselesaikan dalam pertemuan langsung (negosiasi) oleh para pihak dalam
waktu paling lama 14 (empat belas) hari dan hasilnya dituangkan dalam
kesepakatan tertulis”.
Ayat (3) nya secara jelas menyebutkan bahwa dalam sengketa atau beda pendapat
sebagaimana dimaksud
Ayat (2) tidak dapat diselesaikan maka atas kesepakatan tertulis para pihak,
sengketa atau beda pendapat dapat diselesaikan melalui bantuan seorang atau
lebih penasihat ahli maupun melalui seorang Mediator”.
Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) No.1 Tahun 2008. Mediator adalah pihak
netral yang membantu para pihak dalam proses perundingan guna mencari berbagai
kemungkinan penyelesaian sengketa tanpa menggunakan cara memutus atau
memaksakan sebuah penyelesaian.
Sejak kapan mediasi diperlukan dan siapakah yang dapat ditunjuk menjadi pihak
ketiga? Adalah sebagai berikut:
1. Sejak dalam proses mediasi berlangsung paling lama 40 (empat puluh) hari kerja
sejak mediator dipilih oleh para pihak atau ditunjuk oleh ketua majelis hakim
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5) dan (6); dan
2. Atas dasar kesepakatan para pihak, jangka waktu mediasi dapat diperpanjang
paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak berakhir masa 40 (empat puluh) hari
sebagaimana dimaksud dalam ayat 3.
2. Manfaat apa yang bisa diperoleh meskipun Mediasi berlangsung gagal? Adalah
sebagai berikut:
Apabila proses Mediasi gagal tetap ada manfaatnya yaitu proses mediasi telah
mampu mengklasifikasikan persoalan dan mempersempit perselisihan antara para
pihak. Yang artinya, sudah terjalinnya komunikasi antara pihak yang bersengketa
dan para pihak secara otomatis memegang semua hak mereka sebagaimana pada
saat mereka masuk ke mediasi. Bila mendiasi gagal juga maka kedua belah
berdasarkan kesepakatan tertulis bisa menentukan pilihannya akan membawa
sengketanya ke Arbitrasi atau arbitrase ad hoc dan atau ke Pengadilan.
Mediasi adalah proses untuk menyelesaikan masalah dengan bantuan pihak ketiga.
Menurut John W. Head, mediaisi adalah suatu prosedur penengahan dimana
seseorang bertindak sebagai kendaraan " kendaraan" untuk berkomunikasi
antarpara pihak, sehingga pandangan mereka yang berbeda atas sengketa tersebut
dapat dipahami dan mungkin didamaikan, tetapi tanggung jawab utama tercapainya
suatu perdamaian tetap berada ditangan para pihak sendri ( Head,1997:42).
Dalam Undang-undang 30 tahun 1999 Mediasi merupakan kelanjutan negosiasi dan
dilaksanakan jika proses negosiasi telah gagal. Sebagaimana diketahui, pasal 6 ayat
(2) UU No. 30 tahun 1999 menyebutkan " Penyelesaian sengketa atau beda
pendapat melalui APS diselesaikan dalam pertemuan langsung ( Negosiasi) oleh
para pihak dalam waktu paling lama 14 (empat belas hari) dan hasilnya dituangkan
dalam suatu kesepakatan tertulis. jadi Dasar pengaturannya yaitu UU Nomor 30
tahun 1999 tentang Arbitrase dan alternatif penyelesaian sengketa.
Mediasi di perlukan atau dipilih jika terlebih dahulu dilakukan negosiasi dalam
penyelesaian suatu masalah/konflik adalah gagal.
Yang dapat ditunjuk menjadi pihak ketiga atau mediator adalah setiap
orang/kelompok orang yang tidak memiliki hubungan langsung dengan pihak -pihak
yang bersengketa baik hubungan kepentingan pekerjaan ataupun hubungan
kekeluargaan atau hubungan sedarah atau semenda sampai derajat kedua, tidak
memiliki kepentingan finasial atau kepentingan lain terhadap kesepakatan para
pihak, tidak memiliki kepentingan terhadap proses perundingan maupul hasilnya,
selain itu juga pihak ketiga juga sebagai mediator harus disetujui oleh kedua belah
pihak yang bersengketa.
Dalam peraturan pemerintah No. 54 tahun 2000 ditentukan tentang kriteria untuk
menjadi mediator lembaga penyedia jasa pelayanan penyelesaian sengketa
lingkungan hidup diluar pengadilan, yaitu :