Dalam melaksanakan peradilan tidak semua putusan yang dijatuhkan oleh hakim
mutlak sudah adil dan benar, selalu ada kemungkinan putusan yang dijatuhkan tidak
tepat dan dirasa tidak adil oleh para pihak yang berperkara. Untuk itulah ada
Lembaga Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung sebagai Lembaga yang dapat
membantu mengoreksi terhadap putusan hakim pengadilan dibawahnya yang tidak
adil dan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku. Demi keadilan dan kebenaran
setiap putusan pengadilan sebelumnya ada kemungkinan akan dikoreksi dan
kesalahan yang dibuat hakim dapat diperbaiki. Pengadilan menyiapkan jalur upaya-
upaya hukum yang dapat diikuti demi mendapatkan putusan yang adil sehingga
putusan yang keliru dapat diperbaiki.
Pertanyaannya :
1. Berikan analisis Anda terhadap macam-macam upaya hukum yang ada pada
Hukum Acara Perdata ?
Jawab :
Jawab :
3. Jelaskan secara rinci upaya hukum melawan putusan yang Anda ketahui ?
Jawab :
Upaya hukum melawan putusan yaitu upaya yang diberikan oleh hukum
kepada pihak yang merasa tidak puas atas suatu putusan untuk mencegah
atau memperbaiki kekeliruan dalam putusan tersebut. Upaya hukum melawan
putusan dibedakan menjadi upaya bukum biasa dan upaya hukum luar biasa.
Upaya hukum biasa pada dasarnya dapat dipergunakan terhadap setiap
putusan hakim sepanjang waktu yang ditentukan oleh undang-undang belum
terlampaui. Hak untuk mempergunakan upaya hukum ini akan hilang apabila
para pihak beperkara menerima (merasa puas) atas putusan yang dijatuhkan
hakim. Dikatakan oleh Soetantio (1979) bahwa upaya hukum ini
menangguhkan pelaksanaan putusan, kecuali apabila putusan itu dijatuhkan
dengan ketentuan Pasal 180 HIR, 191 RBg. Upaya hukum biasa terdiri atas :
Apabila suatu putusan hakim telah mencapai kekuatan tetap atau pasti (in
kracht yan gewijsde), sudah tidak ada lagi upaya hukum biasa untuk
melawannya. Putusan hakim yang telah mencapai kekuatan tetap atau pasti
tidak dapat diubah lagi karena putusan yang telah mencapai kekuatan tetap
atau pasti dianggap benar. Meskipun demikian, untuk putusan-putusan yang
telah mencapai kekuatan tetap atau pasti, undang-undang menyediakan
upaya hukum luar biasa atau istimewa. Oleh undang-undang dinyatakan
bahwa upaya hukum luar biasa ini hanya dapat dipergunakan dalam hal-hal
tertentu saja yang ditentukan dalam undang-undang tersebut. Ada dua jenis
upaya hukum luar biasa, yaitu peninjauan kembali (reguest civil) dan
perlawanan pihak ketiga (derden verzet).