Anda di halaman 1dari 8

29 April - 5 Mei

Sesi 5 Teknik MembacaTulisan Bahasa Inggris

Sessi ini kita akan mendiskusikan terkait dengan teknik membaca tulisan
berbahasa Inggris untuk dokumen hukum.

 Kehadiran Sesi ke-5Pelajaran

Untuk konfirmasi kehadiran Anda dalam kelas Tuton, silakan klik Kehadiran
Sesi ke-5 !
Jangan mengklik Menu "Kehadiran Sesi ke-5" lebih dari 1(satu) kali
dalam 1(satu) sesi Tuton. Jika anda mengklik Menu Kehadiran lebih dari
sekali maka akan muncul peringatan berikut:"You are not allowed to retake
this lesson" atau "Anda tidak diperbolehkan untuk mengambila lagi
pelajaran ini." diabaikan saja dan anda tetap dapat meneruskan mengakses
materi Tuton. Nilai Kehadiran dapat dilihat pada menu "Grade/Nilai". Jika
nilai kehadiran sudah 100 artinya anda sudah berhasil mengakses kehadiran
Tuton sesi ini. Untuk selanjutnya anda dapat mengakses materi Tuton yang
lain.

 Teknik Membaca Dokumen HukumFile

 Diskusi.5Forum

 Tugas.2Assignment
Alur halaman

 Rumah saya
 / ► Mata Kuliah Yang Saya Ikuti
 / ► Bahasa dan Terminologi Hukum 13
 / ► 29 April - 5 Mei
 / ► Diskusi.5

Cari Cari forum


 Rumah saya
 Beranda situs
 Course dashboard
×
Postingan anda berhasil ditambahkan.
Anda mempunyai waktu 1 jam untuk mengedit jika anda ingin melakukan
perubahan.

Diskusi.5
Diskusikan bagaimana cara cepat membaca putusan kasasi Mahkamah Agung?
DISKUSI 5
oleh DANIEL 031156615 - Senin, 29 April 2019, 19:38

Diskusi.5

Diskusikan bagaimana cara cepat membaca putusan


kasasi Mahkamah Agung?

Setelah Saya Membaca dan Memahami Inisiasi


1,2,3,4,5, serta Modul,
Untuk Menanggapi Pertanyaan Untuk Diskusi di
atas, dapat Saya Jelaskan Dengan Saya Memberikan
Salah Satu Contoh Kasus Sebagai Berikut :

Cara Membaca Putusan


Kasasi MA dalam Kasus
Dalam Putusan Kasasi MA dengan No 822
K/Pid.Sus/2010 dengan Terdakwa Prita Mulyasari telah
membuat kening saya berkerut kerut. Seperti biasa MA
selalu memberikan alasan menerima kasasi atas
Putusan Bebas yang dilarang berdasarkan Pasal 244
KUHAP dengan pertimbangan bebas murni atau bebas
tidak murni. Berdasarkan yurisprudensi mengenai bebas
tidak murni maka bebas tidak murni adalah : (i) putusan
didasarkan pada penafsiran yang keliru terhadap
sebutan tindak pidana yang dimuat dalam surat dakwaan
dan bukan didasarkan pada tidak terbuktinya suatu unsur
perbuatan yang didakwakan, atau (ii) apabila
pembebasan itu sebenarnya adalah merupakan putusan
lepas dari segala tuntutan hukum, atau (iii) apabila dalam
menjatuhkan putusan itu Pengadilan telah melampaui
batas kewenangannya (meskipun hal ini tidak diajukan
sebagai alasan kasasi)
Secara lebih lengkap Pasal 244 KUHAP berbunyi :
“Terhadap putusan perkara pidana yang diberikan pada
tingkat terakhir oleh pengadilan lain selain daripada
Mahkamah Agung, terdakwa atau penuntut umum dapat
mengajukan permintaan pemeriksaan kasasi kepada
Mahkamah Agung”
Saya sering menulis jika putusan bebas tidak murni yang
berdasarkan yurisprudensi itu maka langkah yang kasasi
yang diperbolehkan adalah kasasi demi kepentingan
hukum sebagaimana diatur oleh pasal 259 KUHAP
dimana kasasi jenis ini harus diajukan oleh Jaksa Agung
Secara lebih lengkap Pasal 259 KUHAP berbunyi
“(1) Demi kepentingan hukum terhadap semua putusan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap dari pengadilan lain
selain daripada Mahkamah Agung, dapat diajukan satu kali
permohonan kasasi oleh Jaksa Agung.
(2) Putusan kasasi demi kepentingan hukum tidak boleh
merugikan pihak yang berkepentingan.”
Kasasi menggunakan Pasal 259 KUHAP ini yang lebih
sesuai dengan fungsi MA yang sering diulang dalam
berbagai yurisprudensi yaitu: bahwa akan tetapi Mahkamah
Agung berpendapat bahwa selaku badan Peradilan Tertinggi
yang mempunyai tugas untuk membina dan menjaga agar
semua hukum dan undang- undang diseluruh wilayah Negara
diterapkan secara tepat dan adil”. Konteks pertimbangan ini
adalah salah satu fungsi MA dalam menjaga kesatuan
hukum dan melakukan perkembangan hukum
Terlepas dari perdebatan ini yang menarik alasan MA
menerima kasasi dari Jaksa Penuntut Umum
dikarenakan putusan tersebut adalah putusan bebas
tidak murni adalah dengan pertimbangan karena:
“Bahwa e-mail Terdakwa ternyata bukan berupa kritik untuk
kepentingan umum agar masyarakat terhindar dari praktek-
praktek rumah sakit dan/atau dokter yang tidak memberikan
pelayanan yang baik, tetapi e- mail tersebut sudah over bodig
sehingga mengandung penghinaan dan pencemaran nama
baik. Dengan pertanyaan sebaliknya dapat dipertanyakan
masyarakat mana yang telah dirugikan oleh praktek dr .
Hengky Gosal, Sp.PD;
Bahwa Terdakwa tidak membela kepentingan umum karena
ditujukan pada dr. Hengky Gosal, Sp.PD. Dengan demikian lip
service Terdakwa hanya berupa mencoba melepas jeratan
pidana yang berlaku yakni Undang-Undang No. 29 Tahun
2004 ten tang Praktik Kedokteran telah mengatur bahwa setiap
orang yang dirugikan kepentingannya atas tindakan dokter
atau dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran dapat
mengadukan secara tertulis kepada Majelis Kehormatan
Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI) bukan dengan ber-
email;
Bahwa pada saat kejadian, Terdakwa sedang mengandung dan
sangat cemas dan Terdakwa awam terhadap hukum sehingga
Terdakwa menyalurkan kekesalannya melalui e-mail bukan
dengan melalui prosedur yang benar yaitu melaporkannya ke
Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI)
sehingga Majelis beralasan untuk meringankan pidana untuk
Terdakwa”
Dari ketiga elemen putusan bebas tidak murni menurut
MA yang telah saya uraikan di atas, justru tidak tampak
bahwa pertimbangan MA ini terkait dengan elemen yang
mana dari putusan bebas tidak murni, apakah elemen (i)
putusan didasarkan pada penafsiran yang keliru
terhadap sebutan tindak pidana yang dimuat dalam surat
dakwaan dan bukan didasarkan pada tidak terbuktinya
suatu unsur perbuatan yang didakwakan, atau elemen (ii)
apabila pembebasan itu sebenarnya adalah merupakan
putusan lepas dari segala tuntutan hukum, atau elemen
(iii) apabila dalam menjatuhkan putusan itu Pengadilan
telah melampaui batas kewenangannya? Saya tidak
melihat satupun elemen pertimbangan terkait dengan
putusan bebas tidak murni
Selain itu hal yang paling aneh ketika menjelaskan
pertimbangan yang meringankan yaitu
“Terdakwa berlaku sopan di persidangan;
Terdakwa belum pernah dihukum;
Terdakwa awam hukum sehingga Terdakwa tidak mengerti
akibat dari perbuatannya”
Pertimbangan yang ketiga ini menurut saya paling aneh,
karena ada prinsip hukum yang menerangkan bahwa
setiap orang dianggap mengetahui hukum pada saat
hukum itu disahkan. Dari prinsip ini, sebenarnya tidak
boleh ada klaim bahwa orang diduga melakukan tindak
pidana adalah awam hukum. Nah, aneh kan, pantes
mas Imam Nasima kecewa berat
Namun, setidaknya ada pertimbangan yang baiklah
setidaknya pendapat berbeda dari Hakim Agung Salman
Luthan.
KESIMPULAN

Direktori Putusan Mahkamah Agung, Petunjuk pakai


Metode navigasi hypertext sifatnya terstruktur sehingga
biasanya lebih membantu jika belum mengetahui secara
rinci putusan apa yang anda butuhkan. Layaknya
sebuah buku, metode ini adalah daftar isinya.
Sedangkan metode pencarian (searching) sifatnya tidak
terstruktur namun lebih rinci untuk menghasilkan
pencarian informasi yang akurat.

Navigasi Hypertext

Penelusuran informasi putusan dengan metode navigasi


hypertext yang lazim disebut browsing adalah
penelusuran data terstruktur. Melalui metode ini
pencarian putusan MA dalam situs ini dilakukan
berdasarkan :
1. Klasifikasi Perkara
2. Tahun Putus
3. Tahun Register / Perkara didaftarkan
4. Tahun Putusan diupload
5. Pengadilan

Demikian Tanggapan dan Jawaban Saya Mengenai


Diskusi Kali Ini.
Sekian dan Terima Kasih
Penilaian maksimum: -
Permalink | Edit | Hapus | Tanggapi

Anda mungkin juga menyukai