Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

HUKUM PERUSAHAAN
HKUM4303

Oleh :
SUHENDI
NIM : 031192224
Program Studi : Ilmu Hukum S1

UPBJJ SERANG

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2021.2
Tugas.1

Silakan kerjakan tugas 1 dengan tepat. Mohon tidak melakukan plagiarisme dan copy
paste. Karena bila ini dilanggar, Anda akan mendapatkan nilai minimal.

Kasus

CV. Garuda Persada Otokindo merupakan suatu badan usaha yang bergerak dalam bidang
jual beli otomotif. Beberapa tahun sejak didirikan, CV. Garuda Persada Otokindo mengalami
perkembangan usaha yang cukup besar. Terbukti dalam kurun waktu 3 tahun terakhir, laju
penjualan terus meningkat dan mendirikan cabang di beberapa kota dan provinsi. Dengan
makin majunya usaha yang didirikan, Bapak Widodo Ali selaku pemegang saham
berkeinginan untuk meningkatkan bentuk perusahaannya dari Comanditaire
Vennootschap (CV) menjadi Perseroan Terbatas (PT), dengan tetap bergerak pada bidang
usaha yang sama tanpa membuat bentuk usaha baru.

Pertanyaan:

1. Dari uraian diatas, jelaskanlah perbedaan Garuda Persada Otokindo sebagai CV dan
Garuda Persada Otokindo apabila beralih menjadi PT!  
2. Uraikanlah persyaratan yang harus dipenuhi oleh Garuda Persada Otokindo untuk
beralih menjadi PT!
3.  Analisislah bagaimana pertanggungjawaban Bapak Widodo dan Pemegang Saham
lain pada Garuda Persada apabila melakukan kesalahan dalam menjalankan
perusahaan berdasarkan prinsip Piercing the corporate veil, Jelaskan!

JAWABAN 1

Garuda Persada Otokindo sebagai CV bukan usaha yang berbadan hukum karena tidak ada
regulasi yang mengaturnya. Sebagai salah satu bentuk badan usaha, CV atau persekutuan
komanditer Garuda Persada Otokindo juga memiliki beberapa sifat-sifat atau  tertentu.
Pertama, modal yang sudah disetorkan akan sulit untuk ditarik kembali. Kedua, modal yang
dibutuhkan tergolong besar karena dibentuk oleh banyak pihak. Ketiga, perusahaan yang
dibentuk dengan dasar CV atau perusahaan komanditer akan lebih mudah untuk memperoleh
suatu kredit pinjaman. Selain itu setiap anggota aktif yang ada pada Garuda Persada Otokindo
memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas, sementara angota pasif dari badan usaha
tersebut hanya perlu menunggu keuntungan dari laba perusahaan saja. Dan juga tingkat
kelangsungan hidup pada perusahaan CV tergolong tidak menentu atau sulit diprediksi.

Dengan demikian, terdapat beberapa kelebihan dan kekurangan jika Garuda Persada
Otokindo sebagai badan usaha yang berbentuk CV, di antaranya sebagai berikut:

Kelebihan Garuda Persada Otokindo

Pertama, kemampuan manajemen dalam perusahaan CV pastinya akan lebih besar. Kedua,
perusahaan CV akan lebih mudah dalam mendapatkan modal usaha, karena pihak kreditur
akan lebih mudah dalam mempercayai perusahaan CV. Ketiga, perusahaan CV juga akan
lebih mudah dalam mendapatkan modal karena badan usaha CV atau Persekutuan
Komanditer ini sudah sangat terkenal di Indonesia. Keempat, Perusahaan CV juga akan lebih
mudah untuk berkembang dan pengelolaannya pun bisa lebih baik, karena manajemen yang
ada akan diduduki oleh mereka yang sudah ahli atau sudah dipercaya oleh sekutu lain.
Kelima, setiap risiko kegagalan yang terjadi saat menjalankan usaha akan ditanggung
bersama-sama dengan sekutu lainnya.

Kekurangan Garuda Persada Otokindo

Perusahaan yang dibentuk dengan dasar Persekutuan Komanditer atau CV juga memiliki
kekurangan tertentu. Pertama, setiap anggota aktif yang ada pada perusahaan CV mempunyai
tanggung jawab yang tidak terbatas. Kedua, tidak menentunya kelangsungan hidup pada
perusahaan CV. Ketiga, sulitnya menarik modal atau dana yang sudah disetorkan. Terakhir,
rentan terjadi konflik antar tiap pemodal.

Jika Garuda Persada Otokindo beralih ke PT, maka berdasarkan pengertian UU 40/2007
tentang Perseroan Terbatas Garuda Persada Otokindo merupakan badan usaha yang
berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian dan melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham atau disebut juga dengan
persekutuan modal. 

Terdapat perbedaan kelebihan dan keuntungan jika Garuda Persada Otokindo berlaih dari CV
ke PT. berikut kelebihan dan kekurangan Garuda Persada Otokindo jika beralih ke PT:
 Kelebihan

Garuda Persada Otokindo adalah perusahaan yang sudah mengantongi badan hukum,
sehingga kelangsungan hidup perusahaan tersebut akan terjamin walaupun ada pergantian
milik perusahaan. Selain itu, para pemilik saham Garuda Persada Otokindo hanya
bertanggung jawab dengan modal yang ditanamkannya saja. Selain itu juga, jika adanya
pemindahan kepemilikan saham dalam perusahaan PT Garuda Persada Otokindo bisa
dilakukan secara mudah. Setiap perusahaan PT juga bisa mengembangkan usahanya dengan
mudah karena sudah mendapatkan suntikan modal. Ditambah lagi, seluruh sumber modal PT
juga akan dikelola oleh para ahli sehingga akan lebih efektif dan efisien.

Kekurangan

Kekurangan dari mendirikan perusahaan PT ialah harus mengeluarkan biaya yang lumayan
besar. Prosesnya pun cenderung lebih rumit dan sulit jika dibandingkan dengan pembentukan
badan usaha lainnya. Selain itu, beberapa pemegang saham juga banyak yang menganggap
bahwa perusahaan PT sering merahasiakan keuntungan yang didapatnya. Terlebih lagi,
perusahaan PT juga akan dikenakan pajak karena PT adalah salah satu sumber subjek pajak
negara.

Dari uraian di atas dapat kita pahami jika suatu perusahaan yang awalnya CV kemudian
beralih ke PT, maka harus ada perubahan pada struktur kepengurusan Garuda Persada
Otokindo. Pengurusan PT dilakukan oleh direksi yang dipilih berdasarkan RUPS. Sementara
pemegang saham tidak berwenang untuk mengelola mengurus PT, kecuali jika pemegang
saham perusahaan tersebut memang ditunjuk RUPS sebagai anggota direksi. Dalam CV,
pengurusan perseroan terbagi dalam dua golongan yakni sekutu aktif dan sekutu pasif. Sekutu
aktif bertugas mengurus perusahaan, sementara sekutu pasif tidak memiliki wewenang
mengelola perusahaan dan hanya bertindak sebagai penyetor modal. Modal dan tata cara
mendirikan perusahaan Dalam UU Nomor 40 Tahun 2007, modal pendirian PT ditetapkan
sebesar Rp 50 juta, kecuali ditentukan lain oleh undang-undang atau peraturan yang mengatur
tentang pelaksanaan kegiatan usaha tersebut di Indonesia.

JAWABAN 2

Dalam hal peralihan dari CV ke PT, maka Garuda Persada Otokindo harus disesuaikan atau
memenuhi persyaratan PT sebagaimana diatur dalam ketentuan UU 40/2007 tentang
Perseroan Terbatas.
Berikut adalah syarat-syarat yang harus di tempuh oleh perusahaan Garuda Persada
Otokindo: 

1. Menyelesaikan terlebih dahulu perikatan yang telah terjadi antara para pengurus CV
dengan pihak ketiga;
2. Menyesuaikan Anggaran Dasar CV. Hal ini karena pada Anggaran Dasar CV tidak ada
ketentuan mengenai Modal Dasar, Modal Ditempatkan, dan Modal Disetor. Sedangkan
untuk menjadi PT harus memenuhi ketentuan mengenai Modal Dasar PT, yakni minimal
Rp. 50.000.000 (Pasal 32 ayat 1 UUPT), dan 25% dari modal dasar harus ditempatkan
dan disetor penuh (lihat Pasal 33 ayat 1 UUPT). Dengan demikian, Anggaran Dasar CV
harus disesuaikan dengan ketentuan tersebut. Dan setiap pesero CV yang akan menjadi
pendiri PT harus mengambil bagian saham pada saat PT didirikan (lihat Pasal 7 ayat 2
UUPT);
3. Membuat Akta pendirian (akta notaris) yang memuat Anggaran Dasar dan keterangan
lain berkaitan dengan pendirian PT (lihat Pasal 7 ayat 1 jo. Pasal 8 ayat 1 UUPT);
4. Para pendiri bersama-sama mengajukan permohonan pengesahan badan hukum melalui
jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik kepada
Menteri Hukum dan HAM (lihat Pasal 1 angka 16 jo. Pasal 9 ayat 1 UUPT);
5. Setelah dilakukan pengesahan, Menteri akan melakukan pendaftaran PT (lihat Pasal 29
ayat 1 UUPT);
6. Pengumuman di Tambahan Berita Negara RI oleh Menteri (lihat Pasal 30 ayat 1 UUPT).
7. Dalam hal para pendiri hendak mengikutsertakan segala perbuatan hukum yang terjadi
saat badan usaha tersebut masih berbentuk CV ke dalam PT yang akan didirikan,
sehingga perbuatan hukum tersebut mengikat PT yang baru didirikan, Rapat Umum
Pemegang Saham (“RUPS”) pertama harus secara tegas menyatakan menerima atau
mengambil alih semua hak dan kewajiban yang timbul dari perbuatan hukum yang
dilakukan oleh calon pendiri atau kuasanya (lihat Pasal 13 ayat 1 UUPT).

JAWABAN 3

Berdasarkan Penelitian Sandar Dewi Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Lancang


Kuning tentang Prinsip Piercing The Corporate Veil Dalam Perseroan Terbatas Dihubungkan
Dengan Good Corporate Governance, bahwa hasil penelitian tersebut dapat menjelaskan
prinsip piercing the corporate veil menunjang terwujudnya GCG dalam rangka mencegah
penyalahgunaan kekuasaan pemegang saham. Prinsip piercing the corporate veil tersebut
dapat membatasi atau mencegah perbuatan melawan hukum yang dilakukan pemegang
saham, komisaris, dan direksi yang memanfaatkan fasilitas perseroan untuk kepentingan
pribadi atau penyalahgunaan kekayaan perseroan.

Piercing Corporate Veil adalah suatu proses untuk membebani tanggung jawab ke pundak
orang lain atau perusahaan lain atas suatu perbuatan hukum yang dilakukan oleh perusahaan
pelaku, tanpa melihat kepada fakta bahwa sebenarnya perbuatan tersebut dilakukan oleh/atas
nama perseroan pelaku. Oleh karenanya, tanggungjawab Bapak Widodo dan Pemegang
Saham lainnya jika melakukan suatu kesalahan dalam menjalankan perusahaan, maka
berdasarkan prinsip piercing the corporate veil  yang telah dirumuskan pada Pasal 3 Ayat (2)
di atas, Bapak Widido dan pemegang saham lainnya bertanggung jawab kepada kreditor
perseroan, dan pertanggungjawaban tersebut berakibatkan hingga kepada kekayaan
pribadinya atau melebihi saham yang dimilikinya. Artinya adalah jika dilakukannya salah
satu dari 4 hal yang diatur dalam Pasal 3 Ayat (2) di atas, maka tidak menutup kemungkinan
tanggung jawab terbatas sebagaimana yang diatur dalam Pasal 3 Ayat (1) menjadi tidak
berlaku.

Dengan demikian dari uraian di atas, maka akibat hukum prinsip piercing the corporate
veil terhadap tanggung jawab PT apabila dilanggar menyebabkan tanggung jawab perseroan
yang tadinya terbatas menjadi unlimited liability (tanggung jawab tidak terbatas) hingga
sampai harta pribadi dari pemegang saham. Dalam perkembangannya, tanggung jawab
hukum tidak terbatas ini dapat dibebankan kepada organ perseroan lainnya, seperti komisaris
atau direksi apabila terlibat dalam pelanggaran prinsip piercing the corporate veil. Dengan
penerapan tanggung jawab pribadi berdasarkan prinsip piercing the corporate veil maka
menjadi kewajiban hukum dari organ perseroan meliputi direksi, pemegang saham, dan
komisaris yang menyalahgunakan wewenang untuk bertanggung jawab sampai pada harta
kekayaan pribadi serta memberikan kepastian dan perlindungan hukum
bagi stakeholders (para pemangku kepentingan) yang dirugikan atas kegiatan usaha yang
dijalankan para organ.

Referensi: https://www.pustaka.ut.ac.id/lib/hkum4303-hukum-perusahaan/
https://hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt4d67669245357/syarat-syarat-
pengalihan-cv-menjadi-pt
https://journal.unilak.ac.id/index.php/Respublica/article/view/1439/1001

Anda mungkin juga menyukai