Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

Oleh :
SUHENDI
NIM : 031192224
Program Studi : Ilmu Hukum S1

UPBJJ SERANG

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020.2
Tugas.2
Skor Sumber Tugas
No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 Tentukan tulis dan jelaskan titik taut primer   Modul 2 Buku
dan titik taut sekunder pada kasus di bawah Materi Pokok
ini (BMP) Hukum
a. Mr. John Marsudi WN Malaysia, bekerja 20 Perdata
sebagai seorang konsultan perusahaan jasa Internasional
konstruksi dan berdomisili di Jakarta. Ia
ingin mengunjungi keluarganya di Kuala
Lumpur, untuk itu ia membeli tiket pesawat
Garuda Indonesia (GI) berbendera Indonesia
di counter Garuda di Jakarta. Setelah 2
minggu di Kuala Lumpur, Mr. John kembali
ke Indonesia untuk kembali bekerja. ia
membeli Tiket Malaysian Airways (MAS) di
counter MAS Kuala Lumpur. Dengan tiket
itu Mr. John kembali ke Indonesia
b. Mr. Pardio WNI (pengusaha kontraktor 20
bangunaan) membangun apartemen berlantai
4 di Singapura. Kemudian Mr. Chong,
seorang WN China berminat membeli salah
satu kamar di apartemen tersebut dengan
harga 30.000 ringgit. keduanya
menandatangani akta jual beli ini di Jakarta,
Indonesia. Disepakati pembayaran dilakukan
dengan metode angsuran; namun pada tahun
ke 2 Mr. Chong tidak lagi melakukan
pembayaran, lalu Mr. Pardio mengajukan
gugatan di pengadilan negeri Jakarta pusat,
di tempat Mr. Pardio tinggal oleh karena
tidak di ketahui dimana Mr. Chong tinggal.
2 Tentukan dan tuliskan kewarganegaraan anak  
pada kasus di bawah ini
a. Sepasang warga negara Australia (menganut 15
asas Ius Soli) memiliki anak yang dilahirkan
di Indonesia (Menganut Asas Ius Sanguinis)
b. Sepasang warga negara Jerman(menganut 15
asas Ius Sanguinis) memiliki anak yang
dilahirkan di Malaysia (Menganut Asas Ius
Sanguinis)
c. Sepasang warga negara Kroasia (menganut 15
asas Ius Sanguinis) memiliki anak yang
dilahirkan di Argentina (Menganut Asas Ius
Soli)
3. Tulis dan jelaskan 4 cara menentukan status 15
hukum (status personal badan hukum);
berdasarkan peraturan perundang-undangan
Indonesia, Indonesia menganut cara
penentuan status hukum yang mana, berikan
argument atas pilihan saudara.
Jawaban No. 1

Contoh Kasus a

Titi Pertalian Primer

 Kewarganegaraan, Mr. John Marsudi berkewarganegaraan Malaysia yang bekerja di


Indonesia, karena kewarganegaraan itu mengandung arti bahwa yang mengatur status
personal dari seseorang di tentukan dan di atur oleh hukum dari negara tempat ia menjadi
warga negara. Maka, hubungan hukum di atas merupakan hubungan HPI.
 Domisili, walaupun domisili ini mengandung arti bahwa yang mengatur status personal
dari seseorang di tentukan dan diatur oleh hukum dari negara tempat ia berdomisili.
Karena Mr. John Marsudi berkewarganegaraan Malaysia yang berdomisili di Jakarta,
maka dalam sebuah hubungan hukum dapat pula menciptakan suatu hubungan HPI.
 Bendera Kapal/pesawat, hal ini bendera kapal/pesawat itu di ibaratkan sebagai
kewarganegaraan seseorang. Oleh karena itu, hubungan pesawat dan Mr. John Marsudi
merupakan suatu hubungan HPI .

Titik Pertalian Sekunder

 Kewarganegaraan, dalam TPS kewarganegaraan merupakan yang menentukan hukum


mana yang akan berlaku dalam suatu peristiwa HPI. Ketika terjadi masalah hukum baik
hukum keluarga maupun dalam menentukan kemampuan untuk bertindak dalam hukum
dan asas dalam perkawinan (monogami atau poligami), maka yang berlaku ialah di
bidang personal. Jadi yang berlaku jika masalah hukum itu terjadi adalah hukum
kewarganegaraan Mr. John Marsudi yaitu hukum Malayasia.
 Domisili, ini lebih pada menentukan hukum mana yang berlaku, bila terdapat dua atau
lebih sistem hukum yang bertemu atau bertaut
 Bendera kapal/pesawat, dalam segala hubungan hukum yang menyangkut masalah-
masalah hukum di pesawat itu, misalnya terjadi suatu perjanjian pengangkutan yang
dilakukan oleh Mr. John Marsudi dengan pemilik pesawat, maka akan di tentukan
menurut hukum dari bendera kapal yaitu Indonesia.
Contoh kasus b

Titik Pertalian Primer

 Kewarganegaraan, dalam contoh kasus yang b terdapat perbedaan kewarganegaraan


antara para pihak, maka hubungan hukum di itu merupakan hubungan HPI. Karena
kenapa, hubungan hukum yang dilakukan oleh Mr. Pardio dan Mr. Chong yang ada
perbedaan kewarganegaraan tersebut menunjukkan adanya pertautan stelsel hukum dari
negara Indonesia dan negara China.
 Tempat kedudukan (Legal Seat) berlaku untuk badan hukum, karena Mr. Pardio
(pengusaha kontraktor bangunan) melakukan kegiatan bisnis di Indonesia, tetapi badan
hukumnya di dirikan di negara singapura, maka dapat pula dalam suatu hubungan hukum
itu menciptakan hubungan HPI. Karena tempat kedudukan (Legal Seat) mempunyai
peranan yang sama seperti dari kewarganegaraan.

Titik Pertalian Sekunder

 Tempat dilangsungkannya perbuatan hukum (lex loci actus), Tempat perjanjian dibuat
(LexLoci Contractus), dari kasus di atas kedua pihak menandatangani akta jual beli di
Jakarta, artinya hukum yang harus di berlakukannya pun benar di pengadilan negeri
Jakarta pusat. Karena tempat di mana suatu perbuatan hukum atau suatu kontrak di buat,
merupakan faktor yang menentukan hukum yang harus diberlakukan.

Jawaban No. 2

(a) Tidak memiliki status kewarganegaraan sebelum anak itu dewasa dan menentukan
kewarganegaraanya sendiri sesuai apa yang si anak inginkan
(b) Warga negara jerman
(c) Bipatride, artinya memiliki dua kewarganegaraan baik Kroasia dan Argentina

Jawaban No. 3

 Hukum di mana badan hukum tersebut didirikan, cara ini di tekankan oleh Prinsip Place
Of Incorporation dalam menentukan hukum yang mana yang berlaku bagi status
personal badan hukum. Dan ini di anut oleh Negara-negara common law
 Hukum di mana badan hukum tersebut memiliki tempat kedudukan (sietz), cara ini yang
di tekankan dalam Teori Kedudukan Badan Hukum (statutare). Dan tempat kedudukan
di buktikan dari dicantumkannya alamat lengkap kantor pusat dalam statuta atau
anggaran dasar perusahaan.
 Hukum di mana badan hukum tersebut memiliki manajemen efektif, merupakan yang di
tekankan oleh sistem Teori Manajemen Efektif yang menganggap bahwa cara ini paling
efektif. Karena tempat kedudukan dari suatu badan hukum di pandang sebagai the brain of
the, not fictitious.
 Adanya pengawasan asing, dalam cara ini yang di utamakan bukan tempat di mana suatu
badan hukum didirikan atau di mana pusat manajemen efektif dari suatu badan hukum
berada, melainkan dengan adanya pengawasan yang dilakukan oleh badan hukum terhadap
perusahaan badan hukum tersebut. Cara ini di tekankan dalam Teori Pengawasan (Foriegn
Control Theory)

Dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas, pasal 4 yang berbunyi
kurang lebih dalam menentukan status hukum (status personal badan hukum) itu didirikan
menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. Dari bunyi pasal 4 ini dapat kita
lihat bahwa Indonesia menggabungkan secara kumulatif antara teori Inkorporasi dan Teori
Kedudukan Hukum

Referensi: Modul 1-9. Basuki, Djoko Zulfa, dkk. Hukum Perdata Internasional, Universitas
Terbuka. 2014.

Anda mungkin juga menyukai