Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN

Oleh :
SUHENDI
NIM : 031192224
Program Studi : Ilmu Hukum S1

UPBJJ SERANG

FAKULTAS HUKUM ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020.2
Tugas.1
 
Lina membeli pakaian  di salah satu toko online ternama di Indonesia dengan harga
yang cukup  mahal, tapi ternyata barang yang dia terima  tidak sama dengan yang
dia lihat di foto pada iklan yang dipajang di salah satu sosmed. Pakaian yang dia
terima warnanya sedikit berbeda dengan yang dia pesan dan kualitasnya sangat
tidak sebagus yang dia lihat di foto, padahal dia sudah membayar lunas untuk
pembelian barang tersebut. Lina sangat sedih dan kecewa dengan kejadian
tersebut!

Pertanyaannya,

a. Menurut Anda apakah kejadian tersebut termasuk pelanggaran hak konsumen?

b. Apakah Lina dapat menuntut penjual untuk mengembalikan uang atau mengganti
barang yang telah dia beli tersebut?

c. Apakah kasus di atas dapat dikaitkan dengan UU ITE ? Jelaskan jawaban Anda

Selamat Mengerjakan Tugas!

JAWABAN

a. Terkait dengan contoh kasus yang di atas, dalam pasal 8 ayat (1) huruf f undang-undang
No. 08 tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen “melarang pelaku usaha untuk
memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang tidak
sesuai dengan janji yang dinyatakan dalam label, etiket, keterangan, iklan atau promosi
penjualan barang dan/atau jasa tersebut”.
Oleh karena itu, ketidaksesuaian spesifikasi barang yang diterima dengan barang tertera
dalam iklan atau foto penawaran barang merupakan bentuk pelanggaran atau
larangan bagi pelaku usaha dalam memperdagangkan barang.
b. Pasal 4 huruf h undang-undang No. 08 tahun 1999 tersebut berhak mendapatkan
kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa yang
diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya. Sedangkan,
pelaku usaha itu sendiri sesuai Pasal 7 huruf g undang-undang No. 08 tahun 1999
berkewajiban memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang
dan/atau jasa yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.
Oleh karena itu, dalam hal ini lina berhak dapat menuntut penjual untuk mengembalikan
uang atau mengganti barang yang telah dia beli tersebut.
 

c. Hal yang perlu diingat adalah bahwa jual beli secara online pada prinsipnya
adalah sama dengan jual beli secara faktual pada umumnya. Hukum perlindungan
konsumen terkait transaksi jual beli online pun tidak berbeda dengan hukum yang
berlaku dalam transaksi jual beli secara nyata. Pembedanya hanya pada penggunaan
sarana internet atau sarana telekomunikasi lainnya.

Kontrak Elektronik dianggap sah apabila:

 Terdapat kesepakatan para pihak


 Dilakukan oleh subjek hukum yang cakap atau yang berwenang mewakili sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
 Terdapat hal tertentu
 Objek transaksi tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan,
kesusilaan, dan ketertiban umum
Kontrak Elektronik setidaknya-tidaknya memuat:

 Data identitas para pihak


 Objek dan spesifikasi
 Persyaratan Transaksi Elektronik
 Harga dan biaya
 Prosedur dalam hal terdapat pembatalan oleh para pihak
 Ketentuan yang memberikan hak kepada pihak yang dirugikan untuk dapat
mengembalikan barang dan/ atau meminta penggantian produk jika terdapat cacat
tersembunyi
 Pilihan hukum penyelesaian Transaksi Elektronik
Menurut Prof. R. Subekti, S.H. dalam bukunya tentang “Hukum Perjanjian”, wanprestasi
adalah kelalaian atau kealpaan yang dapat berupa 4 macam kondisi yaitu:

1. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya


2. Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana dijanjikan
3. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat
4. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya
Jika salah satu dari 4 macam kondisi tersebut terjadi, maka Anda secara perdata dapat
menggugat penjual online dengan dalih terjadi wanprestasi (misalnya, barang yang Anda
terima tidak sesuai dengan spesifikasi barang yang dimuat dalam display home page/web
site).
Dengan demikian contoh kasus di atas sudah tentu bisa menggunakan instrumen UU ITE
dan/atau PP PSTE sebagai dasar hukum dalam menyelesaikan permasalahannya. Karena
Transaksi jual beli ini, meskipun dilakukan secara online, berdasarkan UU ITE dan PP
PSTE tetap diakui sebagai transaksi elektronik yang sah dan dapat
dipertanggungjawabkan. Persetujuan Lina untuk membeli barang secara online dengan
cara melakukan klik persetujuan atas transaksi merupakan bentuk tindakan penerimaan
yang menyatakan persetujuan dalam kesepakatan pada transaksi elektronik. Tindakan
penerimaan tersebut biasanya didahului pernyataan persetujuan atas syarat dan ketentuan
jual beli secara online yang dapat saya katakan juga sebagai salah satu bentuk Kontrak
Elektronik.

Referensi:

Yuanitasari Deviana, Susilowati S Dajaan, Agus Suwandono, Hukum Perlindungan


Konsumen, Tanggerang Selatan, Universitas Terbuka. 2015.

http://www.bphn.go.id/data/documents/99uu008.pdf (di akses pada hari Rabu, 21


Oktober 2020. Jam 12:15 WIB)

https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/users/4761/UU%2019%20Tahun
%202016.pdf (di akses pada hari Rabu, 21 Oktober 2020. Jam 12:30 WIB)

Anda mungkin juga menyukai