Anda di halaman 1dari 5

NAMA: Hafizh Aulia Rahman

NIM: 22010283

Quiz Mata Kuliah Hukum E-Commerce

Berdasarkan tugas pembuatan video yang Anda buat bersama kelompoknya:

1. Anda bertugas sebagai apa?


2. Siapa saja para pihak yang terlibat dalam video tersebut? Nama dan posisi sebagai apa
dalam video tersebut?
3. Barang atau jasa kah yang Anda perjual belikan dalam video tersebut?sebutkan apa
barang atau jasa tersebut!
4. Dalam video tersebut ada perjanjian jual beli, bisakah Anda menyebutkan apa saja
syarat sah perjanjian jual beli dan diatur dimanakah syarat sah tersebut dalam hukum
positif Indonesia?
5. Dalam Video tersebut apakah ada pihak yang complain?kalau ada apa yang menjadi
masalah sehingga ada pihak yang complain?
6. Jika jual beli tersebut menggunakan sistem COD (Cash On Delivery) dan ternyata
barang yang diterima tidak sesuai dengan kesepakatan, sebagai konsumen Anda
memiliki hak, jelaskan hak apa saja, dan diatur dimana dalam hukum positif
Indonesia?
7. Ketika biaya barang yang kita sepakati sudah kita bayar cash melaui transfer ke
penjual dan barangnya tidak kita terima sesuai waktu yang telah disepakati dan
diduga terjadi penipuan dalam hal ini apa yang akan Anda lakukan?kalau memang
terjadi Penipuan aturan hukum posistif Indonesia yang manakah yang telah dilanggar
oleh pihak penjual/produsen?sebutkan!
8. Bagaimana cara penyelesaiannya jika terjadi sengketa dalam hal ini antara podusen
dengan konsumen?
9. Menurut Anda apakah sah jika perjanjian atau kontrak dilaksanakan dengan
menggunakan zoom meeting?jelaskan berdasarkan aturan hukum positif yang berlaku
di Indonesia saat ini!
10. Sebagai produsen atau penjual atau pelaku usaha Anda berkewajiban melakukan apa
saja kepada konsumen jika konsumen mendapatkan kerugian atas penggunaan barang
atau jasa yang telah Anda jual?jelaskan dengan menggunakan aturan hukum positif
Indonesia yang berlaku saat ini!

JAWABAN:

1.) Seorang pembeli (konsumen)

2.) a. Hafizh Aulia Rahman (saya sendiri): Pembeli


b. M. Rahfi Fahrezi: Penjual sekaligus pengantar pesanan (delivery)

3.) Barang yang berupa makanan, seperti:

a. Sempol ayam

b. Pempek panggang

c. Pisang bakar

d. Tekwan

e. Es anggur

f. Es coklat

4.) Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyebutkan adanya 4 (empat) syarat
sahnya suatu perjanjian, yaitu:

1. Adanya kata sepakat bagi mereka yang mengikatkan dirinya

2. Kecakapan para pihak untuk membuat suatu perikatan

3. Suatu hal tertentu

4. Suatu sebab (causa) yang halal

5.) Ada. Alasan pihak konsumen mengajukan keluhan karena salah satu produk makanan
yang dibeli oleh konsumen, yaitu sempol ayam ternyata bagian dalamnya masih belum terlalu
matang.

6). Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen, hak konsumen antara lain:

• hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang


dan/atau jasa

• hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;

• hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa;

• hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan;

• hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa


perlindungan konsumen secara patut;
• hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

• hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

• hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya;

• Dan hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

7.) Hal yang terpikirkan oleh saya adalah jika itu hanya sekedar keterlambatan waktu
datangnya barang tersebut, saya tidak akan terlalu memikirkannya akan tetapi, jika memang
terjadi kasus penipuan saya akan segera menghubungi pihak penjual secara langsung dan
meminta penjelasan dan ganti rugi. Karena banyak kasus yang saya lihat di sosial media
kebanyakan konsumen malah menyalahkan dan memaki-maki si jasa pengantar barang
karena tersulut emosi yang mana hal itu sangatlah tidak bijak menurut saya. Ada baiknya kita
perlu mengendalikan diri dan emosi kita jika barang yang sampai tersebut tidak sesuai
dengan yang dijanjikan dan tidak semata-mata melampiaskan amarah kita ke jasa pengantar
barang tersebut. Dalam hal ini menghubungi pihak penjual secara langsung adalah pilihan
yang akan saya ambil jika ini terjadi kepada saya.

Hal yang dilanggar oleh pihak penjual berdasarkan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen kewajiban pelaku usaha,adalah:

• Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.

• Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan.

• Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.

Dan inilah yang dilanggar oleh penjual jika berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, hak konsumen antara lain:

• hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau jasa
tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan;

• hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang
dan/atau jasa;

• hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

• hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana
mestinya;
8.) a. Pasal 38 ayat 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 jo Undang-Undang Nomor 19
Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik mengatakan bahwa setiap orang
dapat mengajukan gugatan terhadap pihak yang menyelenggarakan sistem elektronik
dan/atau menyelenggarakan teknologi informasi yang menimbulkan kerugian.

b. Selanjutnya dalam Pasal 38 ayat 2 Undang-Undang ITE: masyarakat dalam


mengajukan gugatan terhadap pihak yang menyelenggarakan sistem elektronik dan/atau
menyelenggarakan teknologi informasi yang berakibat merugikan masyarakat, sesuai dengan
ketentuan peraturan perndang-undangan.

c. Pasal 39 ayat 1 Undang-Undang ITE : gugatan perdata dilakukan sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Pasal 39 ayat 2 Undang-Undang ITE : selain penyelesaian gugatan perdata


sebagaimana dimaksud pada ayat 1 para pihak dapat menyelesaikan sengketa melalui
arbitrase atau lembaga penyelesaian sengketa aternatif lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

e. Pasal 46 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan


Konsumen : gugatan atau pelanggaran pelaku usaha dapat dilakukan oleh:

a. Seorang konsumen yang dirugikan atau ahli waris yang bersangkutan

b. Sekelompok konsumen yang mempunyai kepentingan yang sama

c. Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat yang memenuhi syarat atau


berbentuk badan hukum atau yayasan yang dalam anggaran dasarnya menyebutkan
dengan tegas bahwa tujuan didirikannya organisasi tersebut adalah untuk kepentingan
perlindungan konsumen dan telah melaksanakan kegiatan sesuai dengan anggaran
dasarnya

d. Pemerintah dan/atau instansi terkait apabila barang dan/atau jasa yang dikonsumsi
atau dimanfaatkan mengalami kerugian materi yang besar dan/atau korban yang tidak
sedikit

Selanjutnya gugatan yang diajukan oleh sekelompok konsumen, lembaga konsumen swadaya
masyarakat, dan pemerintah akan diajukan ke peradilan umum untuk penyelesaian lebih
lanjut.

9.) Sah. Kontrak elektronik yang didasarkan pada perjanjian waralaba masih dikatakan sah

apabila masih mengacu pada ketentuan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Buku

III dan Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.


10.) Berdasarkan Pasal 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen, kewajiban pelaku usaha untuk mengatasi kerugian yang dialami oleh konsumen,

adalah:

• Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang

dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat

dan/atau yang diperdagangkan.

• Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat

penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.

• Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa

yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

Dan jika berdasarkan pada Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

Perlindungan Konsumen, hak konsumen saat mengalami kerugian oleh penjual dalam

kegiatan jual beli adalah:

• hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang

digunakan;

• hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian sengketa

perlindungan konsumen secara patut;

• hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif;

• hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang

dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau tidak sebagaimana

mestinya;

• Dan hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai