Anda di halaman 1dari 4

1. Jelaskan pengertian konsumen dan perjanjian baku / standard menurut 3 ahli.

KONSUMEN

 Aziz Nasution 

Konsumen merupakan setiap orang yang memperoleh barang maupun jasa yang mana
digunakan untuk tujuan tertentu.

 Philip Kotler 

konsumen merupakan semua individu maupun rumah tangga yang membeli maupun
memperoleh barang maupun jasa yang akan dikonsumsi secara pribadi.

 Dewi
Seorang konsumen adalah seseorang yang menggunakan produk, baik barang atau jasa
yang dijual oleh produsen

PERJANJIAN BAKU

 Abdul Kadir Muhammad, Kata baku atau standar artinya tolak ukur yang dipakai
sebagai patokan atau pedoman bagi setiap konsumen yang mengadakan hubungan
hukum dengan pengusaha, yang dibakukan dalam perjanjian baku ialah meliputi
model, rumusan dan ukuran.
 Sluitjer mengatakan bahwa perjanjian baku bukan merupakan perjanjian, sebab
kedudukan pengusaha dalam perjanjian itu adalah seperti pembentuk Undang-Undang
swasta.
 Sutan Remi Sjahdeni perjanjian baku adalah perjanjian yang hampir seluruh
klausul-klausul yang dibakukan oleh pemakainya dan pihak lainnya pada dasarnya
tidak mempunyai peluang untuk merundingkan atau meminta perubahan.

2. Jelaskan hak dan kewajiban konsumen maupun produsen, diatur dimana?


KONSUMEN
Hak konsumen diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah:
1) Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi
barang dan/atau jasa.
2) Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang dan/atau
jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan yang
menjanjikan.
3) Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa.
4) Hak untuk mendengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa yang
digunakan.
5) Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian
sengketa perlindungan konsumen secara patut.
6) Hak mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
7) Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
8) Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti kerugian dan/atau penggantian,
apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau
tidak sesuai dengan tugasnya.
9) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

kewajiban konsumen dalam Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun


1999 tentang Perlindungan Konsumen, yaitu:

1) Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau


pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan.
2) Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa.
3) Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.
4) Upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen.
5) Hak dan kewajiban konsumen ini dilaksanakan dengan berpedoman pada
ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yaitu Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata yang mengatur tentang perikatan.

PRODUSEN

Hak produsen

Menurut pasal 6 UUPK hak seorang produsen sebenarnya adalah.


1) Hak untuk mendapatkan pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai
kondisi dan nilai tukar barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
2) Hak untuk melakukan pembelaan diri jika terjadi penyelesaian hukum dengan
konsumen.
3) Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumen yang tidak
memiliki itikad baik. 
4) Hak untuk melakukan rehabilitasi nama baik apabila terbukti secara hukum bahwa
kerugian konsumen tidak diakibatkan oleh barang dan/atau jasa yang diperdagangkan.
5) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

Kewajiban produsen

Kewajiban tersebut sudah ada dalam pasal 7 UUPK, yaitu tentang.

1) Memiliki itikad baik dalam melakukan kegiatan usaha.


2) Memperlakukan ataupun melayani konsumen secara benar dan jujur serta tidak
bersikap diskriminatif;
3) Menjamin mutu barang dan/atau jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu yang berlaku.
4) Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan/atau jasa serta memberi penjelasan penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan.
5) Memberi kesempatan kepada konsumen untuk menguji, dan/atau mencoba barang
dan/atau jasa tertentu serta memberi jaminan dan/atau garansi atas barang yang dibuat
dan/atau yang diperdagangkan.
6) Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang dan/atau jasa yang diperdagangkan;
7) Memberi kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian apabila barang dan/atau jasa
yang diterima atau dimanfaatkan tidak sesuai dengan perjanjian.

3. Jelaskan dan berikan contohnya klausula baku.

Klausula baku adalah setiap aturan atau ketentuan dan syarat-syarat yang telah
dipersiapkan dan ditetapkan terlebih dahulu secara sepihak oleh pelaku usaha yang
dituangkan dalam suatu dokumen dan/atau perjanjian yang mengikat dan wajib
dipenuhi oleh konsumen, klausula Baku aturan sepihak yang dicantumkan dalam
kuitansi, faktur / bon, perjanjian atau dokumen lainnya dalam transaksi jual beli tidak
boleh merugikan konsumen. Klausula baku yang dibuat oleh pelaku usaha harus
mengedepankan prinsip keseimbangan, keadilan dan kewajaran. Jika tidak diterapkan,
prinsip-prinsip tersebut dapat mengakibatkan perjanjian dibatalkan oleh pengadilan.

Akibat dari pelanggaran klausula baku menyebabkan perjanjian batal demi


hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 18 ayat (3) UU PK, “Setiap klausula baku
yang telah ditetapkan oleh pelaku usaha pada dokumen atau perjanjian yang
memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan
BATAL DEMI HUKUM.”

4. Jelaskan bentuk perlindungan konsumen.


Perlindungan konsumen diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
(UUPK 8/1999) tentang Perlindungan Konsumen, menyebutkan bahwa perlindungan
konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
memberi perlindungan kepada konsumen. Hukum perlindungan konsumen mengatur
hak dan kewajiban konsumen, hak dan kewajiban produsen/pelaku usaha, serta cara-
cara mempertahankan hak dan menjalankan kewajiban itu.
Di Indonesia dasar hukum yang menjadikan Konsumen mendapatkan
Perlindungan adalah Undang -- Undang Dasar 1945 Pasal 5 Ayat (1), Pasal 21 Ayat
(1), Pasal 21 Ayat (1), Pasal 27 dan Pasal 33.Undang- Undang Nomor 5 tahun 1999
Tentang larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Usaha tidak sehat.Undang
-- Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelsaian
Sengketa.

5. Jelaskan apa yg dimaksud dengan jaminan produk halal.


Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 Tentang
Jaminan Produk Halal, Jaminan Produk Halal yang selanjutnya disingkat JPH adalah
kepastian hukum terhadap kehalalan suatu Produk yang dibuktikan dengan Sertifikat
Halal.

Anda mungkin juga menyukai