Anda di halaman 1dari 54

PENGANTAR HUKUM

PERLINDUNGAN KONSUMEN
Latar Belakang
Perlindungan Konsumen
 Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
manusia
 Membutuhkan barang / produk maupun
jasa
 Sebagai konsumen memerlukan barang /
produk maupun jasa yang dihasilkan dan
dijual oleh pelaku usaha guna memenuhi
keperluannya.
 Konsumen dan pelaku usaha terdapat
hubungan timbal balik
 Kedua belah pihak saling memperoleh
manfaat atau keuntungan
 Tetapi dalam prakteknya seringkali
konsumen dirugikan oleh pelaku usaha
yang tidak jujur, yang ditinjau dari aspek
hukum merupakan pelanggaran hukum.
 Akibatnya konsumen menerima barang/
jasa tidak sesuai dengan harga, keadaan
(barang) /pelayanan (jasa).
 Di sisi lain, karena ketidak tahuan,
kekurang sadaran konsumen akan hak-
haknya sebagai konsumen.
 Maka konsumen menjadi korban pelaku
usaha yang culas (curang).
 Konsumen keberadaannya sangat tidak terbatas
dengan strata yang bervariasi
 Produsen melakukan kegiatan pemasaran dan
distribusi produk barang atau jasa dengan cara-
cara yang seefektif mungkin agar dapat mencapai
konsumen yg sangat majemuk tersebut
 Semua cara pendekatan diupayakan sehingga
Terdapat kemungkinan dampak pada tindakan yg
bersifat negatif, bahkan tidak terpuji
 Adanya dampak buruk yg lazim terjadi antara lain
menyangkut kualitas atau mutu barang, informasi
yg tidak jelas bahkan menyesatkan dsb.
 Pada situasi global dan menuju era
perdagangan bebas , upaya
mempertahankan pasar atau memperoleh
pasar baru yg lebih luas merupakan tujuan
bagi setiap produsen.
 Karena ketatnya persaingan untuk berusaha.
 Persaingan yang makin ketat ini juga dapat
memberikan dampak negatif terhadap
konsumen pada umumnya.
 Maka guna melindungi dan
menumbuhkembangkan kesadaran
konsumen Pemerintah mengeluarkan UU
No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen pada 20 April 1999 dan berlaku
efektif setahun kemudian (20 april 2000).
Pengaturan Perlindungan
Konsumen di Indonesia
 Undang-undang No.8 Tahun 1999
 UUPK merupakan ketentuan khusus (lex
specialis) terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan yg sudah ada sebelum
UUPK,
 Ketentuan-ketentuan di luar UUPK tetap
berlaku sepanjang tidak diatur secara khusus
dalam UUPK dan tidak bertentangan dengan
UUPK.
 Aturan pd UU Perlindungan Konsumen
 Tidaklah dimaksudkan memberi
perlindungan kepada konsumen dengan
mengabaikan kepentingan pelaku usaha
 Diharapkan terdapat keseimbangan dan
menghindari kesewenang-wenangan salah
satu pihak
 Sehingga terdapat pembangunan ekonomi
PERLINDUNGAN KONSUMEN
ruang lingkup

 BIDANG HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN


BERADA DALAM RUANG LINGKUP KAJIAN
HUKUM EKONOMI, OLEH KARENA
PERLINDUNGAN YANG DIBERIKAN UNTUK
SEMUA PIHAK TIDAK SAJA DARI ASPEK HUKUM
PERDATA TETAPI JUGA MELIBATKAN ASPEK
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA, ASPEK HUKUM
PIDANA, BAHKAN ASPEK HUKUM
INTERNASIONAL.
PERLINDUNGAN KONSUMEN
 YANG DIMAKSUD DENGAN
PERLINDUNGAN KONSUMEN
MENURUT UU NO.8 THN 1999 :
PASAL 1 angka 1
“SEGALA UPAYA YANG MENJAMIN ADANYA
KEPASTIAN HUKUM UNTUK MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN KEPADA KONSUMEN”
 Hukum perlindungan konsumen terdapat
dalam lingkup kajian hukum ekonomi oleh
karena perlindungan yang diberikan untuk
semua pihak tidak saja dari aspek hukum
perdata (privat) tetapi juga bidang hukum
publik seperti aspek hukum administrasi
dan pidana
 Bidang-bidang hukum tersebut terlebur
menjadi satu didalam apa yg disebut
sistem hukum perlindungan konsumen.
Pengertian Barang
 Setiap benda baik berwujud maupun tidak
berwujud, baik bergerak maupun tidak
bergerak dapat dihabiskan atau tidak
dapat dihabiskan yang dapat untuk
diperdagangkan, dipakai, dipergunakan,
atau dimanfaatkan oleh konsumen.
 PS.1 angka 4 UUPK
Pengertian Jasa
 Jasa adalah setiap layanan yang
berbentuk pekerjaan atau prestasi yang
disediakan bagi masyarakat untuk
dimanfaatkan konsumen
 PS. 1 angka 5 UUPK
Istilah Konsumen
 Konsumen sebagai terjemahan istilah asing yaitu
consumer (Inggris),
 Consument (Belanda)
 Orang atau perusahaan yang membeli barang
tertentu atau menggunakan jasa tertentu.
 Pengertian umum adalah Pemakai , Pengguna dan
atau pemanfaat barang dan atau jasa untuk
tujuan tertentu.
 Setiap orang yang menggunakan barang atau
jasa.
 Sesuatu atau seseorang yg menggunakan suatu
persediaan atau sejumlah barang
Istilah konsumen
 Menurut AZ Nasution
 Bahwa orang yg dimaksudkan adalh orang alami
bukan badan hukum.
 Sebab yg memakai, menggunakan dan atau
memanfaatkan barang dan atau jasa untuk
kepentingan sendiri, keluarga, orang lain
maupun mahluk hidup dan tdk untuk
diperdagangkan
 Hanya orang alami atau manusia merupakan
orang individual (natuurlijke person)
Menurut pakar masalah konsumen
(Hondius)
 Hondius menyimpulkan, para ahli hukum
pada umumnya sepakat mengartikan
konsumen sebagai pemakai terakhir dari
benda atau jasa.
PENGERTIAN KONSUMEN
 KONSUMEN (definisi UUPK) Pasal 1 angka 2
ADALAH
 SETIAP ORANG PEMAKAI BARANG DAN

ATAU JASA YANG TERSEDIA DALAM


MASYARAKAT, BAIK BAGI KEPENTINGAN
DIRI SENDIRI, KELUARGA, ORANG LAIN,
MAUPUN MAHLUK HIDUP LAIN DAN TIDAK
UNTUK DIPERDAGANGKAN.
Menurut UU Perlindungan
Konsumen

Dr definisi Undang-undang Perlindungan


Konsumen bahwa setiap pemakai barang
dan atau jasa tsb (konsumen) adalah end
user/ pengguna terakhir.
Hak dan Kewajiban Konsumen

Hak Konsumen
 Ps.4 UUPK
a.Hak atas kenyamanan, keamanan dan
keselamatan dalam mengkonsumsi barang
dan atau jasa
b.Hak untuk memilih barang dan atau jasa serta
mendapatkan barang dan atau jasa tsb sesuai
dgn nilai tukar dan kondisi serta jaminan yg
dijanjikan
c.Hak atas informasi yg benar, jelas dan jujur
mengenai kondisi dan jaminan barang dan/atau
jasa;
d.Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya
atas barang dan/jasa yang digunakan;
e.Hak untuk mendapatkan advokasi,perlindungan
dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan
konsumen secara patut;
f.Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan
konsumen;
g.Hak untuk diperlakukan atau dilayani
secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif.
h.Hak untuk mendapatkan kompensasi,ganti
rugi dan /atau penggantian, apabila
barang dan/ atau jasa yang diterima tidak
sesuai dengan perjanjian atau tidak
sebagaimana mestinya ;
i.hak-hak yang diatur dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan lainnya;
Kewajiban Konsumen
(Ps. 5 UUPK)
 a.membaca atau mengikuti petunjuk informasi
dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan
barang dan/atau jasa,demi keamanan dan
keselamatan;
 B. beritikad baik dalam melakukan transaksi
pembelian barang dan atau jasa;
 C.membayar sesuai dengan nilai tukar yang
disepakati
d.mengikuti upaya penyelesaian hukum
sengketa perlindungan konsumen secara patut
PELAKU USAHA
 PELAKU USAHA (Ps.1 angka 3) ADALAH
 SETIAP ORANG PERSEORANGAN ATAU BADAN
USAHA BAIK YANG BERBENTUK BADAN HUKUM
MAUPUN BUKAN BADAN HUKUM YG DIDIRIKAN
DAN BERKEDUDUKAN ATAU MELAKUKAN
KEGIATAN DALAM WILAYAH HUKUM NEGARA
REPUBLIK INDONESIA, BAIK SENDIRI MAUPUN
BERSAMA-SAMA MELALUI PERJANJIAN
MENYELENGGARAKAN KEGIATAN USAHA
DALAM BERBAGAI BIDANG EKONOMI.
Pelaku usaha menurut UUPK
 Yaitu produsen yg dapat berupa
perseorangan atau badan hukum
Hak dan Kewajiban pelaku usaha

 Hak Pelaku usaha (Ps.6 UUPK) adalah


a.Hak untuk menerima pembayaran yg
sesuai dgn kesepakatan mengenai kondisi
dan nilai tukar barang dan atau jasa yg
diperdagangkan
b.Hak untuk mendapatkan perlindungan
hukum dari tindakan konsumen yg
beritikad tidak baik
c.Hak untuk melakukan pembelaan diri
sepatutnya di dalam penyelesaian hukum
sengketa konsumen
d.Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila
terbukti secara hukum bahwa kerugian
tidak diakibatkan oleh barang dan atau
jasa yg diperdagangkan
e.hak-hak yg diatur dlm ketentuan
peraturan undang-undang lainnya
Kewajiban Pelaku Usaha (Ps.7
UUPK)
a.Beritikad baik dlm melakukan kegiatan
usahanya
b.Memberikan informasi yg benar, jelas dan
jujur mengenai kondisi dan jaminan
barang dan atau jasa serta memberi
penjelasan penggunaan, perbaikan dan
pemeliharaan
c.Memperlakukan atau melayani konsumen
secara benar dan jujur serta tidak
diskriminatif
d.Menjamin mutu barang dan atau jasa yg
diproduksi dan atau jasa yg berlaku
e.Memberi kesempatan kepada konsumen
untuk menguji, dan atau mencoba
barang dan atau jasa tertentu serta
memberi jaminan dan atau garansi atas
barang yg dibuat dan atau yg
diperdagangkan
f. Memberikan kompensasi, ganti rugi dan
atau/penggantian atas kerugian akibat
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan
barang dan atau jasa yg diperdagangkan
g.Memberi kompensasi, ganti kerugian dan
atau penggantian apabila barang dan atau
jasa yg diterima atau dimanfaatkan tidak
sesuai perjanjian
Pelaku Usaha
 Pelaku usaha dalam pengertian sempit yaitu
sebagai penyedia barang atau jasa yang lazim
disebut produsen.
 Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI)
menyebut kelompok besar kalangan pelaku
ekonomi
 Tiga kelompok pelaku usaha a.l :

a. Kalangan investor , yaitu pelaku usaha penyedia


dana untuk membiayai berbagai kepentingan
usaha, seperti : perbankan, usaha pembiayaan
(finance)
b. Produsen yaitu pelaku usaha yang
membuat, memproduksi barang atau jasa
dari barang-barang atau jasa-jasa lainnya.
 Mereka dapat terdiri dari orang/badan usaha

yang memproduksi suatu produk, contoh :


pembuat barang elektronik, pembuat barang
konsumsi , orang/badan usaha berkaitan
dengan pembangunan perumahan.
 C.distributor
 Yaitu pelaku usaha yang mendistribusikan
atau memperdagangkan barang atau jasa
tersebut kepada masyarakat seperti
pedagang secara retail, toko supermaket.
Pelaku usaha menurut UUPK
 Ps.1 (3)
 Pelaku usaha adalah setiap orang perorangan
atau badan usaha baik berbentuk badan
hukum maupun bukan badan hukum yang
mendirikan dan berkedudukan atau
melakukan kegiatan dalam wilayah Republik
indonesia, baik sendiri maupun bersama-
sama melalui perjanjian menyelenggarakan
kegiatan usaha dalam berbagai bidang
ekonomi.
 Dalam penjelasannya dikatakan pelaku usaha
yang termasuk dalam pengertian ini adalah
perusahaan-perusahaan, Koperasi, Importir,
pedagang, distributor dll.
 Undang-undang perlindungan konsumen
mencoba mendefinisikan pelaku usaha secara
luas tidak dibatasi hanya pabrikan saja
melainkan juga bagi para distributor dan
importir.
 Secara prinsip, kegiatan pelaku usaha
secara pabrikan dengan kegiatan pelaku
usaha distributor adalah berbeda, namun
undang-undang tidak membedakan
kewajiban yang harus dipenuhi dan
larangan yang dikenakan bagi kedua
pelaku usaha tersebut.
 Perbedaannya adalah
pertanggungjawaban terhadap kegiatan
usaha yang dilakukan oleh masing-masing
usaha terhadap para konsumen yang
mempergunakan barang atau jasa yang
diberikan
ASAS ASAS PERLINDUNGAN
KONSUMEN
 Pasal 2 UUPK
Perlindungan konsumen berasaskan
manfaat, keadilan, keseimbangan,
keamanan dan keselamatan konsumen
serta kepastian hukum.
 1.Asas manfaat
 Bahwa segala upaya dalam
penyelenggarakan perlindungan
konsumen harus memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi kepentingan
konsumen dan pelaku usaha secara
keseluruhan.
2.Asas Keadilan
Memberikan kesempatan kepada konsumen
dan pelaku usaha untuk memperoleh
haknya dan melaksanakan kewajibannya
secara adil.
 3.Asas keseimbangan
 Memberikan keseimbangan antara
kepentingan konsumen, pelaku usaha dan
pemerintah.
 4.Asas keamanan dan keselamatan
konsumen
 Memberikan jaminan dan keamanan dan
keselamatan kepada konsumen dalam
penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan
barang dan atau jasa yang dikonsumsi
atau digunakan.
 5.Asas kepastian hukum
 Agar baik pelaku usaha maupun
konsumen menaati hukum dan
memperoleh keadilan dalam
penyelenggaraan perlindungan konsumen,
serta negara menjamin kepastian hukum.
TUJUAN PERLINDUNGAN
KONSUMEN
(Pasal 3 UUPK)
a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan
dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri.
b. Mengangkat harkat dan martabat
konsumen dengan cara
menghindarkannya dari ekses negatif
pemakaian barang dan atau jasa.
 c.meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam
memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya
sebagai konsumen.
 d.menciptakan sistem perlindungan konsumen
yang mengandung unsur kepastian hukum dan
keterbukaan informasi serta akses untuk
mendapatkan informasi.
 e.menumbuhkan kesadaran pelaku usaha
mengenai pentingnya perlindungan konsumen
serta tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung
jawab.
 f.meningkatkan kualitas barang dan atau
jasa yang menjamin kelangsungan usaha
produksi barang dan atau jasa, kesehatan,
kenyamanan, keamanan dan keselamatan
konsumen.
 PEMBERDAYAAN KONSUMEN ADALAH
DENGAN MENINGKATKAN KESADARAN,
KEMAMPUAN DAN KEMANDIRIANNYA
MELINDUNGI DIRI SENDIRI SEHINGGA
MAMPU MENGANGKAT HARKAT DAN
MARTABAT KONSUMEN DENGAN
MENGHINDARI BERBAGAI EKSES
NEGATIF PEMAKAIAN, PENGGUNAAN DAN
PEMANFAATAN BARANG ATAU JASA DARI
KEBUTUHAN KONSUMEN TSB.
PERTIMBANGAN ADANYA UUPK
 Berdasarkan pembangunan ekonomi
nasional pada era globalisasi harus dapat
mendukung,tumbuhnya dunia usaha
sehingga mampu menghasilkan beraneka
barang dan /atau jasa yang ,memiliki
kandungan teknologi yang dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat
banyak
 dan sekaligus mendapatkan kepastian atas
barang dan/atau jasa yang diperoleh dari
perdagangan tanpa mengakibatkan
kerugian konsumen
 Bahwa semakin terbukanya pasar nasional
sebagai akibat dari proses globalisasi
ekonomi harus tetap menjamin
peningkatan kesejahteraan masyarakat
serta kepastian atas mutu,jumlah,dan
keamanan barang dan /atau jasa yang
diperolehnya dipasar
Bahwa untuk meningkatkan harkat dan
martabat konsumen perlu meningkatkan
kesadaran,pengetahuan,kepedulian,kemampua
n dan kemandirian konsumen untuk
melindungi dirinya serta
menumbuhkembangkan sikap pelaku usaha
yang bertanggungjawab
 Bahwa ketentuan hukum yang melindungi
kepentingan konsumen di indonesia belum
memadai
 Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut
di atas diperlukan perangkat peraturan
perundang undangan untuk mewujudkan
keseimbangan perlindungan kepentingan
konsumen dan pelaku usaha sehingga
tercipta perekonomian yang sehat
 Bahwa untuk itu perlu dibentuk undang-
undang tentang perlindungan konsumen

Anda mungkin juga menyukai