Anda di halaman 1dari 16

Perbedaan alasan penghapus penuntutan dengan

alasan penghapus pidana ialah


“dalam alasan penghapus penuntutan, pelaku
tidak bisa diperiksa di pengadilan. Dalam
alasan penghapus pidana, pelaku masih bisa
diperiksa di pengadilan (misal harus
dibuktikan di pengadilan apakah ada
pembelaan terpaksa/Pasal 49 ayat 1 KUHP
atau tidak)
A. Alasan Hapusnya Kewenangan Menuntut
Ada beberapa Alasan Hapusnya Kewenangan
Menuntut, yaitu:
1. Tidak adanya pengaduan pada delik-delik aduan
2. Ne bis in idem (Ps. 76)
3. Matinya terdakwa (Ps. 77)
4. Daluwarsa (Ps. 78)
5. Telah ada pembayaran denda maksimum kepada
pejabat tertentu utk pelanggaran yg hanya
diancam dengan denda saja
6. Amnesti atau Abolisi
1. Delik Aduan (Baca Pasal 72-75 KUHP)
a. Lihat lagi materi dalam hukum Pidana I
mengenai jenis jenis tindak pidana
b. Seseorang tidak bisa dituntut apabila
korban/pihak yang dirugikan tidak melakukan
pengaduan ke kepolisian/penegak hukum
c. Jangan samakan dengan laporan. Kalau laporan
bisa dilakukan oleh siapa saja, tidak hanya dari
korban. Misal ada Tindak Pidana Pembunuhan,
masyarakat yg mengetahui bisa melaporkan ke
kepolisian.
Yang Berhak Mengadu Tenggang Waktu Pengaduan
1. Jika belum cukup umur/belum 16 1. Pengajuan:
th/dibawah pengampuan: a. Bertempat tinggal di Indonesia :
a. Yg berhak mengadu adalah waktunya 6 bulan sejak
wakilnya yg sah dlm perkara mengetahui adanya kejahatan
perdata atau: b. Bertempat di LN: waktunya 9
1) istri bulan sejak mengetahui adanya
2) wali pengawas/pengampu kejahatan
3) keluarga sedarah garis lurus 2. Penarikan kembali: 3 bulan setelah
4) keluarga sedarah garis diajukan
menyamping smpai derajat 3
2. Jika ybs. Meninggal:
a. ortu
b. anaknya
c. suami/istrinya
TENGGANG WAKTU PENGADUAN
B menghina A lewat status di akun facebook B
pada Januari 2000. A baru mengetahui
penghinaan tersebut pada Februari 2000.
Tenggang waktu pengaduan jika:
a.A tinggal di Indonesia adalah Februari + 6 bln=
Agustus 2000. Lebih dr bulan Agustus 2020,
pengaduan tidak diterima
b.A tinggal di luar negeri adalah Februari +9
bulan= November 2020. Lebih dari bulan
November 2020, pengaduan tidak diterima
Catatan:
a. Ps. 284 KUHP (perzinahan)
Yang berhak mengadu hanya suami/istri dr
pelaku. Jangka waktu pencabutan pengaduan
adalah sewaktu-watu sebelum ada pemeriksaan
dlm sidang pengadilan
b. Ps. 332 KUHP(melarikan wanita)
Yang berhak mengadu:
1) jika belum cukup umur adalah wanita ybs atau
orang yg harus memberi ijin bila wanita itu kawin
2) jika sudah cukup umur adalah wanita ybs. atau
suaminya
2. Ne bis in idem (Baca Pasal 76 KUHP)
Seseorang tidak bisa dituntut 2 kali atas perkara
yang sama, dimana perkara tersebut telah diadili
dengan keputusan hakim yang berkekuatan
hukum tetap.
Misal A dan B mencuri di rumah C tahun 2000. C
membuat laporan ke polisi. Tahun 2000, A
tertangkap dan dipenjara 2 tahun atas kasus
tersebut. Tahun 2003, B tertangkap. Maka B
masih bisa diadili karena bukan nebis in idem.
Jika Tahun 2003, anak C menuntut A atas kasus
pencurian di rumah C tahun 2000 tersebut, maka
A tidak bisa dituntut karena nebis in idem
Dasar pikiran:
a. Menjaga martabat pengadilan

b. Memberi rasa kepastian hukum bagi terdakwa


yg telah mendapat keputusan
Syarat utk adanya Ne bis in idem:
1. Ada putusan hakim yg berkekuatan tetap

2. Orangnya sama

3. Perbuatan yg dituntut sama dgn yg pernah


diputus terdahulu

Keputusan yg berkekuatan hukum tetap adalah


putusan hakim yg sudah bisa dieksekusi/
dilaksanakan. Jika masih ada banding atau
kasasi, maka belum berkekuatan hukum tetap.
Melihat pada ketentuan Pasal 66 ayat (2) 
UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agun
g
 sebagaimana telah diubah dengan 
UU No. 5 Tahun 2004 (“UUMA”), ditentukan
bahwa permohonan peninjauan kembali tidak
menangguhkan atau menghentikan pelaksanaan
putusan Pengadilan.
Keputusan hakim tersebut dapat berupa:
1. Pembebasan (jika perbuatan terdakwa tdk
terbukti)
2. Pelepasan (jika perbuatan terdakwa terbukti
namun bukan merupakan suatu TP)
3. Penjatuhan pidana
Catatan:
a. Ne bis in idem tidak berlaku utk keputusan
hakim yg berupa penetapan (beschikking).
Misal: penetapan bahwa sidang ditunda
a. Putusan hakim tersebut menyangkut perkara
pidana (hukum pidana).
Misal: A menghina B pada tahun 2000. B
mengajukan gugatan perdata dan tuntutan
pidana pada tahun 2000. Pada tahun 2001, A
diputuskan harus bayar ganti rugi 1 juta untuk
gugatan perdatanya. A masih bisa diadili untuk
tuntutan pidananya.
Tidak hanya keputusan hakim Indonesia namun juga
keputusan hakim negara lain, namun dgn syarat:
1. Putusan bebas

2. Putusan lepas

3. Putusan pemidanaan:

a. yg seluruhnya telah dijalani


b. yg telah diberi ampun (grasi)
c. yg wewenang utk menjalankannya telah hapus karena
daluwarsa
Misal: A(WNI) memukul B di Amerika tahunj 2000. A sudah
dihukum atas perkara tersebut oleh pengadilan Amerika
dan menjalani pidananya. Ketika A pulang ke Indonesia,
ia tidak bisa dituntut lagi atas perkara pemukulan
terhadap B di tahun 2000 tersebut.
3. Matinya Terdakwa (Pasal 77 KUHP
Subjek hukum adalah orang. Mayat bukan orang
4. Daluwarsa Penuntutan
a. Ps. 78 ayat (1):
1) Utk semua pelanggaran & kejahatan percetakan,
daluwarsa penuntutannya sesudah 1 tahun
2) Utk kejahatan yg diancam denda, kurungan atau
penjara maks. 3 th, daluwarsa penuntutannya
sesudah 6 th
3) Utk kejahatan yg diancam pidana penjara lebih dr
3 th, daluwarsa penuntutannya setelah 12 th
4) Utk kejahatan yg diancam pidana mati atau
seumur hidup, daluwarsa penuntutannya setelah
18 th
b. Tenggang daluwarsa penuntutan mulai
berlaku pd hari sesudah perbuatan dilakukan,
kecuali dlm hal-hal tertentu yg ditentukan dlm
pasal tersebut.
Misal, A memukul B pada tanggal 1 Januari
2020. Tenggang daluwarsa penuntutan mulai
berlaku tanggal 2 Januari 2020
c. Utk anak belum 18 th, tenggang daluwarsa
dikurangi menjadi 1/3

Anda mungkin juga menyukai