T.A. 2020-2021
Mata Kuliah : Hukum Pembuktian
Shift : Sabtu
Fakultas : Hukum
Dosen : Sri Endah Indriawati S.H, M.H.
______________________________________________________________________________
b. a. Ada beberapa macam teori tentang pembuktian, Jelaskan beserta dasar hukumnya!
b. Sebutkan dan uraikan macam-macam alat bukti di dalam Hukum Pembuktian Perkara
Pidana dan perkara perdata!
JAWAB:
a. Teori tentang pembuktian ada 4 macam:
• Pembuktian menurut undang-undang secara positif (positive wetteljik
bewijstheorie).
Menurut Simons, bahwa sistem atau teori pembuktian berdasar
undang-undang secara positif (positif wettelijke bewijs theorie). ‚untuk menyingkirkan
semua pertimbangan subjektif hakim dan mengikat hakim secara ketat menurut peraturan
pembuktian yang keras‛.
• Pembuktian berdasarkan keyakinan hakim saja (conviction intime) Merupakan suatu
pembuktian dimana proses-proses menentukan salah atau tidaknya terdakwa semata-
mata ditentukan oleh penilaian keyakinan hakim. Seorang hakim tidak terikat oleh
macam-macam alat bukti yang ada, hakim dapat memakai alat bukti tersebut untuk
memperoleh keyakinan atas kesalahan terdakwa, atau mengabaikan alat bukti
dengan hanya menggunakan keyakinan yang disimpulkan
dari keterangan saksi dan pegakuan terdakwa.
• Pembuktian berdasarkan keyakinan hakim secara logis (conviction
raisonnee)
Bahwa suatu pembuktian yang menekankan kepada keyakinan
seoranng hakim berdasarkan alasan yang jelas. Jika sistem pembuktian conviction intime
memberikan keluasan kepada seorang hakim tanpa adanya pembatasan darimana
keyakinan tersebut muncul, sedangkan pada sistem pembuktian conviction raisonnee
merupakan suatu pembuktian yang memberikan pembatasan keyakinan seorang hakim
haruslah berdasarkan alasan yang jelas. Hakim wajib menguraikan dan menjelaskan atas
setiap alasa-alasan apa yang mendasari keyakinannya atas kesalahan seorang terdakwa.
• Pembuktian berdasarkan Undang-undang secara negatif (negatief wettellijk bewijs
theotrie)
Merupakan suatu percampuran antara pembuktian conviction raisonnee dengan system
pembuktian menurut undang-udanng secara psoitif. Rumusan dari sitem pembuktian ini
adalah, salah atau tidaknya seorang terdakwa ditentukan keyakinan hakim yang
didasarkan kepada cara dan dengan alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang.
• Bukti tulisan
• Bukti dengan Saksi-saksi
• Persangkaan-persangkaan
• Pengakuan
• Sumpah
Alat bukti Hukum Acara Pidana dahulu diatur dalam Pasal 295 HIR, yang
macamnya disebutkan sebagai berikut :
– Keterangan saksi;
– Surat-sunat;
– Pengakuan;
– Tanda-tanda (petunjuk).
Sedangkan dalam KUHAP, macam-macam alat bukti diatur dalam Pasal 184
KUHAP, yaitu :
– Keterangan saksi;
– Keterangan ahli;
– Surat;
– Petunjuk;
– Keterangan terdakwa.
3) a. Apa yang dimaksud Pembuktian Terbalik dalam Tindak Pidana Korupsi, dan sebutkan
dasar hukumnya?
b. Bagaimana tindakan Negara terhadap harta waris dari terpidana korupsi yang sudah
meninggal?
JAWAB:
a. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi,
menyatakan bahwa pembuktian terbalik adalah hak terdakwa untuk membuktikan bahwa ia
tidak melakukan tindak pidana korupsi dan wajib memberikan keterangan tetang seluruh harta
bendanya dan seluruh harta istrinya atau suami, anak dan setiap orang atau korporasi yang di
duga mempunyai hubungan dengan perkara yang bersangkutan dalam proses persidangan.
b. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana mengatur bahwa meninggalnya terdakwa
merupakan salah satu unsur hapusnya tindak pidana sebagaimana dijelaskan
pada Pasal 77 KUHP sebagai berikut:
Pasal 77
“Kewenangan menuntut pidana hapus, jika tertuduh meninggal dunia.”
Namun mekanisme perdata bisa ditempuh bila tersangka atau terdakwa korupsi
meninggal, dimana telah secara nyata terdapat kerugian negara, maka jaksa
pengacara negara dapat mengajukan gugatan perdata terhadap ahli waris
tersangka atau terdakwa sebagaimana diatur dalam Pasal 33 dan Pasal 34
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi yang berbunyi:
Pasal 33
“Dalam hak tersangka meninggal dunia pada saat dilakukan penyidikan,
sedangkan secara nyata telah ada kerugian keuangan negara, maka penyidik
segera menyerahkan berkas perkara hasil penyidikan tersebut kepada Jaksa
Pengacara Negara atau diserahkan kepada instansi yang dirugikan untuk
dilakukan gugatan perdata terhadap ahli warisnya.”
Pasal 34
“Dalam hal terdakwa meninggal dunia pada saat dilakukan pemeriksaan di sidang
pengadilan, sedangkan secara nyata telah ada kerugian keuangan negara, maka
penuntut umum segera menyerahkan salinan berkas berita acara sidang tersebut
kepada Jaksa Pengacara Negara atau diserahkan kepada instansi yang dirugikan
untuk dilakukan gugatan perdata terhadap ahli warisnya.”
Adapun defenisi “secara nyata telah ada kerugian negara” diatur pada
penjelasan Pasal 32 ayat (1) Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang berbunyi:
Yang dimaksud dengan “secara nyata telah ada kerugian keuangan negara”
adalah kerugian yang sudah dapat dihitung jumlahnya berdasarkan hasil temuan
instansi yang berwenang atau akuntan publik yang ditunjuk.
SURAT DAKWAAN
NO. REG. PERK. : PDM - /BDC/12/2013
Iu.DAKWAAN
Bahwa terdakwa MUHAMAD ASEP Aliss GORDON Bin H. MAMAN (AIm) pada hari Minggu
tanggal 14 November 2013 sekitar pukul 02.00 WIB, atau setidak-tidaknya pada waktu- waktu lain
dalam bulan November 2013 atau setidak-tidaknya dalam tahun 2013, bertempat di Jl.
Suniaraja Kel. Braga Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, atau setidak-tidaknya pada tempat lain
yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri Bandung, “Menguasai, ñfemiliki
Menyimpan, fembait'a Senjata Tajam tanpa flak dam tidak ada hubungannya dengan mate
pencaAnrionnya”, perbuatan mana terdakwa lakukan dengan cara-cara sebagai berikut : --------
- Bahwa awalnya pada hari Sabtu tanggal 23 November 2013 sekitar pukul 22.00 WIB terdakwa
MUHAMAD ASEP Alias GORDON hendak berangkat ke rumah pacamya yaitu saksi DEVl
SETIATI, akan tetapi sebelum terdakwa MUHAMAD ASEP berangkat menjemput pacamya,
terdakwa MUHAMAD ASEP mempersiapkan terlebih dahulu senjata tajam berupa 1 (satu) bilah
samurai panjaog kurang lebih 50 cm lengkap dengan serangkanya berbentuk pipa besi warna
hitam, senjata tajam tersebut di siapkan oleh terdakwa MUHAMAD ASEP untuk dibawa dengan
tujuan untuk menjaga diri selama dipeijalanan.
Bahwa selanjutnya terdakwa MUHAMAD ASEP menjemput pacarnya yaitu saksi DEVI
SETIATI dan kemudian terdakwa bersama-sama pacamya berangkat menuju JI. Braga, begitti
sesampainya di Jl. Braga tepatnya di Gedung Merdeka terdakwa MUHAMAD ASEP dan
pacamya DEVI SETIATI bertemu dengan teman-temannya yaitu saksi DENI RUMAEDI, saksi
RUDI KUSNADI, saksi YENl PRATIWI, dan saksi YUDI SASTRA, dan kemudian terdakwa
bersama-sama pacamya dan teman-temannya tersebut melakukan kegiatan berfoto-foto di depan
Gedung Merdeka bahwa pada saat melakukan kegiatan foto-foto tersebut, terdakwa MUHAMAD
ASEP sempat mengeluarkan senjata tajam tersebut.
- Bahwa kemudian terdakwa MUHAMAD ASEP bersama-sama pacarnya saksi DEVI dan teman-
temannya yaitu saksi DENI, saksi RUDI, saksi YENI, dan saksi YUDI setelah selesai berfoto-
foto di depan Gedung Merdeka dan selanjutnya hendak jaian pulang dan sewaktu di peijalanan
pulang sekitar pukul 02.00 WIB, tepamya di JI. Suniaraja Kel. Braga Kec. Sumur Bandung, Kota
Bandung, terdakwa MUHAMAD ASEP melihat kecelakaan antara sepeda motor trail dan mobil
Xenia dengan No. Pol. A-1054-FB yang dikendaiai oleh saksi NURUL HIKMAH HAMDANI
dan saksi FACHRUDIN, dan selanjutnya bahwa terdakwa MUHAMAD ASEP bersama-sama
teman-temannya menghampiri kejadian tabrakan tersebut dan terdakwa berteriak kepada saksi
NURUL dan saksi FACHRUDIN “damn j aigim lari” dan kemudian terdakwa MUHAMAD
ASEP mengeluarkan senjata tajam berupa 1 (satu) bilah samurai panjang kurang lebih 50 cm
lengkap dengan serangkanya berbentuk pipa besi wanna hitam dan mengacung-ngacungkan/
inenyabetkan ke arah muka saksi NURUL akan tetapi tidak kena, bahwa kemudian tidak lama
setelah kejadian tersebut melintaslah anggota Polisi dari Polsek Sitmur Bandung yaitu saksi
YUDI HIDAYAT dan saksi AGUS SUHENDAR, dan bahwa kemudian saksi YUDI dan saksi
AGUS melihat terdakwa MUHAMAD ASEP membahwa senjata tajam berupa samurai dan
mengacungkan samurai tersebut kepada saksi NURUL, saksi YUDI dan saksi AGUS langsung
mengamankan terdakwa MUHAMAD ASEP dan membawanya ke kantor Kepolisian Polsek
Sumur Bandung.
Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana daiam Poem 2 syot (1) Usdang-
Undnng Derurut Republik Indozesin Nomor 12 Takun 1951.
Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Agama
Tulungagung
di
Tulungagung
Dengan hormat,
Hormat Penggugat,
ANAA QOMARIYAH