Anda di halaman 1dari 9

UJIAN AKHIR SEMESTER

T.A. 2020-2021
Mata Kuliah : Hukum Pembuktian
Shift : Sabtu
Fakultas : Hukum
Dosen : Sri Endah Indriawati S.H, M.H.
______________________________________________________________________________

a. a. Jelaskan pengertian Hukum Pembuktian dan dasar hukumnya!


b. Apa yang dimaksud dengan sistem pembuktian positif dan sistem pembuktian negatif?
JAWAB:
a.Pembuktian adalah ketentuan-ketentuan yang berisi pedoman tata cara yang
dibenarkan undang-undang untuk membuktikan kesalahan yang didakwakan
terhadap terdakwa.
Hukum pembuktian bagian hukum acara perdata, diatur dalam:
• Pasal 162 – 177 HIR;
• Pasal 282 – 314 RBg;
• Pasal 1885 – 1945 BW;
• Pasal 74 – 76, 87 – 88 UU No 7 Thn 1989 jo UU No. 50 Thn 2009.
b.Sistem pembuktian positif (positief wetelijk) adalah sistem pembuktian yang
menyandarkan diri pada alat bukti saja, yakni alat bukti yang telah ditentukan oleh
undang-undang. Sedang kan Sistem pembuktian negatif (negatief wettelijk) sangat
mirip dengan sistem pembuktian conviction in raisone.

b. a. Ada beberapa macam teori tentang pembuktian, Jelaskan beserta dasar hukumnya!
b. Sebutkan dan uraikan macam-macam alat bukti di dalam Hukum Pembuktian Perkara
Pidana dan perkara perdata!
JAWAB:
a. Teori tentang pembuktian ada 4 macam:
• Pembuktian menurut undang-undang secara positif (positive wetteljik
bewijstheorie).
Menurut Simons, bahwa sistem atau teori pembuktian berdasar
undang-undang secara positif (positif wettelijke bewijs theorie). ‚untuk menyingkirkan
semua pertimbangan subjektif hakim dan mengikat hakim secara ketat menurut peraturan
pembuktian yang keras‛.
• Pembuktian berdasarkan keyakinan hakim saja (conviction intime) Merupakan suatu
pembuktian dimana proses-proses menentukan salah atau tidaknya terdakwa semata-
mata ditentukan oleh penilaian keyakinan hakim. Seorang hakim tidak terikat oleh
macam-macam alat bukti yang ada, hakim dapat memakai alat bukti tersebut untuk
memperoleh keyakinan atas kesalahan terdakwa, atau mengabaikan alat bukti
dengan hanya menggunakan keyakinan yang disimpulkan
dari keterangan saksi dan pegakuan terdakwa.
• Pembuktian berdasarkan keyakinan hakim secara logis (conviction
raisonnee)
Bahwa suatu pembuktian yang menekankan kepada keyakinan
seoranng hakim berdasarkan alasan yang jelas. Jika sistem pembuktian conviction intime
memberikan keluasan kepada seorang hakim tanpa adanya pembatasan darimana
keyakinan tersebut muncul, sedangkan pada sistem pembuktian conviction raisonnee
merupakan suatu pembuktian yang memberikan pembatasan keyakinan seorang hakim
haruslah berdasarkan alasan yang jelas. Hakim wajib menguraikan dan menjelaskan atas
setiap alasa-alasan apa yang mendasari keyakinannya atas kesalahan seorang terdakwa.
• Pembuktian berdasarkan Undang-undang secara negatif (negatief wettellijk bewijs
theotrie)
Merupakan suatu percampuran antara pembuktian conviction raisonnee dengan system
pembuktian menurut undang-udanng secara psoitif. Rumusan dari sitem pembuktian ini
adalah, salah atau tidaknya seorang terdakwa ditentukan keyakinan hakim yang
didasarkan kepada cara dan dengan alat-alat bukti yang sah menurut undang-undang.

b.Alat Bukti Hukum Acara Perdata

Pasal 1866 Burgerlijk Wetboek :

• Bukti tulisan
• Bukti dengan Saksi-saksi
• Persangkaan-persangkaan
• Pengakuan
• Sumpah

Alat bukti Hukum Acara Pidana dahulu diatur dalam Pasal 295 HIR, yang
macamnya disebutkan sebagai berikut :

– Keterangan saksi;

– Surat-sunat;

– Pengakuan;

– Tanda-tanda (petunjuk).

Sedangkan dalam KUHAP, macam-macam alat bukti diatur dalam Pasal 184
KUHAP, yaitu :

Alat bukti yang sah ialah :

– Keterangan saksi;

– Keterangan ahli;

– Surat;

– Petunjuk;

– Keterangan terdakwa.
3) a. Apa yang dimaksud Pembuktian Terbalik dalam Tindak Pidana Korupsi, dan sebutkan
dasar hukumnya?
b. Bagaimana tindakan Negara terhadap harta waris dari terpidana korupsi yang sudah
meninggal?
JAWAB:
a. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi,
menyatakan bahwa pembuktian terbalik adalah hak terdakwa untuk membuktikan bahwa ia
tidak melakukan tindak pidana korupsi dan wajib memberikan keterangan tetang seluruh harta
bendanya dan seluruh harta istrinya atau suami, anak dan setiap orang atau korporasi yang di
duga mempunyai hubungan dengan perkara yang bersangkutan dalam proses persidangan.
b. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana mengatur bahwa meninggalnya terdakwa
merupakan salah satu unsur hapusnya tindak pidana sebagaimana dijelaskan
pada Pasal 77 KUHP sebagai berikut:
Pasal 77
“Kewenangan menuntut pidana hapus, jika tertuduh meninggal dunia.”

Namun mekanisme perdata bisa ditempuh bila tersangka atau terdakwa korupsi
meninggal, dimana telah secara nyata terdapat kerugian negara, maka jaksa
pengacara negara dapat mengajukan gugatan perdata terhadap ahli waris
tersangka atau terdakwa sebagaimana diatur dalam Pasal 33 dan Pasal 34
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi yang berbunyi:
Pasal 33
“Dalam hak tersangka meninggal dunia pada saat dilakukan penyidikan,
sedangkan secara nyata telah ada kerugian keuangan negara, maka penyidik
segera menyerahkan berkas perkara hasil penyidikan tersebut kepada Jaksa
Pengacara Negara atau diserahkan kepada instansi yang dirugikan untuk
dilakukan gugatan perdata terhadap ahli warisnya.”
Pasal 34
“Dalam hal terdakwa meninggal dunia pada saat dilakukan pemeriksaan di sidang
pengadilan, sedangkan secara nyata telah ada kerugian keuangan negara, maka
penuntut umum segera menyerahkan salinan berkas berita acara sidang tersebut
kepada Jaksa Pengacara Negara atau diserahkan kepada instansi yang dirugikan
untuk dilakukan gugatan perdata terhadap ahli warisnya.”
Adapun defenisi “secara nyata telah ada kerugian negara” diatur pada
penjelasan Pasal 32 ayat (1) Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang berbunyi:
Yang dimaksud dengan “secara nyata telah ada kerugian keuangan negara”
adalah kerugian yang sudah dapat dihitung jumlahnya berdasarkan hasil temuan
instansi yang berwenang atau akuntan publik yang ditunjuk.

4) Di dalam Tindak Pidana Korupsi, penyelesaian pembayaran uang pengganti kerugian


Negara melalui beberapa instrumen, sebutkan dan jelaskan!
JAWAB:
a. Bila penyidik menangani kasus yang secara nyata telah ada kerugian keuangan
negara, tetapi tidak terdapat cukup bukti untuk membuktikan unsur-unsur pidana
korupsi, maka penyidik menghentikan penyidikan yang dilakukan.
Dalam hal ini penyidik menyerahkan berkas perkara hasil penyidikannya kepada JPN
atau kepada instansi yang dirugikan, untuk dilakukan gugatan perdata terhadap bekas
tersangka yang telah merugikan keuangan negara tersebut (pasal 32 ayat (1) UU no.31
tahun 1999)
b. Hakim dapat menjatuhkan putusan bebas dalam perkara korupsi, meskipun secara
nyata telah ada kerugian negara, karena unsur-unsur pidana korupsi tidak terpenuhi.
Dalam hal ini penuntut umum (PU) menyerahkan putusan Hakim kepada JPN atau
kepada instansi yang dirugikan, untuk dilakukan gugatan perdata terhadap bekas
terdakwa yang telah merugikan keuangan negara (pasal 32 ayat (2) UU no.31 tahun
1999)
c. Dalam penyidikan perkara korupsi ada kemungkinan tersangka meninggal dunia,
sedangkan secara nyata telah ada kerugian keuangan negara. Penyidikan terpaksa
dihentikan dan penyidik menyerahkan berkas hasil penyidikannya kepada JPN atau
kepada instansi yang dirugikan, untuk dilakukan gugatan perdata terhadap ahli waris
tersangka (pasal 33 UU no.31 tahun 1999)
d. Bila terdakwa meninggal dunia pada saat dilakukan pemeriksaan di sidang
pengadilan, sedangkan secara nyata telah ada keuangan negara, maka penuntut
umum menyerahkan salinan berkas berita acara sidang kepada JPN atau kepada
instansi yang dirugikan untuk dilakukan gugatan perdata terhadap ahli waris terdakwa
(pasal 34 UU no.31 tahun 1999)
e. Ada kemungkinan setelah putusan pengadilan memperoleh kekuatan hukum tetap,
diketahui masih terdapat harta benda milik terpidana korupsi yang belum dikenakan
perampasan, (sedangkan di sidang pengadilan terdakwa tidak dapat membuktikan
harta benda tersebut diperoleh bukan karena korupsi), maka negara dapat melakukan
gugatan perdata terhadap terpidana dan atau ahli warisnya (pasal 38 C UU no.20 tahun
2001). Dalam kasus ini instansi yang dirugikan dapat memberi kuasa kepada JPN atau
kuasa hukumnya untuk mewakilinya.

5) a. Buatlah surat gugatan perkara perdata


b. Berikan analisa hukum Saudara terhadap surat dakwaan dibawah ini yang mencakup :
1. Jenis Surat Dakwaan
2. Bagaimana sanksi pidana yang akan dikenakan oleh Hakim
3. Berapa macam alat bukti yang dijadikan pertimbangan Hakim dalam memutus
Perkara tersebut.

KEJAKSAAN NEGERI BANDUNG


“UNTUK KEADILAN”

SURAT DAKWAAN
NO. REG. PERK. : PDM - /BDC/12/2013

I. IDENTITAS TERDAKWA : Umur / Tanggal Lahir Jenis Kelamin Kebangsaan


Tempat Tinggal
Nama Lengkap
Tempat Lahir Agama Pekejaan
H. PENAHANAN
• Penyidik MUHAMAD ASEP Alias GORDON Bin H. MAMAN (Attn)
• Perpanjangan Penahanan Bandung
• Jaksa Penuntut Umum 18 Tahun / 20 Maret 1995
Laki-laki
Indonesia
Jl. Hot is Depan No. 306 Rt/Rw. 09/04, Kel. Warung Muncang,
Kec. Babakan Ciparay, Kota Bandung.
Islam
Karyawan Swasta

Rutan Polsek Sumur Bandung, 24 -11- 2013 s/d 13 - 12 — 2013


Rutan Polsek Sumur Bandung, 14 - 12 - 2013 s/d 22 - 0 I — 2014

Iu.DAKWAAN
Bahwa terdakwa MUHAMAD ASEP Aliss GORDON Bin H. MAMAN (AIm) pada hari Minggu
tanggal 14 November 2013 sekitar pukul 02.00 WIB, atau setidak-tidaknya pada waktu- waktu lain
dalam bulan November 2013 atau setidak-tidaknya dalam tahun 2013, bertempat di Jl.
Suniaraja Kel. Braga Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung, atau setidak-tidaknya pada tempat lain
yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri Bandung, “Menguasai, ñfemiliki
Menyimpan, fembait'a Senjata Tajam tanpa flak dam tidak ada hubungannya dengan mate
pencaAnrionnya”, perbuatan mana terdakwa lakukan dengan cara-cara sebagai berikut : --------

- Bahwa awalnya pada hari Sabtu tanggal 23 November 2013 sekitar pukul 22.00 WIB terdakwa
MUHAMAD ASEP Alias GORDON hendak berangkat ke rumah pacamya yaitu saksi DEVl
SETIATI, akan tetapi sebelum terdakwa MUHAMAD ASEP berangkat menjemput pacamya,
terdakwa MUHAMAD ASEP mempersiapkan terlebih dahulu senjata tajam berupa 1 (satu) bilah
samurai panjaog kurang lebih 50 cm lengkap dengan serangkanya berbentuk pipa besi warna
hitam, senjata tajam tersebut di siapkan oleh terdakwa MUHAMAD ASEP untuk dibawa dengan
tujuan untuk menjaga diri selama dipeijalanan.
Bahwa selanjutnya terdakwa MUHAMAD ASEP menjemput pacarnya yaitu saksi DEVI
SETIATI dan kemudian terdakwa bersama-sama pacamya berangkat menuju JI. Braga, begitti
sesampainya di Jl. Braga tepatnya di Gedung Merdeka terdakwa MUHAMAD ASEP dan
pacamya DEVI SETIATI bertemu dengan teman-temannya yaitu saksi DENI RUMAEDI, saksi
RUDI KUSNADI, saksi YENl PRATIWI, dan saksi YUDI SASTRA, dan kemudian terdakwa
bersama-sama pacamya dan teman-temannya tersebut melakukan kegiatan berfoto-foto di depan
Gedung Merdeka bahwa pada saat melakukan kegiatan foto-foto tersebut, terdakwa MUHAMAD
ASEP sempat mengeluarkan senjata tajam tersebut.
- Bahwa kemudian terdakwa MUHAMAD ASEP bersama-sama pacarnya saksi DEVI dan teman-
temannya yaitu saksi DENI, saksi RUDI, saksi YENI, dan saksi YUDI setelah selesai berfoto-
foto di depan Gedung Merdeka dan selanjutnya hendak jaian pulang dan sewaktu di peijalanan
pulang sekitar pukul 02.00 WIB, tepamya di JI. Suniaraja Kel. Braga Kec. Sumur Bandung, Kota
Bandung, terdakwa MUHAMAD ASEP melihat kecelakaan antara sepeda motor trail dan mobil
Xenia dengan No. Pol. A-1054-FB yang dikendaiai oleh saksi NURUL HIKMAH HAMDANI
dan saksi FACHRUDIN, dan selanjutnya bahwa terdakwa MUHAMAD ASEP bersama-sama
teman-temannya menghampiri kejadian tabrakan tersebut dan terdakwa berteriak kepada saksi
NURUL dan saksi FACHRUDIN “damn j aigim lari” dan kemudian terdakwa MUHAMAD
ASEP mengeluarkan senjata tajam berupa 1 (satu) bilah samurai panjang kurang lebih 50 cm
lengkap dengan serangkanya berbentuk pipa besi wanna hitam dan mengacung-ngacungkan/
inenyabetkan ke arah muka saksi NURUL akan tetapi tidak kena, bahwa kemudian tidak lama
setelah kejadian tersebut melintaslah anggota Polisi dari Polsek Sitmur Bandung yaitu saksi
YUDI HIDAYAT dan saksi AGUS SUHENDAR, dan bahwa kemudian saksi YUDI dan saksi
AGUS melihat terdakwa MUHAMAD ASEP membahwa senjata tajam berupa samurai dan
mengacungkan samurai tersebut kepada saksi NURUL, saksi YUDI dan saksi AGUS langsung
mengamankan terdakwa MUHAMAD ASEP dan membawanya ke kantor Kepolisian Polsek
Sumur Bandung.

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana daiam Poem 2 syot (1) Usdang-
Undnng Derurut Republik Indozesin Nomor 12 Takun 1951.

Bandung, 10 December 2013


Hal: Gugatan Perceraian Tulungagung, 1 Juni 2010

Kepada Yth.
Ketua Pengadilan Agama
Tulungagung
di
Tulungagung

Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Anaa Qomariyah
Tempat, tanggal lahir : Tulungagung, 6 Februari 1990
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Wiraswasta
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. MT. Haryono 36 Bago Tulungagung

Selanjutnya disebut “Penggugat”.

Dengan ini mengajukan gugatan perceraian terhadap:


Nama : Fandi Pryatmoko
Tempat, tanggal lahir : Tulungagung, 25 Mei 1987
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Swasta
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. You Suadarso no.16 Karangwaru Tulungagung

Selanjutnya disebut “Tergugat”.


Dengan alasan gugatan sebagai berikut :
1. Bahwa Penggugat dan Tergugat adalah suami istri yang sah telah
melangsungkan perkawinan secara agama Tulungaggung pada tanggal
14 Maret bertempat di KUA Kab. Tulungagung, sesuai dengan Kutipan
Akta Perkawinan Nomor 1029384756 tanggal 14 Maret 2009
2. Bahwa dari perkawinan Penggugat dan Tergugat tersebut tidak
dikaruniai/telah dikaruniai anak yaitu:
• Nasya Naftalia, Perempuan, lahir di Tulungagung pada tanggal 19
Agustus 2009;
3. Bahwa pada awalnya perkawinan Penggugat dan Tergugat berjalan
dengan rukun dan damai serta harmonis sebagaimana layaknya suami
istri pada umumnya, namun sejak Desember 2010 hubungan antara
Penggugat dan Tergugat mulai tidak harmonis karena masalah antara
lain:
a. Tergugat tidak bekerja sehingga tidak dapat menafkahi Peggugat
dan Anaknya
b. Sering mengonsumsi miras
c. Beresin judi
4. Bahwa segala upaya untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga
telah dilakukan Penggugat namun tidak berhasil dan menemui jalan
buntu, dengannya oleh karena kehidupan rumah tangga antara
Penggugat dan Tergugat sudah tidak akur dan tidak ada harapan untuk
rukun kembali, maka tidak ada jalan lain bagi Penggugat mengajukan
gugatan cerai terhadap Tergugat;

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, Penggugat memohon kepada Yang


Terhormat Ketua Pengadilan Agama Tulungagung. Majelis Hakim yang akan
memeriksa dan mengadili perkara ini agar sudi kiranya menjatuhkan putusan
yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat seluruhnya;
2. Menyatakan hukum bahwa perkawinan antara Penggugat dan Tergugat
yang dilangsungkan secara agama Islam bertempat di Pengadilan
Agama Tulungagung sesuai dengan Kutipan Akta Perkawinan Nomor
1029384756 tanggal 2 Januari 2011, sah putus karena perceraian
dengan segala akibat hukumnya;
3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Tulungagung
mengirimkan sehelai turunan resmi putusan perceraian tersebut yang
telah berkekuatan hukum tetap kepada Kantor Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kab/Kota Tulungagung, selanjutnya agar dicatatkan
dalam register yang dipergunakan untuk itu;
4. Menetapkan biaya menurut hukum;
ATAU ;
Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya;

Hormat Penggugat,

ANAA QOMARIYAH

Anda mungkin juga menyukai