Anda di halaman 1dari 18

CONCURSUS

(PERBARENGAN TINDAK PIDANA)


MATA KULIAH HUKUM PIDANA
PENGERTIAN DAN DASAR
HUKUM CONCURSUS
Concursus adalah perbarengan Tindak
Pidana atau dikenal dengan istilah
Samenloop van Straftbaarfeit.

Concursus diatur dalam KUHP yaitu :


1. Concursus Idealis (Pasal 63 KUHP)
2. Perbuatan Berlanjut (Pasal 64 KUHP)
3. Concursus Realis (Pasal 65-71 KUHP)
BERKENAAN DENGAN PEMINDANAANNYA ATAU SISTEM
PENJATUHAN PIDANANYA, KUHP MENGENAL EMPAT STELSEL
(SISTEM) DALAM CONCURSUS, YAITU:

Absorptie stelsel, yaitu apabila


seseorang melakukan beberapa
perbuatan yang merupakan Cumulatie stelsel, yaitu jika tiap-tiap
beberapa tindak pidana yang pidana yang diancam terhadap tiap-
masingmasing diancam dengan tiap tindak pidana yang dilakukan
pidana yang bermacam-macam, itu, semua dijatuhkan.
maka hanya dijatuhkan satu pidana
saja, yakni pidana yang terberat.
Gematigde cumulatiestelsel. Dalam
Verschorpte absorptie stelsel. stelsel (sistem) ini, yang dijatuhkan itu
Dalam verschorpte absorptie semua pidana yang diancamkan
stelsel ini, maka yang dijatuhkan terhadap masing-masing tindak pidana,
juga hanya satu bidang saja, akan tetapi jumlah dari pada semua
yakni pidana yang terberat, akan pidana-pidana itu dikurangi hingga tidak
boleh melebihi pidana yang terberat dan
tetapi ditambah dengan 1/3nya. ditambah 1/3 nya.
CONCURSUS IDEALIS

Concursus Idealis terdapat dalam Pasal 63 KUHP yaitu suatu


perbuatan yang masuk ke dalam lebih satu aturan pidana.

Sistem penjatuhan pidananya yang dipakai adalah sistem


absorbsi, yaitu hanya dikenakan pidana pokok yang terberat.

Concursus idealis disebut juga dengan perbarengan


peraturan.
CONCURSUS IDEALIS
Disebut juga sebagai gabungan berupa satu perbuatan
(eendaadsche samenloop), yakni suatu perbuatan meliputi
lebih dari satu pasal ketentuan hukum pidana.
Dalam KUHP Pasal 63 tentang perbarengan peraturan
disebutkan :
a) Jika suatu perbuatan masuk dalam lebih dari satu
aturan pidana, maka yang dikenakan hanya salah satu
di antara aturan-aturan itu, jika berbeda-beda yang
dikenakan yang memuat ancaman pidana pokok yang
paling berat.
b) Jika suatu perbuatan, yang masuk dalam suatu aturan
pidana yang umum, diatur pula dalam aturan pidana
yang khusus, maka hanya yang khusus itulah yang
dikenakan.
CONCURSUS IDEALIS

Pompe berpendapat sebagai berikut: “apabila seseorang


melakukan satu tindakan pada suatu tempat dan saat,
namun harus dipandang merupakan beberapa tindakan
apabila tindakan itu mempunyai lebih dari satu tujuan
atau cakupan.
Contohnya: seseorang dalam keadaan mabuk, memukul
seorang polisi yang sedang bertugas. Cakupan tindakan
tersebut adalah mengganggu lalu lintas, melakukan
perlawanan kepada pejabat yang bertugas dan
penganiayaan”
CONCURSUS IDEALIS

Selanjutnya dalam Pasal 63 ayat (2) terkandung


dalam lex specialis derogat legi generali
(aturan undang-undang yang khusus
meniadakan aturan yang umum). Jadi misalkan
ada seorang ibu melakukan pembunuhan
terhadap bayinya, maka dia dapat diancam
dengan Pasal 338 tentang pembunuhan
dengan pidana penjara 15 tahun. Namun
karena Pasal 341 telah mengatur secara khusus
tentang tindak pidana ibu yang membunuh
anaknya, maka ibu tersebut dikenai ancaman
hukuman selama-lamanya tujuh tahun
sebagaimana diatur dalam pasal 341.
PERBUATAN BERLANJUT

Perbuatan berlanjut terdapat pada


Pasal 64 KUHP, yaitu terjadi apabila
seseorang melakukan beberapa
Sistem
perbuatan (kejahatan/pelanggaran),
pemberian perbuatan-perbuatan tersebut ada
pidana bagi hubungan sedemikian rupa sehingga
perbuatan dipandang sebagai suatu perbuatan
berlanjut adalah berlanjut.
menggunakan
sistem absorpsi,
yaitu hanya Dalam MvT, perbuatan yang ada
dikenakan satu hubungannya sehingga
aturan yang dipandang sebagai perbuatan
terberat. yang berlanjut adalah harus ada
keputusan kehendak, masing-
masing perbuatan harus sejenis,
tenggang waktu perbuatan tidak
terlalu lama.
PERBUATAN BERLANJUT

Sistem pemberian pidana bagi perbuatan berlanjut


menggunakan sistem absorbsi, yaitu hanya dikenakan
satu aturan pidana terberat, dan bilamana berbeda-beda
maka dikenakan ketentuan yang memuat pidana pokok
yang terberat.
Pasal 64 ayat (2) merupakan ketentuan khusus dalam hal
pemalsuan dan perusakan mata uang, sedangkan Pasal
64 ayat (3) merupakan ketentuan khusus dalam hal
kejahatan-kejahatan ringan yang terdapat dalam Pasal
364 (pencurian ringan), 373 (penggelapan ringan), 407
ayat (1) (perusakan barang ringan), yang dilakukan
sebagai perbuatan berlanjut.
PERBUATAN BERLANJUT

Apabila nilai-nilai kejahatan yang timbul dari kejahatan ringan


yang dilakukan sebagai perbuatan berlanjut itu lebih dari Rp.
250,- maka menurut pasal 64 ayat 3 dikenakan aturan pidana
yang berlaku untuk kejahatan biasa. Misalnya A melakukan 3
kali penipuan ringan (379) berturut turut sebagai suatu
perbuatan berlanjut dan jumlah kerugian yang timbul adalah
lebih dari Rp. 250,- Terhadap A bukannya dikenakan pasal 379
yang maksimumnya adalah 3 bulan penjara tetapi dikenakan
pasal 378 yang maksimumnya 4 tahun penjara.
CONCURSUS REALIS

Concursus Realis Contoh dari concursus


terdapat pada Pasal realis yaitu, ada
65-71 KUHP, yakni seseorang pada suatu
apabila seseorang hari melakukan
melakukan perbuatan, pencurian, beberapa
dan masing-masing hari atau beberapa
perbuatan itu berdiri bulan kemudian
sendiri sebagai suatu melakukan penipuan,
tindak pidana (tidak beberapa bulan lagi
perlu sejenis dan tidak melakukan
perlu berhubungan) pembunuhan.
CONCURSUS REALIS

Dalam • Sistem Absorbsi dipertajam (Pasal 65 KUHP)


concursus realis • Sistem Kumulasi diperlunak (Pasal 66 KUHP)
ada beberapa • Sistem Pidana berdiri sendiri-sendiri (Pasal 70
ayat 1)
sistem • Sistem Kumulasi (Pasal 70 ayat 2)
penjatuhan • Sistem Kumulasi dengan Pembatasan (Pasal 70
ayat 2)
pidana.
CONCURSUS REALIS

Sifat-sifat dari concursus realis terdapat :

1) Seseorang pembuat

2) Serentetan tindak pidana yang dilakukan olehnya

3) Tindak pidana itu tidak perlu sejenis atau berhubungan satu sama yang lain

4) Diantara tindak pidana itu tidak terdapat keputusan hakim.


CONCURSUS REALIS

Pasal 65 KUHP berbunyi sebagai berikut:


• (1) Dalam gabungan dari beberapa perbuatan, yang masing-masing
harus dipandang sebagai perbuatan tersendiri-sendiri dan yang
masing-masing menjadi kejahatan yang terancam dengan hukuman
utama yang sejenis, maka satu hukuman saja dijatuhkan.
• (2) Maksimum hukuman ini ialah jumlah hukuman yang tertinggi,
ditentukan untuk perbuatan itu, akan tetapi tidak boleh lebih dari
hukuman maksimum yang paling berat ditambah dengan sepertiga.
CONCURSUS REALIS

Pasal 66 KUHP berbunyi sebagai berikut: Dalam gabungan dari


beberapa perbuatan, yang masing- masing harus dipandang
sebagai perbuatan tersendiri-sendiri dan yang masing- masing
menjadi kejahatan yang terancam dengan hukuman utama
yang tidak sejenis, maka tiap-tiap hukuman itu dijatuhkan,
akan tetapi jumlah hukumannya tidak boleh melebihi
hukuman yang terberat sekali ditambah dengan sepertiga.
CONCURSUS REALIS

Pasal 67 KUHP berbunyi sebagai berikut: Jika dijatuhkan hukuman mati atau hukuman
penjara seumur hidup, maka beserta itu tidak boleh dijatuhkan hukuman lain dari
pada mencabut hak yang tertentu, merampas barang yang telah disita, dan
pengumuman keputusan hakim.

Pasal 70 KUHP berbunyi sebagai berikut: (1) Jika secara yang dimaksud dalam Pasal 65
dan 66 ada gabungan antara pelanggaran dengan kejahatan, atau antara pelanggaran
dengan pelanggaran maka dijatuhkan hukuman bagi tiap-tiap pelanggaran itu dengan
tidak dikurangi. (2)Untuk pelanggaran, maka jumlah hukuman kurungan, termasuk
juga hukuman kurungan pengganti, tidak boleh lebih dari satu tahun empat bulan
hukuman kurungan pengganti, tidak boleh lebih dari delapan bulan.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai