Anda di halaman 1dari 5

Pertanyaan : Apa landasan Filosofis, Sosiologis, dan Landasan Yuridis dari UU tugas Sdr?

a) Landasan Filosofis dari Undang-Undang tersebut adalah Pancasila. Di dalam


Undang-Undangn memang tidak dicantumkan secara langsung butir-butir dari
Pancasila karena ini sudah bersifat otomatis sudah ada dan menjadi landasan filosofis
suatu Undang-Undang.
b) Landasan Sosiologis yakni keberadaan penyelanggaraan praktik arsitektur di
Indonesia tidak sebanding dengan perlindungan hukum terhadap profesi arsitek dan
kegiatan arsitektur itu sendiri bahkan di masyarakat Indonesia pada umumnya
terdapat kekurangfahaman terhadap kegiatan arsitek dan tanggungjawab praktik
arsitektur hal ini menyebabkan masih belum jelasmya pengertian tentang pemberian
glear kesarjanaan untuk bidang keteknikan dan arsitektur di Negeri ini yang memiliki
banyak sebutan. Hal ini dimungkinkan karena adanya ketidakseragaman dalam
penyelenggaraan pendidikan bidang keteknikan dan arsitektur di Indonesia sehingga
problematika ini muncul. Arsitek bukan hanya untuk kepentingan klien tetapi untuk
masyarakat luas. (hal. 88)
c) Landasan Yuridis, Sejauh ini pengaturan tentang profesi arsitek dan praktik
arsitektur di Indonesia masih belum terlalu jelas dinyatakan dalam peraturan
perundang-undangan yang ada. Pengaturan mengenai hal ini masih tersebar di
beberapa peraturan perundang-undangan di antaranya adalah Undang-undang jasa
konstruksi, Undang-undang bangunan gedung, Undang-undang hak cipta, Peraturan
Pemerintah Nomor 28, 29 dan 30 Tahun 2000 Tentang Jasa Konstruksi dan Peraturan
Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Bangunan Gedung.

Pertanyaan : Apakah RUU UU tugas Sdr. Berasal dari Presiden atau DPR atau DPR yang
berasal dari DPD, apa dasarnya/alasannya.

Berdasarkan Pasal 20 (2) UUD 1945 diatur bahwa setiap Rancangan Undang-Undang (RUU)
dibahas oleh DPR dan Presiden untuk mendpatkan persetujuan bersama.

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 Tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 12


Tahun 2011 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan. Diatur dalam Pasal 16
UU 12/2011 s.d Pasal 23 UU Nomor 15/2019, Pasal 43 UU 12/2011 s.d Pasal 51 UU
12/2011, Pasal 65 UU 12/2011 s.d Pasal 74 UU 12/2011 :
1. Perencanaan penyusunan UU dilakukan dalam Program Legislasi Nasional
(Prolegnas) yang disusun oleh DPR, Dewan Perwakilan Daerah (“DPD”), dan pemerintah
untuk jangka menengah dan tahunan berdasarkan skala prioritas pembentukan RUU.
2. RUU dapat berasal dari DPR, presiden, atau DPD.
3. Setiap RUU yang diajukan harus dilengkapi dengan naskah akademik, kecuali untuk
RUU anggaran pendapatan dan belanja negara, RUU penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (“Perpu”) menjadi UU, serta RUU pencabutan UU atau
pencabutan Perpu.

Jawaban Nomor 3 :
Udah. Karena suatu Undang-Undang tidak akan sah apabila tidak melalui tahap-tahap
tersebut. Terdapat pada Halaman 1 RUU Arsitek jelas menyebutkan bahwa Dengan Persetuan
Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :
MENETAPKAN : UNDANG-UNDANG TENTANG ARSITEK
Kemudian Pada tanggal 12 Juli 2017, Undang-Undang (UU) Arsitek N0mor 6 Tahun 2017
akhirnya disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Jawaban Nomor 4 :
- Kejelasan Tujuan terdapat pada bagian menimbang yakni salah satunya adalah untuk
meningkatkan kualitas hidupnya dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
- Kelembagaan atau pejabat pembentuk yang tepat, yakni dibuat atas persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia
- Kesesuaian antara jenis, hierarki, dan materi muatan terdapat pada BAB II
KETENTUAN UMUM yang menyebutkan adanya asas dan tujuan dari UU tersebut.
- Dapat dilaksanakan yakni apa yang tercantum di dalam UU tersebut dapat
dilaksanakan oleh masyarakat karena UU ini tidak hanya untuk kepentingan arsitek
melainkan untuk kepentingan masyarakat luas.
- Kedayagunaan dan kehasilgunaan yakni melindungi kepentingan arsitek dan
menjamin kepastian hukum bagi seluruh masyarakat luas.
- Kejelasan rumusan yakni konsep tehnik dan teknologi,kedudukan dan peran teori
arsitektur, kegiatan perancangan (design) dalam arsitektur, pengertian profesi
arsitek,konsep kode etik.
- Keterbukaan Yakni uu tersebut terbuka untuk kepentingan masyarakat luas

Jawaban no 5 :
Pasal 20, 21, 28 C UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Perintah suatu UU Untuk di atur dengan uu :
1. Indonesia, Republik. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
2. Indonesia, Republik. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang
Ketenagalistrikan, Lembaran Nomor 1985 Tahun 1974, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3317.
3. Indonesia, Republik. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa
Konstruksi, Lembaran Negara Nomor 54 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3833.
4. Indonesia, Republik. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten,
Lembaran Negara Nomor 109 Tahun 2001, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4130.
5. Indonesia, Republik. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek,
Lembaran Negara Nomor 110 Tahun 2001, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4131.
6. Indonesia, Republik. Undang–Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
Lembaran Tambahan Negara Nomor 84 Tahun 2002, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4219
Pengesahan perjanjian Internasional tertentu : MRA Untuk jasa arsitektur ditandatangani
pada tanggal 19 November 2007 di Singapura.
Pelaku jasa arsitek ini tergabung dalam ikatan arsitek indonesia (IAI) yang berdiri pada
tanggal 17 September 1959.
Tindak lanjut atas putusan MK Yaitu melakukan penyusunan perkara atas UU yang di
pilih diantaranya UU arsitek dibimbing oleh beberapa tim ahli MK Yang terdiri atas peneliti
MK dan panitera pengganti MK Yang sangat berpengalaman di bidangnya
Pemenuhan kebutuhan Hukum dalam masyarakat:
1. mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh arsitek dalam kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat, serta merumuskan cara-cara mengatasi permasalahan
tersebut melalui RUU Arsitek;
2. mengetahui urgensi pembentukan RUU Arsitek dan perlunya pembentukan RUU
Arsitek sebagai dasar hukum penyelesaian atau solusi permasalahan dalam kehidupan
berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat;
3. merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis,
pembentukan RUU Arsitek;
4. merumuskan sasaran, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, dan arah pengaturan
dalam RUU Arsitek; dan
5. merumuskan materi muatan yang perlu diatur dalam RUU Arsitek. Penyusunan
naskah akademik ini digunakan sebagai acuan atau referensi dan bahan masukan bagi
DPR dan Pemerintah dalam menyusun dan membahas RUU Arsitek yang tercantum
dalam Daftar Program Legislasi Nasional Rancangan Undang-Undang Prioritas
Tahun 2015.
Jawaban nomor 7.
A. Judul √
B. Pembukaan √
1. Frasa dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa √
2. Jabatan Pembentuk Peraturan Perundang-Undangan √
3. Konsideras √
4. Dasar Hukum √
5. Diktum √
C. Batang Tubuh
1. Ketentuan Umum √
2. Materi Pokok yang diatur
3. Ketentuan Pidana (jika diperlukan) √
4. Ketentuan Peralihan (jika diperlukan) √,
5. Ketentuan Penutup √
D. Penutup
E. Penjelasan (jika diperlukan) √
F. Lampiran (jika dipelukan)
Jawaban 8
Judulnya beda, Kata Pengantar tidak ada dalam RUU/UU, di RUU daftar isi tidak ada, Bab I
Pendahuluan tidak ada dalam RUU/UU, Bab II kajian Teoretis dan Praktik Empiris tidak
ada, Bab III Beda, Bab IV Beda, Bab V Beda, Bab VI Beda, daftar pustaka tidak ada,
Lampiran Tidak ada
Jawaban 9
Pada Naskah Akademik mengatur sebelas butir jangkauan pengaturan RUU sementara di
batang tubuh hanya mengatur lima butir saja.
Jawaban 10
Undang-undang dalam Bab V dihapus dua pasal yaitu Pasal 21 dan Pasal 22 dari RUU
mengenai Arsitek asing, dalam Undang-undang Bab VII telah dihapuskan lima belas pasal
dari RUU menjadi sembilan pasal yakni mengenai persyaratan Arsitek, dalam UU Ketentuan
Pidana dihapuskan dari RUU. Dalam rancangan UU Bab IX adalah sanksi pidana yang
memuat satu pasal diganti menjadi sanksi administrasi yang memuat lima pasal. Dalam RUU
bab XI ketentuan penutup memuat tiga pasal sedangkan dalam UU memuat dua pasal.

Anda mungkin juga menyukai