Anda di halaman 1dari 15

LAPANGAN HUKUM

PERDATA
DIAN UTAMI MAS BAKAR
PENGERTIAN HUKUM PERDATA

• Ketentuan-ketentuan yang mengatur dan membatasi tingkah laku manusia dalam


memenuhi kepentingan (kebutuhan)nya.
• Prof. Subekti SH: Hukum perdata dalam arti yang luas meliputi semua hukum
“privat meteriil”, yaitu segala hukum pokok yang mengatur kepentingan-
kepentingan perseorangan.”
• Prof. Dr. Sudikno Mertokusumo,SH: Hukum perdata adalah hukum antar perorangan
yang mengatur hak dan kewajiban perorangan yang satu terhadap yang lain di
dalam hubungan keluarga dan di dalam pergaulan masyarakat.”
•  sekumpulan peraturan hukum yang mengatur hubungan subjek hukum (orang
dan badan hukum) yang satu dengan subjek hukum yang lain dengan
menitikberatkan pada kepentingan pribadi dari subjek hukum tersebut.
• Menurut Titik Triwulan Tutik, hukum perdata terdiri dari beberapa unsur,
yaitu:
• Adanya kaidah hukum, yakni:
• Tertulis yang terdapat dalam perundang-undangan, traktat, dan yurisprudensi
• Tidak tertulis yang timbul, tumbuh, dan berkembang dalam praktek kehidupan
masyarakat (kebiasaan)
• Mengatur hubungan hukum antara suubjek hukum yang satu dengan
subjek hukum lainnya
• Bidang hukum yang diatur dalam hukum perdata meliputi hukum orang,
hukum keluarga, hukum benda, dan sebagainya.
SISTIMATIKA HUKUM PERDATA

• Hukum perdata terbagi atas 4 kelompok, yaitu:


• Hukum perorangan (personrecht)/hukum pribadi, yaitu ketentuan hukum
yang mengatur tentang hak dan kewajiban dan kedudukannya dalam
hukum
• Hukum keluarga, yaitu ketentuan hukum yang mengatur tentang hubungan
lahir batin antara dua orang yang berlainan jenis kelamin dan akibat
hukumnya.
• Hukum kekayaan, yaitu ketentuan hukum yang mengatur tentang hak-hak
yang didapatkan pada orang dalam hubungannya dengan orang lain yang
mempunyai nilai uang.
• Hukum waris, yaitu ketentuan hukum yang mengatur tentang tata cara
perpindahan hak milik seseorang yang meninggal dunia kepada yang
berhak memiliki selanjutnya.
• Adapun Burgerlijk Wetboek (BW), sistematika:
• Buku I tentang Orang
• Buku II tentang Benda
• Buku III tentang Perikatan
• Buku IV tentang Pembuktian dan Daluarsa
SUMBER-SUMBER HUKUM PERDATA

• Sumber hukum materiil


• Sumber hukum materiil adalah tempat dari mana materi hukum itu diambil. Misalnya
hubungan social,kekuatan politik, hasil penelitian ilmiah, perkembangan internasional,
dan keadaan georafis.

• Sumber hukum formal


• Sumber hukum formal merupakan tempat memperoleh kekuatan hukum. Ini berkaitan
dengan bentuk atau cara yang menyebabkan peraturan hukum formal itu berlaku, yaitu:
• Volamar membagi sumber hukum perdata menjadi empat mecam. Yaitu KUHperdata, traktat,
yaurisprudensi, dan kebiasaan.
• Dari keempat sumber tersebut dibagi lagi menjadi dua macam, yaitu sumber hukum perdata
tertulis dan tidak tertulis. Yang di maksud dengan sumber hukum perdata tertulis yaitu tempat
ditemukannya kaidah-kaidah hukum perdata yang berasal dari sumber tertulis. Umumnya kaidah
hukum perdata tertulis terdapat di dalam peraturan perundang-undanang, traktat, dan
yurisprudensi. Sumber hukum perdata tidak tertulis adalah tempat ditemukannya kaidah hukum
perdata yang berasal dari sumber tidak tertulis. Seperti terdapat dalam hukum kebiasaan.
• Yang menjadi sumber perdata tertulis yaitu:
• 1. Algemene Bepalingen van Wetgeving (AB), yang merupakan ketentuan-
ketentuan umum pemerintah Hindia Belanda yang diberlakukan di Indonesia
dengan Stb. 1847 No. 23, pada tanggal 30 April 1847 yang terdiri atas 36 Pasal.
• 2. KUH Perdata atau Burgelijk Wetboek (BW), yaitu ketentuan-ketentuan
mengenai hukum produk Hindia Belanda yang diundangkan pada tahun 1848.
• 3. KUH Dagang atau Wetboek van Koopandhel (WvK), diatur di dalam Stb. 1847
No. 23 meliputi dua buku, yaitu buku 1 mengenai dagang secara umum dan
buku 2 mengenai hak-hak dan kewajiban yang timbul di dalam pelayaran. Yang
terdiri atas 754 pasal.
• 4. Undang-undang No. 5 Tahun 1960 mengenai Pokok-Pokok Agraria.
• 5. Undang-undang No. 1 Tahun 1974 mengenai Ketentuan-Ketentuan Pokok
Perkawinan.
HUKUM PRIBADI

• Hukum pribadi mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban pribadi sebagai subjek


hukum.
• Subjek hukum maksudnya seseorang dalam arti hukum  memiliki hak dan kewajiban.
• Hak dan kewajiban dimiliki oleh setiap orang secara kodrati sejak dilahirkan sampai
meninggal dunia.
• Setiap manusia sebagai orang yang memiliki hak dan kewajiban dapat berbuat maupun
menanggung akibat hukum  selama orang tersebut dianggap cakap (cakap apabila
sudah “dewasa” atau dudah berumur 21 tahun atau sudah kawin)
• Orang yang dinyatakan tidak cakap sebagai subjek hukum (Pasal 1330 KUHPerdata):
• Anak di bawah umur;
• Orang sakit ingatan atau dibawah pengampuan;
• Wanita yang bersuami (ketentuan ini sudah dihapus berdasarkan SEMA Nomor 3 Tahun 1963)
HUKUM KELUARGA

• Secara luas hukum keluarga mencakup mengenai:


• Keturunan: Anak sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah (Pasal 42
UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan).asal usul seorang anak hanya dapat dibuktikan  dengan akta
kelahiran yang otentik, yang dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang.
• (ada anak sah, anak yang disahkan, anak angkat, anak luar kawin diakui, anak zinah, anak sumbang, dan anak alam).
• Kekuasaan Orang Tua: Kekuasaan Orang tua adalah kekuasaan orang tua terhadap anak yang belum
mencapai usia dewasa atau belum kawin,selama orang tua tersebut keduanya terikat dalam perkawinan.
• Menurut Pasal 47 ayat 1 UU No 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan ” Anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau
belum pernah melangsungkan perkawinan ada dibawah kekuasaan orang tuanya selama mereka tidak dicabut dari
kekuasaannya”. Pada Ayat 2 ” Orang tua mewakili anak tersebut mengenai segala perbuatan hukum didalam dan
diluar pengadilan”.
• Perwalian: pengawasan terhadap anak dibawah umur dan belum pernah kawin,yang tidak berada dibawah
kekuasaan orang tuanya serta pengurusan benda atau kekayaan anak tersebut diatur oleh Undang-undang.
• Menurut pasal 50 ayat (1) UU No 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan “Anak yang belum mencapai umur 18 tahun atau
belum pernah kawin yang tidak berada dalam kekuasaan orang tua ,berada dibawah kekuasaan wali”. Pada ayat (2) ”
Perwalian itu mengenai pribadi anak yang bersangkutan maupun harta bendanya”.
• Pendewasaan: Pernyataan dewasa (Handlichting),adalah pernyataan terhadap
seorang yang belum mencapai usia dewasa,untuk sepenuhnya atau hanya
terhadap beberapa hal saja dipersamakan dengan seorang yang sudah dewasa.
• Pengampuan: Pengampuan adalah keadaan dimana seseorang (curandus) karena
sifat-sifat pribadinya dianggap tidak cakap atau tidak didalam segala cakap untuk
bertindak sendiri didalam lalulintas hukum.Kriteria seseorang diletakkan dibawah
pengampuan adalah Dewasa,tetapi ia menderita sakit ingatan,ia mengobralkan
kekayaannya,atau ia lemah pemikirannya. (sakit ingatan dan boros)
• Perkawinan: Menurut Pasal 1 UU No 1 tahun 1974,Perkawinan adalah ikatan lahir
bathin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan yang maha esa.
HUKUM KEKAYAAN

• Merupakan ketentuan yang mengatur mengenai hubungan antara


subjek hukum dan objek hukum dalam suatu peristiwa.
• Objek hukum yaitu benda ialah segala sesuatu yang menjadi bagian
dari keadaan yang dapat dikuasai dan mempunyai nilai uang.
• Titik berat pada hubungan antara para subjek hukum dengan membuat
suatu ikatan hukum tertentu berkenaan dengan suatu objek hukum
tertentu, sehingga hal yang dikehendaki dapat tercapai untuk memiliki
benda itu sebagai kekayaan mereka.
• Ruang lingkup hukum kekayaan terdiri dari hukum benda dan hukum
perikatan
HUKUM BENDA

• Merupakan ketentuan yang mengatur mengenai hal yang diartikan


dengan benda dan hak-hak yang merekat diatasnya.
• Antara lain mengenai:
• benda bergerak dan benda tidak bergerak/tetap,
• Hak-hak, seperti hak milik, hak guna bangunan, hak pakai, hak sewa, hak
membuka tanah, dll.
HUKUM PERIKATAN

• Merupakan ketentuan yang mengatur hak dan kewajiban subjek hukum dalam
tindakan hukum kekayaan.
• Perikatan ditimbulkan kaena undang-undang dan perikatan ditimbulkan karena
perjanjian.
• Semua perjanjian mengikat bagi mereka yang membuatnya, selama memenuhi
syarat yang ditentukan, yaitu (Pasal 1320 KUH Perdata):
• Sepakat
• Kecakapan untuk membuat suatu perikatan
• Suatu hal tertentu
• Suatu sebab yang halal
HUKUM WARIS

• Ketentuan yang mengatur nasib kekayaan orang setelah pemiliknya


meninggal dunia.
• Kekayaan akan dibagikan kepada yang berhak menerimanya yaitu
keturunan terdekat dari yang meninggal dunia dan atau orang yang
ditunjuk menerimanya yaitu keturunan terdekat dari yang meninggal
dunia (yang dinamakan “pewaris”)
• Yang berhak menerima harta peninggalan bernama “ahli waris”
BIDANG PERDATA LAINNYA

• Hukum dagang
• Hak kekayaan intelektual
• Hukum perusahaan
• Hukum perbankan

Anda mungkin juga menyukai