Anda di halaman 1dari 7

RESUME WEBINAR

SIGNIFIKANSI MEDIASI DAN ADVOKASI BAGI ARSITEK

Sosialisasi dampak UU 6/2017 Tentang Arsitek, UU 11/2020 Cipta


Kerja, dan PP 15/2021 tentang Arsitek

NAMA : AISYAH MARWAH

NIM : 60100121043
TUGAS DAN FUNGSI MEDIA DAN ADVOKASI

IKATAN ARSITEK INDONESIA

A. Jalan penyusunan tugas dan fungsi media dan advokasi


 Diskusi panel (bidang mediasi dan advokasi IAI JAKARTA)
 Urun rembuk
 Pra FGD-1 IAI JAKARTA
 Pra FGD-2 PN IAI
 FGD IAI
 Rakernas IAI membahas tentang tugas dan fungsi badan/bidang mediasi dan
advokasi.
B. Rancangan konsepsi mediasi dan advokasi IAI JAKARTA
Pada tahap pertama dilakukan laporan pengaduan,lalu disposisi IAI provinsi dan PN IAI
setelahnya dilakukan verifikasi yaitu pemeriksaan tentang kebenaran
laporan,pernyataan,perhitungan,uang dan sebagainya. Setelah itu dilakukan klarifikasi
yaitu penjernihan,penjelasan,dan pengembalian kepada apa yang sebenarnya (tentang
karya ilmiah dan sebagainya). Ada dua pilihan yaitu ya dan tidak,jika memilih tidak
maka tahap selesai sampai disitu.

Setelahnya ada litigasi/pro justicia jika memilih ya dengan pemanggilan terlapor


sebelumnya,lalu tahap mediasi dan advokasi akan selesai jika sepakat, namun jika tidak
sepakat selanjutnya adalah MKN atau arbitase ( suatu proses pemeriksaan suatu sengketa
yang dilakukan secara yudisial seperti oleh para pihak yang bersengketa, dan pemecahannya
akan didasarkan kepada bukti-bukti yang diajukan oleh para pihak).

Untuk pada ranah IAI NASIONAL tahapan tahapan yang dilakukan juga sama.

C. Obyek
 Majelis kehormatan N/P
 Kode etik dan kaidah tata laku
 Legal/pro justisia
 Ligitasi/non ligitasi
 Mediasi dan advokasi

D. Subyek
 Majelis kehormatan N/P
 Anggota IAI
 Non anggota IAI
 Mediasi dan advokasi

Salah satu yang harus kita perhatikan ialah pentingnya pengaturan profesi arsitek, hukum
republic yang mengatur termasuk didalamnya (hukum tata Negara,pidana,administrasi
Negara umum dan khusus). Yang lainnya adalah hukum privat yakni hukum perdata.

Salah satu hal yang harus dihindari adalah permasalahan hukum beberapa penyebab
terjadinya seperti kurang matangnya perencanaan,kurangnya transparansi dan
akuntabilitas, lemahnya pengendalian kontrak,dsb.

Dalam prosedur penanganan kasus anggota IAI ada beberapa tahapan yang dilalui lalu
dijatuhi sanksi dengan tergantung dari kualifikasi kasusnya.

TAMBAHAN:

Salah satu pertanyaan dalam webinar space series 1.22.3

Oleh pak joseph : Apakah pendampingan prosedur menyurat ke IAI barulah ke pak rais atau
langsung,dan untuk langkah langkah pencegahan apakah akan di jelaskan legi pada diskusi
selnajutnya karna hal ini sangat penting?
LAMPIRAN BUKTI PARTISIPASI
UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.6 TAHUN 2017

A. bahwa arsitek dalam mengembangkan diri memerlukan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya untuk meningkatkan kualitas hidupnla dalam rangka
mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945;

B. bahwa upaya memajukan arsitektur dilakukan melalui praktik arsitek yang andal dan profesional yang
mampu meningkatkan nilai tambah, daya guna, dan hasil guna; memberikan pelindungan kepada
masyarakat dan karya arsitektur Indonesia; serta mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang
berwawasan lingkungan;

C. bahwa praktik arsitek memerlukan peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi melalui pendidikan, pengembangan keprofesian berkelanjutan, riset, percepatan penarnbahan
jumlah dan penyebaran arsitek, peningkatan minat pada pendidikan di bidang arsitektur, dan peningkatan
mutu kar5za arsiteknrr untuk menghadapi tantangan global;

D. bahwa saat ini belum ada pengaturan mengenai arsitek yang dapat memberikan pelindungan dan
kepastian hukum untuk arsitek, pengguna jasa arsitek, praktik arsitek, karya arsitektur, dan masyarakat;

E. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d
perlu membentuk Undang-Undang tentang Arsitek;

UNDANG-UNDANG NO.11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA

a. bahwa untuk mewujudkan tujuan pembentukan Pemerintah Negara Indonesia dan mewujudkan
masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara perlu melakukan berbagai upaya
untuk memenuhi hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
melalui cipta kerja; b.
b. bahwa dengan cipta kerja diharapkan mampu menyerap tenaga keda Indonesia yang seluas-
luasnya di tengah persaingan yang semakin kompetitif dan tuntutan globalisasi ekonomi;

c. bahwa untuk mendukung cipta kerja diperlukan penyesuaian berbagai aspek pengaturan yang
berkaitan dengan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil,
dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan proyek strategis nasional,
termasuk peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja;

D. bahwa pengaturan yang berkaitan dengan kemudahan, perlindungan, dan pemberdayaan


koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan
proyek strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungan dan kesejahteraan pekerja yang
tersebar di berbagai Undang-Undang sektor saat ini belum dapat memenuhi kebutuhan hukum
untuk percepatan cipta kerja sehingga perlu dilakukan perubahan;

E. bahwa upaya perubahan pengaturan yang berkaitan kemudahan, perlindungan, dan


pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi,
dan percepatan proyek strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungan dan kesejahteraan
pekerja dilakukan melalui perubahan Undang-Undang sektor yang belum mendukung
terwujudnya sinkronisasi dalam menjamin percepatan cipta kerja, sehingga diperlukan terobosan
hukum yang dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam beberapa Undang-Undang ke
dalam satu UndangUndang secara komprehensif;

F.bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf
d, dan huruf e, perlu membentuk Undang-Undang tentang Cipta Kerja;

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2021

(tentang pelaksanaan undang-undang nomor 6 tahun 2017 tentang arsitek)

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 25 dan Pasal 185 huruf b Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2020 tentang Cipta Kerja, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Peraturan Pelaksanaan
UndangUndang Nomor 6 Tahun 2017 tentang Arsitek;

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Arsitektur adalah wujud hasil .penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni secara utuh dalam
menggubah ruang dan lingkungan binaan sebagai bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang
memenuhi kaidah fungsi, kaidah konstruksi, dan kaidah estetika serta mencakup faktor keselamatan,
keamanan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan.
2. Praktik . Arsitek adalah penyelenggaraan kegiatan untuk menghasilkan karya Arsitektur yang meliputi
perencanaan, perancangan, pengawasan, dan/atau pengkajian untuk bangunan gedung dan lingkungannya,
serta yang terkait dengan kawasan dan kota.

3. Arsitek adalah seseorang yang telah memenuhi syarat dan ditetapkan oleh dewan untuk melakukan
Praktik Arsrtek.

4. Arsitek Asing .adalah Arsitek berkewarganegaraan asing yang melakukan Praktik Arsitek di Indonesia.
5. Surat Tanda . Registrasi Arsitek yang sela njutnya disingkat STRA adalah bukti tertulis bagi Arsitek
untuk melakukan Praktik Arsitek.

6. Lisensi 'adalah bukti tert ulis yang berlaku se b a g ai surat tanda pe nanggung jawab Praktik Arsitek
dalam penyelenggaraan izin mendirikan b angunan ge dung unnperizinan lain.

7. Pengguna Jasa Arsitek adalah pihak yang menggunakan jasa Arsitek berdasarkan perjanjian kerja.

8. Organisasi Profesi adalah Ikatan Arsitek Indonesia.

9. Dewan Arsitek Indonesia yang selanjutnya disebut Dewan adalah dewan yang dibentuk oleh
Organisasi Profesi dengan tugas dan fungsi membantu Pemerintah Pusat dalam penyelenggaraan
keprofesian Arsitek.

10. Persetujuan Bangunan Gedung yang selanjutnya disingkat PBG adalah perizinan yang diberikan
kepada pemilik bangunan gedung untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/
atau merawat bangunan gedung sesuai dengan standar teknis bangunan gedung.

11. Badan Usaha adalah badan usaha berbentuk badan hukum atau tidak berbentuk badan hukum yang
didirikan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan melakukan usaha dan/ atau kegiatan pada
bidang tertentu.

12. Pemerintah Pusat adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan
negara Republik Indonesia yang dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri sebagaimana dimaksud dalam
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 13. Pemerintah Daerah adalah kepala
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

14. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum dan
perumahan rakyat.

Anda mungkin juga menyukai