Rasubala
NIM : 19021102061
Mata Kuliah : Hukum Pranata Pembangunan
1
Architectural Patents: On what Grounds?, diunduh dari
http://www.archdaily.com/197061/architectural-patents-on-what-grounds/, tanggal 17
November 2014.
Sedangkan untuk prosedur permohonan dan pengaturan lainnya terhadap Paten
Arsitektur mengacu kepada UU Paten.
Keterkaitan antara RUU Arsitek dengan UU No. 18 Tahun 2002 tentang Sistem
Nasional, Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengatahuan dan Teknologi
(UU No. 18 Tahun 2002) terletak pada ketentuan mengenai organisasi profesi yang
terdapat dalam UU No. 18 Tahun 2002 tersebut.
Pasal 1 angka 4 UU No. 18 Tahun 2002 mendefinisikan organisasi profesi
sebagai wadah masyarakat ilimiah dalam suatu cabang atau lintas disiplin ilmu
pengetahuan dan teknologi, atau suatu bidang kegiatan profesi, yang dijamin oleh
Negara untuk mengembangkan profesionalisme dan etika profesi dalam masyarakat,
sesuai dengan peraturan perundang undangan.
Terkait dengan adanya jaminan tanggung jawab dan akuntabilitas profesionalisme
suatu profesi, organisasi profesi dalam UU No. 18 Tahun 2002 ini diberi kewajiban
untuk menentukan standar, persyaratan, dan sertifikasi keahlian, serta kode etik
profesi.
Kewajiban organisasi profesi untuk menentukan standar, persyaratan, dan
sertifikasi keahlian, serta kode etik profesi dimaksudkan untuk memberikan batasandan
persyaratan bahwa suatu organisasi masyarakat ilmiah dapat dikatakan sebagai
organisasi profesi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi apabila organisasi
tersebut melaksanakan penegakan profesionalis medan etika profesi.
Dengan adanya kewajiban untuk menentukan standar, persyaratan, dan sertifikasi
keahlian, serta kode etik profesi tersebut, maka organisasi profesi melalui UU No. 18
Tahun 2002 ini juga diberi kewajiban untuk membentuk dewan kehormatan kode etik.
Dewan kehormatan kode etik di bentuk oleh organisasi profesi untuk menegakkan etika
pelaksanaan kegiatan profesi serta menilai pelanggaran profesi yang dapat merugikan
masyarakat atau kehidupan profesionalisme di lingkungannya. Ketentuan yang
tercantum dalam Pasal 25 ayat (3) No. 18 Tahun 2002 ini dimaksudkan untuk
memberikan landasan hukum bagi organisasi profesi untuk melaksanakan fungsi
pengawasan di bidangprofesi yang diperlukan untuk menjamin perlindungan
masyarakat atas penyimpangan pelaksanaan profesi.