FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS BANTEN JAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Undang-Undang Hak Cipta dalam Profesi Keinsinyuran” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Etika Profesi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Undang-Undang Hak Cipta dalam Profesi Keinsinyuran bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terimakasi kepada Ibu Nely Hartika selaku dosen Etika
Profesi yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan profesi arsitek sangat erat dengan perkembangan sejarah dan
kebudayaan. Hubungan antara profesi arsitek dengan sejarah dan kebudayaan itu
tampak nyata dari pola rancang bangunan yang mengalami perkembangan seiring
dengan tingkat perkembangan pengetahuan, keilmuan dan sejarah manusia. Tata
kelola bangunan, pemukiman, penataan lahan dan bangunan merupakan esensi
yang tidak terpisahkan dari suatu sitem arsitektur. Sejarah dan kebudayaan yang
berbeda antara tiap negara atau tiap region dalam suatu negara turut membawa
keberagaman dalam khasanah ilmu arsitektur.
Indonesia sebagai negara yang terdiri dari ribuan pulau, ratusan bahasa,
suku bangsa dan budaya memiliki budaya arsitektur yang beranekaragam. Budaya
itu ditunjukan dari keberagaman rumah adat, lingkungan adat, dan penggunaan
material-material pendukung dalam pembangunan pemukiman adat. Dewasa ini
dalam menghadapi era globalisasi dan diferensiasi pasar bebas masyarakat ekonomi
ASEAN, khasanah ilmu arsitektur indonesia berusaha mengangkat kereagaman
etnik indonesia itu dalam suatu model design bertema atau bernuansa etnik
sehingga menjadi suatu ciri orisinalitas gaya arsitektur indonesia yang
membedakannya dengan model atau design dunia lainnya seperti konsep minimalis,
mediterania, dan vennesia.
1
2
hanya sebatas perdata berupa penggantian kerugian sebesar 10% dari objek
bangunan atau setara dengan honorarium yang diterima melainkan juga turut
bertanggungjawab secara pidana apabila terbukti melakukan kelalaian atau
kealpaan sehingga menyebabkan kesalahan konstruksi bangunan.
PEMBAHASAN
Kemudian dalam Pasal 44 ayat (3) menyatakan bahwa Dalam hal Ciptaan
berupa karya arsitektur, pengubahan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) tidak
dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta jika dilakukan berdasarkan pertimbangan
pelaksanaan teknis. Dengan kata lain bahwa pengubahan Ciptaan karya Arsitektur
tidak dianggap sebagai pelanggaran
3
4
(1) tidak mencakup.. a. karya arsitektur dalam bentuk bangunan atau konstruksi
lain. Sedangkan Pasal 46 ayat (1) menyatakan bahwa penggandaan untuk
kepentingan pribadi atas Ciptaan yang telah dilakukan Pengumuman hanya dapat
dibuat sebanyak 1 (satu) salinan dan dapat dilakukan tanpa izin Pencipta atau
Pemegang Hak Cipta. Hal ini mengandung pengertian bahwa karya arsitektur dalam
bentuk bangunan atau konstruksi lain tidak dapat dilakukan penggandaan untuk
kepentingan pribadi tanpa izin pencipta atau pemegang hak cipta.
PENUTUP
C. Simpulan
Berdasarkan uraian dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut:
5
6
D. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang didapatkan adalah
sebagai berikut: