Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH DESAIN INDUSTRI

DOSEN PEMBIMBING :

Recy Harviani Zurwanty, M.Pd

DISUSUN OLEH :

Al-Fa’at Syorghani

Rola

Yudi Zikri Ramadhan 19101152630115

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK”
PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan makalah hukum bisnis ini. Selain sebagai tugas, Makalah ini
dibuat untuk menambah pengetahuan dan ilmu kita tentang rahasia dagang.Apa itu rahasia
dagang, dasar hukum rahasia dagang, ruang lingkup hak rahasia dagang, hak pemilik rahasia
dagang, pengalihan hak rahasia dagang, dan pelanggaran hak rahasia dagang.
Banyak sekali hambatan dalam penyusunan makalah ini baik itu masalah waktu,
sarana, dan lain lain. Oleh sebab itu, Selesainya Makalah ini bukan semata mata karena
kemampuan kami, Banyak pihak yang mendukung dan membantu kami. Dalam kesempatan
ini, penyusun mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak pihak yang telah membantu.
Kami harapkan makalah ini nantinya akan berguna bagi para pembaca, jika ada
kesalahan dalam makalh ini kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar
dapat lebih baik.

Padang, 22 Juni 2022

Penyusun

Page 2 of 11
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PEMBAHASAN.......................................................................................6-9
1.1 PENGERTIAN DESAIN INDUSTRI.........................................................4
1.2 DASAR HUKUM DESAIN INDUSTRI.....................................................4
1.3 RUANG LINGKUP DESAIN INDUSTRI..............................................5-8
1.4 PENDAFTARAN DAN PEMBATALAN DESAIN INDUSTRI...............8
1.5 PENGALIHAN HAK DESAIN INDUSTRI............................................8-9
1.6 PELANGGARAN DESAIN INDUSTRI....................................................9
BAB II PENUTUP.................................................................................................10
2.1 KESIMPULAN.........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

Page 3 of 11
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Desain Industri


Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri
menyebutkan bahwa Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi
garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau
dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua
dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau
kerajinan tangan.

1.2 Dasar hukum Desain Industri


Peraturan tentang desain industri telah ada di Indonesia dan diatur dalam dasar
Undang-Undang Nomor 31 tahun 2000 Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, dan Pasal 33 Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia),Undang-Undang Nomor 31 tahun
2000 tentang Desain Industri disahkan Presiden Abdurrahman Wahid dan diundangkan oleh
Sekretaris Negara Djohan Effendi pada tanggal 20 Desember 2000 di Jakarta. Agar setiap
orang mengetahuinya, UU Desain Industri ditempatkan pada Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2000 Nomor 243 dan penjelasannya ditempatkan pada Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4045.

Pertimbangan dalam Undang-Undang Nomor 31 tahun 2000 tentang Desain Industri


adalah:

a. bahwa untuk memajukan industri yang mampu bersaing dalam lingkup perdagangan
nasional dan internasional perlu diciptakan iklim yang mendorong kreasi dan inovasi
masyarakat di bidang Desain Industri sebagai bagian dari sistem Hak kekayaan
Intelektual;
b. bahwa hal tersebut diatas didorong pula oleh kekayaan budaya dan etnis bangsa
Indonesia yang sangat beraneka ragam merupakan sumber bagi pengembangan
Desain Industri;
c. bahwa Indonesia telah meratifikasi Agreement Establishing teh World Trade
Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang
mencakup Agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights
(Persetujuan TRIPs) dengan Undang-Undang 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur
ketentuan mengenai Desain Industri;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c
perlu dibentuk Undang-Undang tentang Desain Industri;

Page 4 of 11
1.3 Ruang lingkup hak Desain Industri
Desain industri adalah bagian dari HKI. Perlindungan atas desain industri
didasarkan pada konsep pemikiran bahwa lahirnya desain industri tidak terlepas dari
kemampuan kreatifitas cipta, rasa dan karsa yang dimimliki oleh manusia. Desain
industri merupakan produk intelektual manusia, produk peradaban manusia. Jika
desain industri semula diwujudkan dalam bentuk lukisan, karikatur atau
gambargrafik, satu dimensi yang akan diklaim sebagai hak cipta maka, pada tahapan
berikutnya ia disusun dalam bentuk dua atau tiga dimensi dan dapat diwujudkan
dalams satu pola yang melahirkan produk material dapat diterapkan dalam aktivitas
industri. Dalam wujud itulah kemudian ia dirumuskan sebagai desain industri. 26
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Desain Industri disusun pengertian desain industri
yakni suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis warna, atau garis
dan warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga
dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan
dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan
suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan. 26 H.OK.Saidin,
Loc.Cit. 19 Universitas Sumatera Utara Merujuk pada definisi di atas maka,
karakteristik desain industri itu dapat dirumuskan sebagai berikut: 27 Pengaturan
Desain Industri dengan undang-undang juga dimaksudkan untuk memberikan
landasan perlindungan hukum yang efektif guna mencegah berbagai bentuk
pelanggran berupa penjiplak, pembajakan atau peniruan atas desain industri terkenal.
Prinsip pengaturanya adalah pengakuan kepemilikan atas suatu pola sebagai karya
intelektual yang mengandung nilai estetis, dan dapat diproduksi secara berulang-
ulang, serta menghasilkan suatu barang dalam bentuk 2 dua atau 3 tiga dimensi.
Desain industri adalah karya intelektual seorang pendesain,maka perlu mendapat
perlindungan hukum. 1. Satu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis
atau warna, atau garis dan warna atau gabungan keduanya. 2. Bentuk konfigurasi atau
komposisi tersebut harus berbentuk dua atau tiga dimensi. 3. Bentuk tersebut harus
pula memberi kesan estetis. 4. Butir 1, 2 dan 3 di atas harus dapat dipakai untuk
menghasilkan suatu produk, berupa barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.
28 Tidak semua desain industri yang dihasilkan oleh pendesain dapat dilindungi
sebagai hak atas desain industri. Hanya desain industri yang baru,yang diberikan
kepada pendesain. Batasan tentang desain industri yang baru itu oleh Undang-Undang
Desain Industri disebutkan bahwa desain industri yang mendapatkan perlindungan
diberikan untuk desain industri yang baru. Desain 27 Republik Indonesia, Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 2000 Tentang Desain Industri. 28 Sayud Margono dan
Amir Angkasa, Komersialisasi Aset Intelektual Aspek Hukum Bisnis Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia, 2002, hlm. 183. Universitas Sumatera Utara
industri dianggap baru apabila pada tanggal penerimaan, desain industri tersebut tidak
sama dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya. Pengungkapan sebelumnya,
adalah pengungkapan desain industri yang sebelum: 1. Tanggal penerimaan; atau 2.
Tanggal prioritas apabila permohonan diajukan dengan hak prioritas; Telah
diumumkan atau digunkan di Indonesia atau di luar Indonesia. Suatu desain industri
tidak dianggap telah diumumkan apabila dalam jangka waktu paling lama 6 bulan
sebelum tanggal penerimaanya, desain industri tersebut; 1. Telah dipertunjukkan
dalam suatu pameran nasional ataupun internasional di Indonesia atau di luar negeri
yang resmi atau diakui sebagai resmi; atau 2. Telah digunakan tujuan pendidikan,
penelitian, atau pengembangan. Di samping itu, di negara-negara yang menjunjung

Page 5 of 11
tinggi moral, religious serta hukum, batasan tentang apa yang boleh didesain dan apa
yang tidak boleh dilakukan haruslah merujuk pada ukuran moral, religious, dan
hukum tersebut. Misalnya desain industri tidak diberikan terhadap karya desain yang
bersifat pornografi, yang di dalamnya terdapat unsur penghinaan atau desain terhadap
wajah nabi atau rasul yang dalam keyakinan agama tertentu termasuk pada perbuatan
yang dilarang. 29 Guna lebih memahami ruang lingkup desain industri ini ada
pandangan suatu ahli yang sangat baik sehingga dapat lebih mampu melihat ruang
lingkup 29 OK. Saidin, Op.Cit,hlm.472. Universitas Sumatera Utara desain industri
ini, yaitu pandangan Misha Black yang termuat dalam laporannya kepada United
Nations Industrial Development Organization yang menyebutkan beberapa aspek dari
perencanaan sebuah produk industri, terdiri dari: 30 1. Aspek kegunaan, mengacu
kepada interaksi langsung antara manusia dan produk dengan dilandasi pertimbangan-
pertimbangan seperti kenyamanan, kepraktisan, keselamatan, kemudahan, perawatan,
perbaikan, termasuk juga faktor-faktor ergonomi dan anthropometri. 2. Aspek fungsi,
mengacu pada prinsip fisik dan teknik dari desain dan dilandasi oleh pertimbangan
permesinan, persediaan bahan baku, tata cara kerja, perakitan, tingkat keterampilan
tenaga kerja, efisiensi, penghematan biaya, toleransi, kelayakan, standarnisasi dan
lain-lain. 3. Aspek pemasaran, berorientasi pada kebutuhan konsumen yang dilandasi
pertimbangan akan kebutuhan dan keinginan, kebijakan produk, diversifikasi produks,
skala prioritas harga, jaringan distribusi, dan lain-lain. 4. Aspek nilai estetis dan
penampilan suatu produk, mengacu pada nilai visual dan psikologis dari desain yang
dilandasi oleh pertimbangan seperti bentuk keseluruhan, unsur penampilan,
pembuatan detil, proporsi, tekstur, warna, grafis dan penyelesaian akhir. 30 Jhon
Heskett, Desain Industri, terjemahan Chandra Johan Jakarta: Rajawali, 1968, hlm. 5.
Universitas Sumatera Utara Pembagian bidang desain industri adalah sebagai berikut:
1. Obyek desain industri Selain adanya pembagian dari bidang desain industri, perlu
diperhatikan juga mengenai hal-hal mana saja yang dapat menjadi obyek desain
industri. Tidak semua desain industri yang mendapat perlindungan hukum, hanya
desain industri yang memenuhi persyaratan Undang-Undang Desain Industri, yang
mendapat perlindungan hukum desain industri. Menurut Undang- Undang Desain
Industri, yang menjadi obyek perlindungan hukum desain industri adalah desain
industri yang baru novelty dan telah terdaftar. 31 Pada dasarnya desain industri yang
mendapat perlindungan antara lain: 32 Menurut Pasal 2 ayat 2 dan ayat 3
dihubungkan dengan Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Desain Industri, suatu desain
industri dianggap baru apabila pada tanggal penerimaan permohonan pendaftaran
desain industri yang telah memenuhi a. Prinsip kebaruan; Ketentuan Pasal 2 ayat 1
Undang-Undang Desain Industri menyatakan hak desain industri diberikan untuk
desain industri yang baru. Hal ini berarti bahwa hanya desain industri yang
mempunyai unsur kebaruan saja yang dapat diberikan perlindungan hukum dan
dengan sendirinya dapat didaftar. Pendaftaran merupakan syarat mutlak agar desain
industri yang mempunyai kebaruan tadi diberikan perlindungan hukum dalam jangka
waktu tertentu. 31 Rachmadi Usman, Hukum Hak Kekayaan Intelektual:
Perlindungan dan Dimensi Hukumnya di Indonesia Bandung: Alumni, 2003, hlm.
418. 32 Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Departemen Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia bekerjasama dengan Japan International
Coorporation Agency, Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual, 2006, hlm. 39.
Universitas Sumatera Utara persyaratan administratif, desain industri tersebut tidak
sama dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya. b. Tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama atau
kesusilaan. Ternyata tidak semua desain industri yang baru dapat diberikan hak desain

Page 6 of 11
industri. Pasal 3 Undang-Undang Desain Industri mengatur desain industri yang tidak
mendapat perlindungan, yakni desain industri yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama atau kesusilaan. 2.
Subyek desain industri Yang dapat diberi hak untuk memperoleh hak atas desain
industri antara lain: 33 c. Jika suatu desain industri dibuat dalam hubungan dinas
dengan pihak lain dalam lingkungan pekerjaannya, atau yang dibuat orang lain
berdasarkan pesanan, pemegang hak desain industri adalah pihak yang untuk danatau
dalam dinasnya desain industri itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian lain antara kedua
pihak dengan tidak mengurangi hak pendesain apabila penggunaan desain itu
diperluas sampai ke luar hubungan dinas; a. Pendesain atau yang menerima hak
tersebut dari pendesain; b. Dalam hal pendesain terdiri atas beberapa orang secara
bersama, hak desain industri diberikan kepada mereka secara bersama kecuali jika
diperjanjikan lain; 33 Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, Departemen
Hukum dan Hak Azasi Indonesia, bekerjasama dengan Japan International
Corporation Agency, Loc.Cit. Universitas Sumatera Utara 3. Ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam butir 1 berlaku pula bagi desain industri yang dibuat orang lain
berdasarkan pesanan yang berlaku dalam hubungan dinas; 4. Jika suatu desain industri
dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan pesanan, orang yang membuat desain
industri itu dianggap sebagai pendesain dan pemegang hak desain industri, kecuali
jika diperjanjikan lain antara kedua pihak. Ketentuan sebagaimana dimaksud tidak
menghapus hak pendesain untuk tetap dicantumkan namanya dalam sertifikat desain
industri, daftar umum desain industri dan berita resmi desain industri. 34 Meskipun
elemen-elemen antara karya desain industri mungkin saja bersinggungan dengan
elemen-elemen karya hak cipta, namun sebagaimana telah dikemukakan tetap dapat
dibedakan antara keduanya. Hak cipta obyek perlindungannya lebih pada karya
tentang seni, sedangkan desain industri Elemen desain industri juga sering
bersinggungan dengan elemen dalam karya hak cipta , terutama dengan lingkup hak
cipta dalam Pasal 12 huruf f yaitu obyek hak cipta yang berupa seni rupa dalam segala
bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung,
kolase, dan seni terapan. Elemen seni ukir, seni pahat dan seni patung dalam hak cipta
sering bersinggungan dengan elemen desain industri terutama dalam karya desain
industri yang berupa kerajinan tangan. 34 OK Saidin, Op.Cit, hlm. 473. Universitas
Sumatera Utara penekanannya pada karya tentang bentuk appearance yang
mempunyai nilai estetika dan dibuat untuk menghasilkan komoditas industrimass
production. 35 Selain perbedaan diatas, perbedaan prinsip antara hak cipta dan desain
industri juga terlihat dari asas hukum yang mendasari kedua instrumen hukum
tersebut sebagaimana diuraikan dalam bagian penjelasan Undang-Undang Desain
Industri yaitu dalam hak cipta terdapat asas orisinal, yaitu sesuatu yang langsung
berasal dari asal orang yang membuat atau yang menciptakan atau sesuatu yang
langsung dikemukakan oleh orang yang dapat membuktikan sumber aslinya.
Sedangkan dalam desain industri terdapat asas kebaruan, artinya seseorang berhak
ditetapkan sebagai pemilik hak atas desain industri saat pertama kali mendaftarkan
haknya tersebut di Direktorat Desain Industri. Jika kreasi itu hanya dibuat untuk satu
buah produk dengan penekanan pada unsur seninya maka tidak dapat dikatagorikan
sebagai desain industri. Jika sebuah kerajinan tangan dibuat hanya satu buah yang
diukir oleh penciptanya, dengan segenap ekspresi seni yang sangat mendalam ini
termasuk dalam hak cipta. 36 35 NK Supasti Dharmawan, Perlindungan Hukum Atas
Karya-Karya Intelektual Di Bidang Hak Cipta Dan Desain Industri Denpasar Bali :
Makalah Seminar HKI, 2003, hlm. 5. 36 Insan Budi Maulana, A-B-C Desain Industri
Teori dan Praktek di Indonesia Bandung:PT.Citra Aditya Bakti,2000, hlm.98. Dalam

Page 7 of 11
desain industri proses untuk memperoleh hak desain industri dengan mengajukan
permohonan pada Ditjen HKI. Sedangkan dalam hak cipta hak itu didapat secara
otomatis dan tidak ada kewajiban mendaftarkan Pasal 2 ayat1 jo.Pasal 36 Undang-
Undang Hak Cipta Dan pendaftaran hak cipta bukan merupakan pengesahan,
melainkan hanya anggapan adanya hak. Universitas Sumatera Utara Dalam sistem
perlindungan desain industri terdapat perlindungan berdasarkan pendekatan hak cipta
copyright approach. Perlindungan desain industri berdasarkan pendekatan hak cipta di
indonesia secara hukum telah ada sejak diberlakukanya Auteurswet 1912 sesuai
dengan asas konkordansi. Sistem perlindungan desain industri ini merupakan
perlindungan yang bersifat tambahan atas perlindungan yang bersifat tambahan atas
perlindungan hak cipta terhadap karya-karya di bidang seni, walaupun dalam
prakteknya sangat sulit untuk diharmoniskan antara perlindungan produk-produk
desain industri dan perlindungan terhadap ciptaan di bidang seni.

1.4 Pendaftaran dan Pembatalan Desain Industri

Dalam suatu permohonan desain industri dapat diajukan lebih dari satu desain, dengan syarat
desain-desain tersebut merupakan satu kesatuan desain industri atau yang memiliki kelas
yang sama (Pasal 13 huruf b Undang-undang No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri
(“UU Desain”)).
Berdasarkan Pasal 37 dan Pasal 38 UU Desain, suatu Desain industri yang telah
terdaftar dapat dibatalkan dengan 2 (dua) cara, yaitu:

· Berdasarkan permintaan pemegang hak; Desain industri terdaftar dapat dibatalkan oleh
DirJen HKI atas permintaan tertulis yang diajukan oleh pemegang hak. Apabila desain
industri tersebut telah dilisensikan, maka harus ada persetujuan tertulis dari penerima lisensi
yang tercatat dalam daftar umum desain industri, yang dilampirkan pada permintaan
pembatalan pendaftaran tersebut. Jika tidak ada persetujuan maka pembatalan tidak dapat
dilakukan.

· Berdasarkan gugatan (putusan pengadilan);


Gugatan pembatalan pendaftaran desain industri dapat diajukan oleh pihak yang
berkepentingan dengan alasan yaitu syarat kebaruan dan/atau bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama atau kesusilaan sebagaimana
dimaksudkan dalam Pasal 2 atau Pasal 4 UU Desain kepada Pengadilan Niaga dan Putusan
Pengadilan Niaga tersebut disampaikan kepada DirJen HKI paling lama 14 (empat belas) hari
setelah tanggal putusan.

Sedangkan akibat hukumnya, pembatalan pendaftaran desain industri tersebut


menghapuskan segala akibat hukum yang berkaitan dengan hak desain industri dan hak-hak
lain yang berasal dari desain industri tersebut (Pasal 43 UU Desain).

1.5 Pengalihan hak Desain Industri

Hak Desain Industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik Indonesia
kepada Pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri,
atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut

Page 8 of 11
Hak Desain Industri dapat beralih atau dialihkan dengan cara:

1. pewarisan;
2. hibah;
3. wasiat;
4. perjanjian tertulis; atau
5. sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan perundang-undangan.

Pengalihan hak desain industri di atas harus disertakan dengan dokumen-dokumen


pendukung tentang pengalihan hak tersebut. pengalihan hak desain industri yang tidak
dicatatkan dalam daftar umum desain industri maka tidak memiliki akibat hukum pada pihak
ketiga. Adanya pengalihan hak desain industri kepada pihak lain tidak serta merta
menghilangkan hak pendesain untuk tetap dicantumkan nama dan identitasnya, baik dalam
sertifikat desain industri, berita resmi desain industri, maupun dalam daftar umum desain
industri. Pengalihan hak desain industri ini nantinya akan diumumkan dalam Berita Resmi
Desain Industri.

1.6 Pelanggaran hak Desain Industri

Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak membuat, memakai, menjual, mengimpor,
mengekspor dan mengedarkan barang yang diberi hak desain industri tanpa persetujuan, dipidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah). Tindak pidana dalam desain industri merupakan delik aduan.

Page 9 of 11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Perlindungan hukum terhadap Desain Industri dibutuhkan karena:


a. Sebagai konsekwensi telah meratifikasi Agreement Establishing the World Trade
Organization (Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia) yang mencakup Agreement
on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (Persetujuan TRIPs), dan telah dibentuknya
UU No.31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
b. Dengan terjaminnya perlindungan Desain Industri pada gilirannya akan mempercepat
pembangunan industri nasional serta sekaligus mendorong lahirnya berbagai kreasi dan inovasi di
bidang Desain Industri.
c. Berpegang pada teori keadilan yang berdasarkan pada Pancasila, dimanaperlindungan Hak
Desain Industri harus berlandaskan pada:
“Prinsip kemaslahatan manusia atau prinsip kemanusiaan; Prinsip keseimbangan kepentingan
individu dan masyarakat; Prinsip nasionalisme (perlindungan kepentingan nasional); Prinsip keadilan
sosial; Prinsip pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) tidak bebas nilai (iptek
berdasarkan nilai-nilai Pancasila).

Page 10 of 11
DAFTAR PUSTAKA

https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-31-2000-desain-industri

https://text-id.123dok.com/document/myjomk9pz-ruang-lingkup-desain-industri.html

https://dik.ipb.ac.id/desain-industri/

https://www.rahlawfirm.com/permohonan-pendaftaran-dan-pembatalan-desain-industri/

https://journal.universitassuryadarma.ac.id/index.php/jti/article/download/673/643

Page 11 of 11

Anda mungkin juga menyukai