Dosen pengampu :
Bukhari Yasin, SH.MH.
Disusun oleh :
1. MOCH. FIRZA SUSANTO 21742011009
2. RYAN IFANTANA SAPUTRA 21742011012
3.MOHAMMAD IKHSAN 21742011039
4. NURUL FAJRIYAH 21742011054
5. NELI AGUS TINA 21742011057
6. LAILATUL MUTMAINAH 21742011058
7.
8.
FAKULTAS HUKUM
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
UNIVERSITAS BOJONEGORO
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmad, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah Sengketa Hak Kekayaan Intelektual Mata Kuliah Hukum
Acara Peradilan Niaga dengan tepat waktu.
Makalah ini kami susun dengan maksimal, sehingga kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat serta dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dan
mendukung dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran yang membangun
guna kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................
i
DAFTAR ISI.............................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1
1.1 LATAR BELAKANG.............................................................................
1
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................
2
1.3 TUJUAN..................................................................................................
2
BAB II TINJUAN PUSTAKA.................................................................................
3
2.1 PENGERTIAN MEREK..........................................................................
3
2.2 PENYELESIAN SENGKETA MEREK.................................................
4
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................
6
3.1 KASUS IDEA FIELD INDONESIA VS MEDIANCE...........................
6
3.2 PEMBAHASAN KASUS........................................................................
7
3.3 UPAYA HUKUM....................................................................................
9
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
11
4.1 KESIMPULAN........................................................................................
11
ii
4.2 SARAN....................................................................................................
12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sesuai pasal 1 ayat 1 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2016
Tentang Merek dan Indikasi geografis :
“Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa
gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna dalam
bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau lebih unsur tersebut untuk
membedakan barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh orang atau
badan hokum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa.”
Definisi merek terus mengalami perkembngan dan perubahan
dengan berstandar pada semakin meningkatnya kebutuhan perlindungan
huum terhadap produk yang dihasilkan oleh para pelaku usaha.
Apabila pelaku usaha tidak mendaftarkan merek logonya kepada
instansi yang berwenang, maka yang terjadi ialah kemacetan dalam
perkembangan, tidak adanya kepastian hokum terhadap merek tersebut
apabila disebarluaskan dan telah dikenal banyak orang.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
ini memfokuskan pada pembahasan tentang ”perlindungan merek bagi
pemegang hak merek ditinjau dari undang-undang nomor 15 tahun 2001
tentang merek.”
4
a. Alternatif Penyelesaian Sengketa Alternatif
penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa
atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para
pihak yakni penyelesaian pengadilan dengan cara konsultasi,
negosiasi, mediasi, konsiliasi, atau penilaian ahli.
b. Arbitrase
Menurut UU Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa, disebutkan
bahwa :”Arbitrase adalah cara penyelesaian sengketa perdata
diluar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian
arbitrase secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa”
(Pasal.1 ayat (1))
Dalam Pasal.5 ayat (1) ditentukan bahwa sengketa yang
dapat diselesaikan melalui arbitrase hanya sengketa di bidang
perdagangan dan mengenai hak menurut hukum dan
peraturan perundang-undangan dikuasai sepenuhnya oleh
pihak yang bersengketa.
Perjanjian arbitrase adalah suatu kesepakatan berupa
klausul arbitrase yang tercantum dalam perjanjian tertulis
yang dibuat para pihak sebelum timbul sengketa
(Pactumdecompromittendo ) atau suatu perjanjian arbitrase
tersendiri yang dibuat para pihak setelah timbul sengketa
(Actecompromise)
5
BAB III
PEMBAHASAN
6
Dalam kasus ini bukti yang ada terletak pada desain grafis hasil karya
Idea Field Indonesia yang sangat mirip dengan design Mediance sehingga
dengan demikian dapat diketahui bahwa Mediance secara benar telah
melakukan pelanggaran Hak Cipta desain grafis karya dari Idea Field
Indonesia
BAB II
LINGKUP HAK CIPTA
Bagian Ketiga
Hak Cipta Atas Ciptaan yang Penciptanya Tidak Diketahui
7
tersebut dianggap sebagai Pemegang hak cipta. Hal ini tidak berlaku apabila
pencipta di kemudian hari menyatakan identitasnya dan ia dapat
membuktikan bahwa ciptaan tersebut adalah ciptaannya.
Yang artinya bahwa PT. IDEA FIELD INDONESIA memegang hak cipta
atas desain grafis tersebut.
Bagian Keempat
Ciptaan yang Dilindungi
8
Penjelasan :
9
UNDANG-UNDANG YANG BERLAKU
Dalam kasus tersebut tidak dijelaskan Undang-Undang yang
berlaku, tetapi jika di analisa maka kasus tersebut terkena Undang-Undang
Hak Cipta Pasal 72 ayat 2 yang berbunyi :
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
HAKI dapat digambakan secara umum, seperti perlindungan
terhadap karya seni, merek, music, fotografi, film, dll.Dalam HAKI terdapat
salah satu jenis yaitu Hak Cipta,jenis ini terlihat mencolok dari hak kekayaan
intelektual lainnya (seperti paten, yang memberikan hak monopoli atas
penggunaan invensi),karena hak cipta bukan merupakan hak monopoli untuk
melakukan sesuatu,melainkan hak untuk mencegah orang lain yang
melakukannya.Merek merupakan salah satu cabang HAKI. Berdasar Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis, pada
era perdagangan global seperti sekarang ini, peranan pendaftaran merek
sangatlah penting dalam menjaga persaingan usaha yang sehat, perlindungan
konsumen, serta perlindungan Usaha Mikro, Kecil, dan menengah, dan
industri dalam negeri. Hukum merek berfungsi sebagai melindungi pemilik
merek tersebut dari pihak lain yang hendak mengambil keuntungan secara
tidak jujur.
Dalam prakteknya terdapat kasus yang berkaitan dengan hak kekayaan
intelektual seperti, pada Kasus Idea Field Indonesia vs Mediance .Dalam
kasus ini terdapat bukti yang ada terletak pada desain grafis hasil karya Idea
Field Indonesia yang sangat mirip dengan design Mediance sehingga dengan
demikian dapat diketahui bahwa Mediance secara benar telah melakukan
pelanggaran Hak Cipta desain grafis karya dari Idea Field Indonesia. Pada
tanggal 24 Juni 2008 PT. IDEA FIELD INDONESIA melakukan somasi pada
MEDIANCE melalui e-mail yang berisikan, bahwa katalog tersebut dan
semua karya desain grafis di dalamnya adalah ciptaan PT. IDEA FIELD
INDONESIA yang dilindungi oleh hak cipta, sehingga MEDIANCE harus
menghentikan penggunaan katalog tersebut dan membayar sejumlah uang
karena telah menjual salah satu karya desain grafis dalam katalog tersebut
sebesar 500 US$ selambat-lambatnya pada tanggal 29 Juni 2008.Namun pada
tanggal tersebut tidak ada kejelasan dari pihak MEDIANCE.Kemudian PT
IDEA FIELD INDONESIA meminta bantuan
11
kepada http://www.elance.com sebagai pihak yang menyediakan layanan
untuk menyelesaikan masalah dnegan pihak MEDIANCE. Sehingga pada
tanggal 15 Juni 2008 tim Elance.com membentuk badan arbitrase Ad-Hoc.
4.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Pemerintah Indonesia. 2002. Undang Undang Nomor 19 tahun 2002 tentang Hak
Cipta. Sekretariat Negara. Jakarta
13