Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MEREK

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL


Makalah Ini Ditulis Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Hak Kekayaan Intelektual

Disusun Oleh:
Najwa Zahira Tsalitsa
Kelas E
20200210100131

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Roosdiana Harahap, SH., MH

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


FAKULTAS HUKUM
2023
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pad a
waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah “Merek sebagai Hak
Kekayaan Intelektual”.

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan


wawasan kepada pembaca mengenai merek sebagai suatu hak kekayaan
intelektual serta dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Hak Kekayaan
Intelektual. Terima kasih kepada dosen pengampu Ibu Roosdiana Harahap,
SH., MH Atas bimbingannya sehingga makalah ini dapat saya susun tepat
pada waktunya.

Saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk


semua pihak. Dan saya juga berharap agar para pihak yang membaca dapat
memberikan kritik dan saran yang dapat membangun untuk makalah saya
yang selanjutnya agar menjadi lebih baik lagi.

Tangerang, 30 Oktober 2023

Najwa Zahira

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I.................................................................................................................3

PENDAHULUAN..............................................................................................3

1.1 Latar Belakang.....................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2

BAB II................................................................................................................2

PEMBAHASAN................................................................................................2

2.1 Merek...............................................................................................2

2.2 Permohonan Pendaftaran Merek......................................................4

2.3 Penyelesaian Sengketa Gugatan atas Merek....................................5

BAB III...............................................................................................................7

PENUTUP..........................................................................................................7

Daftar Pustaka....................................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Istilah Hak atas Kekayaan Intelektual merupakan terjemahan dari


Intellectual Property Right (IPR). Pengertian Intellectual Property Right
sendiri adalah pemahaman mengenai hak atas kekayaan yang timbul dari
kemampuan intelektual manusia, yang mempunyai hubungan dengan hak
seseorang secara pribadi yaitu hak asasi manusia (human right). Hak atas
Kekayaan Intelektual adalah hak eksklusif yang diberikan suatu hukum atau
peraturan kepada seseorang atau sekelompok orang atas karya ciptanya. Objek
yang diatur dalam HaKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena
kemampuan intelektual manusia. Setiap hak yang digolongkan ke dalam Hak
Kekayaan Intelektual harus mendapat kekuatan hukum atas karya atau
ciptannya. Untuk itu diperlukan tujuan penerapan Hak Kekayaan Intelektual.
Tujuan dari penerapan Hak atas Kekayaan Intelektual yang pertama, antisipasi
kemungkinan melanggar Hak Kekayaan Intelektual milik pihak lain, kedua
meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi
kekayaan intelektual, ketiga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dalam penentuan strategi penelitian, usaha dan industri di Indonesia. Hak atas
kekayaan intelektual dibagi menjadi dua yaitu pertama, hak cipta, kedua hak
kekayaan industri yang meliputi paten, merek dan indikasi geografis, desain
industri, desain tata letak sirkuit terpadu, rahasia dagang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian Merek dan Apa Saja Jenis-Jenis Merek?


2. Bagaimana Permohonan Pendaftaran Merek?
3. Bagaimana Penyelesaian Sengketa Gugatan atas Pelanggaran Merek?

iv
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Merek

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan


Indikasi Geografis, merek ialah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis
berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka, susunan warna, baik dalam
bentuk dua dimensi atau tiga dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari
dua atau lebih unsur yang membedakan barang atau jasa yang diproduksi oleh
orang atau badan hukum dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa. Jenis
merek dibagi menjadi tiga yaitu merek dagang, merek jasa, dan merek
kolektif. Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau
badan hukum untul membedakan dengan barang sejenis lainnya. Merek jasa
adalah merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa sejenis lainnya. Merek kolektif adalah merek yang
digunakan pada barang dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama
mengenai sifat, ciri umum, dan mutu barang atau jasa ierta pengawasannya
yang akan diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara
bersama-sama untuk embedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
Hak atas merek adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada
pemilik merek yang terdaftar untuk jangka waktu tertentu dengan
menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain
untuk menggunakannya.

Pendaftaran merek bertujuan untuk memperoleh kepastian hukum dan


perlindungan hukum terhadap hak atas merek. Pendaftaran merek dilakukan
pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. Direktorat Jenderal Kekayaan
Intelektual adalah instansi pendaftaran merek yang ditugaskan untuk
mendaftarkan merek yang dimohonkan pendaftarannya oleh pemilik merek.
Dikenal 2 macam sistem pendaftaran merek, yaitu sistem konstitutif dan
sistem deklaratif. Sistem konstitutif, hak atas merek diperoleh melalui

v
pendaftaran yang artinya hak eksklusif atas sesuatu merek diberikan karena
adanya pendaftaran. Sistem konstitutif, pendaftaran merek merupakan hal
yang mutlak dilakukan. Merek yang tidak didaftar otomatis tidak akan
mendapatkan perlindungan hukum. Dengan sistem konstitutif ini maka yang
berhak atas suatu merek adalah pihak yang telah mendaftarkan mereknya.
Pendaftaran itu menciptakan suatu hak atas merek tersebut, pihak yang
mendaftarkan, dialah satu-satunya yang berhak atas suatu merek dan pihak
ketiga harus menghormati haknya pendaftar sebagai hak mutlak. Sistem ini
mengaharuskan para pemilik merek untuk mendaftarkan merek nya jika ingin
mendapatkan perlindungan hukum atas merek. Penggunaan sistem konstitutif
ini lebih melindungi pemilik merek dan menjamin kepastian hukum. Sistem
deklaratif yang mendasarkan pada perlindungan hukum bagi mereka yang
menggunakan merek terlebih dahulu, selain kurang menjamin kepastian
hukum juga menimbulkan persoalan dan hambatan dalam dunia usaha. Seperti
dikatakan bahwa, perlindungan merek terdaftar mutlak diberikan oleh
pemerintah kepada pemegang dan pemakai hak atas merek untuk menjamin
terhadap kepastian berusaha bagi produsen.

Perlindungan hukum yang diberikan oleh negara juga tidak hanya terbatas
pada pemilik merek, tetapi juga kepada konsumen yang menginginkan aman,
nyaman dan terjamin dalam mendapatkan merek yang asli sehingga tidak
terkecoh dalam membeli barang dengan merek palsu. Perlindungan hukum
yang diberikan kepada pemilik merek adalah pemilik merek yang mempunyai
iktikad baik, artinya sekalipun telah mempunyai sertifikat sebagai bukti
kepemilikan suatu merek, namun dapat dimintakan penghapusan atau
pembatalan atas merek tersebut jika pemiliknya terbukti mempunyai iktikad
buruk. Perlindungan hukum terhadap merek hanya diberlakukan terhadap
merek yang telah didaftarkan. Pendaftaran merek akan memberikan
pelindungan yang lebih kuat, khususnya jika bertentangan dengan merek yang
identik atau yang mirip. Walaupun sebagian besar pelaku bisnis menyadari
pentingnya penggunaan merek untuk membedakan produk yang dimiliki
dengan produk para pesaingnya, namun tidak semua pihak menyadari
mengenai pentingnya pelindungan merek melalui pendaftaran.

vi
2.2 Permohonan Pendaftaran Merek

Permohonan pendaftaran merek diajukan oleh pemohon atau kuasanya


kepada Menteri secara elektronik atau non-elektronik dalam bahasa Indonesia
jika permohonan berupa bentuk tiga dimensi maka dilampiri dengan label
merek (bentuk karakteristik dari merek) jika berupa suara maka label merek
yang dilampirkan berupa notasi atau rekaman suara dan bukti pembayaran
biaya, biaya permohonan pendaftaran merek ditentukan per kelas barang atau
jasa. Permohonan wajib dilampiri dengan surat pernyataan kepemilikan merek
yang dimohonkan pendaftarannya. Permohonan yang diajukan lebih dari satu
pemohon yang secara bersama-sama berhak atas merek tersebut, semua nama
pemohon dicantumkan dengan memilih salah satu alamat sebagai alamat
pemohon, ditandatangani oleh salah satu dari pemohon yang berhak atas
merek tersebut dengan melampirkan persetujuan tertulis dari para pemohon
yang mewakilkan. Jika pemohon warga negara asing dan badan hukum asing
yang berdomisili di luar negeri wajib diajukan melalui kuasa.

Jika terdapat kekurangan dalam kelengkapan persyaratan pendaftaran


merek dalam jangka waktu paling lama 30 hari sejak tanggal penerimaan
kepada pemohon diberitahukan agar kelengkapan persyaratan tersebut
dipenuhi dalam jangka waktu paling lama 2 bulan terhitung sejak tanggal
pengiriman surat pemberitahuan untuk memenuhi kelengkapan persyaratan.
Jika kelengkapan persyaratannya tidak dipenuhi dalam jangka waktu yang
telah ditentukan maka menteri memberitahukan secara tertulis kepada
pemohon atau kuasanya bahwa permohonannya dianggap ditarik kembali. Jika
permohonan telah memenuhi persyaratan minimum, diberikan tanggal
penerimaan. Menteri mengumumkan permohonan dalam berita resmi merek
dalam waktu paling lama 15 hari terhitung sejak tanggal penerimaan
permohonan. Pengumuman permohonan dalam berita resmi merek
berlangsung selama 2 bulan, berita resmi merek diterbitkan secara berkala
oleh menteri melalui sarana elektronik atau non-elektronik. Merek mempunyai
masa berlaku selama 10 (sepuluh) tahun sejak tanggal penerimaan dan dapat

vii
diperpanjang lagi dengan jangka waktu yang sama, 10 (sepuluh) tahun. Proses
perpanjangan merek dapat dilakukan langsung oleh pemilik merek atau
kuasanya baik melalui elektronik maupun non elektronik. Proses perpanjangan
dapat dilakukan 6 (enam) bulan sebelum berakhirnya masa berlakunya merek,
dan 6 (enam) bulan sejak masa berlakunya merek habis dengan membayar
denda yang telah ditetapkan.

Setiap pihak dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada menteri


atas permohonan yang bersangkutan dengan dikenai biaya, keberatan dapat
diajukan jika ada alasan yang cukup disertai bukti bahwa merek yang
dimohonkan pendaftarannya adalah merek yang berdasarkan undang-undang
ini tidak dapat didaftar atau ditolak. Sanggahan diajukan secara tertulis dalam
waktu paling lama 2 bulan terhitung sejak tanggal pengiriman salinan
keberatan yang disampaikan oleh menteri. Merek tidak dapat didaftar jika:

a. Bertentangan dengan ideologi negara, peraturan perundang-


undangan, moralitas, agama, kesusilaan, atau ketertiban umum
b. Hanya menyebut barang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya
c. Memuat unsur yang dapat menyesatkan masyarakat mengenai asal,
kualitas, jenis, ukuran, macam, tujuan penggunaan barang atau jasa
yang dimohonkan pendaftarannya
d. Memuat keterangan yang tidak sesuai dengan kualitas, manfaat,
atau khasiat dari barang atau jasa yang diproduksi
e. Tidak memiliki daya pembeda
f. Merupakan nama umum atau lambang milik umum

2.3 Penyelesaian Sengketa Gugatan atas Merek

Penghapusan atas merek terdaftar atas prakarsa Menteri dapat dilakukan


jika a). memiliki persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan
Indikasi Geografis; b). bertentangan dengan ideologi negara, peraturan
perundang-undangan, moralitas, agama, kesusilaan, dan ketertiban umum;
atau c). memiliki kesamaan pada keseluruhannya dengan ekspresi budaya
tradisional, warisan budaya tak benda, atau nama atau logo yang sudah

viii
merupakan tradisi turun temurun. Penghapusan atas prakarsa Menteri dapat
dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi dari Komisi Banding Merek. Jika
pemilik merek terdaftar keberatan atas keputusan penghapusan oleh Menteri,
dapat melakukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Penghapusan merek terdaftar dapat pula diajukan oleh pihak ketiga yang
berkepentingan dalam bentuk gugatan ke Pengadilan Niaga dengan alasan
merek tersebut tidak digunakan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut dalam
perdagangan barang dan/atau jasa sejak tanggal pendaftaran atau pemakaian
terakhir.

Penyelesaian sengketa gugatan atas pelanggaran merek yang dapat


dilakukan melalui pengadilan niaga yang memiliki kewenangan untuk
menyelesaikan sengketa pelanggaran terhadap merek antara pemilik merek
terdaftar dan/atau penerima lisensi merek terdaftar dengan pihak lain yang
secara tanpa hak menggunakan merek yang mempunyai persamaan pada
pokoknya atau keseluruhannya untuk barang dan/atau jasa yang sejenis
dengan pemilik merek terdaftar dan/atau penerima Lisensi Merek terdaftar.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek
Dan Indikasi Geografis, menyatakan pada Pasal 3: “Hak atas Merek diperoleh
setelah Merek tersebut terdaftar.” Penjelasan Pasal 3 menegaskan mengenai
yang dimaksud dengan "terdaftar" ialah setelah Permohonan melalui proses
pemeriksaan formalitas, proses pengumuman, dan proses pemeriksaan
substantif serta mendapatkan persetujuan Menteri untuk diterbitkan sertifikat.
Penyelesaian sengketa gugatan atas pelanggaran merek dapat dijuga dilakukan
melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa dengan cara negosiasi,
mediasi, konsiliasi, dan cara lain yang dipilih oleh para pihak, sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2016
Tentang Merek dan Indikasi Geografis. Sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis, Pasal 83 dan
Pasal 84, maka ada beberapa hal penting yang perlu diketahui yaitu:

a. Terhadap pihak lain yang secara tanpa hak menggunakan merek,


maka Pemilik Merek terdaftar dan/atau penerima Lisensi Merek
terdaftar dapat mengajukan gugatan ke pengadilan niaga dengan

ix
bukti pihak lain telah menggunakan merek yang mempunyai
persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk barang
dan/atau jasa yang sejenis dari pemilik merek terdaftar dan/atau
penerima Lisensi Merek terdaftar
b. Gugatan yang diajukan berupa ganti rugi dan/atau penghentian
semua perbuatan yang berkaitan dengan penggunaan Merek
tersebut
c. Gugatan dapat pula diajukan oleh pemilik Merek terkenal
berdasarkan putusan pengadilan.
d. Gugatan diajukan kepada Pengadilan Niaga.
e. Pemilik Merek dan/atau penerima Lisensi selaku penggugat dapat
mengajukan permohonan kepada hakim untuk menghentikan
kegiatan produksi, peredaran, dan/atau perdagangan barang
dan/atau jasa yang menggunakan Merek tersebut secara tanpa hak
selama masih dalam pemeriksaan dan untuk mencegah kerugian
yang lebih besar.
f. Hakim dapat memerintahkan penyerahan barang atau nilai barang
tersebut dilaksanakan setelah putusan pengadilan mempunyai
kekuatan hukum tetap. Dalam hal tergugat dituntut menyerahkan
barang yang menggunakan Merek secara tanpa hak.

x
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berakhirnya perlindungan hukum atas merek terdaftar ditinjau dari


Undang-Undang No. 20 Tahun 20016 Tentang Merek dan Indikasi Geografis
dapat terjadi karena merek yang telah terdaftar pada Direktorat Jenderal
Kekayaan Inteletual telah dihapus dari daftar umum merek dikarenakan telah
berakhirnya masa berlaku terhadap pendaftaran merek, penghapusan merek
karena permintaan sendiri dari pemilik merek, penghapusaan merek terdaftar
atas prakarsa dari Menteri Hukum san Hak Asasi Manusia setelah
mendapatkan rekomendasi dari Komisi Banding Merek, dan penghapusan
merek karena adanya gugatan dari pihak ketiga. Perlindungan merek tidak
hanya sebagai perlindungan negara terhadap pemilik merek terdaftar tetapi
juga bentuk perlindungan terhadap masyarakat selaku konsumen agar
mendapatkan barang sesuai dengan aslinya dan keinginannya dalam
mendapatkan kepastian hukum atas barang yang dibeli di masyarakat. Bentuk
perlindungan merek antara lain dengan melakukan pendaftaran merek,
perlindungan merek selama masa jangka waktu terdaftarnya merek yaitu
selama 10 (sepuluh) tahun dan dapat diperpanjang dengan jangka waktu yang
sama, adanya penindakan baik gugatan secara perdata, penuntutan secara
pidana maupun langkah administratif berupa penolakan pendaftaran merek
dan penghapusan merek. Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dapat
segera menghapus merek dari daftar umum merek jika merek tersebut telah
memenuhi syarat dihapusnya dari daftar umum merek, dengan dihapusnya
merek tersebut maka perlindungan atas merek berakhir.

xi
Daftar Pustaka

Arifin, Z., & Iqbal, M. (2020). PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP


MEREK YANG TERDAFTAR. Jurnal IUS CONSTITUENDUM, 53-
55.

Hartono, M. K., Suryani, C., & Syailendra, M. R. (2023). PEMBATALAN


MEREK YANG TELAH TERDAFTAR BERDASARKAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2016. Unes Law Review,
3418-3419.

Lasut, P. W. (2019). PENYELESAIAN SENGKETA GUGATAN ATAS


PELANGGARAN MEREK MENURUT UNDANG-UNDANG
NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG MEREK DAN INDIKASI
GEOGRAFIS. 67-68.

xii

Anda mungkin juga menyukai