Disusun Oleh
Kelompok 5 :
1. Yulianti 170462201016
2. Dwi Lestari 170462201017
3. Nurasikin 170462201003
4. Ulfi Rahma Ali 160462201029
5. Didy Hardyanto 160462201002
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Hukum Bisnis dengan topik pembahasan yaitu tentang “Hak atas
Kekayaan Intelektual ( HaKI)”. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Bisnis dan
Terima kasih diucapkan kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini,
sehingga dapat selesai tepat waktu. Dalam menyelesaikan makalah ini telah dilakukan upaya untuk mencapai
hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan, pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang
dimiliki, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Penulis berharap tulisan ini dapat memberikan manfaat, khususnya bagi penulis pribadi dan mahasiswa
pada umumnya. Semoga pembahasan yang dikemukakan dapat menjelaskan setiap materi dengan baik, sehingga
dapat diterima dan dimengerti oleh pembaca. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dibutuhkan
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................................1
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................................2
BAB 1....................................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..................................................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................................................4
BAB 2....................................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................................................5
2.1 Pengertian Hak Kekayaan Intelektual ( HKI )........................................................................................5
2.2 Bentuk-bentuk Hak Kekayaan Intelektual..............................................................................................6
2.2.1 Hak Cipta........................................................................................................................................6
2.2.3 Merek............................................................................................................................................16
BAB 3..................................................................................................................................................................26
PENUTUP............................................................................................................................................................26
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................................26
3.2 Saran...........................................................................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................27
2
BAB 1
PENDAHULUAN
Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang atau sekelompok orang sebagai
bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang berguna dan memberi dampak baik dari berbagai aspek perlu
diakui dan dilindungi, agar ide-ide cemerlang dan kreatif yang telah diciptakan tidak diklaim atau dibajak oleh
pihak lain. Untuk itu diperlukan wadah yang dapat membantu dan menaungi ide-ide cemerlang dan kreatif
tersebut. Untuk tingkat internasional organisasi yang mewadahi bidang HKI (Hak Kekayaan Intelektual) adalah
Di Indonesia sendiri untuk mendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasan hasil kebudayaan di
bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan sastra serta mempercepat pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa,
maka dirasakan perlunya perlindungan hukum terhadap hak cipta. Perlindungan hukum tersebut dimaksudkan
sebagai upaya untuk mewujudkan iklim yang lebih baik untuk tumbuh dan berkembangnya gairah mencipta di
Di Indonesia, Undang-Undang yang melindungi karya cipta adalah Undang-undang nomor 6 tahun 1982
tentang hak cipta, dan telah melalui beberapa perubahan dan telah diundangkan Undang-Undang yang terbaru
yaitu Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang mulai berlaku 12 (dua belas) bulan sejak
diundangkan. Tidak hanya karya cipta, invensi di bidang teknologi (hak paten) dan kreasi tentang penggabungan
antara unsur bentuk, warna, garis (desain produk industri) serta tanda yang digunakan untuk kegiatan
perdagangan dan jasa (merek) juga perlu diakui dan dilindungi dibawah perlindungan hukum.
Dengan kata lain Hak Kekayaan Intelektual (HKI) perlu didokumentasikan agar kemungkinan dihasilkannya
teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka secara umum rumusan masalah pada makalah ini
4
BAB 2
PEMBAHASAN
Istilah HKI merupakan terjemah dari Intellectual Property Right (selanjutnya disebut IPR) yang
dideskripsikan sebagai hak atas kekayaan yang timbul karena kemampuan intelektual manusia. IPR sendiri pada
prinsipnya merupakan perlindungan hokum atas HKI yang kemudian dikembangkan menjadi suatu lembaga
Konsepsi mengenai HKI didasarkan pada pemikiran bahwa karya intelektual yang dihasilkan manusia
memerlukan pengorbanan tenaga, waktu, dan biaya. Adanya pengorbanan tersebut menjadikan karya yang telah
dihasilkan memiliki nilai ekonomi karna manfaat yang dapat dinikmati. Berdasarkan konsep tersebut maka
mendorong kebutuhan adanya penghargaan atas hasil karya yang telah dihasilkan berupa perlindungan hukum
bagi HKI. Tujuan pemberian perlindungan hokum ini untuk mendorong dan menumbuh kembangkan semangat
Secara substantif, pengertian HKI dapat dideskripsikan sebagai hak atas kekayaan yang timbul atau lahir
kaena kemampuan intelektual manusia. Sementara pendapat lain mengemukakan bahwa HKI adalah pengakuan
dan penghargaan pada seseorang atau badan hukum atas penemuan atau penciptaan karya intelektual mereka
dengan memberikan hak-hak khusus bagi mereka baik yang bersifat sosial maupun ekonomis. Berdasarkan
kedua pendapat tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa HKI adalah hak yang berasal dari hasil kegiatan
intelektual manusia yang mempunyai manfaat ekonomi. (Afrillyanna Purba dkk, 2005:12-13).
HKI merupakan hak privat (private rights). Seseorang bebas untuk mengajukan permohonan atau mendaftar
Hak Atas Kekayaan Intelektual atau tidak. Hak eksklusif yang diberikan negara kepada individu pelaku HKI
(inventor, pencipta, pendesain, dan sebagainya) tidak lain dimaksud sebagai penghargaan atas hasil karya
(kreativitas)nya dan agar orang lain terangsang untuk lebih lanjut mengembangkan lagi, sehingga dengan sistem
Di samping itu, sistem HKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas bentuk kreativitas
manusia sehingga kemungkinan dihasilkan teknologi atau hasil karya lain yang sama dapat dihindarkan/dicegah.
Dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan dengan
maksimal untuk keperluan hidup atau mengembangkan lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah yang lebih
tinggi lagi.
Badan Khusus yang menangani Hak Kekayaan Intelektual Dunia adalah World Intellectual Property
Organization(WIPO), suatu badan khusus PBB, dan Indonesia termasuk salah satu anggota dengan
diratifikasinya Paris Convention for the Protection of Industrial Property and Convention Establishing the
Pada saat ini, HKI telah menjadi isu yang sangat penting dan mendapat perhatian baik dalam nasional maupun
internasional. Dimasukkannya TRIPs dalam paket Persetujuan WTO di tahun 1994 menandakan dimulainya era
Dengan demikian pada saat ini permasalahan HKI tidak dapat dilepaskan dari dunia perdagangan dan
investasi. Pentingnya HKI dalam pembangunan ekonomi dan perdagangan telah memacu dimulai era baru
setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan
2) Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama
3) Ciptaan adalah setiap hasil karya cipta di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang dihasilkan
atas inspirasi, kemampuan, pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, alau keahlian yang
Konsep hak cipta dalam bahasa Indonesia merupakan terjemahan dari konsep copyright dalam bahasa
Inggris (secara harafiah artinya "hak salin"). Copyright ini diciptakan sejalan dengan penemuan mesin cetak.
Sebelum penemuan mesin ini oleh Johannes Gutenberg, proses untuk membuat salinan dari sebuah karya tulisan
memerlukan tenaga dan biaya yang hampir sama dengan proses pembuatan karya aslinya. Sehingga,
kemungkinan besar para penerbitlah, bukan para pengarang, yang pertama kali meminta perlindungan hukum
Awalnya, hak monopoli tersebut diberikan langsung kepada penerbit untuk menjual karya cetak. Baru
ketika peraturan hukum tentang copyright mulai diundangkan pada tahun 1710 dengan Statute of Anne di
Inggris, hak tersebut diberikan ke pengarang, bukan penerbit. Peraturan tersebut juga mencakup perlindungan
kepada konsumen yang menjamin bahwa penerbit tidak dapat mengatur penggunaan karya cetak tersebut setelah
transaksi jual beli berlangsung. Selain itu, peraturan tersebut juga mengatur masa berlaku hak eksklusif bagi
pemegang copyright, yaitu selama 28 tahun, yang kemudian setelah itu karya tersebut menjadi milik umum.
Berne Convention for the Protection of Artistic and Literary Works ("Konvensi Bern tentang Perlindungan
Karya Seni dan Sastra" atau "Konvensi Bern") pada tahun 1886 adalah yang pertama kali mengatur
masalah copyright antara negara-negara berdaulat. Dalam konvensi ini, copyright diberikan secara otomatis
kepada karya cipta, dan pengarang tidak harus mendaftarkan karyanya untuk mendapatkan copyright. Segera
setelah sebuah karya dicetak atau disimpan dalam satu media, si pengarang otomatis mendapatkan hak
eksklusif copyright terhadap karya tersebut dan juga terhadap karya derivatifnya, hingga si pengarang secara
eksplisit menyatakan sebaliknya atau hingga masa berlaku copyright tersebut selesai.
1) Hak Eksklusif
Selain itu, dalam hukum yang berlaku di Indonesia diatur pula "hak terkait", yang berkaitan dengan hak
cipta dan juga merupakan hak eksklusif, yang dimiliki oleh pelaku
karyaseni (yaitu pemusik, aktor, penari, dan sebagainya), produser rekaman suara, dan lembaga
penyiaran untuk mengatur pemanfaatan hasil dokumentasi kegiatan seni yang dilakukan, direkam, atau
disiarkan oleh mereka masing-masing. Sebagai contoh, seorang penyanyi berhak melarang pihak lain
Banyak negara mengakui adanya hak moral yang dimiliki pencipta suatu ciptaan, sesuai penggunaan
Persetujuan TRIPs WTO (yang secara inter alia juga mensyaratkan penerapan bagian-bagian
relevan Konvensi Bern). Secara umum, hak moral mencakup hak agar ciptaan tidak diubah atau dirusak
tanpa persetujuan, dan hak untuk diakui sebagai pencipta ciptaan tersebut.
Menurut konsep Hukum Kontinental (Prancis), "hak pengarang" (droit d'aueteur, author right) terbagi
Hak cipta di Indonesia juga mengenal konsep "hak ekonomi" dan "hak moral". Hak ekonomi adalah hak
untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan, sedangkan hak moral adalah hak yang melekat pada
diri pencipta atau pelaku (seni, rekaman, siaran) yang tidak dapat dihilangkan dengan alasan apa pun,
Contoh pelaksanaan hak moral adalah pencantuman nama pencipta pada ciptaan, walaupun misalnya
hak cipta atas ciptaan tersebut sudah dijual untuk dimanfaatkan pihak lain. Hak moral diatur dalam pasal
Berdasarkan UU No. 28 tahun 2014 Pasal 40 ayat (1), ciptaan yang dilindungi meliputi Ciptaan dalam bidang
a. buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lainnya:
b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan sejenis lainnya;
c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikandan ilmu pengetahuan;
d. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
e. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni pahat, patung, atau
kolase;
g. karya seni terapan;
h. karya arsitektur;
i. peta;
j. karya seni batik atau seni motif lain;
k. karya fotografi;
l. Potret;
m. karya sinematograh;
n. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi dan karya lain dari
hasil transformasi;
o. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modihkasi ekspresi budaya tradisional;
p. kompilasi Ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan Program Komputer maupun
media lainnya;
q. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya yang asli;
r. permainan video; dan
s. Program Komputer.
Hak cipta berlaku dalam jangka waktu berbeda-beda dalam yurisdiksi yang berbeda untuk jenis ciptaan yang
berbeda. Masa berlaku tersebut juga dapat bergantung pada apakah ciptaan tersebut diterbitkan atau tidak
diterbitkan. Di Amerika Serikat misalnya, masa berlaku hak cipta semua buku dan ciptaan lain yang diterbitkan
sebelum tahun 1923telah kedaluwarsa. Di kebanyakan negara di dunia, jangka waktu berlakunya hak cipta
biasanya sepanjang hidup penciptanya ditambah 50 tahun, atau sepanjang hidup penciptanya ditambah 70
tahun. Secara umum, hak cipta tepat mulai habis masa berlakunya pada akhir tahun bersangkutan, dan bukan
Penegakan hukum atas hak cipta biasanya dilakukan oleh pemegang hak cipta dalam hukum perdata, namun ada
pula sisi hukum pidana. Sanksi pidana secara umum dikenakan kepada aktivitas pemalsuan yang serius, namun
Perkecualian hak cipta dalam hal ini berarti tidak berlakunya hak eksklusif yang diatur dalam hukum tentang hak
cipta. Contoh perkecualian hak cipta adalah doktrin fair use atau fair dealing yang diterapkan pada beberapa
negara yang memungkinkan perbanyakan ciptaan tanpa dianggap melanggar hak cipta.
Lisensi adalah izin yang diberikan oleh pemegang hak cipta atau pemegang hak terkait kepada pihak lain untuk
mengumumkan dan/atau memperbanyak ciptaannya atau produk hak terkaitnya dengan persyaratan tertentu.
Kritikan-kritikan terhadap hak cipta secara umum dapat dibedakan menjadi dua sisi, yaitu sisi yang berpendapat
bahwa konsep hak cipta tidak pernah menguntungkan masyarakat serta selalu memperkaya beberapa pihak
dengan mengorbankan kreativitas, dan sisi yang berpendapat bahwa konsep hak cipta sekarang harus diperbaiki
agar sesuai dengan kondisi sekarang, yaitu adanya masyarakat informasi baru.
Keberhasilan proyek perangkat lunak bebas seperti Linux, Mozilla Firefox, dan Server HTTP Apache telah
menunjukkan bahwa ciptaan bermutu dapat dibuat tanpa adanya sistem sewa bersifat monopoli berlandaskan hak
cipta. Produk-produk tersebut menggunakan hak cipta untuk memperkuat persyaratan lisensinya, yang dirancang
untuk memastikan kebebasan ciptaan dan tidak menerapkan hak eksklusif yang bermotif uang; lisensi semacam
VIVA – Sidang kasus gugatan penulis naskah asli film 'Benyamin Biang Kerok', Syamsul Fuad kepada pihak
Falcon Pictures, kembali digelar hari ini, Kamis 4 April 2018, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.
Sebagai pihak penggugat, Syamsul Fuad yang didampingi pengacaranya, Bakhtiar Yusuf, menjelaskan bahwa
aspek gugatan yang mereka layangkan itu terkait dengan ide cerita dari film aslinya tahun 1972, yang ditulis
oleh kliennya tersebut.
"Terkait atas cerita, di mana cerita pada tahun 1972 itu, itu milik Pak Syamsul. Kemudian mereka melakukan
modifikasi dan di situ terlihat ada karakter fiksi yang memang sama. Intinya modifikasi itu mereka lakukan
tanpa izin dari Pak Syamsul," ujar Bakhtiar.
Pada kesempatan yang sama, Syamsul Fuad menjelaskan bahwa pihak Falcon baru menghubunginya setelah
berita tentang film tersebut marak beredar di media.
Bahkan,
Kasus sebelum launching
Pelanggaran film arahan Hanung Bramantyo itu, dua kali surat pemberitahuan dan satu somasi
Hak Cipta
yamg dilayangkan Syamsul sama sekali tak diindahkan oleh pihak Falcon, hingga dia memutuskan
menggugatnya melalui pengadilan.
"Katanya dia mau berkompromi, ya berkompromi itu waktu surat saya layangkan dong. Setelah saya gugat
mereka baru merasa ‘Lho kok langsung gugat?'. Ya iya dong, sudah dua kali tak diindahkan surat saya dan
pengacara, ya langsung saya berikan gugatan karena tergugat enggak mengindahkan surat kita," kata Syamsul.
Syamsul juga menjelaskan, perundingan yang pernah terjadi antara pihaknya dan Falcon, di mana dia
mengajukan permintaan uang sebesar Rp25 juta, ternyata hanya dikabulkan sebesar Rp10 juta oleh rumah
produksi itu.
Malahan, lanjut Syamsul, pihak Falcon sempat mengatakan bahwa sisa Rp15 jutanya akan dilimpahkan ke
pihak keluarga almarhum Benyamin.
"Buat saya enggak ada relevansinya dengan pihak keluarga almarhum. Tapi mereka merasa mereka sudah
membeli dari keluarga almarhum. Apa yang dibeli enggak jelas, yang pasti bukan hak cipta. Karena kalau
ngomong hak cipta harusnya ke saya dong, bukan ke siapa-siapa termasuk keluarga almarhum," tuturnya.
Sumber : https://www.viva.co.id/showbiz/film/1023361-film-benyamin-biang-kerok-digugat-ternyata-ini-
alasannya
2.2.2 Hak Paten
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi tersebut atau memberikan persetujuan
Paten merupakan bentuk perlindungan HKI yang sangat efektif karena dapat mencegah pelaksanaan
infensi oleh pihak lain tapa seizin pemegang paten, walaupun pihak lain tersebut memperoleh teknologinya
secara mandiri (bukan meniru). Sistem paten di Indonesia menganut asas first-to-file, artinya siapa saja yang
mendaftarkan infensinya untuk pertama kalinya di kantor paten akan mendapatkan hak paten (Mumammad
sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi.
Pengertian/Definisi Invensi adalah ide Inventor yang dituangkan ke dalam suatu kegiatan pemecahan masalah
yang spesifik di bidang teknologi dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan
1. proses atau produk yang pengumuman dan penggunaan atau pelaksanaannya bertentangan dengan
peraturan perundangundangan yang berlaku, moralitas agama, ketertiban umum, atau kesusilaan;
2. metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau pembedahan yang diterapkan terhadap manusia
dan/atau hewan;
5. proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau hewan, kecuali proses non-biologis atau
proses mikrobiologis.
1. Hak Paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak Tanggal
2. Hak Paten Sederhana diberikan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak Tanggal
3. Pengertian Hak Paten Sederhana Yaitu Setiap invensi berupa produk atau alat yang baru dan mempunyai
nilai kegunaan praktis disebabkan karena bentuk, konfigurasi, konstruksi atau komponennya dapat
Mengajukan permohonan secara tertulis dalam bahasa Indonesia kepada Direktorat Jenderal
HakKekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Terbukti Langgar Hak Paten, Samsung Harus Bayar ke Apple 539 Juta Dolar
1. tanggal, bulan, dan tahun Permohonan;
Sabtu, 26 Mei 2018,
Merek adalah tanda yang dapat ditampilkan secara grafis berupa gambar, logo, nama, kata, huruf, angka,
susunan warna, dalam bentuk 2 (dua) dimensi dan/atau 3 {tiga) dimensi, suara, hologram, atau kombinasi dari 2
(dua) atau lebih unsur tersebut untuk membedakan barang dan atau jasa yang diproduksi oleh orang atau badan
hukum dalam kegiatan perdagangan barang dan/atau jasa (Menurut UU No.20 Tahun 2016).
2. Merek Jasa: merek digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang/beberapa orang/badan
3. Merek Kolektif: merek digunakan pada barang/jasa dengan karakteristik yang sama yang
diperdagangkan oleh beberapa orang/badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan
Sedangkan pengertian dari Hak Merek adalah hak ekslusif yang diberikan oleh negara kepada pemilik merek
terdaftar dalam daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan sendiri merek tersebut
Fungsi Merek
Menurut Endang Purwaningsih, suatu merek digunakan oleh produsen atau pemilik merek untuk melindungi
produknya, baik berupa jasa atau barang dagang lainnya, menurut beliau suatu merek memiliki fungsi sebagai
berikut:
1. Fungsi pembeda, yakni membedakan produk yang satu dengan produk perusahaan lain
2. Fungsi jaminan reputasi, yakni selain sebagai tanda asal usul produk, juga secara pribadi
menghubungkan reputasi produk bermerek tersebut dengan produsennya, sekaligus memberikan jaminan
3. Fungsi promosi, yakni merek juga digunakan sebagai sarana memperkenalkan dan mempertahankan
4. Fungsi rangsangan investasi dan pertumbuhan industri, yakni merek dapat menunjang pertumbuhan
industri melalui penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri dalam menghadapi mekanisme
pasar bebas.
Fungsi merek dapat dilihat dari sudut produsen, pedagang dan konsumen. Dari segi produsen merek digunakan
untuk jaminan nilai hasil produksinya, khususnya mengenai kualitas, kemudian pemakaiannya, dari pihak
pedagang, merek digunakan untuk promosi barang-barang dagangannya guna mencari dan meluaskan pasaran,
dari pihak konsumen, merek digunakan untuk mengadakan pilihan barang yang akan dibeli.
5. Jaminan kualitas.
Sistem pendaftaran merek menganut stelsel konstitutif, yaitu sistem pendaftaran yang akan menimbulkan suatu
hak sebagai pemakai pertama pada merek, pendaftar pertama adalah pemilik merek. Pihak ketiga tidak dapat
1. Orang/Persoon
Dalam melakukan Prosedur pendaftaran merek, hal yang biasanya kita lakukan adalah sebagai berikut:
1. Isi formulir yang telah disediakan oleh DitJen HKI (Hak Kekayaan Intelektual) dalam Bahasa Indonesia
Surat pernyataan di atas kertas bermeterai Rp6.000 serta ditandatangani oleh pemohon langsung
(bukan kuasa pemohon), yang menyatakan bahwa merek yang dimohonkan adalah milik
pemohon;
Surat kuasa khusus, apabila permohonan pendaftaran diajukan melalui kuasa pemohon;
Salinan resmi Akta Pendirian Badan Hukum atau fotokopinya yang ditandatangani oleh notaris,
24 lembar etiket merek [empat lembar dilekatkan pada formulir] yang dicetak di atas kertas;
Bukti prioritas asli dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia apabila permohonan dilakukan
Bertentangan dengan peraturan UU, moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum
Merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan pendaftarannya
1. Sebagai alat bukti sebagai pemilik yang berhak atas merek yang didaftarkan;
2. Sebagai dasar penolakan terhadap merek yang sama keseluruhan atau sama pada pokoknya yang
Makna Simbol R , C, TM
1. Simbol ® merupakan kepanjangan dari Registered Merk artinya merek terdaftar. Merek- Merek yang
menggunakan simbol tersebut mempunyai arti bahwa merek tersebut telah terdaftar dalam Daftar Umum
2. Simbol TM merupakan kepanjangan dari Trade Mark artinya Merek Dagang. Simbol TM biasanya
digunakan orang untuk mengindikasikan bahwa merek dagang tersebut masih dalam proses.Baik proses
pengajuan di kantor merek ataupun proses perpanjangan karena jangka waktu perlindungan (10tahun)
Sumber : http://medan.tribunnews.com/2018/01/18/diduga-langgar-hak-paten-dua-pedagang-pakaian-di-pusat-
pasar-diadili?
2.2.4 Desain Industri
Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau komposisi garis atauwarna, atau
garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensiatau dua dimensi yang memberikan
kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tigadimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk
menghasilkan suatu produk, barang,komoditas industri, atau kerajinan tangan. ( UU No. 31 Tahun 2000 )
Hak Desain Industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada
Pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri,atau memberikan
Berdasarkan Pasal 2 (1) dinyatakan bahwa Hak Desain Industri diberikan untuk Desain Industri yang baru.
Lalu Berdasarkan Pasal 2 (2) dinyatakan bahwa Desain Industri dianggap baru apabila pada Tanggal
Penerimaan, Desain Industri tersebut tidak sama dengan pengungkapan yang telah ada sebelumnya.
Kemudian, berdasarkan Pasal 2 (3) pengertian mengenai pengungkapan sebelumnya adalah pengungkapan
Berdasarkan penjelasan pasal 2 (1) dan (2) terkadang dalam prakteknya banyak pengusaha yang melakukan
promosi terlebih dahulu atas produknya kemudian menjual produknya ke pasaran sebelum Produk Desain
Industrinya tersebut di daftarkan. Sehingga, pemeriksa Desain Industri dari Kantor HKI biasanya akan
menemukan desainnya tersebut dan menyatakan bahwa desainnya tersebut sudah tidak memiliki kebaharuan
karena sudah di jual terlebih dahulu sebelum di daftarkan. Oleh karena itu, para pengusaha yang akan
memasarkan produk Desain Industrinya hendaknya terlebih dahulu untuk mendaftarkan Desain Industrinya
Suatu Desain Industri tidak dianggap telah diumumkan apabila dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan
1. telah dipertunjukkan dalam suatu pameran nasional ataupun internasional di Indonesia atau di luar
2. telah digunakan di Indonesia oleh Pendesain dalam rangka percobaan dengan tujuan pendidikan,
Berdasarkan Pasal 3 ini, maka pemilik desain atau pendesain diberikan waktu 6 bulan maksimal dari tanggal
pertama kali mempublikasikan karyanya dalam suatu pameran nasional ataupun internasional baik di dalam
negeri ataupun di luar negeri dan digunakan dalam rangka riset oleh pendesainnya, jika akan mendaftarkan
Desain Industrinya tersebut di Kantor HKI. Oleh karena itu, jika waktunya lebih dari 6 bulan maka akan
menyebabkan Desain Industri tersebut sudah tidak baru dan sudah tidak bisa untuk didaftarkan lagi.
terhadap Hak Desain Industri diberikan untuk jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak Tanggal
Penerimaan.
Berdasarkan pasal diatas, sebuah Desain Industri yang telah lebih dari 10 tahun, maka Desain Industrinya
tersebut sudah tidak memiliki perlindungannya lagi (public domain) maka siapapun dapat menggunakan Desain
1. Mengajukan permohonan ke kantor Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual secara tertulis dalam
d) nama, dan alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan melalui kuasa; dan
e) nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali dalam hal permohonan
diajukan dengan hak prioritas.
3. contoh fisik atau gambar atau foto serta uraian dari Desain Industri yang dimohonkan pendaftarannya
(untuk mempermudah proses pengumuman permohonan, sebaiknya bentuk gambar atau foto tersebut
dapat di-scan, atau dalam bentuk disket atau floppy disk dengan program yang sesuai);
6. Dalam hal permohonan diajukan secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemohon, permohonan
tersebut ditandatangani oleh salah satu pemohon dengan dilampiri persetujuan tertulis dari para
pemohon lain.
7. Dalam hal permohonan diajukan oleh bukan pendesain, permohonan harus disertai pernyataan yang
dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa pemohon berhak atas Desain Industri yang bersangkutan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus pembajakan ribuan kereta dorong dari berbagai merk desain
industri mampu diungkap aparat kepolisian. Tindak pidana itu dilakukan lintas provinsi di Jawa Tengah dan Jawa
Timur.
Pengungkapan kasus itu berawal dari laporan pemilik dan pemegang desain industri, bernama Chung She.
Dia melaporkan kasus itu karena merasa dirugikan setelah menduga banyak pembajak desain industri
Dia
darimendesain gerobak dorong meliputi bentuk kaki, kuping, ban dan pegangan dan part-part lainnya. Namun,
gerobak dorong.
tanpa izin pembajak desain meniru atau menjiplak desain industri.
Menurut dia, para pelaku itu selain membajak desain, mereka ada juga yang membajak karyawannya untuk
kemudian ditugaskan sebagai marketing.
"Pembajak itu, masih saja melanggar hak. Walaupun sudah diperingati dengan mengimpor dan
mengedarkan gerobak yang meniru desain," kata dia, Sabtu (3/3/2018).
Sementara itu, penasehat hukum Chung She, Sahat Sidabuke, menambahkan total ada enam gudang yang disita,
berada di Surabaya ada tiga gudang, sedangkan di kota-kota Jawa Tengah ada tiga gudang, yaitu di Semarang,
Wonogiri dan Solo.
Dia berharap adanya pengungkapan kasus itu dapat membuat jera para pelaku menjiplak desain industri milik
Chung She tersebut.
"Kami akan lanjut melaporkan toko toko yang masih mengedarkan barang menjiplak klien kami di baik di pulau
Jawa maupun luar pulau Jawa," tambah Sahat.
Saat ini, kasus masih ditangani aparat kepolisian dari Mabes Polri.
Sumber : http://www.tribunnews.com/nasional/2018/03/03/pembajakan-desain-industri-lintas-provinsi-diungkap-
petugas
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap karya-karya yang lahir dari buah pikir yang cemerlang yang berguna bagi manusia perlu di akui
dan dilindungi. Untuk itu sistem HKI diperlukan sebagai bentuk penghargaan atas hasil karya. Disamping itu
sistem HKI menunjang diadakannya sistem dokumentasi yang baik atas segala bentuk kreativitas manusia
sehingga kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah.
Dengan dukungan dokumentasi yang baik tersebut, diharapkan masyarakat dapat memanfaatkannya dengan
maksimal untuk keperluan hidupnya atau mengembangkannya lebih lanjut untuk memberikan nilai tambah yang
3.2 Saran
Ditinjau dari sudut perangkat perundang-undangan, Indonesia sudah mempunyai perangkat yang cukup
di bidang HKI. Namun pengetahuan tentang HKI dan perangkat perundang-undangan dimasyarakat dirasakan
masih kurang dan perlu ditingkatkan, sehingga perlindungan HKI betul-betul dapat ditegakkan. Seharusnya
masyarakat Indonesia bisa saling menghargai hak kekayaan intelektual agar kasus-kasus pelanggaran HKI tidak
terulang lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Subroto, Muhammad Ahkam dan Suprapedi. 2008. Pengenalan HKI : Konsep Dasar Kekayaan Intelektual untuk
Purba, Afrilliyana, dkk. 2005. TRIPs-WTO DAN HUKUM HKI INDONESIA : Kajian Perlindungan Hak Cipta
Djulaekha. 2014. Konsep Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual, Persfektif Kajian Filosofis HaKI Kolektif
Perundang – Undangan :
Internet :
https://www.kanal.web.id/pengertian-hak-atas-kekayaan-intelektual-haki
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_cipta
http://www.dgip.go.id/pengenalan-desain-industri