DOSEN PENGAMPU :
Ika Kharismawati SE., MM
DISUSUN OLEH :
Hafsa Az-Zarah
2312111043
Manajemen B
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................................6
2.1 Hak atas Kekayaan Intelektual..................................................................................6
2.2 Prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual.....................................................................9
2.3 Macam-macam Hak atas Kekayaan intelektual........................................................ 9
2.4 Manfaat hak cipta,hak paten, dan hak merek bagi pelaku bisnis..............................18
2.5 Fungsi dan tujuan HaKI.............................................................................................19
2.6 Dasar hukum HaKI di Indonesia................................................................................20
2.7 Lembaga yang berhubungan dengan HaKI................................................................20
2.8 Solusi dari masalah HaKI...........................................................................................21
BAB III
PENUTUP..........................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................24
Daftar Pustaka....................................................................................................................25
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang atau sekelompok
orang sebagai bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang berguna dan memberi
dampak baik dari berbagai aspek perlu di akui dan perlu dilindungi, agar ide-ide
cemerlang dan kratif yang telah diciptakan tidak diklaim atau di bajak oleh pihak lain.
Untuk itu diperlukan wadah yang dapat membantu dan menaungi ide-ide cemerlang dan
kreatif tersebut. Untuk Tingkat internasional 0rganisasi yang mewadahi bidang H.K.I
( Hak Kekayaan Intelektual ) adalah WIPO ( World Intellectual Property Organization).
Di Indonesia sendiri untuk mendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasan hasil
kebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan sastra serta mempercepat
pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, maka dirasakan perlunya perlindungan
hukum terhadap hak cipta. Perlindungan Hukum tersebut dimaksudkan sebagai upaya
untuk mewujudkan iklim yang lebih baik untuk tumbuh dan berkembangnya gairah
mencipta di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra di tengah-tengah masyarakat
Indonesia.
Di Indonesia, Undang-undang yang melindungi karya cipta adalah Undang-undang
nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta, dan telah melalui beberapa perubahan dan telah
diundangkan Undang-Undang yang terbaru yaitu Undang-Undang No. 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta yang mulai berlaku 12 (dua belas) bulan sejak diundangkan. Tidak
hanya karya cipta, invensi di bidang teknologi ( hak paten ) dan kreasi tentang
penggabungan antara unsure bentuk,warna, garis( desain produk industry ) serta tanda
yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan jasa ( merek ) juga perlu diakui dan
dilindungi dibawah perlindungan hukum . Dengan kata lain Hak atas kekayaan Intelektual
( HaKI) perlu didokumentasikan agar kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya
lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah.
1.2 RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hak atas Kekayaan Intelektual
2. Apa prinsip dari Hak atas Kekayaan Intelektual
3. Apa saja macam-macam dari Hak atas Kekayaan Intelektual
4. Apa saja manfaat hak cipta,paten,merek bagi pelaku bisnis
5. Sebutkan apa saja fungsi dan tujuan HaKI
6. Apa saja dasar hukum HaKI di Indonesia
7. Lembaga apa saja yang berhubungan dengan HaKI
8. Bagaimana solusi dari masalah HaKI
4
2.1 Tujuan
1.Untuk mengetahui apa itu Hak atas Kekayaan Intelektual
1. Untuk mengetahui prinsip dari HKI
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam HaKI
3. Untuk mengetahui manfaat hak cipta,paten,merek bagi usaha
4. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan HaKI
5. Untuk mengetahui dasar hukum HaKI di Indonesia
6. Untuk mengetahui arti lembaga yang berhubungan dengan HaKI
7. Untuk mengetahui peneyelesaian dari masalah HaKI
BAB II
PEMBAHASAN
Pengorbanan ini memberi nilai pada karya intelektual. Selain manfaat ekonomi yang
dapat dinikmati, nilai ekonomi yang melekat mengedepankan konsep kekayaan (properti)
dalam karya intelektual tersebut.
“thant area of law which concerns legal rights associated with creative ef- fort or
commercial reputation and goodwill”Konsep yang dikemukakan David tampaknya
sangat erat kaitannya dengan pendekatan hukum.
Hal ini tidak mengherankan, karena dalam mempertimbangkan persoalan kekayaan
intelektual, pada akhirnya segala sesuatunya hanya sebatas pada konsep hukum, terutama
dalam upaya perlindungan hasil karya intelektual.
3 Hak Kekayaan Intelektual adalah hak kebendaan, hak atas benda yang yang bersumber
dari otak lahir dari hasil kerja.Hasil kerja rasional manusia,hasil karyanya merupakan
suatu benda yang tidak berwujud.
Mari kita ambil penulisan lagu sebagai contoh,menciptakan suara (irama) memerlukan
fungsi otak. Menurut ahli biologi, otak tidak bertanggung jawab untuk mengalami seni,
melamun, atau mengalami spiritualitas seperti kemampuan bersosialisasi atau
kemampuan mengendalikan emosi. Fungsi ini disebut juga fungsi nonverbal, metaforis,
intuitif, imajinatif, dan emosional.
Hak Kekayaan Intelektual sebenarnya merupakan bagian dari suatu benda, suatu benda
yang tidak berwujud (intangible). Objek dalam kerangka hukum perdata dapat dibedakan
menjadi beberapa kategori. Salah satunya adalah dengan mengelompokkan objek ke
dalam kategori objek berwujud dan tidak berwujud.
6
2.2 Prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual
Terdapat empat prinsip hak atas kekayaan intelektual, yakni:
1. Prinsip ekonomi Dalam prinsip ekonomi, hak kekayaan intelektual berasal dari karya
kreatif manusia yang memiliki manfaat ekonomi bagi pemilik hak.
2. Prinsip keadilan Dalam prinsip keadilan, dalam menciptakan sebuah karya atau hasil
dari kemampuan intelektual, seseorang diberi perlindungan hukum agar memiliki
kekuasaan dalam penggunaan hak atas kekayaan intelektual karyanya.
3. Prinsip kebudayaan Dalam prinsip kebudayaan, penciptaan suatu karya intelektual
dapat meningkatkan taraf kehidupan, peradaban dan martabat manusia yang akan
memberi keuntungan bagi masyarakat, bangsa dan negara.
4. Prinsip sosial Dalam prinsip sosial, hak intelektual yang diakui oleh hukum dan
diberikan kepada seseorang atas karyanya merupakan satu kesatuan,sehingga diberi
perlindungan berdasarkan keseimbangan antara kepentingan individu dan masyrakat.
Penemu (inventor) adalah seorang yang secara mandiri atau beberapa orang yang secara
bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan
temuan (invensi). Penemu inilah yang menjadi pemegang paten, yaitu pemilik paten atau
pihak yang menerima hak tersebut dari pemilik paten atau pihak lain yang menerima
lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam Daftar Umum Paten.
Untuk mendapatkan hak paten, seorang penemu harus memenuhi persyaratan substantif
tertentu, antara lain:
Penemuannya betul-betul baru,Mengandung langkah inventif, Penemuannya dapat
diterapkan secara industri
Hak Paten tersebut berlaku selama 20 tahun yang mulai terhitung sejak tanggal
penerimaan. Setelah melewati masa 20 tahun, penemuan yang dimaksud akan menjadi
milik umum (public domain) dan dapat diambil manfaatnya oleh siapapun tanpa harus
meminta izin kepada si pemegang paten.
9
Hak Panten menggunakan prinsip teritorial, artinya perlindungan hak paten hanya
berlaku di negara pemberi hak paten tersebut. Misalnya, seseorang yang
mendapat hak paten di Indonesia, maka ia hanya memiliki hak tersebut di
Indonesia saja, ia tidak memiliki hak paten di negara lain. Artinya, orang-orang di
negara lain bisa dengan bebas mengambil manfaat dari penemuannya tanpa harus
meminta izin kepadanya, begitupun sebaliknya.
Dasar hukum atau undang-undang yang mengatur tentang hak paten adalah:
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI
Tahun 1989 Nomor 39)
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan
3. UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1997
Nomor 30)
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI
Tahun 2001 Nomor 109).
Contoh Hak Paten : George Samuel Hurst, pemegang hak paten layar
sentuh,Honda Giken Kogyo, pemegang hak paten pembakaran dengan prinsip
empat langkah ,Apple pemegang hak paten perangkat tablet komputer,B.J.
Habibie, pemegang hak paten formula untuk menghitung keretakan sayap
pesawat,Prof. Dr. Ir. Sedijatmo, pemegang hak paten teknik cakar ayam, Warsito,
pemegang hak paten alat pemindai tubuh (ECVT)
Pemilik atau pemegang hak merek adalah orang (persero), beberapa orang (pemilik bersama),
atau badan hukum yang telah memperoleh Hak atas Merek yang disebut dengan Merek
Terdaftar. Pemegang Hak Merek adalah orang yang mendaftarkan pertama kali suatu merek
ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.
8
Secara sederhana, merek dapat diartikan sebagai tanda dengan unsur pembeda yang berfungsi
untuk membedakan barang atau jasa yang diproduksi dengan hasil produksi pihak lain.
Menurut Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, secara umum merek terbagi
menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Merek Dagang, yaitu merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan barang-barang sejenis lainnya.
b. Merek Jasa, yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
jasa-jasa sejenis lainnya.
c. Merek Kolektif, yaitu merek yang digunakan pada barang dan atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara
bersama-sama untuk membedakan dengan barang danatau jasa sejenis lainnya.
Menurut Harahap (1996), berdasarkan tingkatannya merek dibagi menjadi tiga tingkatan,
yaitu:
a. Merek biasa (normal marks) Merek biasa adalah merk yang tidak memiliki reputasi tinggi.
Merek yang berderajat biasa ini dianggap kurang memberi pancaran simbolis gaya hidup,
baik dari segi pemakaian dan teknologi. Masyarakat atau konsumen melihat merk tersebut
kualitasnya rendah. Merk ini dianggap tidak memiliki drawing power yang mampu memberi
sentuhan keakraban dan kekuatan mitos (mysical power) yang sugesif kepada masyarakat dan
konsumen dan tidak mampu membentuk lapisan pasar dan pemakai.
b. Merek terkenal (well known mark) Merek terkenal biasa disebut sebagai well known mark.
Merek jenis ini memiliki reputasi tinggi karena lambangnya memiliki kekuatan untuk
menarik perhatian. Merek yangdemikian itu memiliki kekuatan pancaran yang memukau dan
menarik, sehingga jenisbarang apa saja yang berada dibawah merek ini langsung
menimbulkan sentuhankeakraban (familiar attachment) dan ikatan mitos (famous mark).
c. Merek termashyur (famous mark) Tingkat derajat merek yang tertinggi adalah merek
termasyur. Derajat merek termahsyurpun lebih tinggi daripada merek biasa, sehingga jenis
barang apa saja yang berada dibawah merek ini langsung menimbulkan sentuhan mitos. Oleh
karena definisitersebut bagi yang mencoba, besar sekali kemungkinannya akan terjebak
dengan perumusan tumpang tindih merek terkenal
9
Fungsi dan manfaat merek:
1. Merek berfungsi untuk memberi identitas pada barang atau jasa dan berfungsi menjamin
kualitas suatu barang dan jas bagi konsumen.
2.Merek juga berfungsi sebagai penbeda dari produk barang atau jasa yang dibuat oleh
seseorang atau badan hukum dengan produk barang atau jasa yang dibuat oleh seseorang atau
badan hukum lain.
Menurut Saidin (2004), fungsi merek antara lain adalah sebagai berikut:
1. Fungsi indikator sumber. Merek berfungsi untuk menunjukkan bahwa suatu produk
bersumber secara sah pada suatu unit usaha dan karenanya juga berfungsi untuk memberikan
indikasi bahwa produk itu dibuat secara profesional.
2. Fungsi indikator kualitas. Merek berfungsi sebagai jaminan kualitaskhususnya dalam
kaitan dengan produk-produk bergengsi.
3.Fungsi sugestif. Merek memberikan kesan akan menjadi kolektor produk tersebut.
Mengapa pemakaian merek pada barang atau jasa yang diproduksi itu penting? Pasalnya,
dengan pemakaian merek, produsen dapat menikmati fungsi-fungsi merek sebagai berikut.
Menurut Rangkuti (2008), sebuah merek biasanya mengalami beberapa fase atau tahapan
perkembangan, yaitu sebagai berikut:
1. Produk yang tidak memiliki merek (unbranded goods) Pada tahap ini, produk dikelola
sebagai komoditi sehingga merek hampir tidak diperlukan. Kondisi ini sangat mendukung
apabila permintaan (demand) lebih banyak dibandingkan dengan dengan pasokan (supply)
yang biasanya sering terjadi dalam situasi perekonomian yang bersifat monopolistic. Contoh:
beras murah, BBM, obat generik dll.
10
2. Merek yang dipakai sebagai referensi (brand as reference) Pada tahap ini sudah terjadi
persaingan sedikit-sedikit, meskipun tingkatnya belum begitu ketat. Persaingan ini
merangsang produsen untuk membuat diferensiasi produk yang dihasilkan. Tujuannya adalah
agar produk yang ia hasilkan memiliki perbedaan dari produk perusahaan lain. Contoh:
sepatu olahraga, sepatu ke kantor, buku tulis, buku gambar dll.
3. Merek sebagai personality Pada tahap ini, diferensiasi antar merek berdasarkan atribut
fungsi menjadi semakin sulit menjadi semakin sulit dilakukan. Karena hampir sebagian
perusahaan melakukan kegiatan yang sama. Untuk membedakan produk yang dihasilkan dari
produk pesaing, perusahaan melakukan tambahan nilai-nilai personality pada masing-masing merek.
Contoh: sabun mandi kesehatan, sabun mandi untuk bayi dll. d) Merek sebagai simbol (icon) Pada
tahap ini, Merek menjadi milik pelanggan. Pelanggan memiliki pengetahuan yang lebih mendalam
mengenai merek yang ia gunakan. Pada umumnya merk yang masuk pada tahap ini sudah bersifat
internasional dan pelanggan yang menggunakan merk ini dapat mengekspresikan dirinya atau dapat
menunjukkan jati dirinya. Contoh: rokok Marlboro. e) Merek sebagai sebuah perusahaan Iklan pada
tahap ini memiliki identitas yang sangat kompleks dan lebih bersifat interaktif, sehingga pelanggan
dapat dengan mudah menghubungi merek. Karena merek perusahaan tersebut merupakan wakil
perusahaan sehingga merek=perusahaan, semua direksi dan 25 karyawan memiliki persepsi yang
sama tentang merek yang dimilikinya. Komunikasi yang keluar dari perusahaan telah terintegrasi ke
semua lini kegiatan operasional, sehingga informasi mengalir secara lancar baik dari manajemen ke
pelanggan maupun sebaliknya, dari pelanggan ke manajemen. Contohnya, Microsoft Software dimana
pelanggan dapat berkomunikasi secara langsung setiap saat melalui internet dengan perusahaan,
begitu juga sebaliknya perusahaan dapat menginformasikan produknya kepada pelanggan kapan saja.
f) Merek sebagai kebijakan moral Saat ini hanya ada beberapa perusahaan yang telah berada pada
tahap ini, yaitu perusahaan yang telah mengoperasikan kegiatannya secara transparan baik mulai dari
bahan baku yang digunakan, proses produksi, dan operasionalnya sampai produk maupun jasa dan
pelayanan purna jualnya kepada pelanggan. Informasi disampaikan secara transparan, jelas dan tidak
ada yang ditutup-tutupi secara etika bisnis, sosial maupun politisnya. Contohnya adalah iklan Body
Shop dan Benetton
Merek tersebut akan dilindungi oleh Negara dalam jangka waktu 10 tahun sejak tanggal
penerimaan pendaftaran dan dapat diperpanjang kembali setelah melewati jangka waktu itu.
Dasar hukum atau Undang-Undang yang mengatur tentang Hak Merek, antara lain:
Undang-Undang No. 19 Tahun 1992 tentang Merek
Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek
Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografi
11
Sementara, menurut Pasal 1 Ayat 5 di dalam UU tersebut, menyatakan bahwa hak khusus
yang diberikan oleh Negara Republik Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuannya kepada pihak
lain untuk melaksanakan hak tersebut.
Dengan kata lain, hak kepemilikan atas desain industri tersebut sebagai konsekuensi dari
didaftarkannya desain industri itu ke Kantor Desain. Hak atas Desain berlaku selama 10
tahun, terhitung sejak tanggal penerimaan pendaftaran. Hak ini tidak dapat diperpanjang
setelah habis masa berlakunya. Pihak yang menerima hak tersebut adalah pendesain, yaitu
seseorang atau beberapa orang yang menghasilkan desain industri.
Dasar hukum atau Undang-Undang dari hak atas desain industri, antara lain:
Undang-Undang No. 31 Tahun 2000
Peraturan Pemerintah RI No. 1 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah RI No. 45 Tahun 2016
Ada dua syarat yang wajib dipenuhi terkait pendaftaran desain industri.
1. Desain industri memiliki nilai kebaruan atau novelty dengan catatan pada tanggal
penerimaan permohonan pendaftaran, desain industri tersebut tidak sama dengan
pengungkapan desain industri yang telah ada sebelumnya.
2. Desain industri haruslah tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, ketertiban umum, agama, atau kesusilaan.
4. Dalam hal permohonan diajukan secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemohon,
permohonan tersebut ditandatangani oleh salah satu pemohon dengan melampirkan
persetujuan tertulis dari para pemohon lain.
5. Dalam hal permohonan diajukan oleh bukan pendesain, permohonan harus
disertaipernyataan yang dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa pemohon berhak atas
desainindustri yang bersangkutan.
6. Membayar biaya permohonan sebesar Rp 300.000,00 untuk usaha kecil dan menengah
(UKM) serta Rp 600.000,00 untuk non-UKM untuk setiap permohonan.
12
1. Identifikasi produk dan penetapan standar produksi serta prosesnya menjadi lebih
jelas.
2. Memperkecil adanya praktik persaingan curang dan melindungi konsumen dari
penyalahgunaan reputasi indikasi geografis.
3. Menjamin kualitas produk indikasi geografis sebagai produk asli sehubungan dengan
meningkatkan atau memberikan kepercayaan pada konsumen.
4. Pembinaan produsen lokal, mendukung koordinasi, dan memperkuat organisasi antara
pemegang hak dalam rangka produksi dan memperkuat reputasi produk.
5. Peningkatan produksi sehubungan dengan adanya rincian produk berkarakter khas
dan unik dalam indikasi geografis.
6. Melestarikan keindahan alam, pengetahuan tradisional, dan sumber daya hayati yang
berperan dalam peningkatan agrowisata.
13
5. Hak atas Perlindungan Varietas Tanaman
Menurut UU No. 29 Tahun 2000, Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) adalah perlindungan
khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah dan
pelaksanaannya dilakukan oleh kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap varietas
tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman. Masih
menurut UU tersebut, Hak Perlindungan Varietas Tanaman adalah hak khusus yang diberikan
negara kepada pemulia dan/atau pemegang hak Perlindungan Varietas Tanaman untuk
menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang
atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu.
Varietas tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh
bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik
genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama
oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak
mengalami perubahan.
Jadi, hak ini diberikan kepada para pemulia tanaman yang menemukan atau mengembangkan
varietas baru suatu tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman. Hak perlindungan ini
berlaku selama 20 tahun untuk tanaman semusim dan 25 tahun untuk tanaman tahunan. Dasar
hukum dari hak perlindungan varietas tanaman, antara lain: Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman. Peraturan Pemerintah RI No. 13 Tahun
2004.
Dalam UU Rahasia Dagang ditegaskan bahwa yang menjadi objek perlindungan rahasia
dagang adalah informasi yang bersifat rahasia yang meliputi metode produksi, pengolahan,
penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi maupun nonteknologi.
14
b. Obyek ruang lingkup rahasia dagang menurut undang-undang No. 30 Tahun 2000 Pasal 2
meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan atau informasi lain di
bidang tekhnologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh
masyarakat umum. Misalnya Coca-cola menggunakan rahasia dagang yaitu informasi teknik
senyawa untuk melindungi formulanya, bukan paten. Hal ini untuk menghindari adanya batas
waktu. Kalau formula dilindungi hak paten maka, akan berakhir paling lama 20 tahun. Pada
saat ini usia Coca Cola sudah lebih dari 100 tahun, hak ini karena formulanya dilindungi
dengan rahasia dagang. Metode produksi misalnya teknologi pemrosesan anggur, formula
ramuan rokok. Di bidang lain, misalnya informasi non teknik. Data mengenai pelanggan, data
analisis, administasi keuangan, dll.
Pemilik Hak Rahasia Dagang berhak untuk menggunakan sendiri rahasi dagang yang
dimilikinya atau memberikan lisensi kepada pihak lain untuk menggunakannya. Pemilik hak
juga berwenang untuk melarang pihak lain untuk menggunakan rahasia dagang atau
mengungkap rahasia dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat
komersial. Dasar hukum dari Hak Rahasia Dagang adalah Undang-Undang Nomor. 30 Tahun
2000 tentang Rahasia Dagang.
7. Hak Cipta
Menurut UU No. 28 tahun 2014, Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara
otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata
tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemegang atau pemilik Hak Cipta adalah Pencipta, yaitu seorang atau beberapa orang yang
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan
pribadi.
Hak ini bisa juga dipegang oleh pihak lain yang menerima hak tersebut secara sah dari
Pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak
tersebut secara sah. Hak Cipta berlaku sepanjang hayat pencipta ditambah 50 tahun setelah
meninggal dunia untuk ciptaan yang asli dan bukan turunan. Sementara itu, untuk jenis
ciptaan seperti program komputer, dan karya turunan seperti karya sinematografi, rekaman
suara, karya pertunjukan dan karya siaran berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali ciptaan
itu diumumkan.
Sementara itu, untuk karya fotografi dan karya susunan perwajahan, dan karya tulis yang
diterbitkan, perlindungannya berlaku selama 25 tahun. Sedangkan, ciptaan yang dimiliki atau
dipegang oleh Badan Hukum, berlaku selama 50 tahun dan 25 tahun sejak pertama kali
diumumkan. Masa berlaku tanpa batas diberikan kepada hak cipta yang dipegang atau
dilaksanakan oleh negara.
Dasar hukum dari Hak Cipta, antara lain: Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak
Cipta, Undang-Undang No. 28 Tahun 2004 tentang Hak Cipta.
15
Dengan memperhatikan hal tersebut maka perlu mengganti Undang-Undang Hak Cipta
dengan yang baru, yang secara garis besar mengatur tentang:
1. Pelindungan Hak Cipta dilakukan dengan waktu lebih panjang sejalan dengan
penerapan aturan di berbagai negara sehingga jangka waktu pelindungan Hak Cipta di
bidang tertentu diberlakukan selama hidup pencipta ditambah 70 (tujuh puluh) tahun
setelah Pencipta meninggal dunia.
2. Pelindungan yang lebih baik terhadap hak ekonomi para Pencipta dan/atau Pemilik
Hak Terkait, termasuk membatasi pengalihan hak ekonomi dalam bentuk jual putus
(sold flat).
3. Penyelesaian sengketa secara efektif melalui proses mediasi, arbitrase atau
pengadilan, serta penerapan delik aduan untuk tuntutan pidana.
4. Pengelola tempat perdagangan bertanggung jawab atas tempat penjualan dan/atau
pelanggaranHak Cipta dan/atau Hak Terkait di pusat tempat perbelanjaan yang
dikelolanya.
5. Hak Cipta sebagai benda bergerak tidak berwujud dapat dijadikan objek jaminan
fidusia. 9 penerapan aturan di berbagai negara sehingga jangka waktu pelindungan
Hak Cipta di bidang tertentu diberlakukan selama hidup pencipta ditambah 70 (tujuh
puluh) tahun setelah Pencipta meninggal dunia.
6. Menteri diberi kewenangan untuk menghapus Ciptaan yang sudah dicatatkan, apabila
Ciptaan tersebut melanggar norma agama, norma susila, ketertiban umum, pertahanan
dan keamanan negara, serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Pencipta, Pemegang Hak Cipta, pemilik Hak Terkait menjadi anggota Lembaga
Manajemen Kolektif agar dapat menarik imbalan atau Royalti.
8. Pencipta dan/atau pemilik Hak Terkait mendapat imbalan Royalti untuk Ciptaan atau
produk Hak Terkait yang dibuat dalam hubungan dinas dan digunakan secara
komersial.
9. Lembaga Manajemen Kolektif yang berfungsi menghimpun dan mengelola hak
ekonomi Pencipta dan pemilik Hak Terkait wajib mengajukan permohonan izin
operasional kepada Menteri.
10. Penggunaan Hak Cipta dan Hak Terkait dalam sarana multimedia untuk merespon
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Berdasarkan ketentuan Pasal 40 UU Hak Cipta, ciptaan yang dapat dilindungi dengan hak
cipta meliputi karya di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra sebagai berikut:
1. buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis
lainnya;
2. ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya;
3. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
4. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
5. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
6. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni
pahat, patung, atau kolase;
7. karya seni terapan;
8. karya arsitektur;
9. peta;
10. karya seni batik atau seni motif lainnya;
11. karya fotografi;
16
12. potret;
13. karya sinematografi;
14. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi,
dan karya lain dari hasil transformasi
15. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi budaya
tradisional;
16. kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan program
komputer maupun media lainnya;
17. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya
yang asli;
18. permainan video; dan
19. program komputer.
20.
Ulasan ketujuh dari jenis-jenis kekayaan intelektual adalah desain tata letak sirkuit terpadu.
Ketentuan Pasal 1 angka 1 UU 32/2000 menerangkan bahwa sirkuit terpadu adalah suatu
produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan
sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau
seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan
semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.
Kemudian, desain tata letak sebagaimana diartikan Pasal 1 angka 2 UU 32/2000 adalah
kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya
satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam
suatu sirkuit terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan
pembuatan sirkuit terpadu.Lebih lanjut, Pasal 1 angka 6 UU 32/2000 mengartikan hak
desain tata tetak sirkuit terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik
Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya, untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.
17
Desain tata letak sirkuit terpadu ini dapat didaftarkan jika karya tersebut orisinal dan desain
tersebut merupakan hasil karya sendiri dan pada saat dibuat, bukan merupakan sesuatu yang
umum bagi para pendesain.
Pada intinya, kekayaan kekayaan intelektual adalah kekayaan yang bersumber dari hasil
intelektual manusia dengan manfaat ekonomi di dalamnya. Kemudian, ada tujuh jenis-jenis
kekayaan intelektual, yakni paten, merek, desain industri, hak cipta, indikasi geografis,
rahasia dagang, dan desain tata letak sirkuit terpadu.
2.4 Manfaat hak cipta,hak paten dan hak merk bagi pelaku bisnis
1. Manfaat Hak Cipta bagi pelaku bisnis
18
3. Manfaat Hak Merek bagi pelaku bisnis
1. Mengidentifikasi asal barang dan jasa dari suatu perusahaan dengan barang dan
jasa perusahaan lain.
2. Melalui merek, pengusaha dapat menjaga dan memberi jaminan akan kualitas yang
dihasilkan
3. Mencegah persaingan yang tidak jujur dari pengusaha lain yang beritikad buruk
yang bermaksud membonceng reputasinya.
4. Sarana pemasaran dan periklanan memberikan tingkat informasi tertentu mengenai
barang dan jasa yang dihasilkan pengusaha.
5. Merek yang didukung dengan media periklanan membuat pengusaha
memilikikemampuan untuk menstimulus permintaan konsumen, sekaligus
mempertahankan loyalitas konsumen.
Hak atas kekayaan inteltual (HAKI) memliki dua fungsi yaitu fungsi dasar dan fungsi khusus,
berikut penjelasan dari kedua fungsi tersebut
1.Fungi dasar artinya siapapun pengguna haki dan apapun jenis hakinya bisa melakukan
fungsi ini.
2. Fungsi Khusus adalah fungsi haki yang bisa digunakan jenis haki golongan tertentu saja.
19
Tujuan Perlindungan dan penegakan Hukum HaKI :
1. Untuk mendorong timbulnya inovasi.
2. Untuk Pengalihan dan penyebaran teknologi yang diperoleh manfaat bersama antara
penghasil dan pengguna pengetahuan teknologi, dengan cara menciptakan
kesejahteraan sosial ekonomi serta keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Dalam penetapan HaKI tentu berdasarkan hukum-hukum yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Dasar-dasar hukum tersebut antara lain adalah :
20
2.8 Solusi dari masalah HaKI
1. Cara penyelesaian sengketa HAKI mengenai hak cipta
Dasar hukum hak cipta
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta: Hak Cipta
adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.(Pasal 1
ayat 1)
Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan,
kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada pencipta,
yaitu “seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir
suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang
dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi”.
.
2.Cara penyelesaian HAKI mengenai merk
Penyelesaian sengketa terhadap merek diatur di dalam hukum indonesia antara lain :
Menurut Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 yang dimaksud dengan
Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat
melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan
cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi.
21
a. Negosiasi
Menurut Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 pada dasarnya para pihak
dapat berhak untuk menyelesaikan sendiri sengketa yang timbul di antara mereka.
Kesepakatan mengenai penyelesaian tersebut selanjutnya harus dituangkan dalam bentuk
tertulis yang disetujui oleh para pihak.
Negosiasi merupakan salah satu penyelesaian sengketa alternatif yang dilakukan oleh pihak-
pihak yang bersengketa atau kuasanya secara langsung pada saat negosiasi dilakukan, tanpa
keterlibatan pihak ketiga sebagai penengah. Para pihak yang bersengketa yang secara
langsung melakukan perundingan atau tawar-menawar sehingga menghasilkan suatu
kesepakatan bersama. Para pihak yang bersengketa sudah barang tentu telah berdiskusi atau
bermusyawarah sedemikian rupa agar kepentingan-kepentingan dan hak-haknya terakomodir
menjadi kepentingan/ kebutuhan bersama para pihak yang bersengketa. Pada umumnya
kesepakatan bersama tersebut dituangkan secara tertulis.
b. Mediasi
Mediasi merupakan salah satu penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga (mediator)
yang tidak memihak (imparsia) yang turut aktif memberikan bimbingan atau arahan guna
mencapai penyelesaian. Namun ia tidak berfungsi sebagai hakim yang berwenang mengambil
keputusan. Inisiatif penyelesaian tetap berada pada tangan para pihak yang bersengketa.
Dalam kaitan dengan Mediasi menurut ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor 30
Tahun 1999 menyatakan atas kesepakatan tertulis para pihak, sengketa atau beda pendapat
diselesaikan melalui bantuan ”seorang atau lebih penasehat ahli” maupun melalui seorang
mediator. Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis adalah final
dan mengikat bagi para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik. Kesepakatan tertulis,
wajib didaftarkan ke Pengadilan Negeri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak penandatanganan dan wajib dilaksanakan dalam waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak pendaftaran.
c. Konsiliasi
Konsiliasi adalah suatu proses penyelesaian sengketa alternatif yang melibatkan seorang
pihak ketiga atau lebih, dimana pihak ketiga yang diikutsertakan untuk menyelesaikan
sengketa adalah seseorang yang secara profesional sudah dapat dibuktikan kehandalannya.
22
3. Cara penyelesaian HAKI mengenai Hak Paten
Dasar Hukum HAK PATEN :
1. UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1989 Nomor 39)
2. UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten
(Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)
3. UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor
109)
Penyelesaian sengketa hak paten melalui Pengadilan Niaga diatur dalam Pasal 117 Undang –
Undang paten yang mana pihak yang berhak atau yang menjadi subjek paten (diatur dalam
Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12) dapat menggugat kepada pengadilan niaga jika suatu paten
diberikan kepada pihak lain selain dari yang berhak.
Sebagai Hakim Niaga yang memeriksa sengketa paten harus memahami kasus dan kriteria
perlindungannya, yakni :
1. Apakah termasuk objek yang dilindungi.
2. Apakah termasuk kriteria yang dikecualikan dari perlindungan.
3. Apakah memenuhi persyaratan yang dilindungi.
4. Apakah terdaftar di negara tujuan dimana perlindungan diharapkan.
5. Sedangkan penyebab perselisihan dalam sengketa hak paten lazimnya adalah Ketidak
jelasan status kepemilikan.
Penggunaan hak paten tanpa seizin pemilik.
Tidak dipenuhinya perjanjian lisensi hak paten.
Dengan sarana Pengadilan Niaga yang dipandang memahami kriteria sengketa paten
diharapkan keadilan benar – benar tercapai dan memuaskan. Idealnya setiap putusan Hakim
mengandung 3 (tiga) unsur, yaitu :
1. Unsur kepastian hukum.
2. Unsur kemanfaatan.
3. Unsur keadilan.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak kekayaan intelektual yang dilindungin
oleh undang-undang. Setiap orang wajib menghormati hak kekayaan intelektual
oranglain.
Hak kekayaan intelektual tidak boleh digunakan oleh oranglain tanpa izin pemiliknya,
kecuali apabila ditentukan oleh undang-undang. Dan dalam pembahasan ini dapat
disimpulkan bahwa HaKI adalah bagian penting suatu karya dalam ilmu pengetahuan,
sastra maupun seni dengan menghargai hasil karya pencipta yang kreatif dan inovasi
agar dapat diterima dan tidak dijadikan untuk menjatuhkan hasil karya seseorang serta
berguna untuk perusahaan dan industri dalam melaksanakan kegiatan perekonomian
24
DAFTAR PUSTAKA
7 Jenis Kekayaan Intelektual dan Perlindungannya. (2023, Juni 12). Hukumonline.
Haki Pengertian Kepanjangan Fungsi Manfaat dan Jenisnya. (2023). Detik.com.
HaKI: Hak Atas Kekayaan Intelektual. (n.d.). Ilmusiana.
Harruma, I., & Nailufar, N. N. (2022, April 6). Prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual. kompas.com.
Natalia. (2023, Juli 28). Pengertian Hak Cipta, dan 5 Manfaatnya untuk Bisnis. Accurate.
Sulastri. (2021). MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH "HAK ATAS KEKAYAAN
INTELEKTUAL. Ubharajaya.
25