Anda di halaman 1dari 25

HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

DOSEN PENGAMPU :
Ika Kharismawati SE., MM

DISUSUN OLEH :
Hafsa Az-Zarah
2312111043
Manajemen B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah tentang "Hak atas Kekayaan
Intelektual".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ika Kharismawati SE.,
MM selaku dosen Mata Kuliah Hukum Bisnis. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah turut memberikan masukan yang baik untuk Makalah ini Tentunya,
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
Makalah ini.
Kami berharap semoga Makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Surabaya, 25 Februari 2024

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................3
BAB I
PENDAHULUAN..............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................5
1.3 Tujuan.......................................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN.................................................................................................................6
2.1 Hak atas Kekayaan Intelektual..................................................................................6
2.2 Prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual.....................................................................9
2.3 Macam-macam Hak atas Kekayaan intelektual........................................................ 9
2.4 Manfaat hak cipta,hak paten, dan hak merek bagi pelaku bisnis..............................18
2.5 Fungsi dan tujuan HaKI.............................................................................................19
2.6 Dasar hukum HaKI di Indonesia................................................................................20
2.7 Lembaga yang berhubungan dengan HaKI................................................................20
2.8 Solusi dari masalah HaKI...........................................................................................21
BAB III
PENUTUP..........................................................................................................................24
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................24
Daftar Pustaka....................................................................................................................25

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap ide-ide yang cemerlang dan kreatif yang tercipta dari seseorang atau sekelompok
orang sebagai bentuk dari kemampuan intelektual manusia yang berguna dan memberi
dampak baik dari berbagai aspek perlu di akui dan perlu dilindungi, agar ide-ide
cemerlang dan kratif yang telah diciptakan tidak diklaim atau di bajak oleh pihak lain.
Untuk itu diperlukan wadah yang dapat membantu dan menaungi ide-ide cemerlang dan
kreatif tersebut. Untuk Tingkat internasional 0rganisasi yang mewadahi bidang H.K.I
( Hak Kekayaan Intelektual ) adalah WIPO ( World Intellectual Property Organization).
Di Indonesia sendiri untuk mendorong dan melindungi penciptaan, penyebarluasan hasil
kebudayaan di bidang karya ilmu pengetahuan, seni, dan sastra serta mempercepat
pertumbuhan kecerdasan kehidupan bangsa, maka dirasakan perlunya perlindungan
hukum terhadap hak cipta. Perlindungan Hukum tersebut dimaksudkan sebagai upaya
untuk mewujudkan iklim yang lebih baik untuk tumbuh dan berkembangnya gairah
mencipta di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra di tengah-tengah masyarakat
Indonesia.
Di Indonesia, Undang-undang yang melindungi karya cipta adalah Undang-undang
nomor 6 tahun 1982 tentang hak cipta, dan telah melalui beberapa perubahan dan telah
diundangkan Undang-Undang yang terbaru yaitu Undang-Undang No. 19 Tahun 2002
tentang Hak Cipta yang mulai berlaku 12 (dua belas) bulan sejak diundangkan. Tidak
hanya karya cipta, invensi di bidang teknologi ( hak paten ) dan kreasi tentang
penggabungan antara unsure bentuk,warna, garis( desain produk industry ) serta tanda
yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan jasa ( merek ) juga perlu diakui dan
dilindungi dibawah perlindungan hukum . Dengan kata lain Hak atas kekayaan Intelektual
( HaKI) perlu didokumentasikan agar kemungkinan dihasilkannya teknologi atau karya
lainnya yang sama dapat dihindari atau dicegah.

1.2 RumusanMasalah
1. Apa yang dimaksud dengan Hak atas Kekayaan Intelektual
2. Apa prinsip dari Hak atas Kekayaan Intelektual
3. Apa saja macam-macam dari Hak atas Kekayaan Intelektual
4. Apa saja manfaat hak cipta,paten,merek bagi pelaku bisnis
5. Sebutkan apa saja fungsi dan tujuan HaKI
6. Apa saja dasar hukum HaKI di Indonesia
7. Lembaga apa saja yang berhubungan dengan HaKI
8. Bagaimana solusi dari masalah HaKI

4
2.1 Tujuan
1.Untuk mengetahui apa itu Hak atas Kekayaan Intelektual
1. Untuk mengetahui prinsip dari HKI
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam HaKI
3. Untuk mengetahui manfaat hak cipta,paten,merek bagi usaha
4. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan HaKI
5. Untuk mengetahui dasar hukum HaKI di Indonesia
6. Untuk mengetahui arti lembaga yang berhubungan dengan HaKI
7. Untuk mengetahui peneyelesaian dari masalah HaKI

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hak atas Kekayaan Intelektual


Dari segi isi, pengertian HKI dapat dijelaskan sebagai suatu hak atas harta benda
yang timbul atau timbul dari kemampuan intelektual manusia.
HKI tergolong dalam hak milik, mengingat HKI pada akhirnya menghasilkan karya
intelektual berupa ilmu pengetahuan, seni, sastra, dan teknologi, yang realisasinya
memerlukan investasi tenaga, waktu, uang, dan pikiran.

Pengorbanan ini memberi nilai pada karya intelektual. Selain manfaat ekonomi yang
dapat dinikmati, nilai ekonomi yang melekat mengedepankan konsep kekayaan (properti)
dalam karya intelektual tersebut.
“thant area of law which concerns legal rights associated with creative ef- fort or
commercial reputation and goodwill”Konsep yang dikemukakan David tampaknya
sangat erat kaitannya dengan pendekatan hukum.
Hal ini tidak mengherankan, karena dalam mempertimbangkan persoalan kekayaan
intelektual, pada akhirnya segala sesuatunya hanya sebatas pada konsep hukum, terutama
dalam upaya perlindungan hasil karya intelektual.
3 Hak Kekayaan Intelektual adalah hak kebendaan, hak atas benda yang yang bersumber
dari otak lahir dari hasil kerja.Hasil kerja rasional manusia,hasil karyanya merupakan
suatu benda yang tidak berwujud.

Mari kita ambil penulisan lagu sebagai contoh,menciptakan suara (irama) memerlukan
fungsi otak. Menurut ahli biologi, otak tidak bertanggung jawab untuk mengalami seni,
melamun, atau mengalami spiritualitas seperti kemampuan bersosialisasi atau
kemampuan mengendalikan emosi. Fungsi ini disebut juga fungsi nonverbal, metaforis,
intuitif, imajinatif, dan emosional.

Keahlian mereka bersifat intuitif dan holistik, memungkinkan mereka memproses


informasi dengan cara yang menarik.Oleh karena itu, hasil kerja otak manusia
(kecerdasan) berupa penelitian dan penemuan di bidang teknis juga dirumuskan sebagai
hak kekayaan intelektual. Kemampuan menulis, berhitung, berbicara, menghafal fakta,
dan menghubungkan fakta yang berbeda memunculkan fungsi bahasa linguistik, logika,
dan analitis yang disebut juga dengan fungsi preposisi, yang merupakan fungsi otak
belahan kiri.

Hak Kekayaan Intelektual sebenarnya merupakan bagian dari suatu benda, suatu benda
yang tidak berwujud (intangible). Objek dalam kerangka hukum perdata dapat dibedakan
menjadi beberapa kategori. Salah satunya adalah dengan mengelompokkan objek ke
dalam kategori objek berwujud dan tidak berwujud.

6
2.2 Prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual
Terdapat empat prinsip hak atas kekayaan intelektual, yakni:
1. Prinsip ekonomi Dalam prinsip ekonomi, hak kekayaan intelektual berasal dari karya
kreatif manusia yang memiliki manfaat ekonomi bagi pemilik hak.
2. Prinsip keadilan Dalam prinsip keadilan, dalam menciptakan sebuah karya atau hasil
dari kemampuan intelektual, seseorang diberi perlindungan hukum agar memiliki
kekuasaan dalam penggunaan hak atas kekayaan intelektual karyanya.
3. Prinsip kebudayaan Dalam prinsip kebudayaan, penciptaan suatu karya intelektual
dapat meningkatkan taraf kehidupan, peradaban dan martabat manusia yang akan
memberi keuntungan bagi masyarakat, bangsa dan negara.
4. Prinsip sosial Dalam prinsip sosial, hak intelektual yang diakui oleh hukum dan
diberikan kepada seseorang atas karyanya merupakan satu kesatuan,sehingga diberi
perlindungan berdasarkan keseimbangan antara kepentingan individu dan masyrakat.

2.3 Macam- macam Hak atas Kekayaan Intelektual


1. Hak atas Paten
Menurut Pasal 1 Ayat 1 UU tentang Paten, Panten (Patentee) adalah hak khusus
(eksklusif) yang diberikan oleh Negara kepada seorang penemu atas hasil penemuannya
di bidang teknologi, untuk lama waktu tertentu melaksanakan sendiri penemuannya
tersebut atau memberikan persetujuannya kepada orang lain untuk melaksanakannya.

Penemu (inventor) adalah seorang yang secara mandiri atau beberapa orang yang secara
bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan ke dalam kegiatan yang menghasilkan
temuan (invensi). Penemu inilah yang menjadi pemegang paten, yaitu pemilik paten atau
pihak yang menerima hak tersebut dari pemilik paten atau pihak lain yang menerima
lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam Daftar Umum Paten.

Untuk mendapatkan hak paten, seorang penemu harus memenuhi persyaratan substantif
tertentu, antara lain:
Penemuannya betul-betul baru,Mengandung langkah inventif, Penemuannya dapat
diterapkan secara industri

Hak Paten tersebut berlaku selama 20 tahun yang mulai terhitung sejak tanggal
penerimaan. Setelah melewati masa 20 tahun, penemuan yang dimaksud akan menjadi
milik umum (public domain) dan dapat diambil manfaatnya oleh siapapun tanpa harus
meminta izin kepada si pemegang paten.

9
Hak Panten menggunakan prinsip teritorial, artinya perlindungan hak paten hanya
berlaku di negara pemberi hak paten tersebut. Misalnya, seseorang yang
mendapat hak paten di Indonesia, maka ia hanya memiliki hak tersebut di
Indonesia saja, ia tidak memiliki hak paten di negara lain. Artinya, orang-orang di
negara lain bisa dengan bebas mengambil manfaat dari penemuannya tanpa harus
meminta izin kepadanya, begitupun sebaliknya.

Dasar hukum atau undang-undang yang mengatur tentang hak paten adalah:
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI
Tahun 1989 Nomor 39)
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan
3. UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1997
Nomor 30)
4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI
Tahun 2001 Nomor 109).

Contoh Hak Paten : George Samuel Hurst, pemegang hak paten layar
sentuh,Honda Giken Kogyo, pemegang hak paten pembakaran dengan prinsip
empat langkah ,Apple pemegang hak paten perangkat tablet komputer,B.J.
Habibie, pemegang hak paten formula untuk menghitung keretakan sayap
pesawat,Prof. Dr. Ir. Sedijatmo, pemegang hak paten teknik cakar ayam, Warsito,
pemegang hak paten alat pemindai tubuh (ECVT)

2. Hak atas Merek


Menurut UU No. 15 Tahun 2001, merek adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf,
angka-angka, susunan atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda
dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Sedangkan, menurut Pasal 3
dalam UU tersebut, hak merek adalah hak khusus yang diberikan oleh negara kepada pemilik
merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu dengan
menggunakan sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
penggunaannya.

Pemilik atau pemegang hak merek adalah orang (persero), beberapa orang (pemilik bersama),
atau badan hukum yang telah memperoleh Hak atas Merek yang disebut dengan Merek
Terdaftar. Pemegang Hak Merek adalah orang yang mendaftarkan pertama kali suatu merek
ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual.

8
Secara sederhana, merek dapat diartikan sebagai tanda dengan unsur pembeda yang berfungsi
untuk membedakan barang atau jasa yang diproduksi dengan hasil produksi pihak lain.

Jenis -jenis Merk :

Menurut Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek, secara umum merek terbagi
menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Merek Dagang, yaitu merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan
dengan barang-barang sejenis lainnya.
b. Merek Jasa, yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh seseorang
atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
jasa-jasa sejenis lainnya.
c. Merek Kolektif, yaitu merek yang digunakan pada barang dan atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara
bersama-sama untuk membedakan dengan barang danatau jasa sejenis lainnya.

Berdasarkan wujudnya, merek dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :


a. Merek lukisan. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud lukisan atau gambar
antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis. Contoh:
merek cat Kuda Terbang, yaitu lukisan atau gambar kuda bersayap yang terbang.
b. Merek kata. Merek ini mempunyai daya pembeda dalam bunyi kata antara barang atau jasa
yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis. Contoh: Pepsodent untuk pasta
gigi, Ultraflu untuk obat flu, Toyota untuk mobil.
c. Merek huruf atau angka. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud huruf atau
angka antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis.
Contoh: ABC untuk kecap dan sirup, 555 untuk buku tulis. 23
d. Merek nama. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud nama antara barang atau
jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis. Contoh: Louis Vuiton untuk
tas, Vinesia untuk dompet.
e. Merek kombinasi. Bentuk ini mempunyai daya pembeda dalam wujud lukisan/gambar dan
kata antara barang atau jasa yang satu dengan barang atau jasa yang lain yang sejenis.
Contoh: jamu Nyonya Meneer yang merupakan kombinasi gambar seorang nyonya dan kata-
kata nyonya Meneer.

Menurut Harahap (1996), berdasarkan tingkatannya merek dibagi menjadi tiga tingkatan,
yaitu:
a. Merek biasa (normal marks) Merek biasa adalah merk yang tidak memiliki reputasi tinggi.
Merek yang berderajat biasa ini dianggap kurang memberi pancaran simbolis gaya hidup,
baik dari segi pemakaian dan teknologi. Masyarakat atau konsumen melihat merk tersebut
kualitasnya rendah. Merk ini dianggap tidak memiliki drawing power yang mampu memberi
sentuhan keakraban dan kekuatan mitos (mysical power) yang sugesif kepada masyarakat dan
konsumen dan tidak mampu membentuk lapisan pasar dan pemakai.
b. Merek terkenal (well known mark) Merek terkenal biasa disebut sebagai well known mark.
Merek jenis ini memiliki reputasi tinggi karena lambangnya memiliki kekuatan untuk
menarik perhatian. Merek yangdemikian itu memiliki kekuatan pancaran yang memukau dan
menarik, sehingga jenisbarang apa saja yang berada dibawah merek ini langsung
menimbulkan sentuhankeakraban (familiar attachment) dan ikatan mitos (famous mark).
c. Merek termashyur (famous mark) Tingkat derajat merek yang tertinggi adalah merek
termasyur. Derajat merek termahsyurpun lebih tinggi daripada merek biasa, sehingga jenis
barang apa saja yang berada dibawah merek ini langsung menimbulkan sentuhan mitos. Oleh
karena definisitersebut bagi yang mencoba, besar sekali kemungkinannya akan terjebak
dengan perumusan tumpang tindih merek terkenal

9
Fungsi dan manfaat merek:
1. Merek berfungsi untuk memberi identitas pada barang atau jasa dan berfungsi menjamin
kualitas suatu barang dan jas bagi konsumen.
2.Merek juga berfungsi sebagai penbeda dari produk barang atau jasa yang dibuat oleh
seseorang atau badan hukum dengan produk barang atau jasa yang dibuat oleh seseorang atau
badan hukum lain.

Menurut Saidin (2004), fungsi merek antara lain adalah sebagai berikut:
1. Fungsi indikator sumber. Merek berfungsi untuk menunjukkan bahwa suatu produk
bersumber secara sah pada suatu unit usaha dan karenanya juga berfungsi untuk memberikan
indikasi bahwa produk itu dibuat secara profesional.
2. Fungsi indikator kualitas. Merek berfungsi sebagai jaminan kualitaskhususnya dalam
kaitan dengan produk-produk bergengsi.
3.Fungsi sugestif. Merek memberikan kesan akan menjadi kolektor produk tersebut.

Menurut Tjiptono (2005), manfaat merek adalah sebagai berikut:


1.Sarana identifikasi untuk mempermudah proses penanganan atau pelacakan produk bagi
perusahaan, terutama dalam pengorganisasian sediaan dan pencatatan akuntansi.
2.Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.
Merek bisa diproteksi melalui merek dagang terdaftar (registered trade marks), proses
pemanufakturan bisa dilindungi melalui hak paten, dan kemasan bisa diproteksi melalui hak
cipta (copyrights) dan desain. Hak-hak properti intelektual ini memberikan jaminan bahwa
perusahaan dapat berinvestasi dengan aman dalam merek yang dikembangkannya dalam
meraup manfaat dari riset bernilai tersebut.
3. Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa
4. Sarana menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk dari para pesaing.
5.Sumber keunggulan kompetitif, terutama melalui perlindungan hukum, loyalitas pelanggan,
dan citra unik untuk yang terbentuk dalam benak konsumen.
6.Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan masa datang.

Mengapa pemakaian merek pada barang atau jasa yang diproduksi itu penting? Pasalnya,
dengan pemakaian merek, produsen dapat menikmati fungsi-fungsi merek sebagai berikut.

1. Tanda pengenal sebagai pembeda dari hasil produksi orang lain.


2. Sebagai alat promosi, merek mewakili produk yang dihasilkan.
3. Jaminan atas mutu dari suatu barang.
4. Penunjuk asal barang/jasa dihasilkan.
5. Desain Industri

Tahapan Perkembangan Merek :

Menurut Rangkuti (2008), sebuah merek biasanya mengalami beberapa fase atau tahapan
perkembangan, yaitu sebagai berikut:
1. Produk yang tidak memiliki merek (unbranded goods) Pada tahap ini, produk dikelola
sebagai komoditi sehingga merek hampir tidak diperlukan. Kondisi ini sangat mendukung
apabila permintaan (demand) lebih banyak dibandingkan dengan dengan pasokan (supply)
yang biasanya sering terjadi dalam situasi perekonomian yang bersifat monopolistic. Contoh:
beras murah, BBM, obat generik dll.

10
2. Merek yang dipakai sebagai referensi (brand as reference) Pada tahap ini sudah terjadi
persaingan sedikit-sedikit, meskipun tingkatnya belum begitu ketat. Persaingan ini
merangsang produsen untuk membuat diferensiasi produk yang dihasilkan. Tujuannya adalah
agar produk yang ia hasilkan memiliki perbedaan dari produk perusahaan lain. Contoh:
sepatu olahraga, sepatu ke kantor, buku tulis, buku gambar dll.
3. Merek sebagai personality Pada tahap ini, diferensiasi antar merek berdasarkan atribut
fungsi menjadi semakin sulit menjadi semakin sulit dilakukan. Karena hampir sebagian
perusahaan melakukan kegiatan yang sama. Untuk membedakan produk yang dihasilkan dari
produk pesaing, perusahaan melakukan tambahan nilai-nilai personality pada masing-masing merek.
Contoh: sabun mandi kesehatan, sabun mandi untuk bayi dll. d) Merek sebagai simbol (icon) Pada
tahap ini, Merek menjadi milik pelanggan. Pelanggan memiliki pengetahuan yang lebih mendalam
mengenai merek yang ia gunakan. Pada umumnya merk yang masuk pada tahap ini sudah bersifat
internasional dan pelanggan yang menggunakan merk ini dapat mengekspresikan dirinya atau dapat
menunjukkan jati dirinya. Contoh: rokok Marlboro. e) Merek sebagai sebuah perusahaan Iklan pada
tahap ini memiliki identitas yang sangat kompleks dan lebih bersifat interaktif, sehingga pelanggan
dapat dengan mudah menghubungi merek. Karena merek perusahaan tersebut merupakan wakil
perusahaan sehingga merek=perusahaan, semua direksi dan 25 karyawan memiliki persepsi yang
sama tentang merek yang dimilikinya. Komunikasi yang keluar dari perusahaan telah terintegrasi ke
semua lini kegiatan operasional, sehingga informasi mengalir secara lancar baik dari manajemen ke
pelanggan maupun sebaliknya, dari pelanggan ke manajemen. Contohnya, Microsoft Software dimana
pelanggan dapat berkomunikasi secara langsung setiap saat melalui internet dengan perusahaan,
begitu juga sebaliknya perusahaan dapat menginformasikan produknya kepada pelanggan kapan saja.
f) Merek sebagai kebijakan moral Saat ini hanya ada beberapa perusahaan yang telah berada pada
tahap ini, yaitu perusahaan yang telah mengoperasikan kegiatannya secara transparan baik mulai dari
bahan baku yang digunakan, proses produksi, dan operasionalnya sampai produk maupun jasa dan
pelayanan purna jualnya kepada pelanggan. Informasi disampaikan secara transparan, jelas dan tidak
ada yang ditutup-tutupi secara etika bisnis, sosial maupun politisnya. Contohnya adalah iklan Body
Shop dan Benetton

Merek tersebut akan dilindungi oleh Negara dalam jangka waktu 10 tahun sejak tanggal
penerimaan pendaftaran dan dapat diperpanjang kembali setelah melewati jangka waktu itu.
Dasar hukum atau Undang-Undang yang mengatur tentang Hak Merek, antara lain:
Undang-Undang No. 19 Tahun 1992 tentang Merek
Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang Merek
Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografi

3. Hak atas Desain Industri


Menurut UU No. 31 Tahun 2000, desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk,
konfigurasi, atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan
daripadanya yang berbentuk 3 dimensi atau 2 dimensi yang memberikan kesan estetis dan
dapat diwujudkan dalam pola 3 dimensi atau 2 dimensi serta dapat dipakai untuk
menghasilkan suatu produk, barang, komoditas, industri, atau kerajinan tangan.

11
Sementara, menurut Pasal 1 Ayat 5 di dalam UU tersebut, menyatakan bahwa hak khusus
yang diberikan oleh Negara Republik Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri atau memberikan persetujuannya kepada pihak
lain untuk melaksanakan hak tersebut.
Dengan kata lain, hak kepemilikan atas desain industri tersebut sebagai konsekuensi dari
didaftarkannya desain industri itu ke Kantor Desain. Hak atas Desain berlaku selama 10
tahun, terhitung sejak tanggal penerimaan pendaftaran. Hak ini tidak dapat diperpanjang
setelah habis masa berlakunya. Pihak yang menerima hak tersebut adalah pendesain, yaitu
seseorang atau beberapa orang yang menghasilkan desain industri.

Dasar hukum atau Undang-Undang dari hak atas desain industri, antara lain:
Undang-Undang No. 31 Tahun 2000
Peraturan Pemerintah RI No. 1 Tahun 2005
Peraturan Pemerintah RI No. 45 Tahun 2016
Ada dua syarat yang wajib dipenuhi terkait pendaftaran desain industri.

1. Desain industri memiliki nilai kebaruan atau novelty dengan catatan pada tanggal
penerimaan permohonan pendaftaran, desain industri tersebut tidak sama dengan
pengungkapan desain industri yang telah ada sebelumnya.
2. Desain industri haruslah tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku, ketertiban umum, agama, atau kesusilaan.

Cara Mengajukan Permohonan Pendaftaran Desain Industri


1. Permohonan pendaftaran desain industri diajukan dengan cara mengisi formulir yang
disediakan untuk itu dalam bahasa Indonesia dan diketik rangkap 3 (tiga).
2. Pemohon wajib melampirkan:  tanggal, bulan, dan tahun surat permohonan;  nama,
alamat lengkap, dan kewarganegaraan pendesain;  nama, alamat lengkap, dan
kewarganegaraan pemohon;  nama dan alamat lengkap kuasa apabila permohonan diajukan
melalui kuasa; dan  nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali,
dalam hal permohonan diajukan dengan hak prioritas.
3. Permohonan ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya serta dilampiri dengan : 
contoh fisik atau gambar atau foto dan uraian dari desain industri yang dimohonkan
pendaftarannya (untuk mempermudah proses pengumuman permohonan, sebaiknya bentuk
gambar atau foto tersebut dapat di-scan, atau dalam bentuk disket atau floppy disk dengan
program sesuai);  surat kuasa khusus, dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa; surat
pernyataan bahwa desain industri yang dimohonkan pendaftarannya adalah milik pemohon
atau milik pendesain.

4. Dalam hal permohonan diajukan secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemohon,
permohonan tersebut ditandatangani oleh salah satu pemohon dengan melampirkan
persetujuan tertulis dari para pemohon lain.
5. Dalam hal permohonan diajukan oleh bukan pendesain, permohonan harus
disertaipernyataan yang dilengkapi dengan bukti yang cukup bahwa pemohon berhak atas
desainindustri yang bersangkutan.
6. Membayar biaya permohonan sebesar Rp 300.000,00 untuk usaha kecil dan menengah
(UKM) serta Rp 600.000,00 untuk non-UKM untuk setiap permohonan.
12

4. Hak atas Indikasi Geografis


Menurut UU No. 20 Tahun 2016, indikasi geografis adalah suatu tanda yang menunjukkan
daerah asal suatu barang dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk
faktor alam, faktor manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi,
kualitas, dan karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan.
Masih dalam UU tersebut, disebutkan bahwa Hak atas Indikasi Geografis adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh negara kepada pemegang hak Indikasi Geografis yang terdaftar,
selama reputasi, kualitas, dan karakteristik yang menjadi dasar diberikannya perlindungan
atas Indikasi Geografis tersebut masih ada. Permohonan pendaftaran Hak atas Indikasi
geografis harus dilakukan oleh lembaga yang mewakili masyarakat di kawasan geografis
tertentu dan pemerintah daerah provinsi atau kabupaten/kota. Jadi, berbeda dengan hak-hak
sebelumnya, hak ini tidak boleh diajukan atas nama orang atau pribadi.
Tidak ada jangka waktu tertentu berapa lama waktu perlindungan Indikasi Geografis ini.
Perlindungan akan tetap dilakukan selama bisa menjaga reputasi, kualitas, dan karakteristik
yang menjadi dasar diberikannya perlindungan Indikasi Geografis pada suatu produk/barang.
Dasar hukum atau Undang-undang yang mengatur tentang Indikasi Geografis, antaralain:
Undang-Undang No. 20 Tahun 2016 tentang Merek dan Indikasi Geografis

Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2007 tentang Indikasi Geografis


Adapun yang berhak mengajukan pendaftaran indikasi geografis adalah pemerintah daerah
provinsi atau kabupaten/kota; dan lembaga yang mewakili masyarakat di kawasan geografis
tertentu yang mengusahakan suatu barang dan/atau produk berupa sumber daya alam,
kerajinan tangan, atau hasil industri.

Manfaat dari perlindungan indikasi geografis adalah:

1. Identifikasi produk dan penetapan standar produksi serta prosesnya menjadi lebih
jelas.
2. Memperkecil adanya praktik persaingan curang dan melindungi konsumen dari
penyalahgunaan reputasi indikasi geografis.
3. Menjamin kualitas produk indikasi geografis sebagai produk asli sehubungan dengan
meningkatkan atau memberikan kepercayaan pada konsumen.
4. Pembinaan produsen lokal, mendukung koordinasi, dan memperkuat organisasi antara
pemegang hak dalam rangka produksi dan memperkuat reputasi produk.
5. Peningkatan produksi sehubungan dengan adanya rincian produk berkarakter khas
dan unik dalam indikasi geografis.
6. Melestarikan keindahan alam, pengetahuan tradisional, dan sumber daya hayati yang
berperan dalam peningkatan agrowisata.

13
5. Hak atas Perlindungan Varietas Tanaman
Menurut UU No. 29 Tahun 2000, Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) adalah perlindungan
khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili oleh Pemerintah dan
pelaksanaannya dilakukan oleh kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap varietas
tanaman yang dihasilkan oleh pemulia tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman. Masih
menurut UU tersebut, Hak Perlindungan Varietas Tanaman adalah hak khusus yang diberikan
negara kepada pemulia dan/atau pemegang hak Perlindungan Varietas Tanaman untuk
menggunakan sendiri varietas hasil pemuliaannya atau memberi persetujuan kepada orang
atau badan hukum lain untuk menggunakannya selama waktu tertentu.

Varietas tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh
bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman, daun, bunga, buah, biji, dan ekspresi karakteristik
genotipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama
oleh sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak
mengalami perubahan.

Jadi, hak ini diberikan kepada para pemulia tanaman yang menemukan atau mengembangkan
varietas baru suatu tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman. Hak perlindungan ini
berlaku selama 20 tahun untuk tanaman semusim dan 25 tahun untuk tanaman tahunan. Dasar
hukum dari hak perlindungan varietas tanaman, antara lain: Undang-Undang Nomor 29
Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman. Peraturan Pemerintah RI No. 13 Tahun
2004.

6. Hak Rahasia Dagang


Menurut UU No. 30 Tahun 2000, Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh
umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam
kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang. Masih menurut UU
tersebut, Hak Rahasia Dagang adalah hak atas rahasia dagang yang timbul berdasarkan
undang-undang ini.

Dalam UU Rahasia Dagang ditegaskan bahwa yang menjadi objek perlindungan rahasia
dagang adalah informasi yang bersifat rahasia yang meliputi metode produksi, pengolahan,
penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi maupun nonteknologi.

Ruang lingkup rahasia dagang:


a. Subyek Rahasia dagang adalah pemilik rahasia dagang. Pemilik rahasia dagang memiliki
hak untuk : 1. Menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya;
2. Memberi lisensi kepada pihak lain atau melarang pihak lain untuk menggunakan Rahasia
Dagang atau mengungkapkan Rahasia Dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan
yang bersifat komersial.

14
b. Obyek ruang lingkup rahasia dagang menurut undang-undang No. 30 Tahun 2000 Pasal 2
meliputi metode produksi, metode pengolahan, metode penjualan atau informasi lain di
bidang tekhnologi dan/atau bisnis yang memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh
masyarakat umum. Misalnya Coca-cola menggunakan rahasia dagang yaitu informasi teknik
senyawa untuk melindungi formulanya, bukan paten. Hal ini untuk menghindari adanya batas
waktu. Kalau formula dilindungi hak paten maka, akan berakhir paling lama 20 tahun. Pada
saat ini usia Coca Cola sudah lebih dari 100 tahun, hak ini karena formulanya dilindungi
dengan rahasia dagang. Metode produksi misalnya teknologi pemrosesan anggur, formula
ramuan rokok. Di bidang lain, misalnya informasi non teknik. Data mengenai pelanggan, data
analisis, administasi keuangan, dll.
Pemilik Hak Rahasia Dagang berhak untuk menggunakan sendiri rahasi dagang yang
dimilikinya atau memberikan lisensi kepada pihak lain untuk menggunakannya. Pemilik hak
juga berwenang untuk melarang pihak lain untuk menggunakan rahasia dagang atau
mengungkap rahasia dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan yang bersifat
komersial. Dasar hukum dari Hak Rahasia Dagang adalah Undang-Undang Nomor. 30 Tahun
2000 tentang Rahasia Dagang.

7. Hak Cipta
Menurut UU No. 28 tahun 2014, Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara
otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata
tanpa mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemegang atau pemilik Hak Cipta adalah Pencipta, yaitu seorang atau beberapa orang yang
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan
pribadi.
Hak ini bisa juga dipegang oleh pihak lain yang menerima hak tersebut secara sah dari
Pencipta, atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak dari pihak yang menerima hak
tersebut secara sah. Hak Cipta berlaku sepanjang hayat pencipta ditambah 50 tahun setelah
meninggal dunia untuk ciptaan yang asli dan bukan turunan. Sementara itu, untuk jenis
ciptaan seperti program komputer, dan karya turunan seperti karya sinematografi, rekaman
suara, karya pertunjukan dan karya siaran berlaku selama 50 tahun sejak pertama kali ciptaan
itu diumumkan.
Sementara itu, untuk karya fotografi dan karya susunan perwajahan, dan karya tulis yang
diterbitkan, perlindungannya berlaku selama 25 tahun. Sedangkan, ciptaan yang dimiliki atau
dipegang oleh Badan Hukum, berlaku selama 50 tahun dan 25 tahun sejak pertama kali
diumumkan. Masa berlaku tanpa batas diberikan kepada hak cipta yang dipegang atau
dilaksanakan oleh negara.

Dasar hukum dari Hak Cipta, antara lain: Undang-Undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak
Cipta, Undang-Undang No. 28 Tahun 2004 tentang Hak Cipta.

15
Dengan memperhatikan hal tersebut maka perlu mengganti Undang-Undang Hak Cipta
dengan yang baru, yang secara garis besar mengatur tentang:
1. Pelindungan Hak Cipta dilakukan dengan waktu lebih panjang sejalan dengan
penerapan aturan di berbagai negara sehingga jangka waktu pelindungan Hak Cipta di
bidang tertentu diberlakukan selama hidup pencipta ditambah 70 (tujuh puluh) tahun
setelah Pencipta meninggal dunia.
2. Pelindungan yang lebih baik terhadap hak ekonomi para Pencipta dan/atau Pemilik
Hak Terkait, termasuk membatasi pengalihan hak ekonomi dalam bentuk jual putus
(sold flat).
3. Penyelesaian sengketa secara efektif melalui proses mediasi, arbitrase atau
pengadilan, serta penerapan delik aduan untuk tuntutan pidana.
4. Pengelola tempat perdagangan bertanggung jawab atas tempat penjualan dan/atau
pelanggaranHak Cipta dan/atau Hak Terkait di pusat tempat perbelanjaan yang
dikelolanya.
5. Hak Cipta sebagai benda bergerak tidak berwujud dapat dijadikan objek jaminan
fidusia. 9 penerapan aturan di berbagai negara sehingga jangka waktu pelindungan
Hak Cipta di bidang tertentu diberlakukan selama hidup pencipta ditambah 70 (tujuh
puluh) tahun setelah Pencipta meninggal dunia.
6. Menteri diberi kewenangan untuk menghapus Ciptaan yang sudah dicatatkan, apabila
Ciptaan tersebut melanggar norma agama, norma susila, ketertiban umum, pertahanan
dan keamanan negara, serta ketentuan peraturan perundang-undangan.
7. Pencipta, Pemegang Hak Cipta, pemilik Hak Terkait menjadi anggota Lembaga
Manajemen Kolektif agar dapat menarik imbalan atau Royalti.
8. Pencipta dan/atau pemilik Hak Terkait mendapat imbalan Royalti untuk Ciptaan atau
produk Hak Terkait yang dibuat dalam hubungan dinas dan digunakan secara
komersial.
9. Lembaga Manajemen Kolektif yang berfungsi menghimpun dan mengelola hak
ekonomi Pencipta dan pemilik Hak Terkait wajib mengajukan permohonan izin
operasional kepada Menteri.
10. Penggunaan Hak Cipta dan Hak Terkait dalam sarana multimedia untuk merespon
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Berdasarkan ketentuan Pasal 40 UU Hak Cipta, ciptaan yang dapat dilindungi dengan hak
cipta meliputi karya di bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra sebagai berikut:

1. buku, pamflet, perwajahan karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis
lainnya;
2. ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan sejenis lainnya;
3. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan;
4. lagu dan/atau musik dengan atau tanpa teks;
5. drama, drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim;
6. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi, seni
pahat, patung, atau kolase;
7. karya seni terapan;
8. karya arsitektur;
9. peta;
10. karya seni batik atau seni motif lainnya;
11. karya fotografi;

16
12. potret;
13. karya sinematografi;
14. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, basis data, adaptasi, aransemen, modifikasi,
dan karya lain dari hasil transformasi
15. terjemahan, adaptasi, aransemen, transformasi, atau modifikasi ekspresi budaya
tradisional;
16. kompilasi ciptaan atau data, baik dalam format yang dapat dibaca dengan program
komputer maupun media lainnya;
17. kompilasi ekspresi budaya tradisional selama kompilasi tersebut merupakan karya
yang asli;
18. permainan video; dan
19. program komputer.
20.

8. Hak Lisensi dan Waralaba


Menurut Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 8 tahun 2016, lisensi adalah izin yang
diberikan oleh pemegang hak atau pemilik hak kepada pihak lain melalui suatu perjanjian
berdasarkan pada pemberian hak untuk menggunakan hak eksklusifnya untuk jangka waktu
dan syarat tertentu. Pencatatan perjanjian lisensi dilakukan terhadap hak cipta dan hak terkait,
paten, merek, desain industri, desain tata letak sirkuti terpadu, dan rahasia dagang.
Sementara itu, pengertian Waralaba bisa ditemukan dalam Peraturan Menteri Perdagangan RI
No. 12 tahun 2006, menjelaskan bahwa Waralaba (Franchise) adalah perikatan antara
Pemberi Waralaba dengan Penerima Waralaba dimana pemberi Waralaba diberikan hak untuk
menjalankan usaha dengan memanfaatkan dan/atau menggunakan hak kekayaan intelektual
atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki Pemberi Waralaba dengan suatu imbalan
berdasarkan persyaratan yang ditetapkan oleh Pemberi Waralaba dengan sejumlah kewajiban
menyediakan dukungan konsultasi operasional yang berkesinambungan oleh Pemberi
Waralaba kepada Penerima Waralaba.

9. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

Ulasan ketujuh dari jenis-jenis kekayaan intelektual adalah desain tata letak sirkuit terpadu.
Ketentuan Pasal 1 angka 1 UU 32/2000 menerangkan bahwa sirkuit terpadu adalah suatu
produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan
sekurang-kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau
seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan
semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.

Kemudian, desain tata letak sebagaimana diartikan Pasal 1 angka 2 UU 32/2000 adalah
kreasi berupa rancangan peletakan tiga dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya
satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam
suatu sirkuit terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk persiapan
pembuatan sirkuit terpadu.Lebih lanjut, Pasal 1 angka 6 UU 32/2000 mengartikan hak
desain tata tetak sirkuit terpadu adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik
Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya, untuk selama waktu tertentu melaksanakan
sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut.
17

Desain tata letak sirkuit terpadu ini dapat didaftarkan jika karya tersebut orisinal dan desain
tersebut merupakan hasil karya sendiri dan pada saat dibuat, bukan merupakan sesuatu yang
umum bagi para pendesain.
Pada intinya, kekayaan kekayaan intelektual adalah kekayaan yang bersumber dari hasil
intelektual manusia dengan manfaat ekonomi di dalamnya. Kemudian, ada tujuh jenis-jenis
kekayaan intelektual, yakni paten, merek, desain industri, hak cipta, indikasi geografis,
rahasia dagang, dan desain tata letak sirkuit terpadu.

2.4 Manfaat hak cipta,hak paten dan hak merk bagi pelaku bisnis
1. Manfaat Hak Cipta bagi pelaku bisnis

1. Melindungi hak pencipta : Hak cipta memberikan perlindungan hukum kepada


pencipta atau pemilik bisnis untuk menghindari penyalahgunaan atau
penggunaan ilegal terhadap bisnisnya. Hal ini memungkinkan mereka untuk
bisa menikmati keuntungan dari hasil karya cipta mereka.
2. Mendorong inovasi
Dengan memberikan hak eksklusif kepada pencipta, copyright mendorong
mereka untuk terus menghasilkan karya baru dan lebih inovatif. Pencipta akan
merasa lebih termotivasi untuk berkreasi dan berbagi karya mereka dengan
masyarakat luas karena mereka tahu bahwa mereka akan mendapatkan
perlindungan dan pengakuan yang pantas atas usaha kreatif mereka.
3. Mendukung ekonomi kreatif
Hak cipta merupakan salah satu sumber pendapatan bagi pencipta karya dan
industri kreatif. Dengan adanya
perlindungan copyright, karya-karya cipta dapat dikomersialkan melalui
penjualan, lisensi, atau penggunaan dalam bentuk lainnya.Hal ini akan
mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif dan sektor industri terkait.\
4. Memfasilitasi pertukaran dan penyebaran ilmu pengetahuan dan kebudayaan
Hak cipta juga merangsang pertukaran pengetahuan, ide, dan kebudayaan.
Selain bisa memberikan perlindungan, copyright juga memungkinkan
penggunaan karya dalam bentuk tertentu dengan izin pencipta atau melalui
undang-undang pertukaran yang adil.
5. Mempertahankan integritas karya
Hak cipta juga memberikan hak moral kepada pencipta untuk melindungi
integritas karya cipta mereka. Sehingga, karya tersebut tidak dapat diubah atau
disalahgunakan tanpa izin atau persetujuan dari pencipta, yang memastikan
bahwa karya tetap dalam kondisi yang diinginkan oleh penciptanya

2. Manfaat Hak Paten bagi pelaku bisnis


1. Sumber informasi, termasuk diantaranya informasi bisnis dan teknologi terkait
(trend bisnis dan teknologi, mencegah duplikasi)
2. Meningkatkan pengembalian investasi
3. Katalisator bisnis baru
4. Mendorong lisensi bisnis dan teknologi
5. Merubah perkembangan teknologi menjadi kekayaan yang dapat dipindahkan dan
menjadi bagian dari perjanjian bisnis (merupakan alat negosiasi yang memadai.

18
3. Manfaat Hak Merek bagi pelaku bisnis
1. Mengidentifikasi asal barang dan jasa dari suatu perusahaan dengan barang dan
jasa perusahaan lain.
2. Melalui merek, pengusaha dapat menjaga dan memberi jaminan akan kualitas yang
dihasilkan
3. Mencegah persaingan yang tidak jujur dari pengusaha lain yang beritikad buruk
yang bermaksud membonceng reputasinya.
4. Sarana pemasaran dan periklanan memberikan tingkat informasi tertentu mengenai
barang dan jasa yang dihasilkan pengusaha.
5. Merek yang didukung dengan media periklanan membuat pengusaha
memilikikemampuan untuk menstimulus permintaan konsumen, sekaligus
mempertahankan loyalitas konsumen.

2.5 Fungsi dan Tujuan HaKI


HAKI memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Antisipasi kemungkinan melanggar HAKI milik pihak lain.
2. Meningkatkan daya kompetisi dan pangsa pasar dalam komersialisasi kekayaan
intelektual.
3. Dapat menjadi bahan pertimbangan dalam penentuan strategi penelitian, usaha dan
industri di Indonesia.
4. Alat perlindungan menjamin hak komersialisasi.
5. Peringatan kepada pihak yang berniat melanggar.
6. Advertensi untuk meningkatkan value produk.
7. Alat monopoli perdagangan.
8. Informasi paten sebagai referensi pengembangan lebih lanjut.
9. Informasi paten merupakan informasi strategi riset suatu perusahaan

Hak atas kekayaan inteltual (HAKI) memliki dua fungsi yaitu fungsi dasar dan fungsi khusus,
berikut penjelasan dari kedua fungsi tersebut
1.Fungi dasar artinya siapapun pengguna haki dan apapun jenis hakinya bisa melakukan
fungsi ini.
2. Fungsi Khusus adalah fungsi haki yang bisa digunakan jenis haki golongan tertentu saja.

Tujuan HAKI antara lain :


a.Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta pelatihan dalam peraturan-peraturan,
hukum yang berlaku serta sanksi-sanksi dalam penerapan HAKI.
b.Agar para peserta pelatihan mengetahui prosedure penerapan HaKI dan masalah- masalah
yang dihadapi dalam pelaksanaan penerapan HAKI.
c. Agar para peserta termotivasi untuk menciptakan hal-hal baru di bidang produk industri
yang menyangkut desain, proses produksi serta pemakaian merek sendiri.

19
Tujuan Perlindungan dan penegakan Hukum HaKI :
1. Untuk mendorong timbulnya inovasi.
2. Untuk Pengalihan dan penyebaran teknologi yang diperoleh manfaat bersama antara
penghasil dan pengguna pengetahuan teknologi, dengan cara menciptakan
kesejahteraan sosial ekonomi serta keseimbangan antara hak dan kewajiban.

2.6 Dasar hukum Haki di Indonesia

Dalam penetapan HaKI tentu berdasarkan hukum-hukum yang sesuai dengan peraturan yang
berlaku. Dasar-dasar hukum tersebut antara lain adalah :

 Undang-undang Nomor 7/1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the


World Trade Organization (WTO)
 Undang-undang Nomor 10/1995 tentang Kepabeanan
 Undang-undang Nomor 12/1997 tentang Hak Cipta
 Undang-undang Nomor 14/1997 tentang Merek
 Undang-undang Nomor 13/1997 tentang Hak Paten
 Keputusan Presiden RI No. 15/1997 tentang Pengesahan Paris Convention for the
Protection of Industrial Property dan Convention Establishing the World Intellectual
Property Organization
 Keputusan Presiden RI No. 17/1997 tentang Pengesahan Trademark Law Treaty
 Keputusan Presiden RI No. 18/1997 tentang Pengesahan Berne Convention for the
Protection of Literary and Artistic Works
 Keputusan Presiden RI No. 19/1997 tentang Pengesahan WIPO Copyrights Treaty

Berdasarkan peraturan-peraturan tersebut maka Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)


dapat dilaksanakan. Maka setiap individu/kelompok/organisasi yang memiliki hak atas
pemikiran-pemikiran kreatif mereka atas suatu karya atau produk dapat diperoleh dengan
mendaftarkannya ke pihak yang melaksanakan, dalam hal ini merupakan tugas dari
Direktorat Jenderal Hak-hak Atas Kekayaan Intelektual, Departemen Hukum dan Perundang-
undangan Republik Indonesia.

2.7 Lembaga yang berhubungan dengan HaKI


Dalam perlindungan HAKI di Indonesia, ada instansi yang berwenang dalam
mengelola Hak Kekayaan Intelektual. Lembaga tersebut adalah Direktorat Jenderal
Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI) yang berada di bawah Departemen
Kehakiman dan HAM Republik Indonesia.

Disebutkan dalam laman Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat


Universitas Medan Area, fungsi utama HAKI adalah memajukan kreativitas dan
inovasi yang bermanfaat untuk masyarakatluas.

20
2.8 Solusi dari masalah HaKI
1. Cara penyelesaian sengketa HAKI mengenai hak cipta
Dasar hukum hak cipta
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta: Hak Cipta
adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.(Pasal 1
ayat 1)
Hak cipta diberikan terhadap ciptaan dalam ruang lingkup bidang ilmu pengetahuan,
kesenian, dan kesusasteraan. Hak cipta hanya diberikan secara eksklusif kepada pencipta,
yaitu “seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas inspirasinya lahir
suatu ciptaan berdasarkan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan atau keahlian yang
dituangkan dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi”.

Dasar Hukum HAK CIPTA :


1. UU Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
2. UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1982
Nomor 15)
3. UU Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982 tentang
Hak Cipta (Lembaran Negara RI Tahun 1987 Nomor 42)
4. UU Nomor 12 Tahun 1997 tentang Perubahan atas UU Nomor 6 Tahun 1982
sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 7 Tahun 1987 (Lembaran Negara RI
Tahun 1997 Nomor 29)

.
2.Cara penyelesaian HAKI mengenai merk
Penyelesaian sengketa terhadap merek diatur di dalam hukum indonesia antara lain :

1. Penyelesaian Sengketa Alternatif (Alternatif Dispute Resolution)


Penyelesaian Sengketa Alternatif dalam penyelesaian sengketa merek diatur dalam Pasal
84 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, selain dalam Undang-Undang
Merek penyelesaian sengketa alternatif lebih khusus diatur dalam Undang-Undang Nomor 30
Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Alternatif.

Menurut Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 yang dimaksud dengan
Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat
melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan
cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi.

21

a. Negosiasi
Menurut Pasal 6 ayat 2 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 pada dasarnya para pihak
dapat berhak untuk menyelesaikan sendiri sengketa yang timbul di antara mereka.
Kesepakatan mengenai penyelesaian tersebut selanjutnya harus dituangkan dalam bentuk
tertulis yang disetujui oleh para pihak.

Negosiasi merupakan salah satu penyelesaian sengketa alternatif yang dilakukan oleh pihak-
pihak yang bersengketa atau kuasanya secara langsung pada saat negosiasi dilakukan, tanpa
keterlibatan pihak ketiga sebagai penengah. Para pihak yang bersengketa yang secara
langsung melakukan perundingan atau tawar-menawar sehingga menghasilkan suatu
kesepakatan bersama. Para pihak yang bersengketa sudah barang tentu telah berdiskusi atau
bermusyawarah sedemikian rupa agar kepentingan-kepentingan dan hak-haknya terakomodir
menjadi kepentingan/ kebutuhan bersama para pihak yang bersengketa. Pada umumnya
kesepakatan bersama tersebut dituangkan secara tertulis.

b. Mediasi
Mediasi merupakan salah satu penyelesaian sengketa dengan bantuan pihak ketiga (mediator)
yang tidak memihak (imparsia) yang turut aktif memberikan bimbingan atau arahan guna
mencapai penyelesaian. Namun ia tidak berfungsi sebagai hakim yang berwenang mengambil
keputusan. Inisiatif penyelesaian tetap berada pada tangan para pihak yang bersengketa.

Dalam kaitan dengan Mediasi menurut ketentuan Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor 30
Tahun 1999 menyatakan atas kesepakatan tertulis para pihak, sengketa atau beda pendapat
diselesaikan melalui bantuan ”seorang atau lebih penasehat ahli” maupun melalui seorang
mediator. Kesepakatan penyelesaian sengketa atau beda pendapat secara tertulis adalah final
dan mengikat bagi para pihak untuk dilaksanakan dengan itikad baik. Kesepakatan tertulis,
wajib didaftarkan ke Pengadilan Negeri dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak penandatanganan dan wajib dilaksanakan dalam waktu paling lama 30 (tiga
puluh) hari sejak pendaftaran.

c. Konsiliasi
Konsiliasi adalah suatu proses penyelesaian sengketa alternatif yang melibatkan seorang
pihak ketiga atau lebih, dimana pihak ketiga yang diikutsertakan untuk menyelesaikan
sengketa adalah seseorang yang secara profesional sudah dapat dibuktikan kehandalannya.

2. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan

Penyelesaian sengketa dilakukan melalui pengadilan sebagaimana diatur di dalam Undang-


Undang Nomor 15 Tahun 2001 dapat diajukan kepada Pengadilan Niaga oleh pihak pemilik
merek terdaftar dapat mengajukan gugatan terhadap pihak lain yang secara tanpa hak
menggunakan Merek yang mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya untuk
barang atau jasa yang sejenis, yaitu :
a. Gugatan ganti rugi, dan/ atau
b. Penghentian semua perbuatan yang berkaitan dengan dengan menggunakan
merek tersebut.

22
3. Cara penyelesaian HAKI mengenai Hak Paten
Dasar Hukum HAK PATEN :
1. UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 1989 Nomor 39)
2. UU Nomor 13 Tahun 1997 tentang Perubahan UU Nomor 6 Tahun 1989 tentang Paten
(Lembaran Negara RI Tahun 1997 Nomor 30)
3. UU Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten (Lembaran Negara RI Tahun 2001 Nomor
109)

Penyelesaian sengketa hak paten melalui Pengadilan Niaga diatur dalam Pasal 117 Undang –
Undang paten yang mana pihak yang berhak atau yang menjadi subjek paten (diatur dalam
Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12) dapat menggugat kepada pengadilan niaga jika suatu paten
diberikan kepada pihak lain selain dari yang berhak.
Sebagai Hakim Niaga yang memeriksa sengketa paten harus memahami kasus dan kriteria
perlindungannya, yakni :
1. Apakah termasuk objek yang dilindungi.
2. Apakah termasuk kriteria yang dikecualikan dari perlindungan.
3. Apakah memenuhi persyaratan yang dilindungi.
4. Apakah terdaftar di negara tujuan dimana perlindungan diharapkan.
5. Sedangkan penyebab perselisihan dalam sengketa hak paten lazimnya adalah Ketidak
jelasan status kepemilikan.
Penggunaan hak paten tanpa seizin pemilik.
Tidak dipenuhinya perjanjian lisensi hak paten.
Dengan sarana Pengadilan Niaga yang dipandang memahami kriteria sengketa paten
diharapkan keadilan benar – benar tercapai dan memuaskan. Idealnya setiap putusan Hakim
mengandung 3 (tiga) unsur, yaitu :
1. Unsur kepastian hukum.
2. Unsur kemanfaatan.
3. Unsur keadilan.

23
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) adalah hak kekayaan intelektual yang dilindungin
oleh undang-undang. Setiap orang wajib menghormati hak kekayaan intelektual
oranglain.
Hak kekayaan intelektual tidak boleh digunakan oleh oranglain tanpa izin pemiliknya,
kecuali apabila ditentukan oleh undang-undang. Dan dalam pembahasan ini dapat
disimpulkan bahwa HaKI adalah bagian penting suatu karya dalam ilmu pengetahuan,
sastra maupun seni dengan menghargai hasil karya pencipta yang kreatif dan inovasi
agar dapat diterima dan tidak dijadikan untuk menjatuhkan hasil karya seseorang serta
berguna untuk perusahaan dan industri dalam melaksanakan kegiatan perekonomian

24

DAFTAR PUSTAKA
7 Jenis Kekayaan Intelektual dan Perlindungannya. (2023, Juni 12). Hukumonline.
Haki Pengertian Kepanjangan Fungsi Manfaat dan Jenisnya. (2023). Detik.com.
HaKI: Hak Atas Kekayaan Intelektual. (n.d.). Ilmusiana.
Harruma, I., & Nailufar, N. N. (2022, April 6). Prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual. kompas.com.
Natalia. (2023, Juli 28). Pengertian Hak Cipta, dan 5 Manfaatnya untuk Bisnis. Accurate.
Sulastri. (2021). MODUL PEMBELAJARAN MATA KULIAH "HAK ATAS KEKAYAAN
INTELEKTUAL. Ubharajaya.

25

Anda mungkin juga menyukai