Anda di halaman 1dari 21

“HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL”

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Mata Kuliah

ASPEK HUKUM DALAM EKONOMI

Dosen Pengampu :

Mirza Elmy Safira, M.H.

Disusun Oleh :

1. Salfa Nadya Salsabila H. (201805290007)


2. Qoyyimah (201805290001)

PROGRAM STUDY EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS SUNAN GIRI SURABAYA

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Syukur Alhamdulillah, pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur


kepada Allah SWT. Yang telah memberikan nikmat kesehatan sehingga kita
mampu menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kedua
kalinya shalawat dan salam tidak lupa kita haturkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW. Yang telah merombak ummat manusia dari masa kebodohan
menuju masa yang berpikir sesuai dengan anjuran Al-Qur’an dan Hadits.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Aspek
Hukum dalam Ekonomi. Dalam makalah ini penulis membahas tentang “HAK
KEKAYAAN INTELEKTUAL”, semoga apa yang kami tulis dapat
mendatangkan manfaat bagi kita semua.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini bukanlah sebuah


kesempurnaan, dengan kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran dari
Dosen Pengampu, guna peningkatan pembuatan makalah dalam waktu
mendatang, agar kami dapat memperbaikinya untuk kemajuan bersama.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Sidoarjo, 21 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER MAKALAH .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN .......................................................................... 3

A. Pengertian Hak Kekayaan Intelektual ............................................... 3


B. Sifat-sifat Hak Kekayaan Intelektual ................................................ 4
C. Jenis-jenis Hak Kekayaan Intelektual ............................................... 4
D. Sejarah Hak Kekayaan Intelektual Indonesia ................................... 7
E. Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual .............................................. 9
F. Simbol-simbol Terkait Hak Kekayaan Intelektual ........................... 9
G. Tujuan Penerapan Hak atas Kekayaan Intelektual ............................10
H. Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual ................................. 11
I. Pentingnya Hak Kekayaan Intelektual .............................................. 12

BAB III : PENUTUP .................................................................................. 15

A. Kesimpulan ....................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak kekayaan intelektual ini dibentuk dari hasil pola pikir manusia
yang dapat menghasilkan suatu produk atau proses yang sangat berguna
untuk manusia. Hak Kekayaan Intelektual ini juga memiliki hak milik
yang berasal dari kemampuan intelektual yang diekspresikan dalam bentuk
ciptaan hasil kreatifitas melalui berbagai bidang seperti ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, sastra dan desain.
Hak Kekayaan Intelektual memiliki undang-undang dengan
mengundangkan UU tentang merek, hak cipta, indikasi geografis, hak
paten, rahasia dagang, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu dan
perlindungan varietas tanaman.
Pada tahun 1953 menteri kehakiman Republik Indonesia
mengeluarkan pengumuman yang merupakan perangkat peraturan nasional
pertama yang mengatur tentang paten, yaitu pengumuman menteri
kehakiman No. J.S 5/41/4, yang mengatur tentang pengajuan sementara
permintaan paten dalam negeri, dan pengumuman menteri kehakiman No.
J.G 1/2/17 yang mengatur tentang pengajuan sementara permintaan paten
luar negeri.
Karya cipta yang berwujud dalam cakupan kekayaan intelektual
yang dapat didaftarkan untuk perlindungan hukum yaitu seperti karya
kesastraan, artistik, ilmu pengetahuan (scienstific), pertunjukan, kaset,
penyiaran audio visual, penemuan ilmiah, nama usaha dan lain-lain. Jadi,
HKI melindungi pemakaian ide, gagasan dan informasi yang mempunyai
nilai komersial atau nilai ekonomi.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hak kekayaan intelektual?
2. Apa saja sifat-sifat dari hak kekayaan intelektual?
3. Apa saja jenis-jenis hak kekayaan intelektual?
4. Apa sejarah dari hak kekayaan intelektual indonesia?
5. Apa pengaturan dari hak kekayaan intelektual?
6. Apa saja simbol-simbol terkait hak kekayaan intelektual?
7. Apa tujuan penerapan hak atas kekayaan intelektual?
8. Apa saja prinsip-prinsip hak atas kekayaan intelektual?
9. Apa pentingnya hak kekayaan intelektual?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengertian dari hak kekayaan
intelektual.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan sifat-sifat dari hak kekayaan
intelektual.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan jenis-jenis hak kekayaan
intelektual.
4. Untuk mengetahui dan mejelaskan sejarah dari hak kekayaan
intelektual indonesia.
5. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaturan dari hak kekayaan
intelektual.
6. Untuk mengetahui dan menjelaskan simbol-simbol terkait hak
kekayaan intelektual.
7. Untuk mengetahui dan menjelaskan tujuan penerapan hak atas
kekayaan intelekual.
8. Untuk mengetahui dan menjelaskan prinsip-prinsip hak atas
kekayaan intelektual.
9. Untuk mengetahui dan menjelaskan pentingnya hak kekayaan
intelektual.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Kekayaan intelektual


Pengertian hak kekayaan intelektual (HKI) adalah yang dibentuk
dari hasil pola pikir manusia yang dapat menghasilkan suatu produk atau
proses yang sangat berguna untuk manusia. HKI itu sendiri tidak dapat
melindungi suatu ide akan tetapi ide yang telah diaplikasikan secara baik
dalam bentuk 2 maupun 3 dimensi. Dan di Indonesia, ada 2 jenis HKI
yang akan dilindungi yang pertama HKI bersifat komunal diberikan
kepada sekelompok masyarakat yang menetap pada suatu daerah tertentu
hak ini meliputi pengetahuan tradisional masyarakat tersebut (traditional
knowledge) , ekspresi budaya tradisional (folklore), indikasi geografis
(geographical indication), dan keanekaragaman hayati (Biodiversity).
Lalu yang kedua ada HKI yang bersifat personal, yaitu yang
diberikan kepada individu yang menghasilkan suatu karya intelektual, hak
ini meliputi: hak cipta (Copyright), paten (patent), merek (trademark),
desain industri (industrial design), desain tata letak sirkuit terpadu (layout
design of integrated sircuit), rahasia dagang (tradesecret), dan
perlindungan varietas tanaman baru (new variety of plan).1
Menurut Abdulkadir Muhammad, dalam literatur anglo saxon
dikenal istilah intellectual property right. Istilah hukum tersebut
diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia menjadi dua macam istilah
hukum : hak milik intelektual dan hak kekayaan intelektual.2
Karya cipta yang berwujud dalam cakupan kekayaan intelektual
yang dapat didaftarkan untuk perlindungan hukum yaitu seperti karya

1
Banindro, Baskoro Suryo. Implementasi Hak Kekayaan intelektual (hak cipta, merek, paten,
desain industri) Seni Rupa, Kriya dan Desain, (Yogyakarta : Badan Penerbit ISI, 2015), hal. 1.
2
Donandi, Sujana. Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia, (Yogyakarta : deepublish,
2019), hal. 13.

3
kesastraan, artistik, ilmu pengetahuan (scientific), pertunjukan, kaset,
penyiaran audio visual, penemuan ilmiah, desain industri, merek dagang,
nama usaha, dll. HKI juga merupakan suatu hak kekayaan yang berada
dalam ruang lingkup kehidupan teknologi, ilmu pengetahuan, maupun seni
dan sastra. Pemilikannya bukan terhadap barangnya melainkan terhadap
hasil kemampuan intelektual manusianya dan berwujud. Jadi HKI
melindungi pemakaian ide, gagasan dan informasi yang mempunyai nilai
komersial atau nilai ekonomi.

B. Sifat – Sifat Hak Kekayaan Intelektual


1. Mempunyai Jangka Waktu Tertentu atau Terbatas
Apabila telah habis masa perlindungannya ciptaan atau
penemuan tersebut akan menjadi milik umum, tetapi ada pula yang
setelah habis masa perlindungannya dapat diperpanjang lagi,
misalnya hak merek.
2. Bersifat Eksklusif dan Mutlak
HKI yang bersifat eksklusif dan mutlak ini maksudnya hak
tersebut dapat dipertahankan terhadap siapapun. Pemilik hak dapat
menuntut terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh siapapun.
Pemilik atau pemegang HKI mempunyai suatu hak monopoli, yaitu
pemilik atau pemegang hak dapat mempergunakan haknya dengan
melarang siapapun tanpa persetujuannya untuk membuat ciptaan
atau temuan ataupun menggunakannya.3

C. Jenis – Jenis Hak Kekayaan Intelektual


1. Menurut WIPO (The world intellectual property organization)

3
http://mangihot.blogspot.com/2016/2/pengertian-sifat-sifat-dan-jenis-jenis.html?m=1

4
HKI ialah hak milik yang berasal dari kemampuan
intelektual yang diekspresikan dalam bentuk ciptaan Hasil
kreativitas melalui berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, sastra, desain, dan sebagainya.4 HKI sebagai
Terjemahan Intellectual Property Rights (IPR), Menurut WIPO
secara garis besar meliputi 2 cabang yaitu :
a) Hak Cipta (Copyrights)
Hak cipta adalah hak eksklusif bagi pencipta atau
penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak
ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak
mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.5
b) Hak Kekayaan Industri
1) paten (Patent)
Paten (Patent) adalah hak eksklusif yang
diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi, yang untuk selama
waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya
tersebut kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
2) Merek (Trademark)
Merek (Trademark) adalah suatu tanda yang
berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-
angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur-
unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan
digunakan dalam kegiatan perdagangan atau jasa.
3) Rahasia Dagang (Trade Secrets)
Rahasia dagang (Trade secret) adalah
informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang

4
Atsar, Abdul. Mengenal Lebih Dekat Hukum Hak Kekayaan Intelektual, (Yogyakarta : deepublish,
2018), hal. 20.
5
Tim Redaksi BIP. Undang-undang Hak Cipta, Paten dan Merek, (Jakarta : Bhuana Ilmu Populer,
2017), hal. 2.

5
teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi
karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga
kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
4) Desain Industri (Industrial Design)
Desain Industri (Industrial Design) adalah
suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna, atau gabungan
daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua
dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat
diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua
dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan
suatu produk, barang, komoditas industri, atau
kerajinan tangan.
5) Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Layout Design
Of Integrated Circuit)
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Layout
Design Of Integrated Circuit) adalah hak eksklusif
yang diberikan oleh negara Republik Indonesia
kepada Pendesain atau hasil kreasinya, untuk
selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain
untuk melaksanakan hak tersebut.
6) Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety
Protection)
Perlindungan Varietas Tanaman (Plant
Variety Protection) adalah perlindungan khusus
yang diberikan negara, yang dalam hal ini diwakili
oleh pemerintah dan pelaksanaannya dilakukan oleh
Kantor Perlindungan Varietas Tanaman, terhadap
varietas tanaman yang dihasilkan oleh pemulia
tanaman melalui kegiatan pemuliaan tanaman.

6
2. Menurut TRIPS
HKI meliputi traide related aspects of intellectual property
rights, Including Traide in counterfeit Goods (TRIPS) :
a. Hak cipta (copyrights) dan hak-hak yang terkait lainnya.
b. Merek (Mark).
c. Indikasi geografis (geographical indication).
d. Desain produk industri (industrial design).
e. Paten (patent).
f. Rangkaian elektronika terpadu (layout design of integrated
circuit).
g. Perlindungan rahasia dagang (Undisclosed information /
Traide Secrets).
h. Pengendalian terhadap praktek persaingan curang / tidak
sehat (repression unfair competition practices).6

D. Sejarah HKI Indonesia


Undang-undang HKI telah ada, dengan mengundangkan UU
tentang merek tahun 1885.7 Secara historis, peraturan perundang-undangan
di bidang kekayaan intelektual di Indonesia telah ada sejak tahun
1840. Pemerintah kolonial Belanda memperkenalkan undang-undang
pertama mengenai perlindungan kekayaan intelektual pada tahun 1844.
Selanjutnya, Pemerintah Belanda mengundangkan UU Merek tahun 1885,
Undang-undang Paten tahun 1910, dan UU Hak Cipta tahun 1912.
Indonesia yang pada waktu itu masih bernama Netherlands East-
Indies telah menjadi angota Paris Convention for the Protection of
Industrial Property sejak tahun 1888, anggota Madrid Convention dari
tahun 1893 sampai dengan 1936, dan anggota Berne Convention for the

6
Atsar, Abdul. Mengenal Lebih Dekat Hukum Hak Kekayaan Intelektual, (Yogyakarta : deepublish,
2018), hal. 20-21
7
Banindro, Baskoro Suryo. Implementasi Hak Kekayaan intelektual (hak cipta, merek, paten,
desain industri) Seni Rupa, Kriya dan Desain, (Yogyakarta : Badan Penerbit ISI, 2015), hal. 7.

7
Protection of Literaty and Artistic Works sejak tahun 1914. Pada zaman
pendudukan Jepang yaitu tahun 1942 sampai dengan 1945, semua
peraturan perundang-undangan di bidang kekayaan intelektual tersebut
tetap berlaku. Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia
memproklamirkan kemerdekaannya. Sebagaimana ditetapkan dalam
ketentuan peralihan UUD 1945, seluruh peraturan perundang-undangan
peninggalan Kolonial Belanda tetap berlaku selama tidak bertentangan
dengan UUD 1945. UU Hak Cipta dan UU Merek tetap berlaku, namun
tidak demikian halnya dengan UU Paten yang dianggap bertentangan
dengan pemerintah Indonesia. Sebagaimana ditetapkan dalam UU Paten
peninggalan Belanda, permohonan Paten dapat diajukan di Kantor Paten
yang berada di Batavia (sekarang Jakarta), namun pemeriksaan atas
permohonan Paten tersebut harus dilakukan di Octrooiraad yang berada di
Belanda.
Pada tahun 1953 Menteri Kehakiman RI mengeluarkan
pengumuman yang merupakan perangkat peraturan nasional pertama yang
mengatur tentang Paten, yaitu Pengumuman Menteri Kehakiman no. J.S
5/41/4, yang mengatur tentang pengajuan sementara permintaan Paten
dalam negeri, dan Pengumuman Menteri Kehakiman No. J.G 1/2/17 yang
mengatur tentang pengajuan sementara permintaan paten luar negeri.8
Pada tanggal 11 Oktober 1961 Pemerintah RI mengundangkan UU
No.21 tahun 1961 tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan untuk
mengganti UU Merek Kolonial Belanda. UU No 21 Tahun 1961 mulai
berlaku tanggal 11 November 1961. Penetapan UU Merek ini untuk
melindungi masyarakat dari barang-barang tiruan/bajakan.
10 Mei 1979 Indonesia meratifikasi Konvensi Paris Paris
Convention for the Protection of Industrial Property (Stockholm Revision
1967) berdasarkan keputusan Presiden No. 24 tahun 1979. Partisipasi
Indonesia dalam Konvensi Paris saat itu belum penuh karena Indonesia

8
Banindro, Baskoro Suryo. Implementasi Hak Kekayaan intelektual (hak cipta, merek, paten,
desain industri) Seni Rupa, Kriya dan Desain, (Yogyakarta : Badan Penerbit ISI, 2015), hal. 7.

8
membuat pengecualian (reservasi) terhadap sejumlah ketentuan, yaitu
Pasal 1 sampai dengan 12 dan Pasal 28 ayat 1.

E. Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual


1. Hak Cipta (Copyrights) di atur dalam UU No. 19 tahun 2002
tentang Hak Cipta.
2. Hak Paten (Patent) di atur dalam UU No. 14 tahun 2001 tentang
Paten.
3. Hak Merek (Trademark) di atur dalam UU No. 15 tahun 2001
tentang Merek.
4. Rahasia Dagang (Trade Secrets) di atur dalam UU No. 30 tahun
2000 tentang Rahasia Dagang.
5. Desain Industri (Industrial Design) di atur dalam UU No. 31 tahun
2000 tentang Desain Industri.
6. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu (Circuit Layout) di atur dalam
UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.
7. Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety) di atur dalam UU
No. 29 tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman.9

F. Simbol-Simbol Terkait Hak Kekayaan Intelektual


Semua karya yang sudah terdaftar HKI nya memiliki simbol-
simbol khusus. Simbol-simbol ini bisa Anda lihat dengan mudah di dekat
nama produk yang ada di Pasaran,10 simbol-simbol nya yaitu :
1. TM (Trade Mark)
Simbol pertama adalah TM yang menjadi tanda untuk
merek dagang. Jika Anda melihat simbol ini maka artinya produk

9
Arifardhani, Yoyo. Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual “suatu pengantar”, (Jakarta : Kencana,
2020), hal. 15.
10
https://www-dslalawfirm-com.cdn.ampproject.org

9
atau merek tersebut sedang dalam proses perpanjangan masa HKI
ataupun proses pengajuan kepemilikan.
2. SM (Service Mark)
Simbol ini merupakan simbol dari kepemilikan HKI yang
digunakan untuk menandai suara-suara tertentu. Contohnya adalah
beberapa suara unik yang terdapat dalam suatu film. Suara unik ini
tidak bisa digunakan di film lain tanpa seizin pemiliknya.
3. RM (Registered Mark)
Jika suatu produk atau merek memiliki tanda ini maka
artinya mereka sudah terdaftar HKI-nya.
4. C (Copyright)
Simbol terakhir ini menunjukkan kepemilikan hak cipta
atau biasa disebut copyright. Jadi, siapapun yang ingin melakukan
pemublikasian terhadap karya ini harus mencantumkan nama
pemilik hak cipta.

G. Tujuan Penerapan Hak atas Kekayaan Intelektual


Hak atas Kekayaan Intelektual penting untuk diketahui dan
diterapkan selain untuk melindungi hak ekonomis milik pencipta karya,
terdapat manfaat lain dari penerapan HKI.
Tujuan HKI adalah :
1. Sebagai perlindungan hukum kepada pencipta, juga terhadap hasil
cipta karya serta nilai ekonomis yang terkandung di dalamnya.
Juga sebagai sebuah perlindungan akan aset berharga yang
dipunyai perorangan ataupun kelompok dalam bentuk hasil karya.
2. Mengantisipasi adanya pelanggaran Hak atas Kekayaan Intelektual
orang lain.

3. Meningkatkan kompetisi dan juga memperluas pangsa pasar,


khususnya dalam hal komersialisasi kekayaan intelektual. Hal ini

10
mungkin timbul, karena dengan adanya HKI, akan memberikan
motivasi kepada para pencipta, industri dan masyarakat luas untuk
dapat berkarya dan berinovasi, serta mendapatkan apresiasi dari
ciptaannya tersebut.

4. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi penelitian,


industri dan juga usaha di Kawasan Indonesia.11

H. Prinsip-prinsip Hak atas Kekayaan Intelektual


Ada beberapa prinsip yang harus muncul dalam aturan-aturan
terkait Hak atas Kekayaan Intelektual.12 Berikut adalah empat prinsip
utama dalam hak atas kekayaan intelektual:
1. Prinsip Ekonomi
Prinsip ekonomi yang ada dalam HKI, yaitu adanya hak
yang bersifat ekonomi yang dapat didapat seseorang atas hasil
karya intelektual yang telah diperbuatnya. Oleh karena itu,
diperlukan pengukuhan hak atas karyanya tersebut, sehingga dapat
dipergunakan secara ekonomis dan tidak disalahgunakan oleh
pihak lain yang tidak berhak.
2. Keadilan
Prinsip HKI yang kedua adalah keadilan. Adanya peraturan
terkait hak atas kekayaan intelektual memberikan suatu keadilan,
berupa perlindungan yang menjamin sang pemilik memiliki hak
penuh atas penggunaan hasil karyanya.
3. Kebudayaan
Prinsip ketiga adalah kebudayaan. Adanya perlindungan
negara pada HKI bertujuan untuk mendorong adanya
pengembangan dari sastra, seni dan ilmu pengetahuan. Sehingga

11
https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/hak-kekayaan-intelektual-2
12
Sari, Elsi Kartika & Simangunsong, Advendi. Hukum Dalam Ekonomi, (Jakarta : Grasindo, 2007),
hal. 113.

11
dapat meningkatkan taraf hidup, serta menghadirkan keuntungan
bagi seluruh masyarakat, bangsa dan negara.
4. Sosial
Last but not least adalah prinsip sosial, dimana Negara
bekerja melindungi hak-hak masyarakat dan menjamin
keseimbangan antar kepentingan masyarakat sebagai warga negara.

I. Pentingnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI)


Hak Kekayaan Intelektual (HKI) mempunyai potensi ekonomi
yang besar. Angkanya mencapai triliunan rupiah. Kalau kita mempunyai
banyak hak paten atau hak cipta, maka kita berpotensi untuk mengeruk
uang triliunan rupiah. Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus mulai
rajin untuk menemukan penemuan baru dalam berbagai bidang dan
mematenkannya. (Hasan, A dalam Bunga rampai Hak Atas Kekayaan
Intelektual (HAKI)).
Selama ini pembajakan hak cipta sudah menjadi tradisi sehari-hari
(membudidaya) dan bukan dianggap sebagai suatu kejahatan. Dalam
Industri rekaman, memberikan kontribusi pajak senilai 320 milyar per
tahun (Data tahun 2001). Bayangkan akan sangat besar sekali penghasilan
pajak dan nilai manfaat bagi orang-orang yang bergerak di bidang seni
musik jika saja tidak ada pembajakan.
Dalam hal pemahaman akan pentingnya HKI kita sangat tertinggal
jauh dibandingkan dengan negara-negara lain. Bayangkan saja paten
internasional tempe yang terdaftar atas nama per-riset Indonesia hanya
tiga, sedangkan yang dimiliki asing sebanyak 15 Paten (Data tahun 2001).
Demikian juga dengan hasil kerajinan rotan, temuan tentang rancang
bangun rotan di Amerika Serikat jumlah patennya mencapai 193 buah,
sedangkan Indonesia hanya 7 paten. (Pandy, J dalam Bunga rampai Hak
Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)).

12
Melihat fakta diatas, sangat penting sekali bagi masyarakat
Indonesia untuk memahami pentingnya HKI. Agar setiap produk, bisnis,
dan jasa yang kita jalankan dapat dilindungi keberadaannya. Perlindungan
terhadap Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hal yang sangat penting
bagi tatanan ekonomi modern.
Pelaksanaan dan perlindungan HKI akan membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Pengalaman di sejumlah negara
memperlihatkan bahwa pelaksanaan dan perlindungan HKI turut
mendorong investasi dan pengalihan teknologi secara cepat serta
merangsang daya saing masyarakat dan perusahaan setempat. Di Malaysia
misalnya, kemajuan indrustri dan teknologinya tidak bisa dilepaskan dari
komitmen pemerintah yang sejak awal menjunjung tinggi HKI. Antara lain
dengan membentuk badan khusus untuk mengurusi soal HKI yang
langsung diawasi oleh perdana menteri. Badan tersebut terdiri atas pejabat
pemerintah serta pemegang hak cipta, paten, dan merek. Hal serupa juga
terjadi di Jepang. Yukio Kitazuke, Direktur Jendral pada Departemen
Administrasi umum kantor paten Jepang, mencontohkan bagaimana
perusahaan elektronik NEC dan perusahaan otomitif Toyota menjadi
besar, setelah bekerjasama dengan perusahaan barat yang menjunjung HKI
(Kompas, 20 Januari 2000).
Rendahnya pemahaman akan pentingnya HKI ini bisa dilihat dari
data bahwa hanya 3 % kontribusi peneliti Indonesia terhadap Jumlah paten
yang di daftarkan. Itu lebih rendah bila dibandingkan dengan peneliti
Thailand yang menyumbangkan 7 % jumlah paten yang didaftarkan di
badan paten lokal dan Malaysia yang bahkan lebih dari 10 %. (Adiningsih,
N. U dalam Bunga rampai Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)).
Rendahnya tingkat permohonan HKI di Indonesia ini di antaranya
disebabkan oleh pemahaman bahwa untuk mendaftarkan HKI itu berbelit-
belit, memakan waktu, dan biaya yang besar, padahal tidak seperti itu, ada
cara mudah, efisien, dan tidak ribet yaitu melalui jasa konsultan Hak
Kekayaan Intelektual (HKI) untuk membantu mendaftarkan HKI (paten,

13
hak cipta, desain indrustri, merek dagang, rahasia dagang, perlindungan
varietas tanaman (PVT)) baik bagi perorangan, kelompok, dunia bisnis,
indrustri, maupun badan-badan penelitian pemerintah dan swasta.13

13
https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian hak kekayaan intelektual (HKI) adalah yang dibentuk
dari hasil pola pikir manusia yang dapat menghasilkan suatu produk atau
proses yang sangat berguna untuk manusia. HKI itu sendiri tidak dapat
melindungi suatu ide akan tetapi ide yang telah diaplikasikan secara baik
dalam bentuk 2 maupun 3 dimensi.
Sifat-sifat hak kekayaan intelektual : mempunyai jangka waktu
tertentu / terbatas dan bersifat eksklusif serta mutlak.
Jenis-jenis hak kekayaan intelektual dibagi menjadi 2 : menurut
WIPO terdapat hak cipta dan hak kekayaan industri (paten, merek, rahasia
dagang, desain industri, desain tata letak sirkuit terpadu, perlindungan
varietas tanaman). Menurut TRIPS terdapat hak cipta, merek, indikasi
geografis, desai produk industri, paten, rangkaian elektronika terpadu,
perlindungan rahasia dagang, pengenadlian terhadap praktek persaingan
curang / tidak sehat.
Undang-undang HKI telah ada, dengan mengundangkan UU
tentang merek tahun 1885, Secara historis, peraturan perundang-undangan
di bidang kekayaan intelektual di Indonesia telah ada sejak tahun
1840. Pemerintah kolonial Belanda memperkenalkan undang-undang
pertama mengenai perlindungan kekayaan intelektual pada tahun 1844.
UU Hak Cipta dan UU Merek tetap berlaku, namun tidak demikian halnya
dengan UU Paten yang dianggap bertentangan dengan pemerintah
Indonesia. Sebagaimana ditetapkan dalam UU Paten peninggalan Belanda,
permohonan Paten dapat diajukan di Kantor Paten yang berada
di Batavia (sekarang Jakarta), namun pemeriksaan atas permohonan Paten
tersebut harus dilakukan di Octrooiraad yang berada di Belanda. Pada
tahun 1953 Menteri Kehakiman RI mengeluarkan pengumuman yang
merupakan perangkat peraturan nasional pertama yang mengatur tentang

15
Paten, yaitu Pengumuman Menteri Kehakiman no. J.S 5/41/4, yang
mengatur tentang pengajuan sementara permintaan Paten dalam negeri,
dan Pengumuman Menteri Kehakiman No. J.G 1/2/17 yang mengatur
tentang pengajuan sementara permintaan paten luar negeri. Pada tanggal
11 Oktober 1961 Pemerintah RI mengundangkan UU No.21 tahun 1961
tentang Merek Perusahaan dan Merek Perniagaan untuk mengganti UU
Merek Kolonial Belanda. UU No 21 Tahun 1961 mulai berlaku tanggal 11
November 1961. Penetapan UU Merek ini untuk melindungi masyarakat
dari barang-barang tiruan/bajakan.
Pengaturan Hak Kekayaan Intelektual : Hak Cipta (Copyrights) di
atur dalam UU No. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta, Hak Paten (Patent)
di atur dalam UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten, Hak Merek
(Trademark) di atur dalam UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek, Rahasia
Dagang (Trade Secrets) di atur dalam UU No. 30 tahun 2000 tentang
Rahasia Dagang, Desain Industri (Industrial Design) di atur dalam UU No.
31 tahun 2000 tentang Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
(Circuit Layout) di atur dalam UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu, Perlindungan Varietas Tanaman (Plant Variety) di
atur dalam UU No. 29 tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas
Tanaman.
Simbol-simbol terkait hak kekayaan intelektual : TM (Trade
Mark), SM (Service Mark), RM (Registered Mark), C (Copyright).
Tujuan penerapan hak atas kekayaan intelektual : 1.Mengantisipasi
adanya pelanggaran Hak atas Kekayaan Intelektual orang lain.
2.Meningkatkan kompetisi dan juga memperluas pangsa pasar, khususnya
dalam hal komersialisasi kekayaan intelektual. Hal ini mungkin timbul,
karena dengan adanya HKI, akan memberikan motivasi kepada para
pencipta, industri dan masyarakat luas untuk dapat berkarya dan
berinovasi, serta mendapatkan apresiasi dari ciptaannya tersebut.
3.Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi penelitian,
industri dan juga usaha di Kawasan Indonesia.

16
Prinsip-prinsip hak atas kekayaan intelektual : prinsip ekonomi,
keadilan, kebudayaan, sosial.
Pentingnya hak kekayaan intelektual ini mempunyai potensi
ekonomi yang besar, angkanya mencapai triliunan rupiah. Jadi, kalau kita
mempunyai banyak hak paten atau hak cipta maka kita berpotensi untuk
mendapatkan uang triliunan rupiah. Hak kekayaan intelektual ini sangat
penting bagi masyarakat indonesia agar setiap produk, bisnis, dan jasa
yang kita jalankan dapat dilindungi keberadaannya. Pelaksanaan dan
perlindungan HKI akan membantu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

B. Saran
Pada zaman sekarang lebih memperhatikan kembali untuk melakukan
suatu hal apapun itu karena setiap perbuatan sudah diatur pada undang-
undang apalagi pada hak kekayaan intelektual.

17
DAFTAR PUSTAKA

Donandi, Sujana. Hukum Hak Kekayaan Intelektual Di


Indonesia.Yogyakarta:DEEPUBLISH.2019.
Atsar, Abdul. Mengenal Lebih Dekat Hukum Hak Kekayaan
Intelektual.Yogyakarta:DEEPUBLISH.2018.
Banindro, Baskoro Suryo. Implementasi Hak Kekayaan Intelektual (hak
cipta, merek, paten, desain industri) Seni Rupa, Kriya dan
Desain.Yogyakarta:Badan Penerbit ISI.2015.
Tim Redaksi BIP. Undang-undang Hak Cipta, Paten dan
Merek.Jakarta:Bhuana Ilmu Populer.2017.
Arifardhani, Yoyo. Hukum Hak Atas Kekayaan Intelektual “suatu
pengantar”.Jakarta:KENCANA.2020.
Sari, Elsi Kartika & Simangunsong, Advendi. Hukum Dalam
Ekonomi.Jakarta:Grasindo.2007.
http://mangihot.blogspot.com/2016/2/pengertian-sifat-sifat-dan-jenis-
jenis.html?m=1
https://www-dslalawfirm-com.cdn.ampproject.org
https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/hak-kekayaan-intelektual-2
https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org

Anda mungkin juga menyukai