Disusun Oleh:
Sena Adikrisna
PASCA SARJANA
Penulis
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hak kekayaan intelektual merupakan hak yang berasal dari karya, karsa,
dan daya cipta kemampuan intelektualitas manusia yang memiliki manfaat serta
Bentuk nyata dari hasil karya, karsa dan daya cipta intelektualitas manusia tersbut
dapat berupa ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan sastra. Inovasi dan hasil kreasi
berupa materi ataupun bukan materi seperti adanya rasa aman karena dilindungi
dan diakui atas hasil karyanya. Dengan inovasi yag mendapatkan perlindungan
tersebut dapat berupa pembayaran royalty dan tehnical fee, dengan adanya
imbalan ataupun pengakuan kreasi, karya, karsa dan dan cipta manusia di dalam
a. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang di angkat berdasarkan latar belakang diatas yaitu :
5. Apa yang dimaksud dngan hak cipta, hak paten dan hak mrek?
1
Mastur, “perlindungan hokum hak dan kekayaan ntelektual dibidang paten”, jurnal ilmiah ilmu
hokum QISTI, vol. 6 No. 1 januari 2012, hal.65-66
4
6. Lembaga apa yang berhubungan dngan HKI?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HKI
kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia. HKI di
menjadi memiliki nilai. Apabila ditambah dengan manfaat ekonomi yang dapat di
which concerns legal rights associated with creative ef- fort or commercial
nampaknya sangat kental dengan pendekatan hukum. Hal ini logis saja sebab
mengkaji masalah HKI pada akhirnya semua akan bermuara pada konsep hukum,
intellectual.3
Hak kekayaan intelektual itu adalah hak kebendaan, hak atas sesuatu
benda yang bersumber dari hasil kerja otak, hasil kerja rasio. Hasil dari pekerjaan
rasio manuasia yang menalar. Hasil kerjanya itu berupa benda imateril. Benda
tidak berwujud. Kita ambil misalnya karya cipta lagu. Untuk menciptakan alunan
nada (irama) diperlukan pekerjaan otak. Menurut ahli biologi otak bukanlah yang
2
Budi agus riswandi dan M Syamsuddin, hak kekayaan intelektual dan budaya hukum, PT
rajagrafindo persada: Jakarta, cet 1, 2004, hal.31
3
Budi agus riswandi dan M Syamsuddin, hak kekayaan intelektual dan budaya hukum, hal. 32
6
berperan untuk menghayati kesenian, berhayal, menghayati kerohanian, termasuk
juga kemampuan melakukan sosialisasi dan mengendalikan emosi. Fungsi ini juga
stimulan.4
penelitian atau temuan dalam biidang tekknologi juga dirumuskan sebagai hakatas
teknologi, disebut juga sebagai fungsi preposisi verbal linguistis, logis dan analitis
yaitu benda tidak berwujud (benda immaterial). Benda dalam kerangka hukum
B. KLASIFIKASI HKI
4
H.OK. Saidin, S.H,. M.Hum. aspek hukum kekayaan intelektual (intellectual property rights) PT
Rajagrafindo persada : Jakarta, 2006 hal. 9-10
5
H.OK. Saidin, S.H,. M.Hum. aspek hukum kekayaan intelektual (intellectual property rights) PT
Rajagrafindo persada : Jakarta, 2006 hal. 9-10
6
Kartini muljadi dan gunawan widjaja, “seri hokum harta kekayaan : kebendaan pada
umumnya”, kencana : Jakarta, 2003 hal. 7
7
H.OK. Saidin, S.H,. M.Hum. aspek hukum kekayaan intelektual (intellectual property rights) PT
Rajagrafindo persada : Jakarta, 2006 hal. 13
7
Hak cipta sebenarnya dapat lagi diklasifikasikan kedalam dua bagian, yaitu :
hak cipta dan hak yang berkaitan (bersempadan) dengan hak cipta (neighbouring
rights).
a. Patent (paten)
b. Utility models (model dan rancang bangun) atau dalam hokum Indonesia,
komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan dari
padanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberi
kesan estetis dan dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk barang
2001 Tentang Merek Adalah tanda berupa gambar, nama, kata, huruf,
8
H.OK. Saidin, S.H,. M.Hum. aspek hukum kekayaan intelektual (intellectual property rights)
Hal.14
9
Mashoedah,MT. pengenalan HKI (hak kekayaan intelektual), universitas negeri Yogyakarta :
Yogyakarta, 2015, hal. 4
10
Mashoedah,MT. pengenalan HKI (hak kekayaan intelektual), hal. 3
8
e) Trade name (nama niaga atau nama dagang)
asal).
Adalah Perlindungan khusus yang diberikan negara, yang dalam hal ini
Adalah kreasi berupa rancangan tata letak tiga dimensi dari suatu
produk dalam bentuk jadi atau setengah jadi yang didalam terdapat
undangan dibidang hak kekayaan intelektual yang cukup memadai dan tidak
13
Mashoedah,MT. pengenalan HKI (hak kekayaan intelektual), hal. 5
14
Direktorat jendral industry kecil menengah departemen perindustrian, Jakarta : 2007. Hal. 4
9
2. Paten diatur dalam UU No. 14 tahun 2001
tahun 2000
200015
berikut :
15
H.OK. Saidin, S.H. aspek hukum kekayaan intelektual (intellectual property rights.) PT
Rajagrafindo persada : J akarta, 2006 hal. 17
16
Direktorat jendral industry kecil menengah departemen perindustrian, Jakarta : 2007. Hal. 5
10
D. HAK CIPTA
Hak cipta (copy right) adalah hak eksklusif bagi pencita atau penerima hak
pengetahuan, seni dan sastra.17 Yang antara lain dapat sterdiri dari buku, program
computer, ceramah, kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenisdengan itu serta
hak terkait dengann hak cipta. Rakaman suara dan/ atau gambar pertunjukan
Menurut pasal 1 ayat (1) UU No. 28 tahun 2014 tentang hak cipta,
“ hak cipta adalah hak ekslusif pencipta yang tmbul secara otomatis berdasarkan
prinsip eksklusif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
undangan”.19
Sedangkan ciptaan menurut pasal 1 ayat (3) UU No. 2 tahun 2014 tentang hak
cipta adalah “ setiap hasil karya cipta dibidang ilmu pengetahuan seni dan sastra
Hak cipta terdiri atas hak ekonomi (economic right) dan hak moral (moral right).
Hak ekonomi adalah hak untuk mendapatkan manfaat ekonomi atas ciptaan serta
produk hak terkait. Hak moral adalah hak yang melekat pada diri pencipta atau
17
Mashoedah,MT. pengenalan HKI (hak kekayaan intelektual), universitas negeri Yogyakarta :
Yogyakarta, 2015, hal. 2
18
Hak Kekyaan Intelektual, suatu pengantar, Anggota IKAPI, PT Alumni, Bandung, 2004, hal 6
19
Aji wicaksono, “permasalahan klaim budaya terkait Hak kekayaan intelektual suatu bangsa”,
Narada, jurnal desain dan sni, FSDK-LMB, vol 2 edisi 1, 2015. Hal 36
20
Aji wicaksono, “permasalahan klaim budaya terkait Hak kekayaan intelektual suatu bangsa”,
Narada, jurnal desain dan sni, FSDK-LMB, vol 2 edisi 1, 2015. Hal 36
11
pelaku yang tidak dapat dihilangkan atau dihapus tanpa alas an apapun, walaupun
Perlindungan hak cipta tidak diberikan kepada kepada ide atau gagasan
karena karya cipta harus memiliki bentuk yang khas, bersifat pribadi, menunjukan
E. HAK PATEN
paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada inventor atas hasil
melaksanakannya.23
diberikan untuk jangka waku terbatas, dan tujuannya adalah untuk mencegah
pihak lain, termaksuk para inventor independen dari teknologi yang sama,
inventor atau pemegang paten mendapat manfaat ekonomi yang layak atas
informasi yang berkaitan dengan invensi tersebut tersedia secara bebas bagi
21
Undang-undang HKI hak kekayaan intelektual, sinar grafika: Jakarta, cet pertama 2003, hal.3
22
Undang-undang HKI hak kekayaan intelektual, sinar grafika: Jakarta, cet pertama 2003, hal.3
23
Undang-undang HKI hak kekayaan intelektual, sinar grafika: Jakarta, cet pertama 2003, hal.3
24
Ahmadi miru, Hukum merek: cara mudah mempelajari Undang-undang merek, PT Raja
Grafindo Persada :Jakarta, 2005. Hal. 7
12
Invensi adalah ide inventor yang dituangkan kedalam suatu kegiatan
pemecahan masalah yang spesifik dibidang teknologi dapat berupa produk atau
Inventor adalah sesorang yang secara sendiri atau beberapa orang yang secara
menghasilkan invensi.26
E. HAK MEREK
adalah tanda yang berupa huruf-huruf, angka, angka-angka, susunan warna atau
kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dagang dan merek jasa. Merek dagang adalah merek yang digunakan pada barang
Sedangkan merek jasa adalah merek yang digunakan pada jasa yang
Apabila suatu merek digunakan secara sah, yakni didaftarkan maka kepada
pemilik merek tersebut diberi hakatas merek. Hak atas merek adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada pemilik merek yang didaftarkan
25
Ahmadi miru, Hukum merek: cara mudah mempelajari Undang-undang merek, Hal. 7
26
Ahmadi miru, Hukum merek: cara mudah mempelajari Undang-undang merekHal. 7
27
Ahmadi miru, Hukum merek: cara mudah mempelajari Undang-undang merek, Hal. 7
28
Ahmadi miru, Hukum merek: cara mudah mempelajari Undang-undang merek, hal. 11
13
dalam daftar umum merek untuk jangka waktu tertentu dengaan menggunakan
sendiri merek tersebut atau memberikan izin kepada pihak lain untuk
menggunakannya.29
Pemberian izin oleh pemilik merek kepada orang lain ini berupa
pemberian lisensi, yakni pemberian izin kepada orang lain untuk jangka waktu
Secara umum, merek tidak dapat didaftarkan atas dasar permohonan yang
diajukan oleh pemohon yang beitikad tidak baik. Pemohon yang beritikad baik
addalah pemohon yang mendaftarkan mereknya secara layak dan jujur tanpa ada
niat apapun untuk membonceng, meniru, atau menjiplak ketenaran merek pihak
lain demi kepentingan usahanya yang berakibat kerugian pada pihak lain.31
F. KOPERASI SYARIAH
Keuangan Syariah) dan UJKS (Unit Jasa Keuangan Syariah Koperasi). Koperasi
bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah). Unit
Jasa Keuangan Syariah adalah unit usaha pada Koperasi yang kegiatan usahanya
bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai dengan pola bagi
hasil (syariah), sebagai bagian dari kegiatan usaha koperasi yang bersangkutan.
Koperasi syariah adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
29
Ahmadi miru, Hukum merek: cara mudah mempelajari Undang-undang merek, Hal. 12
30
Ahmadi miru, Hukum merek: cara mudah mempelajari Undang-undang merek,
31
Ahmadi miru, Hukum merek: cara mudah mempelajari Undang-undang merek, hal.13
32
Triana sofiani, ”konstruksi norma hukum koperasi syariah dalam kerangka system
hukum koperasi nasional” Jurnal Hukum Islam (JHI) Volume 12, Edisi Desember, 2014, hal 3
14
Tujuan Koperasi Syariah adalah, meningkatkan kesejahteraan anggota pada
tujuan tersebut, maka Koperasi Syariah mempunyai fungsi dan peran sebagai
Prinsip Koperasi Syariah, antara lain: 1). kekayaan adalah amanah Allah swt yang
tidak dapat dimiliki oleh siapapun secara mutlak; 2) manusia diberi kebebasan
khalifah Allah dan pemakmur di muka bumi dan ; 4) menjunjung tinggi keadian
serta menolak setiap bentuk ribawi dan pemusatan sumber dana ekonomi pada
segelintir orang atau sekelompok orang saja. Prinsip- Prinsip dasar lainnya, antara
lain: 1) larangan melakukan perbuatan maysir, yaitu segala bentuk spekulasi judi
33
Triana sofiani, ”konstruksi norma hukum koperasi syariah dalam kerangka system
hukum koperasi nasional” Jurnal Hukum Islam (JHI) Volume 12, Edisi Desember, 2014, hal 4
15
(gambling) yang mematikan sektor riil dan tidak produktif; 2) larangan praktik
usaha yang melanggar kesusilaan dan norma sosial; 3) larangan .gharar yaitu
segala transaksi yang tidak transparan dan tidak jelas sehingga berpotensi
merugikan salah satu pihak; 4) larangan haram yaitu objek transaksi dan proyek
usaha yang diharamkan syariah;.5) larangan riba yaitu segala bentuk distorsi mata
kredit atau pinjaman dan pertukaran/barter lebih antar barang ribawi sejenis.
Pelarangan riba ini mendorong usaha yang berbasis kemitraan dan kenormalan
oleh pihak yang memiliki posisi tawar tinggi terhadap pihak yang berposisi tawar
rendah; 6) larangan ihtikar yaitu penimbunan dan monopoli barang dan jasa untuk
tujuan permainan harga dan; 7) larangan melakukan segala bentuk transaksi dan
dengan maslahat dalam maqashid syari’ah. Selain itu koperasi syariah perlu
memperhatikan beberapa hal seperti: semua kegiatan usaha yang halal, baik dan
kegiatan usahanya peroduk koperasi syaria berupa: Investasi/ kerjasama, jual beli,
sewa menyewa, jasa hiwalah atau anjak piutang, jasa gadai dan jasa
wadiah(titipan).34
G. YAYASAN HKI
administrasi hak cipta paten, merek, desain industri, dan desain tata letak sirkui t
34
Triana sofiani, ”konstruksi norma hukum koperasi syariah dalam kerangka system
hukum koperasi nasional” , hal. 5
16
terpadu. Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (semula disebut Direktorat
Jenderal Hak Cipta, Paten dan Merek) dibentuk pada thaun 1998. Direktorat
Jendral Hak Kekayaan Intelektual yang baik sebagaimana yang diharapkan oleh
masyarakat, baik yang berasal dari dunia industri dan perdagangan, maupun dari
negara yang telah maju. Direktorat Jendral HaKI merupakan institusi yang relatif
masih muda/naru. Oleh sebab itu, dapat dimaklumi seandainya dalam pelaksanaan
berbagai program pelatihan yang intensif telah ada beberapa staf yang memiliki
HaKI untuk diproses ebih lanjut. Di samping itu, pada saat ini, dengan bantuan
dimaksud.37
35
Hak kekayaan intelektual (HAki),”kebijakan pemerintah dalam perlindungan HKI dan
liberalisasi perdagangan jasa profesi dibidang hokum”, direktorat jendral industry kecil
menengan departemen perindustrian, Jakarta, 2007, hal. 5
36
Hak kekayaan intelektual (HAki),”kebijakan pemerintah dalam perlindungan HKI dan
liberalisasi perdagangan jasa profesi dibidang hokum”, hal. 5
37
Hak kekayaan intelektual (HAki),”kebijakan pemerintah dalam perlindungan HKI dan
liberalisasi perdagangan jasa profesi dibidang hokum”, hal.5
17
H. BADAN USAHA MILIK NEGARA (BUMN)
terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu
persen) sahamya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya
mengejar keuntungan.
2. Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak
rumah tangga, sektor swasta maupun sektor luar negeri. Sejalan dengan itu
38
Devi yulianti, “Restrukrisasi BUMN sebagai salah satu rangka reformasi untuk mengmbangkan
perusahaan”, Jurnal Sosiologi, Vol. 17, No. 2, hal. 151
39
Devi yulianti, “Restrukrisasi BUMN sebagai salah satu rangka reformasi untuk mengmbangkan
perusahaan”, hal. 149
18
khususnya dalam mendorong pertumbuhan sektor industri, membuka dan
perpejakan dan bukan perpajakan. Selain itu BUMN juga berperan penting
dalam penyediaan barang dan jasa publik yang belum dapat disediakan oleh
sektor swasta.40
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hak kekayaan intelektual (HKI) adalah hak atas kekayaan yang timbul
40
Devi yulianti, “Restrukrisasi BUMN sebagai salah satu rangka reformasi untuk mengmbangkan
perusahaan”, hal.151
19
HKI diklasifikasikan kedalam dua kelompok besar yaitu hak cipta dan hak
terbatas, bersifat eksklusif dan mutlak, dan bersifat hak mutlak. Adapun perangkat
No 19 tahun 2002, hak Paten diatur dalam UU No. 14 tahun 2001, hak Merek
diatur dalam UU No. 15 tahun 2001, Perlindungan varientas baru tanaman diatur
dalam UU No. 29 tahun 2000, Rahasia dagang diatur dalam UU No. 30 tahun
DAFTAR PUSTAKA
Riswandi, Budi agus dan M.Syamsudin. 2004. hak kekayaan intelektual dan
20
Muljia, Kartini muljadi dan widjaja, gunawan., “seri hokum harta kekayaan :
vol 2
alumni
grafika
system hukum koperasi nasional” Jurnal Hukum Islam (JHI) Volume 12,
Edisi Desember
perindustrian
Yulianti, Devi. “Restrukrisasi BUMN sebagai salah satu rangka reformasi untuk
21